Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENELITAN

RASIONALITAS IBU DALAM MEMILIH LAYANAN


PERSALINAN DI DESA SUMBERMALANG KAB. SITUBONDO

OLEH:
Ahmad Raihan (13040564026)
Welly Anggoro (13040564045)

Fakultas Ilmu Sosial & Hukum


Jurusan Ilmu Sosial
Prodi Sosiologi

Universitas Negeri Surabaya


2017
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini dibuat untuk memenuhi
tugas kajian respon masyarakat semester V tahun 201452016. Tugas saya ini dibuat
untuk dibaca dan dipahami dan memberikan manfaat bagi pembaca. Namun penulis
menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis. Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ini sangat penulis
harapkan.

Surabaya, 30 Mei 2017


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Persalinan merupakan hal yang sangat kompleks karena disatu sisi terjadi
kebahagiaan menjelang kelahiran anak tetapi disisi lain terjadi resiko-resiko
yang mungkin mengancam keselamatan ibu dan bayi. Oleh karena itu
pengawasan ibu hamil dalam persalinan sangat diperlukan. Setia persalinan
mempunayai resiko komplikasi sehingga setiap persalinan dapat dianggap
sebagai keadaan darurat dan membutuhkan penangan yang tepat.
WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa kematian yang
terbanyak terjadi kerena komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari
42 hari pasca persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau
tidak langsung terhadap kehamilan. WHO memperkirakan 585.000
perempuan meninggal setiap hari karena komplikasi kehamilan dan proses
kelahiran yang tidak aman. Ditambah dengan anggapan masyarakat tentang
tradisi masyarakat di tempat pelayanan non medis seperti dukun. Memilih
dukun atau tenaga non medis sebagai penolong dalam proses persalinan
memang bukan hal baru dalam realitas masyarakat kita. Pertolongan dengan
tenaga non medis atau dukun ini sudah banyak terjadi terutama di daerah-
daerah yang tidak terakses pelayanan kesehatan yang baik. Bahkan sejumlah
wilayah atau daerah, tenaga non medis jumlahnya jauh lebih besar dari pada
jumlah tenaga medis.
Di Jawa timur masih terdapat banyak kabupaten kota yang angka persalinan
yang di tolong oleh non tenaga kesehatan masih tinggi. Salah satunya adalah
di kabupaten Situbondo. Data yang diperoleh dari Dinkes Kab. Situbondo
menunjukkan angka persalinan yang di tolong tenaga kesehatan 80%. Sisanya
ditolong oleh non tenaga kesehatan.(profil kesehatan Kab. Situbondo 2014)
Desa Sumbermalang merupakan daerah dengan angka persalinan di tolong
non nakes teringgi di Situbondo, yaitu sebanyak 40% masih ditolong non
nakes (profil kesehatan Kab. Situbondo 2014)
Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti Rasionalitas dalam memilih
layanan persalinan bagi masyarakat desa Sumbermalang Kab. Situbondo
Peneliti juga menambahkan beberapa penelitian terdahulu sebagai bahan
referensi yaitu penelitian dengan judul Analisis ibu memilih pertolongan
persalinan di wilayah puskesmas Kabila Bone. Penelitian ini dibuat oleh
Relik Diana Pareden. Pada tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif, untuk mendapatkan informasi yang lebih
mendalam tentang bagaimana menganalisis keputusan ibu memilih penolong
persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone. Data dikumpulkan
melalui wawancara mendalam,dan melakukan reduksi data, penyajian dalam
bentuk narasi dan keabsahan data dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi
metode. Data dianalisis dengan menggunakan analisis isi yaitu
membandingkan hasil penelitian dengan teori-teori yang ada dikepustakaan.
Informan dalam penelitian ini sebanyak 10 informan. Hasil penelitian
menunjukkan keputusan ibu memilih penolong persalinan sangat berkaitan
dengan, pengetahuan, sikap, akses pelayanan, dukungan suami dan keluarga
serta tradisi/budaya setempat
Selain itu ada juga penelitian yang berjudul Analisis Persalinan dengan
Tenaga non Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pugur, Kab. Kubu Raya
penelitian ini dibuat oleh Restu Dewi. Pada tahun 2014. Jenis penelitian ini
kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi. Jumlah sampel 5 orang ibu
yang bersalin dengan tenaga non kesehatan (dukun), dengan menggunakan
non random sampling. Analisa data dengan menggunakan analisa data pada
Studi Fenomenologi. Hasil. Faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih
bersalin menggunakan tenaga non kesehatan (dukun) adalah Faktor ekonomi
yang relatif murah, jarak tempuh yang dekat dan dukun selalu ada 24 jam.
Dukun membantu sampai 40 hari setelah melahirkan. Jarak tempuh
puskesmas yang jauh, puskesmas tidak 24 jam, kurangnya pengetahuan dan
informasi tentang pentingnya bersalin menggunakan tenaga kesehatan, serta
kurangnya informasi tentang dampak atau bahaya persalinan menggunakan
dukun membuat mereka mengabaikan apa yang mereka ketahui. Kesimpulan.
Pada penelitian ini faktor utama yang mempengaruhi masyarakat memilih
bersalin menggunakan dukun adalah faktor ekonomi dan pengetahuan.
Penelitian berikutnya adalah bejudul Model Minat Ibu Dalam Memilih
Tempat Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Setani Kabupaten Jayapura
penelitian ini dibuat oleh Nugroho Susanto pada tahun 2012. Jenis penelitian
adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional study. Waktu Penelitian pada bulan Januari sampai dengan
April 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
datang berkunjung ke Puskesmas Sentani Distrik Sentani Kabupaten
Jayapura. Sebagai sampel diambil secara Accidental Sampling. Besar sampel
pada penelitian sebanyak 50 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dengan berpanduan terhadap kuesioner penelitian. Wawancara
dilakukan kepada ibu di rumah. Analisis data dilakukan dengan Lisrel 8.50.
Hasil: ibu hamil yang melakukan kunjungan Puskesmas Sentani sebagian
besar berusia 20 -40 tahun 74%, tingkat pendidikan tinggi paling 74%, ibu
tidak bekerja 52%, suami bekerja 62%, penghasilan keluarga > I<R Papua
62%, jarak rumah ke pelayanan kesehatan > 500 m 60%, tingkat pengetahuan
ibu baik 88%, sikap ibu baik paling banyak 76%, minat dengan tindakan ibu
memilih tempat persalinan pada pelayanan kesehatan 74%. Ada hubungan
bermakna antara umur, pendidikan ibu, pekerjaan suami, penghasilan
keluarga, jarak ke pelayanan kesehatan, pengetahuan ibu, dan sikap ibu
dengan keputusan ibu memilih tempat persalinan pada tempat pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura Convidence Interval
95% (P: <0.05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan
dengan keputusan ibu memilih tempat persalinan di puskesmas sentani (P : >
0.05). Jarak pelayanan memiliki hubungan yang paling erat ( = 66.90
terhadap keputusan ibu mengunakan puskesmas untuk bersalin. Fator
pendidikan, umur, pekerjaan, penghasilan, jarak pelayanan, pengetahuan dan
sikap dapat memprediksi 66.4% dalam pengambilan keputusan ibu
mengunakan pelayanan bersalin di puskesmas (R=66.4). berdasarkan alur
model bahwa factor pengetahuan merupakan factor dominan ibu dalam
memilih tempat bersalin di puskesmas.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara umur, pendidikan, pekerjaan ayah,
penghasilan keluarga, jarak pelayanan, pengetahuan dan sikap terdahap
minat/keputusan ibu memilih tempat bersalin di puskesmas Sentani. Factor
yang erat berkaitan dengan minat/keputusan ibu mengunakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang paling dominan adalah penghasilan kelurga.
Berdasarkan alur teoritis ibu mengunakan fasilitas bersalin di puskesmas
adalah faktor pengetahuan yang kemudian dilanjutkan dengan sikap ibu
terhadap pelayanan kesehatan.
1.1 Rumusan masalah
Bagaimana rasionalitas ibu dalam memilih layanan bersalin ?

