Anda di halaman 1dari 29

LOGO

AKUNTANSI ASET TETAP


Berdasarkan Pp 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lampiran 1)
Dan PMK 238/PMK.05/2011 Tentang Pedoman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan
Permendagri 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual di Pemerintah Daerah

Buol, 4 Februari 2020

Dr. Nina Yusnita Yamin, SE., M.Si., Ak., CA


Dr. Muhammad Din, SE., M.Si., Ak., CA., AAP A
Latifah Sukmawati Yuniar, SE., M.Acc., Ak
Definisi Aset Tetap

 Aset berwujud yang mempunyai masa


manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan, atau dimaksudkan untuk
digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Klasifikasi

1. Tanah
2. Peralatan dan Mesin
3. Gedung dan Bangunan
4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
5. Aset Tetap Lainnya
6. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Pengakuan Aset Tetap

Kriteria diakui sebagai aset tetap:


• Berwujud
• Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
• Biaya perolehan dapat diukur secara andal
• Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas
• Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
Pengakuan Aset Tetap

Kapan aset diakui?


 Pada saat manfaat ekonomi masa depan
dapat diperoleh
 Terjadi perpindahan kepemilikan dan/atau
penguasaan secara hukum
 Nilainya dapat diukur dengan andal
Pengakuan Aset Tetap

Pada tanggal 2 Maret 2011, diterima Berita Acara Serah Terima Barang atas
pembelian 10 unit printer seharga Rp 700 ribu/unit.
Tanggal 5 Maret 2011, SP2d untuk pembayaran pembelian tersebut terbit.

Basis Akrual (untuk LO) Basis Kas (untuk LRA)

2 Maret 2011 2 Maret 2011


Aset Tetap - 7.000.000 No Entry
Printer
Utang 7.000.000
5 Maret 2011 5 Maret 2011

Utang 7.000.000 Belanja Modal - Printer 7.000.000


Kas 7.000.000 Estimasi Perubahan 7.000.000
SAL
Pengakuan Aset Tetap

Aset tetap dinilai dengan Biaya Perolehan.

Biaya perolehan merupakan jumlah kas atau setara kas yang telah dan
yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan
yang masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat
perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dipergunakan.

dan apabila tidak memungkinkan, maka digunakan nilai


wajar pada saat perolehan.

Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar
pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
wajar.
Pengukuran Aset Tetap

Contoh:
Pada tanggal 8 Juli 2011, dilakukan pembelian sepeda motor
seharga Rp 15 juta dengan biaya pengiriman sebesar Rp 200 ribu.

Penjurnalan Basis Akrual (untuk LO) :


Aset Tetap – Sepeda 15.200.000
Motor
Kas 15.200.000

Penjurnalan Basis Kas (untuk LRA) :


Belanja modal – Sepeda 15.200.000
Motor
Estimasi Perubahan SAL 15.200.000
Komponen
Biaya Aset Tetap
Tanah -Harga Pembelian / pembebasan tanah
- Biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh hak
- Biaya pematangan
- Biaya Pengukuran
Peralatan dan - Harga Pembelian
Mesin - Biaya Pengangkutan
- Biaya Instalasi
- Biaya langsung lainnya
Gedung dan - Harga pembelian / biaya konstruksi
Bangunan - Biaya pengurusan IMB
- Biaya Notaris
- Biaya Pajak
Komponen Biaya Aset Tetap

Jalan, Irigasi dan -Biaya Perolehan


Jaringan - Biaya Konstruksi
- Biaya lain-lain sampai siap pakai
Aset Tetap Lainnya - Seluruh biaya yang dikeluarkan sampai aset
teap lainnya siap digunakan
Pengeluaran Setelah
Perolehan
Pengeluaran yang harus di kapitilisasi:
 Memperpanjang masa manfaat
 Memberi manfaat ekonomi di masa datang dalam bentuk
kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar
kinerja
 Mencapai batasan jumlah biaya tertentu

