Subjek
SubjekPajak
Pajak
Objek
ObjekPajak
Pajak
Pembukuan
Pembukuan
Pengurangan
Penguranganyang
yangDiperkenankan
Diperkenankan&&Tdk
TdkDpt
Dpt Dikurangkan
Dikurangkan
Penghitungan
PenghitunganPajak
Pajak
Perhitungan
PerhitunganAngsuran
AngsuranPPh
PPhPasal
Pasal25
25
SPT
SPTPPh
PPhBadan
Badan
Page 2
SUBJEK PAJAK
Page 3
PPh dikenakan terhadap….? (Pasal 1 UU PPh)
Page 4
Subjek Pajak Pasal 2 ayat (2) UU KUP
Page 5
SUBJEK PAJAK
DALAM NEGERI
Pasal 2 ayat (3) UU PPh
Page 6
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
Pasal 2 ayat (4)
YANG MENJALANKAN
USAHA ATAU KEGIATAN
MELALUI
BUT DI INDONESIA
Page 7
BENTUK USAHA
TETAP
Pasal 2 ayat (5)
UNTUK MENJALANKAN
USAHA ATAU KEGIATAN
Page 8 DI INDONESIA
Puspenpa 2000
8
Page 9
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
Pasal 2A ayat (1),(2),(3),(4) dan (5)
SPDN SPLN
BADAN BUT
MULAI : MULAI :
SAAT DIDIRIKAN / SAAT MELAKUKAN
BERKEDUDUKAN USAHA/KEGIATAN
DI INDONESIA MELALUI BUT DI
INDONESIA
BERAKHIR :
SAAT DIBUBARKAN ATAU BERAKHIR :
TIDAK LAGI SAAT TDK LAGI MENJALANKAN
BERKEDUDUKAN DI USAHA/KEGIATAN MELALUI BUT
INDONESIA. DI INDONESIA.
Page 10 10
Tidak Termasuk Subjek Pajak Badan
Page 11
OBJEK PAJAK
Page 12
OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (1)
PENGHASILAN
Page 13
Klasifikasi Penghasilan
Page 14
PENGHASILAN MENURUT PAJAK DAN PELAPORANNYA
DALAM SPT TAHUNAN PPh
Penghasilan
(income/revenue)
Sesuai UU Tidak
Sesuai UU
over under
Page 15
Dikenai Tarif Umum Pasal 17
Psl 4/1
Page 16
Penghasilan Dikenai Tarif Umum Pasal 17 (1)
Page 17
Penghasilan Dikenai Tarif Umum Pasal 17 (2)
Page 18
Penghasilan Dikenai Tarif Umum Pasal 17 (3)
Page 19
Penghasilan Dikenai Tarif Umum Pasal 17 (4)
Page 20
Penghasilan Dikenai Tarif Umum Pasal 17 (5)
Page 21
Dikenai Pajak Bersifat Final
Page 22
Konsekuensi Pengenaan PPh Final
CASE : SEWA
treatment
Page 23
Dikecualikan dari Objek Pajak
Page 24
Dikecualikan dari Objek Pajak (1)
Page 25
Contoh
Tuan A ingin menambah modalnya di PT X
dengan menyerahkan sebuah gudang . Nilai sisa
buku fiskal gudang sebelum penyerahaan adalah
Rp. 500 jt. sedangkan harga pasarnya Rp. 1
miliar. Maka PT. X Mencatat setoran modal
berupa gudang dari Tuan A sebesar Rp. 1 Miliar.
Sedangkan Tuan A mengakui keuntungan
pengalihan harta sebesar harga pasar gudang
(Rp. 1 miliar ) dikurangi NSBF-nya (Rp. 500 jt ) =
sebesar Rp.500 juta
Page 26
Dikecualikan dari Objek Pajak (2)
Page 27
Dikecualikan dari Objek Pajak (3)
Page 28
Dikecualikan dari Objek Pajak (4)
Page 29
PEMBUKUAN
Page 30
Pembukuan menurut UU Pajak (Pasal 28 UU KUP)
Page 31
PENGERTIAN PEMBUKUAN
Pasal 1 angka 26 UU KUP
MELIPUTI
Harta
Kewajiban
Modal
Penghasilan dan Biaya
Harga Perolehan dan Penyerahan Barang/Jasa
Page 33
ALUR PENYUSUNAN SPT TAHUNAN PPh
BADAN
Koreksi Fiskal
over under
Page 35
PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL
Page 36
Apa Yang Dapat diSusutkan/Diamortisasi ?