1.2 Tujuan
Untuk Bagaimana rasionalitas ibu dalam memilih layanan bersalin

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat praktis
Dapat membantu penelitian selanjutnya sebagai bahan referensi.
2. Manfaat teoritis
Mampu membantu mengembangkan teori yang sudah ada.
BAB II

LANDASAN TEORI

Max Weber adalah salah satu ahli sosiologi dan sejarah bangsa Jerman,
lahir di Erfurt, 21 April 1864 dan meninggal dunia di Munchen, 14 Juni 1920. Weber
adalah guru besar di Freiburg (1894-1897), Heidelberg (sejak 1897), dan Munchen
(1919-1920). Weber melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang tindakan
sosial antar hubungan sosial; dan itulah yang dimaksudkan dengan pengertian
paradigma definisi atau ilmu sosial itu (Ritzer 1975). Tindakan manusia dianggap
sebagai sebuah bentuk tindakan sosial manakala tindakan itu ditujukan pada
orang lain.

Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang
tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada
tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan individu yang
diarahkan kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial. Suatu
tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika tindakan tersebut benar-benar
diarahkan kepada orang lain (individu lainnya). Meski tak jarang tindakan sosial
dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subjektif yang
mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Bahkan terkadang
tindakan dapat berulang kembali dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi
yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu (Weber dalam
Turner 2000).