Batasan jumlah kapitalisasi berbeda antar entitas. Maka, harus


ditetapkan batasan jumlah biaya kapitalisasi di dalam PerKDH
Kebijakan Akuntansi dan diungkapkan dalam CALK
Contoh
Kapitalisasi Aset Tetap
SKPD X melakukan renovasi pada gedung kantor sehingga
masa manfaat gedung tersebut bertambah dari 10 tahun
menjadi 15 tahun. Biaya renovasi tersebut menghabiskan
biaya Rp 100.000.000
Penjurnalan Basis Akrual (untuk LO)
Gedung Kantor 100.000.000
RK PPKD 100.000.000

Penjumlahan Basis Kas (untuk LRA)


Belanja Gedung 100.000.000
Estimasi Perubahan SAL 100.000.000
Penyusutan

Definisi
Alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap
yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama
masa manfaat aset yang bersangkutan

Metode
• Metode garis lurus (straight line method)
• Metode saldo menurun ganda (double declining balance
method)
• Metode unit produksi (unit of production method)
Penyusutan – Metode
Garis Lurus
Rumus Penghitungan :

”Dengan metode ini, nilai beban penyusutan setiap tahunnya adalah


sama”
Contoh soal:
Sebuah mobil dinas dengan harga perolehan Rp 230 juta memiliki
masa manfaat 7 tahun dan didepresiasikan dengan metode garis
lurus. Nilai sisa diestimasikan sebesar Rp 20 juta.

Jadi, beban penyusutan mobil dinas ialah Rp 30.000.000 / tahun


Penjurnalan

31 Desember
Penjualan Basis Akrual (untuk LO)
Beban Depresiasi – Mobil 30.000.000
Akumulasi Depresiasi – Mobil 30.000.000

31 Desember

Penjurnalan Basis Kas (untuk LRA)


No Entry
Penyusutan – Metode Saldo Menurun Ganda

Rumus Penghitungan :

“Dengan metode ini, nilai beban penyusutan setiap


tahunnya adalah berbeda. Beban penyusutan sangat
besar di tahun-tahun awal dan semakin menurun ketika
masa manfaat aset akan habis”
Contoh soal:
Sebuah mobil dinas dengan harga perolehan Rp 230 juta
memiliki masa manfaat 7 tahun dan didepresiasikan
dengan metode saldo menurun ganda. Nilai sisa
diestimasikan sebesar Rp 20 juta.

Jadi, beban penyusutan tahun pertama mobil dinas ialah Rp


65.711.000
Penjurnalan

31 Desember
Penjurnalan basis Akrual (untuk LO)
Beban Depresiasi – Mobil 65.711.000
Akumulasi Depresiasi – Mobil 65.711.000

31 Desember
Penjurnalan Basis Kas (untuk LRA)
No Entry
Untuk perhitungan beban depresiasi
pada tahun kedua dan selanjutnya,
dapat dihitung dengan menggunakan
tabel berikut :

Tahu Akumulasi
Rate Nilai Buku Awal Depresiasi Nilai Buku Akhir
n Depresiasi
Ke-
A B C=AXB D B–C
(100%/7)*2

1 28,5 % 230.000.000 65.711.000 65.711.000 164.289.000


2 28,5 % 164.289.000 46.937.367 112.648.367 117.351.633
3 28,5 % 117.351.633 33.527.361 146.175.729 83.824.271
4 28,5 % 83.824.271 23.948.594 170.124.323 59.875.677
5 28,5 % 59.875.677 17.106.481 187.230.804 42.769.196
6 28,5 % 42.769.196 12.219.159 199.449.963 30.550.037
7 28,5 % 30.550.037 10.550.037 210.000.000 20.000.000
Penyusutan – Metode Unit Produksi

Rumus Penghitungan:

“Dengan metode ini, nilai beban penyusutan


setiap tahunnya tergantung besaran jumlah
produksi di tahun tersebut”
Contoh soal:
Sebuah mobil dinas dengan harga perolehan Rp 230 juta memiliki masa
manfaat 7 tahun dan di depresiasikan dengan metode unit produksi. Nilai
sisa diestimasikan sebesar Rp 20 juta. Estimasi pemakaian dalam 7
tahun tersebut adalah sebagai berikut:

