Disusun oleh :
KELOMPOK 1
Susilawati 191FK03045
KELAS 1B
2019 – 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam semesta
beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala limpahan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan analisis
“ Papers Kasus Malpraktik Dan Kelalaian ” ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah suatu bentuk
tanggung jawab penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah KDK 1.
Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT. Sehingga sangat wajar jika dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik
dan saran dalam upaya evaluasi diri.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
lagi mengakibatkan kematian, terutama bila pemberian asuhan
keperawatan tidak sesuai dengan standar praktek keperawatan.kejadian
ini di kenal dengan malpraktek.
Di dalam setiap profesi termasuk profesi tenaga kesehatan
berlaku norma etika dan norma hukum. Oleh sebab itu apabila timbul
dugaan adanya kesalahan praktek sudah seharusnyalah diukur atau dilihat
dari sudut pandang kedua norma tersebut. Hal ini perlu dipahami mengingat
dalam profesi tenaga perawatan berlaku norma etika dan norma hukum,
sehingga apabila ada kesalahan praktek perlu dilihat domain apa yang
dilanggar. Karena antara etika dan hukum ada perbedaan -perbedaan yang
mendasar menyangkut substansi, otoritas, tujuan dan sangsi, maka ukuran
normatif yang dipakai untuk menentukan adanya ethical malpractice atau
yuridical malpractice dengan sendirinya juga berbeda. Untuk menghindari
terjadinya malpraktek ini, perlu di adakan kajian - kajian etika dan hukum
yang menyangkut malpraktek khususnya dalam bidang keperawatan
sehingga sebagai perawat nantinya dalam menjalankan praktek
keperawatan senantiasa memperhatikan kedua aspek tersebut.
Dalam praktiknya terkadang terjadi kesalahan/kelalaian tindakan
medis yang dilakukan oleh perawat terhadap pasiennya. Kelalaian adalah
perilaku yang tidak sesuai dengan standar keperawatan. Kelalaian terjadi
ketika tindakan medis yang dilakukan perawat tidak sesuai dengan praktik
pengobatan yang aman. Hal ini dijelaskan oleh Persatuan Perawat Nasional
Indonesia yang menyatakan bahwa: “Jika perawat memberikan perawatan
yang tidak memenuhi standar maka mereka dapat dianggap lalai. Kelalaian
adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar sehingga
mengakibatkan cidera dan kerugian orang lain. Kelalaian praktik
keperawatan adalah seorang perawat yang tidak mempergunakan tingkat
ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan
dalam merawat pasien atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan
yang sama.”
Data mengenai malpraktik keperawatan di Indonesia dapat dilihat dari
pernyataan Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
2
“Pada tahun 2010 - 2015 ada sekitar 485 kasus malpraktek profesi
keperawatan yang terjadi di Indonesia. Dari 485 kasus malpraktik tersebut,
357 kasus terjadi akibat pelanggaran hukum administrasi atau yang
digolongkan dalam malpraktik administratif, 82 kasus terjadi akibat tindakan
perawat yang tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang disepakati
dan digolongkan dalam malpraktik sipil, dan 46 kasus terjadi akibat tindakan
medik tanpa persetujuan dari dokter yang dilakukan dengan tidak hati-hati
yang menyebabkan luka dan kecacatan kepada pasien atau yang digolongkan
dalam malpraktik kriminal dengan unsur kelalaian.”
Banyaknya tindakan medik oleh perawat yang merugikan pasien
dipengaruhi oleh peluang yang dimiliki oleh perawat, khususnya perawat di
daerah terpencil. Selain itu, jumlah dokter yang terbatas dan tindak menyebar
dengan merata juga menyebabkan perawat melakukan tindakan medik
tersebut. Sedikitnya jumlah dokter yang mau ditempatkan di daerah terpencil
menjadi kendala, sehingga masyarakat memilih upaya medik kepada perawat.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan perawat dalam tindakan
medik menurut Priharjo adalah: “Keliru atau salah dalam memberikan obat
atau salah dosis, salah membaca label, salah menangani pasien, dan yang
lebih berat lagi adalah salah memberikan transfusi darah sehingga
mengakibatkan hal yang fatal. Mayoritas kesalahan yang dilakukan perawat
merupakan hasil dari ketidaksempurnaan dari proses berpikir yang
mempengaruhi pengambilan keputusan ”.
