Disusun oleh:
Muhammad Revanza Dwi Anugerah
210211035
Ilmu Komunikasi - PR21B
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................................4
1.2 Identifikasi Masalah...................................................................................................................4
1.3 Maksud dan Tujuan...................................................................................................................5
1.4 Manfaat Dalam Bidang Akademis dan Masyarakat Sosial........................................................5
BAB 2....................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................7
2.1 Landasan Teori..........................................................................................................................7
2.2 Hubungan Teori dan Kasus........................................................................................................9
BAB 3..................................................................................................................................................11
PROBLEM SOLVING........................................................................................................................11
3.1 Analisis Teori Terhadap Kasus................................................................................................11
3.2 Solusi.......................................................................................................................................12
3.3 Kesimpulan..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15
KLIPING.............................................................................................................................................16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
yang paling banyak terjadi adalah re-admisi dimana pasien yang sedang dalam
perawatan dan belum sembuh total disuruh pulang ke rumah. Setelah itu, pasien akan
masuk kembali ke rumah sakit untuk berobat. Dalam kasus lain, masih banyak
tindakan-tindakan diskriminatif terhadap pasien BPJS.
Data diatas selaras dengan apa yang ditemukan oleh Ombudsman1 yang
mendapati 700 pengaduan sepanjang tahun 2021-2022. Mayoritas pengaduan yang
diterima soal penolakan pasien BPJS Kesehatan di rumah sakit dengan alasan kuota
terbatas.
Dikutip dari website BBC, semua perlakuan diskriminasi itu bermula karena
tariff Inasibijis2 atau INA-CBG di rumah sakit dan kapitasi 3 di puskesmas sangat
rendah serta tak ada kenaikan sejak 2016 sampai 2022. Tarif INA-CBG adalah paket
layanan yang didasarkan pada pengelompokkan diagnosis penyakit dan prosedur,
meliputi seluruh sumber daya rumah sakit yang digunakan dalam pelayanan baik
medis maupun nonmedis.
Pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan memutuskan menaikkan tarif INA-
CBG sebesar 9,5% dengan harapan perlakuan diskriminatif terhadap pasien BPJS
tidak pernah terjadi lagi.
5
teori terhadap kasus sekaligus mendapatkan pengetahuan baru tentang sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia.
Selain bidang akademis, penulis juga berharap makalah ini memiliki manfaat di
lingkungan masyarakat social. Melalui makalah ini, ada beberapa saran dan juga
identifikasi masalah. Dengan itu para pemangku kepentingan dapat mengetahui masalah
apa yang sebenarnya terjadi serta dapat menemukan solusi yang tepat. Jika hal itu terjadi
maka yang akan mendapatkan manfaatnya adalah masyarakat sosial.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
b. Etika Profesi
Etika Profesi adalah cabang etika yang berkaitan dengan prinsip-prinsip moral
yang berlaku dalam konteks pekerjaan atau profesi tertentu. Etika profesi membahas
tentang tanggung jawab moral yang melekat pada praktisi dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya.
Setiap Profesi memiliki kode etik atau standar etik yang ditetapkan untuk
mengatur perilaku anggotanya. Kode etik ini memberikan pedoman tentang
bagaimana seorang professional harus berperilaku, menjaga integritas, bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya. Kode etik juga berfungsi sebagai landasan
untuk menyelesaikan dilema moral yang mungkin muncul dalam praktik profesi.
Beberapa prinsip etika yang sering muncul dalam etika profesi antara lain
sebagai berikut:
1. Integritas, menjaga kejujuran dan moralitas dalam semua aspek pekerjaan
professional.
7
2. Kompetensi, memiliki pengetahuan dan kapasitas yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas dengan baik serta memberikan layanan berkualitas kepada
masyarakat.
3. Kerahasiaan. Menjaga privasi dan kerahasiaan informasi publik atau pihak yang
terlibat dalam praktik profesional.
4. Keadilan, memperlakukan semua individu secara adil, tanpa diskriminasi
berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, atau faktor-faktor lainnya.
5. Pertanggungjawaban, bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang
diambil dalam praktik profesional, serta menerima konsekuensi yang mungkin
timbul dari tindakan tersebut.
6. konflik kepentingan, mengelola dengan hati-hati dan menghindari konflik
kepentingan yang dapat merugikan masyarakat.
Selain itu etika profesi juga melibatkan prinsip-prinsip seperti pelayanan
kepada masyarakat, penghindaran penyalahgunaan kekuasaan, transparansi,
kolaborasi dengan profesi lain, dan peningkatan terus-menerus melalui pendidikan
dan pengembangan profesi.
Etika profesi menjadi penting karena memastikan praktisi bekerja dengan
integritas dan mengutamakan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi. Dengan
mematuhi kode etik dan prinsip etika profesi, seorang pekerja dapat membangun
kepercayaan dan menjaga reputasi profesi mereka serta menjalankan peran secara
efektif.
