Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KASUS

Kelalaian Rumah Sakit Terhadap Pasien Pengguna BPJS

NAMA : ADINDA NUR OCTAVIA

NIM : 31118182

KELAS: 4D- FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah dengan judul “Kelalaian
Rumah Sakit Terhadap Pasien Pengguna BPJS”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas ujian akhir semester genap, pada mata kuliah Per Undang-undangan kefarmasian.

Sebuaah penghargaan bagi penulis diberikannya tugas ini, karena dengan ini penulis
dapat mengetahui mengenai kasus ” Kelalaian Rumah Sakit Terhadap Pasien Pengguna
BPJS”. Yang pasti bermanfaat menambah ilmu dan pengetahuan penulis maupun pembaca.

Sebagai penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat banyak kekurangan terutama dibagian isi. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
mata kuliah Per Undang-undangan kefarmasian yang telah memberikan tugas ini, serta rekan-
rekan yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis
makalah ini. Terima kasih.

Ciamis, 5 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pelayanan Rumah Sakit.............................................................................................3


2.2 Kasus.........................................................................................................................4
2.3 Penyelesaian Kasus...................................................................................................5

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun
masyarakat. Gangguan kesehatan yang terjadi pada masyarakat akan berpengaruh terhadap
pembangunan suatu negara dan akan menimbulkan kerugian di bidang ekonomi. Pemerintah
dituntut untuk mampu menciptakan suatu sistem pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas. Kesehatan mempunyai peranan penting dalam hidup masyarakat, karena
kesehatan merupakan aset kesejahteraan badan, jiwa, dan sosial bagi setiap individu.(Monica
Pertiwi, 2011).
Kualitas pelayanan di rumah sakit menjadi salah satu faktor penting dalam memenuhi
hak masyarakat untuk kesehatan. Di sisi lain, kualitas pelayanan di rumah sakit tampil
dengan fenomena yang unik, karena dimensi dan indikator yang berbeda antara orang-orang
yang terlibat dalam pelayanan. Untuk mengatasi perbedaan tersebut, seharusnya digunakan
pedoman dasar penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan dan
tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan terarah pada pelayanan
kesehatan yang sempurna dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap pasien. Dengan
demikian, mutu pelayanan kesehatan adalah segala yang menunjukkan tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.(Tri Rini Puji
Lestari, 2010).
Menindak lanjuti kewajiban penyelengaraan pelayanan kesehatan, negara telah
membuat berbagai macam program pelayanan kesehatan agar dapat dinikmati semua
kalangan masyarakat, contohnya seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan. Program tersebut telah diselenggarakan dan diakomodir oleh para penyedia
pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit yang merupakan salah satu tempat dimana
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Akan tetapi untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari program-program tersebut, dewasa ini masih dirasa sulit oleh
sebagian masyarakat, terutama masyarakat golongan menengah kebawah. Sebagian
masyarakat yang menjadi pasien di rumah sakit, ternyata masih belum dapat memperoleh
pelayanan kesehatan yang sebagaimana mestinya, bahkan terdapat kesengajaan dari pihak
rumah sakit untuk menelantarkan pasien. Hal itu terbukti dengan masih terjadinya beberapa
kasus penelantaran pasien di Indonesia (Ahsan, 2014)
Belakangan ini terjadi kasus yang terkait dengan pelayanan kesehatan di salah satu
rumah sakit. Dimana menimpa salah seorang pasien pengguna bpjs kesehatan yang
dikabarkan bahwa pasien tersebut masuk ruang ICU namun pasien tersebut tidak masuk
ruang perawatan, namun pasien dan keluarganya ditempatkan di selasar rumah sakit dan tidak
diberi pelayanan kesehatan dengan baik dari perawat maupun dokter hingga mengakibatkan
pasien tersebut meninggal dunia,hal ini diduga akibat kelalaian dalam penanganan pada
pasien. Padahal pasien tersebut telah terdaftar BPJS kelas III. Dalam hal ini pihak rumah sakit
belum menerapkan prinsip kesetaraan, prinsip keadilan serta belum menjunjung nilai
kemanusiaan. Dalam kondisi apapun, seharusnya seorang pasien yang sedang membutuhkan
penanganan medis, secepat mungkin harus memperoleh pelayanan kesehatan tanpa
penundaan dari pihak rumah sakit.
Kasus penelantaran pasien oleh rumah sakit merupakan fakta yang jarang terjadi
diketahui oleh publik, padahal praktiknya sering terjadi. Sebab dalam praktik
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, hanya pihak pasien dan pihak rumah sakit yang
mengetahui dan mengalami pelaksanaannya, telah sesuai belum dengan Standard Operating
Procedure (SOP) rumah sakit dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien selaku
pihak yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan kasus diatas, keluarga pasien
berhak untuk menuntut rumah sakit atas kelalaian yang telah dilakukan hingga
mengakibatkan pasien meninggal dunia, sesuai hukum yang berlaku karena hal ini
merupakan tindakan yang melanggar hukum dan norma.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa unsur kelalaian pada pasien pengguna BPJS yang dilakukan rumah sakit
sehingga mengakibatkan tuntutan hukum?
2. Bagaimana tuntutan hukum pasien pengguna BPJS terhadap rumah sakit yang
melakukan kelalaian?

