OLEH:
Ahmad Raihan (13040564026)
Welly Anggoro (13040564045)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini dibuat untuk memenuhi
tugas kajian respon masyarakat semester V tahun 201452016. Tugas saya ini dibuat
untuk dibaca dan dipahami dan memberikan manfaat bagi pembaca. Namun penulis
menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis. Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ini sangat penulis
harapkan.
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk Bagaimana rasionalitas ibu dalam memilih layanan bersalin
LANDASAN TEORI
Max Weber adalah salah satu ahli sosiologi dan sejarah bangsa Jerman,
lahir di Erfurt, 21 April 1864 dan meninggal dunia di Munchen, 14 Juni 1920. Weber
adalah guru besar di Freiburg (1894-1897), Heidelberg (sejak 1897), dan Munchen
(1919-1920). Weber melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang tindakan
sosial antar hubungan sosial; dan itulah yang dimaksudkan dengan pengertian
paradigma definisi atau ilmu sosial itu (Ritzer 1975). Tindakan manusia dianggap
sebagai sebuah bentuk tindakan sosial manakala tindakan itu ditujukan pada
orang lain.
Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang
tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada
tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan individu yang
diarahkan kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial. Suatu
tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika tindakan tersebut benar-benar
diarahkan kepada orang lain (individu lainnya). Meski tak jarang tindakan sosial
dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subjektif yang
mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Bahkan terkadang
tindakan dapat berulang kembali dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi
yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu (Weber dalam
Turner 2000).
Ada 5 ciri pokok Tindakan sosial menurut Max Weber sebagai berikut:
1. Jika tindakan manusia itu menurut aktornya mengandung makna subjektif dan
hal ini bisa meliputi berbagai tindakan nyata
2.Tindakan nyata itu bisa bersifat membatin sepenuhnya
3.Tindakan itu bisa berasal dari akibat pengaruh positif atas suatu situasi,
tindakan yang sengaja diulang, atau tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-
diam dari pihak mana pun
5.Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain
itu.
Selain kelima ciri pokok tersebut, menurut Weber tindakan sosial dapat pula
dibedakan dari sudut waktu sehingga ada tindakan yang diarahkan kepada waktu
sekarang, waktu lalu, atau waktu yang akan datang. Sasaran suatu tindakan social
bisa individu tetapi juga bisa kelompok atau sekumpulan orang. Campbell (1981).
Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan
atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu
dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Contohnya : Seorang
siswa yang sering terlambat dikarenakan tidak memiliki alat transportasi, akhirnya ia
membeli sepeda motor agar ia datang kesekolah lebih awal dan tidak terlambat.
Tindakan ini telah dipertimbangkan dengan matang agar ia mencapai tujuan tertentu.
Dengan perkataan lain menilai dan menentukan tujuan itu dan bisa saja tindakan
itu dijadikan sebagai cara untuk mencapai tujuan lain.
2. Tindakan rasional nilai (Werk Rational)
Sedangkan tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya
merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya
sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.
Contoh : perilaku beribadah atau seseorang mendahulukan orang yang lebih tua
ketika antri sembako. Artinya, tindakan sosial ini telah dipertimbangkan terlebih
dahulu karena mendahulukan nilai-nilai sosial maupun nilai agama yang ia miliki.
Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi
intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional,
dan merupakan ekspresi emosional dari individu. Contohnya: hubungan kasih sayang
antara dua remaja yang sedang jatuh cinta atau sedang dimabuk asmara.Tindakan ini
biasanya terjadi atas rangsangan dari luar yang bersifat otomatis sehingga bias berarti
METODE PENELITIAN
A. Sifat Penelitian
Penelitian ini secara metodologi menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh
subjek misal, presepsi dan motivasi. Secara holistic dan dengan cara deskipsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu bersifat
induktif dan bersifat deskriptif. Tujuan dari pendekatan fenomenologi adalah
agar mampu membuat interpretasi. Atau gambaran secara sistematis, aktual
dan akurat mengenai fakta dilapangan.