8
2. Etika Konsekuensialisme
Etika Konsekuensialisme menilai tindakan berdasarkan akibat atau konsekuensi
yang dihasilkan. Dalam konteks kesehatan, tenaga kesehatan harus
mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka terhadap pasien dan
masyarakat. secara keseluruhan. Para nakes juga harus berupaya untuk mencapai
hasil paling menguntungkan dan mengurangi kerugian sebanyak mungkin.
Contohnya, dalam pengambilan keputusan medis, nakes harus
mempertimbangkan manfaat dan resiko yang mungkin timbul untuk pasien.
3. Etika Keperawatan
Etika keperawatan merupakan pendekatan etika yang khusus dikembangkan
dalam konteks perawatan kesehatan. Etika keperawatan menekankan pada nilai-
nilai seperti perhatian, empati, kepedulian, dan integritas dalam memberikan
perawatan kepada pasien. Tenaga kesehatan diharapkan menjaga hubungan
terapeutik dengan pasien, menghormati keunikan setiap individu, dan
memprioritaskan kesejahteraan pasien. Etika keperawatan juga menekankan
pentingnya komunikasi yang jujur dan empatik antara tenaga kesehatan dan
pasien.
Setiap teori etika profesi ini memberikan panduan dan prinsip yang dapat
membantu praktisi khususnya tenaga kesehatan (dalam kasus ini) dalam membuat
keputusan moral yang kompleks dan menghadapi dilema etika dalam praktik
sehari-hari. Penting bagi tenaga kesehatan untuk menggabungkan prinsip-prinsip
etika profesi ini dalam praktik mereka agar dapat memberikan perawatan yang
bermutu dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang mendasarinya.
9
b. Hubungan Studi Kasus Dengan Etika Konsekuensialisme
Prinsip-prinsip pada etika ini menekankan pada konsekuensi atau akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan atau keputusan yang diambil. Pada kasus ini, Ketiga
oknum nakes divideo tersebut seakan tidak memikirkan apa konsekuensi yang
ditimbulkan dari perbuatan mereka. Akibat yang ditimbulkan bukan hanya
ditanggung oleh mereka bertiga, tetapi seluruh tenaga kesehatan dan instansi terkait
juga terkena imbasnya. Hal ini sangat bertentangan dengan etika konsekuensialisne
karena banyak sekali pihak yang dirugikan atas viralnya video tersebut. Walaupun
sudah dihapus, jejak digital dan jatuhnya kepercayaan publik tidak akan bisa
dihilangkan hanya dengan klarifikasi dan permintaan maaf.
10
BAB 3
PROBLEM SOLVING
11
memperoleh perlindungan kesehatan, dan mereka berhak menerima manfaat sesuai
dengan kontribusi tersebut.
5. Pemisahan Antara Pasien Miskin dan Pasien Mampu
Hal ini bertentangan dengan prinsip kesetaraan dan solidaritas dalam sistem
kesehatan. Semua individu tanpa memandang status ekonomi mereka seharusnya
memiliki akses yang sama terhadap pelayanan kesehatan.
Penting dicatat bahwa pernyataan ini didasarkan pada asumsi bahwa membeda-
bedakan pasienumum dengan pasien BPJS tidak sesuai dengan kebijakan atau aturan
yang berlaku di Indonesia. Jika terdapat peraturan atau kebijakan yang memungkinkan
perbedaan perlakuan antara pasien umum dan pasien BPJS, analisis masalah ini perlu
disesuaikan dengan konteks hukum dan kebijakan yang berlaku.
12
4. Pengawasan dan Pengaduan
Penting bagi lembaga kesehatan untuk memiliki mekanisme pengawasan yang efektif
dan saluran pengaduan yang aman bagi pasien yang mengalami diskriminasi. Pasien
harus merasa diperlakukan secara adil dan memiliki jalan untuk melaporkan insiden
diskriminasi. Laporan tersebut harus ditindaklanjuti dengan serius dan tindakan
disiplin atau perbaikan harus diambil terhadap nakes yang melanggar prinsip-prinsip
etika.
5. Promosi Budaya Kesetaraan
Menumbuhkan budaya kesetaraan diseluruh sistem perawatan kesehatan sanga
penting. Ini melibatkan semua anggota tim kesehatan, termasuk manajemen rumah
sakit, pimpinan klinis, dan staf lainnya dalam menghormati dan mempromosikan hak
asasi manusia, kesetaraan, dan non-diskriminasi dalam setiap aspek pelayanan
kesehatan.
Perbaikan permasalahan nakes ini membutuhkan komitmen kolektif dari seluruh sistem
perawatan kesehatan. Dengan menerapkan solusi-solusi ini, diharapkan akan tercipta
lingkungan pelayanan kesehatan yang inklusif, adil, dan profesional untuk semua pasien
Kasus pelanggaran etika profesi kesehatan merupakan hal serius yang perlu ditangani
dengan tegas. Berikut adalah beberapa saran untuk menghadapi kasus semacam itu:
3. Menghormati hak asasi manusia: Selama proses penyelidikan dan tindakan lanjutan,
penting untuk menghormati hak asasi manusia dari tenaga kesehatan yang terlibat dalam
kasus tersebut. Mereka memiliki hak untuk membela diri, mendapatkan perlakuan yang
adil, dan dianggap tidak bersalah sampai terbukti sebaliknya.