1.3 Tujuan
1. Memperoleh jawaban atas permasalahan mengenai kelalaian pada pasien pengguna
BPJS yang mengakibatkan tuntutan hukum

2
2. Mengetahui tuntutan hukum pasien pengguna BPJS terhadap rumah sakit yang
melakukan kelalaian

3
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pelayanan Rumah Sakit


Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Menurut Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dimaksud kesehatan adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Rumah sakit adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik yang mempunyai
tanggung jawab publik atas setiap pelayanan jasa publik kesehatan yang diselenggarakannya.
Tanggung jawab publik Rumah Sakit yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau berdasarkan prinsip aman, menyeluruh, non diskriminatif, partisipatif
dan memberikan perlindungan bagi masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan
juga bagi penyelenggara pelayanan kesehatan demi untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah
sakit (Maulana, 2019).
Secara umum, kualitas pelayanan di rumah sakit dapat dilihat dari tiga hal: pertama
aspek struktur, yang dilihat dari kondisi sarana fisik, peralatan, dana, tenaga kesehatan dan
non kesehatan, serta pasien. Kedua, proses yang meliputi kondisi manajemen interpersonal,
teknis dan pelayanan keperawatan rumah sakit yang tercermin pada tindakan medis dan non
medis kepada pasien. Ketiga outcome, yang terlihat dari penampilan keprofesian (aspek
klinis), efisiensi dan efektifitas, keselamatan dan kepuasan pasien (selaku konsumen) (Tri
Rini Puji Lestari, 2010).
Dalam pelayanannya pasien berhak menggunakan kartu jaminan kesehatan serta
mendapatkan pelayanan yang baik. BPJS adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang
dibentuk oleh pemerintah sebagai badan hukum publik. Tujuannya adalah untuk memberikan
jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dari berbagai kelas di Indonesia. BPJS
kesehatan merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berubah menjadi Badan Hukum
Publik yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan
bagi seluruh rakyat Indonesia. Program ini melayani berbagai lapisan dari kalangan

4
masyarakat. BPJS Kesehatan ditujukan untuk memberikan proteksi agar seluruh lapisan
masyarakat mendapatkan akses kesehatan secara merata (Monica Pertiwi, 2011).
Pasien sebagai orang yang mendapatkan pelayanan dari rumah sakit mempunyai
perlindungan hukum, yaitu perlindungan mengenai hak dan kewajibannya, dan perlindungan
dari kelalaian atau kesalahan yang dilakukan oleh rumah sakit dalam pelayanannya. Adapun
perlindungan pasien yang dimaksud dapat dilihat dalam UndangUndang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan.(Diana Indramaya, 2019)

2. 2 Kasus

Rabu, 12 Februari 2020| 17:51 WIB

Berdasarkan blog berita Republika.co.id, penulis memberitahukan bahwa terjadi kasus


penelantaran pasien yang menggunakan BPJS. Kasus tersebut terjadi di salah satu Rumah
Sakit di Lampung. Bahwa pasien tersebut merupakan pasien rujukan dari sebuah Desa yang
berada di daerah Lampung Selatan, sejak masuk ICU pasien tersebut tidak masuk ruang
perawatan. Namun pasien dan keluarganya berada di selasar Rumah Sakit. Menurut beberapa
pengunjung Rumah Sakit, kejadian tersebut ramai setelah bapak dan ibu pasien berteriak dan
berucap sekeras-kerasnya. Ucapan bapak korban, bahwa pasien tersebut telah terdaftar di
BPJS kelas III, namun tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dari dokter dan perawat.