Kesalahan perawat dalam tindakan medik akan memberikan dampak
yang luas, tidak saja kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak
Rumah Sakit, individu perawat pelaku kesalahan medik dan terhadap profesi.
Selain gugatan pidana, juga dapat berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti
rugi. Perawat profesional seperti halnya tenaga kesehatan lain mempunyai
tanggung jawab terhadap setiap bahaya yang ditimbulkan dari kesalahan
tindakannya. Tanggung jawab yang dibebankan kepada perawat dapat berasal
dari kesalahan yang dilakukan oleh perawat baik berupa tindakan kriminal,
kecerobohan maupun kelalaian.
3
Pada dasarnya, kesalahan dan kelalaian dalam melaksanakan
tindakan medis merupakan hal penting untuk dibahas karena kesalahan dan
kelalaian tersebut mempunyai dampak yang sangat merugikan bagi pasien
dan masyarakat pada umumnya. Dilihat dari segi hukum pidana, persoalan
pokok antara hukum kesehatan dengan hukum pidana ialah adanya
kesalahan. Hal ini disebabkan karena pertanggungjawaban tenaga kesehatan
dalam hukum pidana sangat erat kaitannya dengan usaha yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Pelaksanaan praktik keperawatan oleh perawat yang tidak sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan jelas akan sangat merugikan pihak
penerima layanan dan perawat itu sendiri. Apabila ada yang complain atau
malah mempersoalkan secara hukum, akan berakibat hukum terhadap
perawat itu sendiri. Perawat dalam praktiknya apabila terjadi kesalahan,
sangat besar kemungkinan dibeberkan lewat media massa atau dilaporkan
sampai ke ranah hukum karena melakukan malpraktik keperawatan (secara
pidana, perdata dan atau administrasi).
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan laporan analis papers kasus malpraktek dan kelalaian
ini adalah mahasiswa dapat menganalisis dan menyelesaikan masalah kasus
malpraktek dan kelalaian dalam bidang keperawatan.
4
BAB II
PERMASALAHAN KASUS
Rizki yang baru berusia 14 tahun menjadi korban kecelakaan tunggal pada
Rabu (3/4). Ibu korban, Lisnawati, menyesalkan tindakan perawat puskesmas
yang lalai menangani korban kecelakaan yang sedang dalam kondisi gawat
darurat.
5
Ia dibawa ke ruang gawat darurat sekitar pukul 15.30 WIB. Saat sampai
puskesmas, korban hanya diberikan infus dan obat luka. Setelah itu Rizki
dibiarkan hingga keluarga datang pada pukul 17.00. “Kalau memang tidak
sanggup segera dirujuk ke rumah sakit umum,” kata Lisnawati.
Pihak Puskesmas Panjang Belum bisa dikonfirmasi karena tidak ada lagi
petugas yang berjaga di tempat itu. Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung
Edwin Rusli menyatakan akan menindaklanjuti adanya keluhan masyarakat
terkait dengan pelayanan kesehatan yang diberikan petugas di Puskesmas
Panjang.
Sumber : nasional.republika.co.id
6
2.2. Penjelasan Kasus
Pada hari Rabu, 3 April 2018 pukul 15.30 WIB. An.M dibawa ke
Puskesmas karena menjadi korban kecelakaan tunggal. Setelah sampai di
Puskesmas An.M hanya diberikan infus dan obat luka. Ibu An.M yaitu
Lisnawati, menyesalkan tindakan perawat puskesmas yang lalai menangani
korban kecelakaan yang sedang dalam kondisi gawat darurat. Perawat di
Puskesmas lalai dan asyik memainkan handphone disaat jam kerja, yang
mana seharusnya perawat langsung mengambil tindakan dan penangan cepat
langsung merujuk dan membawa ke rumah sakit. Karena tindakan perawat
yang lalai dalam memberikan tindakan dan penanganan sehingga akhirnya
pasien meninggal. Dan perawat di Puskesmas itu acuh tak acuh dalam
pemberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat maka perawat itu
dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung.
