Anda di halaman 1dari 7

NOTULA DISKUSI KELOMPOK

Mata Kuliah SKI Kolonial dan Modern


( Kamis, 10 Maret 2022 )

Kelompok: 02
Nama Anggota:
1. Nurul Muthmainnah 21407141016
2. Nurwita Amroe Safira 21407141017
3. Ilham Hanafi 21407141019
4. Ignatius Senapatya Pandujagad 21407141032

Moderator: Sayitul Munawaroh 21407141040


Notulen:
1. Dea Ayu Novaliza 21407141013
2. Dayinta Khusnia Ratri 21407141005

Sesi 1
• Penanya: Alasan apa yang membuat masyarakat Indonesia melakukan pekerjaan romusha,
apakah ada alasan lain selain paksaan dr pihak Jepang? Apakah masyarakat dijanjikan
dengan upah yg besar pada masa itu? ( Dwi Shinta A _ 21407141015 )
Jawab: Salah satu agar masyarakat Indonesia mau melakukan Romusha yaitu dengan
pemberian surat pujian untuk para pekerja keras yang sudah berusaha sekuat tenaga
membantu pemerintah Jepang dengan bekerja. Surat seperti ini dapat dikatakan sebagai
simbol atau ijazah bagi para pekerja keras. Para pekerja sukarela akan bangga karena
merasa sudah berjasa dalam membangun negerinya dan membantu pemerintah Jepang
dalam menyambut kemenangan akhir. Cara tersebut juga merupakan salah satu upaya
propaganda Jepang dalam menarik para pekerja romusha. Dan dapat dipastikan bahwa cara
tersebut sangatlah efisien. Masyarakat yang menjadi pekerja romusha pada masa
pendudukan Jepang akan mendapatkan tingkat sosial yang tinggi dalam strata sosial. Bagi
mereka yang mendaftarkan diri mereka menjadi romusha akan mendapatkan gelar ”prajurit
ekonomi”. Bahkan bagi mereka yang tidak mau mendaftarkan dirinya sebagai pekerja
romusha sukarela padahal mereka memiliki potensi, pasti akan mengundang cemoohan
dari masyarakat sekitar. Masyarakat Indonesia yang berpotensi dianggap tidak memiliki
cinta tanah air untuk membangun bangsa. (Alvin Harry Ichsanudin_21407141028)
• Penanya: bagaimana pendapat kelompok tentang masa kependudukan Jepang yang bisa
dibilang sangat merugikan di waktu yang notabene singkat dan bahkan lebih kejam dari
kependudukan Belanda, apakah propaganda Jepang dan kebijakan Jepang berhasil masuk
ke tiap golongan masyarakat pribumi? ( Erico Aby Pratama_21407141011 )
Jawab: Jelas sekali propaganda bahkan masuk kedalam seluk beluk masyarakat, karena
Soekarno sendiri bapak bangsa mendukung romusha Jepang, propaganda sangat mengakar.
( Ignatius senapatya pandujagad yuswondo _ 21407141032 )
Jawaban ditambah oleh Daffa Farras Ardyansyah dengan NIM 21407141004

• Penanya: apakah sistem sosial dr masa kependudukan jepang atau belanda tidak hanya
menimbulkan dampak negatifnya saja , apakah terdapat dampk atau hasil yang positif dari
adanya sistem sosial tersebut ? Bagaimana menurut kelompok kalian? ( Salma Agni Dea
_21407141012 )
Jawab: Dampak Positif Sistem Sosial masa colonial Belanda. Dalam bidang sosial
kedudukan para raja dan keluarga istana mengalami perubahan, di mana mereka harus
berubah menjadi aparat atau pegawai yang bekerja untuk membantu pemerintah Belanda.
Turun kelasnya kedudukan para raja membuat kehidupan masyarakat Indonesia juga
berubah. Rakyat tidak lagi harus khawatir, cemas, tidak percaya diri, dan terbelakang,
karena tidak mendapat pengakuan dan perlakukan baik yang disebabkan oleh adanya
pembagian kelas. Bidang budaya juga tak luput mendapatkan dampak positif yaitu
berubahnya cara pergaulan, gaya hidup, bahasa, dan cara berpakaian sebagian besar rakyat
Indonesia. Selain itu, dapat terlihat juga dari berkembangan ajaran Kristen di Indonesia.
Rakyat pun mengetahui perkembangan kesenian yang ada di Eropa, seperti musik dan
dansa. Pengaruh budaya Eropa di Indonesia juga tercermin dalam banyaknya bangunan
bergaya kolonial yang tersebar di Nusantara. Munculnya kebudayaan Indische (Indis) juga
merupakan hasil akulturasi budaya Indonesia dan Eropa. Dalam bidang ekonomi, dampak
positif yang dirasakan akibat penjajahan colonial ialah dikenalnya mata uang kertas dan
logam oleh raffles Ketika menjalankan kebijakan sewatanah. Dampak Positif Sistem Sosial
masa Kolonial Jepang - Diperbolehkannya bahasa Indonesia, Ketika Jepang mendarat
Indonesia pada 1942, Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda serta seluruh hal yang
berbau Belanda. Jepang berdalih ingin membebaskan Indonesia dari imperialisme Belanda
dan negara-negara Barat. Dengan dipergunakannya bahasa Indonesia, Indonesia punya
bahasa nasional yang dapat diterima di berbagai daerah. - Didirikannya Kumiyai Kumiyai
adalah badan yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Belakangan
kumiyai digunakan Jepang untuk mengeruk hasil bumi. Namun, sistem kumiyai
berkembang menjadi koperasi yang diterapkan di Indonesia hingga saat ini. -
Ditetapkannya jenjang sekolah Jepang menghapuskan sistem sekolah berdasarkan kelas
sosial yang dijalankan Pemerintah Hindia Belanda. Sebagai gantinya, Jepang menerapkan
sekolah yang setara untuk semua dengan 12 tingkatan. Sekolah dasar enam tahun, sekolah
menengah pertama tiga tahun, dan sekolah menengah atas tiga tahun - Dikenalkan budaya
positif Jepang. Jepang memberikan doktrin kepada seluruh rakyat Indonesia. Ada budaya
seikerei atau memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang setiap pagi. Bangsa Jepang
dikenal sebagai bangsa yang disiplin. Kedisiplinan ini juga diwajibkan untuk rakyat
Indonesia. Di sekolah-sekolah, diajarkan Nippon Seisyin atau latihan kemiliteran dan
semangat Jepang. ( Ilham Hanafi_21407141019 )