5
Hingga video keluarga pasien BPJS yang mengamuk tersebut, beredar luas di media sosial
sejak Senin petang. Dalam video tersebut, hanya tampak petugas keamanan rumah sakit, dan
tidak tampak dokter dan perawat. BPJS Kesehatan Bandar Lampung menyatakan, pasien
yang meninggal dunia di selasar RSUD Abdul Moeloek Lampung adalah peserta aktif JKN-
KIS kelas III. Petugas BPJS telah mengecek keberadaan pasien tersebut selama dirawat di
rumah sakit. Petugas BPJS Kesehatan Bandar Lampung telah mendatangi RSUD Abdul
Moeloek untuk mengecek kronologis kejadian meninggalnya pasien BPJS tersebut yang
diduga meninggal dunia karena terlantar. Mengenai hasil investigasi petugas BPJS di RSUD
Abdul Moeloek terkait dengan tidak adanya pelayanan rumah sakit dan meninggal di selasar
atau lorong bukan dalam ruangan perawatan. Petugas BPJS juga masih berupaya
menghubungi keluarga korban untuk meminta keterangan terkait selama perawatan di RSUD
Abdul Moeloek hingga meninggal dunia. Dari hasil investigasi petugas BPJS Kesehatan
Bandar Lampung ditemukan kelalaian pihak rumah sakit, tentunya akan ditegur dengan
peringatan pertama. Bila belum juga berubah, maka dilanjutkan peringatan kedua, dan
terakhir sanksi.

2. 3 Penyelesaian Kasus
Berdasarkan kasus tersebut merupakan suatu kasus penelantaran dan kelalaian Rumah
Sakit kepada pasien yang sampai mengakibatkan pasien meninggal dunia. Hal ini merupakan
kasus yang sudah berkaitan dengan hukum dan norma. Keluarga pasien berhak menuntut atas
kelalaian yang sudah dilakukan oleh Rumah sakit, karena pasien sebagai orang yang berhak
mendapatkan perlindungan hukum, yaitu perlindungan hak dan kewajiban nya sesuai dengan
Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 pada pasal 5 ayat 2 dikatakan bahwa setiap
orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh keluarga pasien pada kasus tersebut berdasarkan
hukum bahwa keluarga pasien berhak menuntut sesuai dengan ketentuan pidana Undang-
Undang No.39 Tahun 2009 pada Bab XX yang menyatakan bahwa Pimpinan fasilitas
pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada
fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama
terhadap pasien yang dalam keadaan gawat (Pasal 32 atau Pasal 85), dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah). Dalam hal perbuatan tersebut di atas, mengakibatkan terjadinya kecacatan atau

6
kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) (pasal 190) (Ii et al., 2013).

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rumah sakit adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik yang mempunyai
tanggung jawab publik atas setiap pelayanan jasa publik kesehatan yang
diselenggarakannya.Pelayanan di Rumah Sakit merupakan hal yang sangat harus
diperhatikan. Kasus penelantaran pasien oleh rumah sakit merupakan fakta yang jarang
terjadi diketahui oleh publik, padahal praktiknya sering terjadi.Dari kasus tersebut dapat
disimpulkan bahwa kelalaian pelayanan di rumah sakit dengan ,menelantarkan pasien
merupakan hal yang melanggar hukum, karena Rumah Sakit tidak menerapkan prinsip
kesetaraan pada pasien termasuk pada pasien BPJS. Kasus tersebut menjadi suatu perkara
hukum pidana yang mengacu pada Undang-Undang No.39 Tahun 2009 pada Bab XX.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ahsan, F. (2014). SEBAGAI KORBAN PENELANTARAN OLEH PIHAK RUMAH SAKIT


( Studi Putusan Pengadilan Negeri Tanjungkarang Nomor : 381 / Pid . B / 2014 / Pn .
Tk ). 3(2), 209–220.

Diana Indramaya. (2019). De Jure De Jure. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 19(10), 517–
538.

Ii, B. A. B., Dan, A., Iii, B. A. B., Dan, H. A. K., Sumber, B. A. B. V, Di, D., Kesehatan, B.,
Vi, B. A. B., & Kesehatan, U. (2013). RINGKASAN UNDANG-UNDANG TENTANG
KESEHATAN (Issue 36).

Maulana, P. (2019). Pertanggungjawaban Pidana Rumah Sakit Akibat Kelalaian Pelayanan


Medis. Syiah Kuala Law Journal, 3(3), 417–428.
https://doi.org/10.24815/sklj.v3i3.12557

Monica Pertiwi, H. N. D. (2011). EFEKTIVITAS PROGRAM BPJS KESEHATAN DI


KOTA SEMARANG ( Studi Kasus pada Pasien Pengguna Jasa BPJS Kesehatan di
Puskesmas Srondol ) Oleh : Monica Pertiwi , Herbasuki Nurcahyanto Departemen
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universita. Departemen
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, 1–
14.

Tri Rini Puji Lestari. (2010). Pelayanan Rumah Sakit Bagi Masyarakat Miskin (Studi Kasus
Di Enam Wilayah Indonesia). Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 5(1), 9–16.
http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/viewFile/156/157

Anda mungkin juga menyukai