Aktiva Tetap:
harta perusahaan yang dimiliki untuk menciptakan
penghasilan dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis)
lebih dari satu tahun. Terhadap aktiva ini diperkenankan
untuk dilakukan alokasi pembebanan biaya melalui
penyusutan dan dibebankan sebagai pengurang penghasilan
bruto.
Page 37
Harga Perolehan (1)
Page 38
Harga Perolehan (2)
Page 39
Contoh :
Tuan A ingin mesin yang dimilikinya ditukar
dengan mobil yang dimiliki Tuan B. Harga pasar
mesin tersebut Rp. 5.000.000 dengan Nilai buku
fiskal (NSBF) Rp. 1.000.000. Mobil Tuan B sendiri
memiliki harga pasar Rp. 6.000.000 dengan NSBF
Rp. 3.000.000. TN A MENAMBAH UANG
SEBESAR 1 JUTA
Berapa keuntungan/kerugian yang didapat dari
transaksi tersebut ?
Page 40
Metode Penyusutan
– Bukan Bangunan
Page 41
Klasifikasi Aktiva Tetap
Bangunan
Tidak Permanen (10 th)
Aktiva Tetap
I (4 th)
II (8 th)
Bukan Bangunan
III (16 th)
1. BUKAN
BANGUNAN
- KELOMPOK 1 4 THN 25 % 50 %
- KELOMPOK 2 8 THN 12,5 % 25 %
- KELOMPOK 3 16 THN 6,25 % 12,5 %
- KELOMPOK 4 20 THN 5 % 10 %
2. BANGUNAN
- PERMANEN 20 THN 5 % -
- TDK PERMANEN 10 THN 10 % -
- KELOMPOK 1 4 THN 25 % 50 %
- KELOMPOK 2 8 THN 12,5 % 25 %
- KELOMPOK 3 16 THN 6,25 % 12,5 %
- KELOMPOK 4 20 THN 5 % 10 %
Page 44 44
ILUSTRASI PENYUSUTAN DENGAN METODE SALDO MENURUN
Pada tanggal 5 Juli 2010, PT.ABC membeli sepeda motor untuk operasional
kantor seharga Rp 12.000.000. Menurut akuntansi, estimasi masa maanfaat
menurut manajemen 5 tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. Untuk
perpajakan, WP menyusutan dengan metode saldo menurun.
Harga
Tahun Perolehan Perhitungan Beban Akumulasi Nilai Buku
Penyusutan Fiskal Penyusutan Penyusutan Akhir Tahun
6/12 x 50% x Rp
2010 12,000,000 12.000.000 3,000,000 3,000,000 9,000,000
Page 46
ISU PERPAJAKAN TERKAIT INVENTORY
Page 47
Contoh : AVERAGE
(Penjelasan Pasal 10 ayat (6) UU 36 / 2008
Rp 2,150 Rp 1,075
Page 48
9 + 12 = 21/2 = 10,50 9+12+11,25 = 32,25/3 = 10,75
Contoh : FIFO
(Penjelasan Pasal 10 ayat (6) UU 36/ 2008
MPKP
Page 49
Contoh : LIFO
(Tidak Diperkenankan UU 36 / 2008)
MTKP
Rp 2,325 Rp 900
Page 50
Asumsi Diketahui Sales ,Purchase & Tax 10 %
FIFO, AVERAGE & LIFO
Comparison
Page 51
FIFO, AVERAGE & LIFO
Comparison
Page 53
BIAYA BUNGA
Apabila terdapat penempatan deposito/
tabungan yang dananya langsung/tidak
langsung berasal dari dana pinjaman yang
dibebani bunga, maka
– Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya
atau lebih kecil dibanding jumlah rata-rata deposito
atau tabungan, maka bunga atas pinjaman tersebut
seluruhnya tidak dapat dikurangkan sebagai
biaya
– Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar
dibanding jumlah rata-rata deposito atau tabungan,
maka bunga atas pinjaman yang boleh
dikurangkan sebagai biaya adalah biaya bunga
atas selisih antara jumlah rata-rata pinjaman
dengan jumlah rata-rata deposito atau tabungan.