Ciri-ciri tindakan sosial

Ada 5 ciri pokok Tindakan sosial menurut Max Weber sebagai berikut:

1. Jika tindakan manusia itu menurut aktornya mengandung makna subjektif dan
hal ini bisa meliputi berbagai tindakan nyata
2.Tindakan nyata itu bisa bersifat membatin sepenuhnya

3.Tindakan itu bisa berasal dari akibat pengaruh positif atas suatu situasi,
tindakan yang sengaja diulang, atau tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-
diam dari pihak mana pun

4.Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu

5.Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain
itu.

Selain kelima ciri pokok tersebut, menurut Weber tindakan sosial dapat pula
dibedakan dari sudut waktu sehingga ada tindakan yang diarahkan kepada waktu
sekarang, waktu lalu, atau waktu yang akan datang. Sasaran suatu tindakan social
bisa individu tetapi juga bisa kelompok atau sekumpulan orang. Campbell (1981).

Tipe tindakan sosial

Weber membedakan tindakan sosial manusia ke dalam empat tipe yaitu:

1. Tindakan rasionalitas instrumental (Zwerk Rational)

Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan
atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu
dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Contohnya : Seorang
siswa yang sering terlambat dikarenakan tidak memiliki alat transportasi, akhirnya ia
membeli sepeda motor agar ia datang kesekolah lebih awal dan tidak terlambat.
Tindakan ini telah dipertimbangkan dengan matang agar ia mencapai tujuan tertentu.
Dengan perkataan lain menilai dan menentukan tujuan itu dan bisa saja tindakan
itu dijadikan sebagai cara untuk mencapai tujuan lain.
2. Tindakan rasional nilai (Werk Rational)

Sedangkan tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya
merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya
sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.
Contoh : perilaku beribadah atau seseorang mendahulukan orang yang lebih tua
ketika antri sembako. Artinya, tindakan sosial ini telah dipertimbangkan terlebih
dahulu karena mendahulukan nilai-nilai sosial maupun nilai agama yang ia miliki.

3. Tindakan afektif/Tindakan yang dipengaruhi emosi (Affectual Action)

Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi
intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional,
dan merupakan ekspresi emosional dari individu. Contohnya: hubungan kasih sayang
antara dua remaja yang sedang jatuh cinta atau sedang dimabuk asmara.Tindakan ini
biasanya terjadi atas rangsangan dari luar yang bersifat otomatis sehingga bias berarti

4. Tindakan tradisional/Tindakan karena kebiasaan (Traditional Action)

Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena


kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau
perencanaan. Tindakan pulang kampung disaat lebaran atau Idul Fitri.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Sifat Penelitian
Penelitian ini secara metodologi menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh
subjek misal, presepsi dan motivasi. Secara holistic dan dengan cara deskipsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu bersifat
induktif dan bersifat deskriptif. Tujuan dari pendekatan fenomenologi adalah
agar mampu membuat interpretasi. Atau gambaran secara sistematis, aktual
dan akurat mengenai fakta dilapangan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini berlokasi di desa Sumber malang, kabupaten Situbondo, karena
di daerah angka persalinan yang ditolong non nakes masih tinggi
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 5 Nobember 2015

C. Subjek penelitian
Subjek penelitan adalah ibu rumah tangga yang tinggal di desa Sumbermalang
kabupaten Situbondo. Dalam menentukan subjek penelitian, peneliti
menggunakan teknik purposive

D. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini peneliti menggukanan 2 teknik pengumpulan data yaitu
dengan cara wawancara. Peneliti memilih teknik ini karena ingin menggali
informasi secara lebih mendalam dari informan agar mendapat hasil data yang
maksimal. Lalu yang selanjutnya adalah dengan cara observasi, dengan cara
ini diharapkan peneliti mampu melakukan observasi agar bisa mengkoreksi
kebenaran data yang diberikan informan.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan kegiatan yang meliputi mencatat,mengorganisasikan,
mengelompokkan dan mensintesiskan data. Selanjutnya memaknai kategori
data, mencari dan menemukan pola hubungan dan memaparkannya dalam
bentuk yang bermacam-macam. Dalam penelitian ini, Data yang telah
dikumpulkan, dilakukan analisis dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan bagaimana rasionalitas ibu dalam
memilih layanan persalinan.
BAB IV
TEMUAN DATA