C. Subjek penelitian
Subjek penelitan adalah ibu rumah tangga yang tinggal di desa Sumbermalang
kabupaten Situbondo. Dalam menentukan subjek penelitian, peneliti
menggunakan teknik purposive
Peneliti menemui informan yang bernama ibu kartini yang berusia 32 tahun.
informan memiliki rumah di desa Sumbermalang tepatnya di Rt01 Rw 02. Peneliti
mengunjungi rumah informan sekitar pukul 8 pagi. Akses jalan menuju rumah
informan cukup sulit yaitu harus melalui jalan makadam menanjak. Sepanjang jalan
tampak di dominasi lahan pertanian dan semak belukar. Jarak antar tiap rumah pun
cukup jauh. Sesampainya dirumah informan tampak rumah informan sangat kecil
dengan kondisi yang kurang terawat. Rumah informan tampak berwarna putih kusam
dengan halaman yang cukup luas. Halaman rumah informan tampak gersang tanpa
ada tanaman. Rumah informan tampak terbuat dari kayu serta bidik anyaman bambu.
Peneliti mengetuk rumah informan namun yang keluar adalas seorang remaja yang
berusia sekitar 16 tahun. dia adalah anak dari informan. Menurut keterangan anak
tersebut informan masih berada di ladang . peneliti menunggu kira kira 25 menit
hingga akhirnya informan datang. Tampak informan menggunakan pakaian kotor
penuh lumpur dengan membawa sabit pada tangan kiri nya. Setelah membersihkan
diri informan mulai wawancara dengan peneliti. Informan bernama kartini dan
memiliki 4 orang anak. Informan memiliki suami yang bekerja juga sebagai petani.
Menurut keterangan informan. Selama 4 kali melahiran anak informan selalu
melakuan persalinan dengan menggunakan jasa dukun beranak. Selama proses hamil
infroman juga menggunakan jasa dukun beranak biasaya informan rutin pijat. Yaitu
dengan cara memijat pada bagian perut agar nantinya ketika melahirkan posisi bayi
normal. Menurut informan saat perutnya di pijat iya tidak merasakan sakit.
Biasayanya kalau mau pijat dukunnya datang kerumah kata informan. Mengenai tarif
untuk pijat adalah seikhlasnya biasanya informan memberi ongkos sepuluh ribu
rupiah.begitu juga saat proses persalinan dukun akan dipanggil menuju rumah
informan dan disanalah dukun akan membantu proses persalinan. Ongkos untuk
melakukan persalinan juga seikhlasnya. Menurut informan setelah proses persalinan,
dukun akan memberikan jamu selama masa nifas.
Menurut informan ia sengaja memilih dukun, karena memang dari dulu sudah
terbiasa menggunakan dukun untuk bersalin, selain itu pelayanan kesehatan juga
tidak memadai, sehingga tidak ada pilihan lain. Yang menyarankan pertama kali
untuk menggunakan jasa dukun adalah dari orang tua informan. Disisi lain informan
juga tidak mengetahui bahwa resiko melahirkan melalui dukun sangat tinggi, namun
menurut informan selama ini belum pernah terjadi sesuatu pada dirinya.
BAB V
ANALISIS DATA
Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang
tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada
tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan individu yang
diarahkan kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial. Suatu
tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika tindakan tersebut benar-benar
diarahkan kepada orang lain (individu lainnya). Meski tak jarang tindakan sosial
dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subjektif yang
mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Bahkan terkadang
tindakan dapat berulang kembali dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi
yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu (Weber dalam
Turner 2000). Dari data yang diperoleh yaitu ibu dalam memilih layanan persalinan
dapat digolongkan sebagai tindakan tradisional, karena menurut pada kebiasaan serta
sudah turun temurun
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Di tambah lagi dengan faktor geografis yang tidak mendukung serta beban biaya
yang besar yang harus ditanggung oleh pasien ketika ia memutuskan bersalin di
tenaga medis, membuat hal itu menjadi suatu pertimbangan yang memberatkan.
Sebab, jarak tempuh ke fasilitas kesehatan cukup jauh dan harus mengeluarkan biaya
transportasi yang membebankan masyarakat. Keseluruhan hal inilah yang membuat
ibu hamil memilih bersalin dengan dukun beranak dari pada ketenaga medis.
Daftar pustaka
Ritzer, George. 2014. Teori sosiologi modern edisi ketujuh. Prenadamegia Group:
Jakarta.
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
http://jurnal.umrah.ac.id/?tag=pertolongan-oleh-dukun-beranak
Soekanto, Soejono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi baru ketiga. Jakarta:
CV Rajawali