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada kasus diatas menunjukkan bahwa kelalaian perawat dalam hal ini
perawat tidak langsung mengambil tindakan dan penanganan cepat karena
asyik bermain handphone setelah An, M hanya diberikan infus dan obat luka.
Sehingga dengan tidak dilakukan pemeriksaan lanjutan atau merujuk pasien
ke Rumah Sakit, maka kondisi inilah yang menyebabkan An.M meninggal.
Bila melihat dari hubungan perawat – pasien dan juga tenaga kesehatan
lain tergambar pada bentuk pelayanan praktek keperawatan, baik dari kode
etik dan standar praktek atau ilmu keperawatan. Pada praktek keperawatan,
perawat dituntut untuk dapat bertanggung jawab baik etik, disiplin dan
hukum. Dan prinsipnya dalam melakukan praktek keperawatan, perawat
harus menperhatikan beberapa hal, yaitu: Melakukan praktek keperawatan
dengan ketelitian dan kecermatan, sesuai standar praktek keperawatan,
melakukan kegiatan sesuai kompetensinya, dan mempunyai upaya
peningkatan kesejaterahan serta kesembuhan pasien sebagai tujuan praktek.
Kelalaian implikasinya dapat dilihat dari segi etik dan hukum, bila
penyelesaiannya dari segi etik maka penyelesaiannya diserahkan dan
ditangani oleh profesinya sendiri dalam hal ini dewan kode etik profesi yang
ada diorganisasi profesi, dan bila penyelesaian dari segi hukum maka harus
dilihat apakah hal ini sebagai bentuk pelanggaran pidana atau perdata atau
keduanya dan ini membutuhkan pakar dalam bidang hukum atau pihak yang
berkompeten dibidang hukum.
8
Bila dilihat dari beberapa teori diatas, maka kasus An. M, merupakan
kelalaian dengan alasan, sebagai berikut:
e. Supervise dari ketua tim, kepala ruangan atau perawat primer tidak
dijalankan dengan baik.
9
a. Terhadap Pasien
5) Pasien dalam hal ini keluarga pasien dapat menuntut pihak Rumah
Sakit atau perawat secara peroangan sesuai dengan ketententuan
yang berlaku, yaitu KUHP.
10
tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan rujukan ke rumah
sakit.
c. Bagi Puskesmas
1. Kurangnya kepercayaan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan Puskesmas.
2. Menurunnya kualitas keperawatan, dan kemungkinan melanggar
visi misi Puskesmas.
3. Kemungkinan Puskesmas dapat dituntut baik secara hukum pidana
dan perdata karena melakukan kelalaian terhadap pasien,
4. Standarisasi pelayanan Puskesmas akan dipertanyakan baik secara
administrasi dan prosedural
11
d. Bagi profesi
1) Kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan berkurang,
karena menganggap organisasi profesi tidak dapat menjamin kepada
masyarakat bahwa perawat yang melakukan asuhan keperawatan
adalah perawat yang sudah kompeten dan memenuhi standar
keperawatan.
2) Masyarakat atau keluarga pasien akan mempertanyakan mutu dan
standarisasi perawat yang telah dihasilkan oleh pendidikan
keperawatan
12
3) Puskesmas/Ruang rawat dapat melakukan system regulasi
keperawatan yang jelas dan sesuai dengan standar, berupa
registrasi, sertifikasi, lisensi bagi perawatnya.
4) Perlunya pelatihan atau seminar secara periodic bagi semua
perawat berkaitan dengan etik dan hukum dalam keperawatan.
5) Ruangan rawat harus membuat SAK atau SOP yang jelas dan
sesuai dengan standar praktek keperawatan.
6) Bidang keperawatan/ruangan dapat memberikan pembinaan
kepada perawat yang melakukan kelalaian.
7) Ruangan dan Puskesmas bekerjasama dengan organisasi profesi
dalam pembinaan dan persiapan pembelaan hukum bila ada
tuntutan dari keluarga.