Tahun 1 = 100.000 km
Tahun 2 = 85.000 km
Tahun 3 = 80.000 km
Tahun 4 = 70.000 km
Tahun 5 = 65.000 km
Tahun 6 = 60.000 km Jadi, beban penyusutan tahun pertama
Tahun 7 = 40.000 km mobil dinas ialah Rp 42.000.000
500.000 km
Penjurnalan

31 Desember
Penjurnalan Basis Akrual (Untuk LO)
Beban Depresiasi – Mobil 42.000.000
Akumulasi Depresiasi – Mobil 42.000.000

31 Desember
Penjurnalan Basis Kas (untuk LRA)
No Entry
Pelepasan Aset Tetap

Suatu aset dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau


bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya
dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang akan datang

Setelah proses pelepasan / penghapusan, aset dapat :


1. Dijual
2. Ditukar
3. Dihibahkan
4. dll
Pertimbangan
Penghapusan
Barang tidak Bergerak:
 Rusak berat, terkena bencana alam / force majeure.
 Tidak dapat digunakan secara optimal (idle)
 Terkena planotologi kota.
 Kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas.
 Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi
 Pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana strategis Hankam.

Barang Bergerak:
 Pertimbangan Teknis
 Pertimbangan Ekonomis
 Karena hilang / kekurangan perbendaharaan atau kerugian
Proses Penghapusan
Aset
1) Identifikasi barang yang akan dihapus oleh
pengguna
2) Pengajuan usulan penghapusan barang oleh
pengguna
3) Verfikasi oleh panitia penghapusan barang
milik daerah
4) Verifikasi berita acara oleh pengelola
5) Penerbitan SK Penghapusan Barang Milik
Daerah oleh Kepala Daerah
Ilustrasi Penghapuasan
Aset
Pada tanggal 30 Desember 2011, berdasarkan SK Penghapusan
Barang Milik Daerah, SKPD XYZ menghapus satu buah unit
komputer yang sudah rusak. Komputer dibeli pada tanggal 1
Januari 2007 dengan harga Rp 5.000.000, umur manfaat 5 tahun
dan disusutkan dengan metode garis lurus. Komputer tidak memiliki
nilai sisa.

Penjurnalan Basis Akrual (untuk LO)


Akumulasi penyusutan – komputer 5.000.000
Komputer 5.000.000

Penjurnalan Basis Kas (Untuk LRA)


No Entry
Ilustrasi Penghapusan Aset dengan Dijual

Pada tanggal 30 Desember 2011, berdasarkan SK Penghapusan Barang Milik


Daerah, SKPD ABC menghapus satu buah sepeda motor. Sepeda motor dibeli
pada tanggal 1 Januari 2008 dengan harga Rp 15.000.000, masa manfaat 5
tahun, disusutkan dengan metode garis lurus, dan tidak memiliki nilai sisa.
SKPD ABC kemudain menjual sepeda motor tersebut dan laku terjual sebesar
Rp 4.000.000
Penjurnalan Basis Akrual (untuk LO)
Kas di Bendahara Penerimaan 4.000.000
Akumulasi penyusutan – komputer 12.000.000
Komputer 15.000.000
Surplus Penjualan Aset Nonlancar 1.000.000

Penjurnalan Basis Kas (untuk LRA)


Estimasi Perubahan SAL 1.000.000
Hasil Penjualan Aset Daerah Yang 1.000.000
Tidak Dipisahkan
Penyajian
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
(dalam rupiah)
Uraian 20x1 20x0
ASET

ASET LANCAR

INVESTASI JANGKA PANJANG

ASET TETAP
Tanah xxx xxx
Peralatan dan Mesin xxx xxx
Gedung dan Bangunan xxx xxx
Jalan Irigasi dan Jaringan xxx xxx
Aset Tetap Lainnya xxx xxx
Konstruksi dalm Pengerjaan xxx xxx
Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx)
Jumlah Aset Tetap (36 s/d 42) xxx xxx

DANA CADANGAN

ASET LAINNYA

JUMLAH ASET (20+33+43+47+55) xxx xxx

Anda mungkin juga menyukai