– Misalnya ;
Jumlah rata-rata pinjaman dalam 1 tahun =Rp
150.000.000,00
Jumlah rata-rata deposito dalam 1 tahun =Rp 40.000.000,00
Bunga pinjaman seluruhnya =Rp 30.000.000,00
Bunga pinjaman yang dapat dikurangkan sebagai biaya
= {(150 juta - 40 juta) / 150 juta} x Rp 30 juta = Rp 22 Juta.
Page 54
Biaya Entertainment
Page 55
Biaya Pemakaian Ponsel & Kendaraan
PONSEL
– Biaya Pembelian: Penyusutan kelompok I 50%
– Biaya Pulsa : Biaya Rutin 50%
KENDARAAN SEDAN
Page 56
Sumbangan (PP 93/2010)
Page 57
Syarat Sumbangan (PP 93/2010)
Page 58
Ketentuan terkait Sumbangan (PP 93/2010)
back
Page 59
PENGHITUNGAN PAJAK
Page 60
PERHITUNGAN PPh TERUTANG
22 KOREKSI POSITIF
KOREKSI NEGATIF
66 PPh TERUTANG
Page 62
Page 63
TARIF PAJAK
WP BADAN
SINGLE RATE TARIF PAJAK
• 2009 28%
• 2010 25%
• Peredaran bruto s/d 50 Milyar 50% lebih rendah
Page 64
PPh Terhutang ...................... ?
Page 65
Menghitung PPh Kurang/Lebih bayar
Page 66
Page 67
Kredit Pajak
dikreditkan berdasarkan
PPh Psl. 22
bukti pemotongan pajak,
PPh Psl. 23
(bukan PPh Final)
PPh Psl. 24
Page 69
PPh Pasal 23
Page 70
PPh Pasal 24
Page 71
PPh Pasal 24
Pengh. LN
MKPLN = X PPh Terutang
PKP
Page 72
CONTOH PENGHITUNGAN KREDIT PAJAK:
KREDIT PAJAK :
Page 73 73
PPh Yang Dibayar Sendiri
Page 74
Surat Tagihan Pajak (STP) PPh Pasal 25
Tdk dpt
Dikreditkan maupun
dibiayakan
Page 75
ANGSURAN PPh PASAL 25
Page 76
ANGSURAN PAJAK DALAM TAHUN BERJALAN
Pasal 25 ayat (1)
DIKURANGI
Page 77
12 (DUA BELAS) ATAU BANYAKNYA BULAN 77
DALAM BAGIAN TAHUN PAJAK
CONTOH PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh 25
Page 78 78
CONTOH PENGHITUNGAN KREDIT PAJAK:
KREDIT PAJAK :
Page 79 79
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN
BERJALAN DALAM HAL-HAL TERTENTU
Pasal 25 ayat (6)
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
BERWENANG
Page 81
Angsuran PPh Pasal 25 Bagi Wajib Pajak yang Memperoleh Penghasilan
Tidak Teratur
Mengingat penghasilan
yang tidak teratur belum
tentu diterima lagi di tahun
berikutnya, maka
penghasilan yang dipakai
sebagai dasar
penghitungan angsuran
PPh Pasal 25 dalam
tahun berikutnya adalah
hanya berdasarkan
penghasilan teratur
Page 82
SPT PPh BADAN
SPT PPh BADAN
Page 83
Setor dan Lapor
Page 84
Format
Page 85