13
4. Pelatihan dan pengawasan: Institusi kesehatan harus memastikan bahwa tenaga
kesehatan mendapatkan pelatihan yang memadai mengenai etika profesi kesehatan, serta
menegakkan standar etika yang tinggi dalam praktik sehari-hari. Pengawasan yang ketat
juga diperlukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan menindaklanjuti jika
pelanggaran terdeteksi.
5. Sanksi yang tegas: Jika pelanggaran terbukti, institusi kesehatan harus memberlakukan
sanksi yang sesuai terhadap tenaga kesehatan yang terlibat. Sanksi ini dapat berupa
teguran, penundaan izin praktik, pemecatan, atau tindakan disipliner lainnya, sesuai
dengan tingkat pelanggaran dan kebijakan yang berlaku.
7. Meningkatkan kesadaran etika: Selain tindakan penegakan dan sanksi, penting untuk
meningkatkan kesadaran etika dalam profesi kesehatan secara keseluruhan. Edukasi dan
pelatihan yang terus-menerus mengenai etika dan nilai-nilai profesi harus diberikan
kepada tenaga kesehatan, baik di tingkat pendidikan maupun di tempat kerja.
Kasus pelanggaran etika profesi kesehatan tidak boleh diabaikan, karena dapat merusak
kepercayaan publik terhadap sistem kesehatan. Dengan mengambil tindakan yang tegas
dan proaktif
3.3 Kesimpulan
Kasus ini menunjukkan pelanggaran prinsip-prinsip etika dan profesionalisme dalam
pelayanan kesehatan. Diskriminasi dalam pelayanan kesehatan adalah tidak etis dan
merugikan pasien serta melanggar hak asasi manusia. Dalam menghadapi permasalahan
ini, solusi yang ditawarkan meliputi kesadaran dan pelatihan etika, implementasi kode
etik yang jelas, peningkatan komunikasi, pengawasan dan pengaduan yang efektif, serta
promosi budaya kesetaraan.
14
Dalam kesimpulannya, penting untuk mengingat bahwa setiap individu memiliki hak
yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan tidak boleh ada
diskriminasi berdasarkan ras, agama, gender, atau faktor lain. Nakes memiliki tanggung
jawab moral dan profesional untuk memberikan perawatan yang setara dan adil kepada
semua pasien tanpa membeda-bedakan.
Peningkatan kesadaran, pelatihan, dan penerapan kode etik yang tegas akan membantu
mengatasi masalah ini. Komunikasi yang sensitif terhadap perbedaan budaya dan nilai-
nilai pasien, serta pengawasan yang ketat terhadap pelanggaran etika, juga diperlukan
untuk menjaga standar pelayanan kesehatan yang tinggi. Melalui langkah-langkah ini,
diharapkan akan tercipta lingkungan pelayanan kesehatan yang inklusif, adil, dan
profesional untuk semua pasien.
15
DAFTAR PUSTAKA
Buku Referensi
TEORI & PROFESI KEHUMASAN karya M. Linggar Anggoro tahun 2008
E-Book
PROFESSIONAL ETHICS IN CRIMINAL JUSTICE: BEING ETHICS WHEN NO
ONE IS LOOKING karya Jay S. Albanese (terjemahan)
PROFESSIONALISM AND ETHICS IN MEDICINE: A STUDY GUIDE FOR
PHYSICIANS-IN-TRAINING karya Laura Weiss Roberts (terjemahan)
Materi Power Point Perkuliahan Etika Profesi PR
Internet
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cn06g268n6vo
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.detik.com/
edu/detikpedia/d-6362040/apa-itu-ombudsman-ini-pengertian-hingga-tugasnya
%23:~:text%3DOmbudsman%2520adalah%2520lembaga%2520negara%2520yang,oleh
%2520penyelenggara%2520negara%2520dan
%2520pemerintahan.&ved=2ahUKEwi7w8P3kv7-
AhWiTGwGHauFB5gQFnoECAcQBQ&usg=AOvVaw0UvoxUDoAh21YP5LN5GoDQ
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://bisnis.tempo.co/
amp/1127689/angka-defisit-bpjs-kesehatan-melonjak-apa-saja-
penyebabnya&ved=2ahUKEwjHkKGalf7-AhVs-
zgGHX_sC0UQFnoECAkQBQ&usg=AOvVaw34k_GvA5uZjMnTED0ks6bx
16
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://sulbar.bpk.go.id/wp-
content/uploads/2015/12/5.Lamp-Tulisan-hukum_Dana-Kapitasi-
Puskesmas_rev.pdf&ved=2ahUKEwj2kd6Slv7-
AhV66jgGHUSUDsMQFnoECAwQBg&usg=AOvVaw3uHP2Yfd59ho7GKAAivVNQ
KLIPING
17