Peneliti menemui informan yang bernama ibu kartini yang berusia 32 tahun.
informan memiliki rumah di desa Sumbermalang tepatnya di Rt01 Rw 02. Peneliti
mengunjungi rumah informan sekitar pukul 8 pagi. Akses jalan menuju rumah
informan cukup sulit yaitu harus melalui jalan makadam menanjak. Sepanjang jalan
tampak di dominasi lahan pertanian dan semak belukar. Jarak antar tiap rumah pun
cukup jauh. Sesampainya dirumah informan tampak rumah informan sangat kecil
dengan kondisi yang kurang terawat. Rumah informan tampak berwarna putih kusam
dengan halaman yang cukup luas. Halaman rumah informan tampak gersang tanpa
ada tanaman. Rumah informan tampak terbuat dari kayu serta bidik anyaman bambu.
Peneliti mengetuk rumah informan namun yang keluar adalas seorang remaja yang
berusia sekitar 16 tahun. dia adalah anak dari informan. Menurut keterangan anak
tersebut informan masih berada di ladang . peneliti menunggu kira kira 25 menit
hingga akhirnya informan datang. Tampak informan menggunakan pakaian kotor
penuh lumpur dengan membawa sabit pada tangan kiri nya. Setelah membersihkan
diri informan mulai wawancara dengan peneliti. Informan bernama kartini dan
memiliki 4 orang anak. Informan memiliki suami yang bekerja juga sebagai petani.
Menurut keterangan informan. Selama 4 kali melahiran anak informan selalu
melakuan persalinan dengan menggunakan jasa dukun beranak. Selama proses hamil
infroman juga menggunakan jasa dukun beranak biasaya informan rutin pijat. Yaitu
dengan cara memijat pada bagian perut agar nantinya ketika melahirkan posisi bayi
normal. Menurut informan saat perutnya di pijat iya tidak merasakan sakit.
Biasayanya kalau mau pijat dukunnya datang kerumah kata informan. Mengenai tarif
untuk pijat adalah seikhlasnya biasanya informan memberi ongkos sepuluh ribu
rupiah.begitu juga saat proses persalinan dukun akan dipanggil menuju rumah
informan dan disanalah dukun akan membantu proses persalinan. Ongkos untuk
melakukan persalinan juga seikhlasnya. Menurut informan setelah proses persalinan,
dukun akan memberikan jamu selama masa nifas.

Menurut informan ia sengaja memilih dukun, karena memang dari dulu sudah
terbiasa menggunakan dukun untuk bersalin, selain itu pelayanan kesehatan juga
tidak memadai, sehingga tidak ada pilihan lain. Yang menyarankan pertama kali
untuk menggunakan jasa dukun adalah dari orang tua informan. Disisi lain informan
juga tidak mengetahui bahwa resiko melahirkan melalui dukun sangat tinggi, namun
menurut informan selama ini belum pernah terjadi sesuatu pada dirinya.
BAB V

ANALISIS DATA

Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang
tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada
tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan individu yang
diarahkan kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial. Suatu
tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika tindakan tersebut benar-benar
diarahkan kepada orang lain (individu lainnya). Meski tak jarang tindakan sosial
dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subjektif yang
mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Bahkan terkadang
tindakan dapat berulang kembali dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi
yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu (Weber dalam
Turner 2000). Dari data yang diperoleh yaitu ibu dalam memilih layanan persalinan
dapat digolongkan sebagai tindakan tradisional, karena menurut pada kebiasaan serta
sudah turun temurun
BAB VI

PENUTUP

Kesimpulan

Pemilihan bersalin dengan bantuan dukun beranak dipengaruhi oleh tindakan


pilihan rasional aktor dalam masyarakat yang beradaptasi dengan nilai-nilai budaya
dan pengalaman yang terjadi serta lingkungan di sekitarnya, bersalin di dukun
beranak juga adanya rasa kepercayaan antara pasien dengan dukun beranaknya
sehingga seorang ibu yang bersalin yakin bahwa ibu melahirkan di bantu oleh dukun
beranak tersebut. Pelayanan kesehatan memiliki peranan penting sebagai sarana
distribusi kesehatan kepada masyarakat. Akan tetapi pelayanan kesehatan di Desa
Tanjung Kapur saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan
kesehatan yang baik.

Di tambah lagi dengan faktor geografis yang tidak mendukung serta beban biaya
yang besar yang harus ditanggung oleh pasien ketika ia memutuskan bersalin di
tenaga medis, membuat hal itu menjadi suatu pertimbangan yang memberatkan.
Sebab, jarak tempuh ke fasilitas kesehatan cukup jauh dan harus mengeluarkan biaya
transportasi yang membebankan masyarakat. Keseluruhan hal inilah yang membuat
ibu hamil memilih bersalin dengan dukun beranak dari pada ketenaga medis.
Daftar pustaka

Ritzer, George. 2014. Teori sosiologi modern edisi ketujuh. Prenadamegia Group:
Jakarta.
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
http://jurnal.umrah.ac.id/?tag=pertolongan-oleh-dukun-beranak

Soekanto, Soejono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi baru ketiga. Jakarta:
CV Rajawali

Anda mungkin juga menyukai