0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
0 tayangan11 halaman
Pendudukan Jepang di Indonesia selama 3,5 tahun membawa dampak positif dan negatif di bidang kebudayaan. Di satu sisi, Jepang memperbolehkan penggunaan bahasa Indonesia dan mendirikan lembaga untuk mengembangkan kesenian, tetapi di sisi lain melarang buku asing dan memaksa penghormatan kepada Kaisar Jepang.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Dampak Kependudukan Jepang Di Indonesia Dalam Bidang Kebudayaan (1)
Pendudukan Jepang di Indonesia selama 3,5 tahun membawa dampak positif dan negatif di bidang kebudayaan. Di satu sisi, Jepang memperbolehkan penggunaan bahasa Indonesia dan mendirikan lembaga untuk mengembangkan kesenian, tetapi di sisi lain melarang buku asing dan memaksa penghormatan kepada Kaisar Jepang.
Pendudukan Jepang di Indonesia selama 3,5 tahun membawa dampak positif dan negatif di bidang kebudayaan. Di satu sisi, Jepang memperbolehkan penggunaan bahasa Indonesia dan mendirikan lembaga untuk mengembangkan kesenian, tetapi di sisi lain melarang buku asing dan memaksa penghormatan kepada Kaisar Jepang.
Kebudayaan leh no us u KELOMPOK 4 Dis • Ida Ayu Jingga Nara Duhita • 2. Alya Sandy Diani Putri • Srihari Mahadewi • Siti Nurhalia s a n h a b a e m P Pendudukan Jepang Dampak Positif Dampak Negatif
Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun
Kependudukan Jepang singkat tetapi menyiksa. Pendudukan Jepang
Pendudukan Jepang selama 3,5 tahun di Indonesia
menjadi salah satu masa terkelam di Indonesia. Dampak kependudukannya bisa dilihat di sejumlah bidang, salah satunya di bidang kebudayaan. TAHUKAH KAMU? Dalam bidang Kebudayaan, kependudukan Jepang ini ternyata membawa begitu banyak dampak. Dampak-dampak itu sendiri membawa banyak perubahan bagi masyarakat Indonesia.
Diantara banyaknya dampak yang terjadi tersebut, kita bisa
meggolongkannya menjadi 2 jenis, yakni A. Dampak Positif B. Dampak Negatif A. DAMPAK POSITIF • Jepang telah memberikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa penulisan, dan sebagainya. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan.
2. Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (pusat
kebudayaan) pada tanggal 1 April 1943 di Jakarta. Fungsi lembaga ini adalah mewadahi aktivitas budawan di Indonesia. 3. Pada tanggal 20 Oktober 1943 atas desakan dari beberapa tokoh Indonesia didirikanlah Komisi Penyempurnaan Bahas Indonesia. Tugas komisi ini adalah menetukan terminologi, yaitu istilah-istilah modern dan menyusun suatu tatabahasa normatif serta menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia. Berdirinya Komisi Penyempurnaan Bahasa Indonesia itu pada akhirnya berhasil mengkodifikasi 7.000 istilah bahasa modern (saat itu). 4. Jepang membentuk Persatuan Aktris Film Indonesia (PERSAFI). Persafi mendorong artis-artis profesional dan amatir di Indonesia bereksperimen dengan mementaskan lakon-lakon terjemahan bahasa asing ke bahasa Indonesi. Sandiwara, sebagai salah satu bentuk seni peran, juga berkembang dibawah pendudukan Jepang karena sebelum perang Pasifik, pertunjukan sandiwara hampir tidak dikenal di Indonesia.
5. Dalam pendidikan, dikenalkannya sistem Nippon Sentris
dan Diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah. B. DAMPAK NEGATIF
• Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan
Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi teras mustahil
2. Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai bpejabat-
pejabt pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam. 3. Adanya pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno (Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari (Omiterasi Omikomi). Sistem penghormatan kepada kaisar dengan cara membungkukkan badan menghadap Tenno, disebut dengan Seikerei. Penghormatan Seikerei ini biasanya diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang (Kimigayo). Terima kasih!