Pasien dan keluarga perlu untuk dikaji dan dilakukan testomoni atas
kejadian tersebut, bila dilihat dari kasus An.M bahwa keluarga telah meminta
kepada perawat untuk merujuk An.M ke Rumah Sakit. Ini menunjukkan juga
bentuk kelalaian atau ketidakdisiplinan dari pasien sehingga menyebabkan
An.M meninggal.
13
syarat yang diperbolehkan oleh profesi untuk mempekerjakan perawat
tersebut. Apakah Puskesmas atau ruangan tempat An.M dirawat mempunyai
standar (SOP) yang jelas. Dan harus diperjelas bagaimana Hubungan perawat
sebagai pemberi praktek asuhan keperawatan dan kedudukan Puskesmas
terhadap perawat tersebut.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk
dalam arti malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada
unsur kelalaian.Dapat dikatakan bahwa kelalaian adalah melakukan
sesuatu yang harusnya dilakukan pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak
dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar yang telah ditentukan.
Kelalaian praktek keperawatan adalah seorang perawat tidak
mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan
yang lazim dipergunakan dalam merawat pasien atau orang yang terluka
menurut ukuran dilingkungan yang sama.
Kelalaian merupakan bentuk pelanggaran yang dapat dikategorikan
dalam pelanggaran etik dan juga dapat digolongan dalam pelanggaran
hukum, yang jeas harus dilihat dahulu proses terjadinya kelalaian tersebut
bukan pada hasil akhir kenapa timbulnya kelalaian. Harus dilakukan
penilaian terleih dahulu atas sikap dan tindakan yang dilakukan atau yang
tidak dilakukan oleh tenaga keperawatan dengan standar yang berlaku.
Sebagai bentuk tanggung jawab dalam praktek keperawatan maka
perawat sebelum melakukan praktek keperawatan harus mempunyai
kompetensi baik keilmuan dan ketrampilan yang telah diatur dalam profesi
keperawatan, dan legalitas perawat Indonesia dalam melakukan praktek
keperawatan telah diatur oleh perundang-undangan tentang registrasi dan
praktek keperawatan disamping mengikuti beberapa peraturan
perundangan yang berlaku.
Penyelesaian kasus kelalaian harus dilihat sebagai suatu kasus
profesional bukan sebagai kasus kriminal, berbeda dengan
perbuatan/kegiatan yang sengaja melakukan kelalaian sehingga
menyebabkan orang lain menjadi cedera, meninggal dan lain-lain. Disini
perawat dituntut untuk lebih disiplis saat kerja jangan asyik main
15
handphone, lebih hati-hati, cermat dan tidak ceroboh dalam melakukan
praktek keperawatannya, sehingga pasien terhindar dari kelalaian.
4.2. SARAN
1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan, hendaknya berpedoman
pada kode etik keperawatan dan mengacu pada standar praktek
keperawatan.
2. Perawat sebagai profesi baik perorangan dan kelompok hendaknya
memahami dan mentaati aturan perundang-undangan yang telah
diberlakukan di Indonesia, agar perawat dapat terhindar dari bentuk
pelanggaran baik etik dan hukum.
3. Pemahaman dan bekerja dengan disiplin tidak memainkan handphone
pada saat tugas kerja, bekerja dengan kehati-hatian, kecermatan,
menghindarkan bekerja dengan ceroboh, adalah cara terbaik dalam
melakukan praktek keperawatan sehingga dapat terhindar dari
kelalaian/malpraktek.
4. Puskesmas sebagai institusi pengelola layanan praktek keperawatan dan
asuhan keperawatan harus memperjelas kedudukannya dan hubungannya
dengan pelaku/pemberi pelayanan keperawatan, sehingga dapat
diperjelas bentuk tanggung jawab dari masing-masing pihak.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37945876/Kasus_Kelalaian_Keperawatan.Diakses
pada tanggal 24 September 2019 pukul 18.17.
https://docplayer.info/69442006-Makalah-malpraktek-dalam-keperawatan.html.
Diakses pada tanggal 24 September 2019 pukul 21.19.
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/ppgp0n459/diduga-perawat-
lalai-karena-main-emhandphoneem-pasien-meninggal. Diakses pada tanggal 24
September 2019 pukul 22.49
17