Sesi 2
• Penanya: Apa yang membedakan sistem sosial pada masa penjajahan belanda dan jepang?
Perbedaan apa yang terlihat begitu signifikan dari kedua masa tersebut? ( Salsabila Nur
_ 21407141003 )
Jawab: Sistem sosial budaya dan pendidikan paling mencolok, Belanda menggunakan
etnis sebagai kelas pendidikan, sedangkan Jepang tidak memandang itu. Kedua
nasionalisme pada Jepang sangat kental pada cinta tanah air, berbeda dengan Belanda yang
tentaranya bersumpah atas nama ratu wilmena. ( Ignatius senapatya pandujagad
yuswondo _ 21407141032 )
Jawaban ditambahi oleh Ilham Hanafi_21407141019 dan Saesar Wahid Andreatno _
21407144044

• Penanya: Mengapa masa pendudukan Jepang dikatakan sebagai masa yang sangat
menyengsarakan bagi rakyat Indonesia? ( Ndaru Pratama_21407141008 )
Jawab: Kedudukan Jepang di Indonesia bisa dikatakan Cukup singkat karena Hanya 3
Tahun dibanding dengan Belanda yang Puluhan Tahun. Ini dipicu dengan banyaknya
kebijakan-kebijakan Jepang yang menyengsarakan rakyat. Akhirnya muncullah peristiwa
Berdarah berupa perlawanan untuk Seperti;
•Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942
•Peristiwa Singaparna
•Peristiwa Indramayu, April 1944
•Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)
•Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)
Adapun Beberapa kebijakan yang dikeluarkan Jepang justru menyengsarakan rakyat kita.
Selain itu, Jepang juga memiliki cara-cara yang keras untuk menguasai sumber daya alam
serta sumber daya manusia
Beberapa kebijakan Jepang yang diterapkan di Indonesia pada saat berkuasa;
-Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang
sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial,
ekonomi, dan kesejahteraan warga.
-Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalam
kondisi yang tidak manusiawi.
-Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi
kepentingan perang oleh Jepang. Akibatnya, banyak rakyat yang menderita kelaparan.
-Krisis ekonomi yang sangat parah karena pencetakan uang pendudukan secara besar-
besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
-Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubungan
ekonomi antar daerah.
-Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di
kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan.
-Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya di bawah
pengawasan Jepang.
-Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya
perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
-Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan
pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
-Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang
menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
Kebijakan-kebijakan diatas cukup bisa dijadikan alasan kenapa Kedudukan Jepang sangat
berbekas dalam masyarakat Dulu di Indonesia. ( Ilham Hanafi_21407141019 )

• Penanya: Apakah ada bangunan-bangunan yg didirikan oleh Belanda yang pada saat itu
digunakan dan dimanfaatkan oleh para penjajah jepang? Jika ada jelaskan dan bangunan
apa saja yg di gunakan dan dimanfaatkan oleh Jepang? (Karolina Ina Lapu _
21407141026)
Jawab: Ada, 1. yaitu Kilang Minyak Pangkalan Brandan di Sumatera Utara. Pada 1892,
kilang minyak Royal Dutch di Pangkalan Brandan yang menjalankan usaha eksploitasi
mulai melakukan produksi massal. Kilang Minyak ini merupakan kepemilikan Belanda.
Sebagai bahan yang merupakan sumber energi bagi perekonomian dan mesin untuk perang,
minyak menjadi sasaran empuk bagi kedua pihak yang berseturu. Pada 1940-an,
Pemerintah Hindia Belanda tak mampu menahan serangan Jepang yang melakukan invasi
ke Indonesia. Akhirnya, Jepang mengambil alih kekuasaan Belanda atas Indonesia pada
waktu itu. Berbagai proyek yang ada di Indonesia dengan cepat dikuasai Jepang, untuk
membantu perekenomian penjajah, termasuk menguasai industri minyak di Pangkalan
Brandan. Setelah berhasil dikuasai, Jepang melakukan perbaikan lapangan dan kilang
minyak menggunakan Romusha dan pekerja yang dulunya telah bekerja di sini. 2. Gedung
Menara di Aceh dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1903 atau pada era
kepemimpinan Sultan Muhammad Daudsyah (1874 – 1903). Gedung berbentuk oktagonal
ini sengaja dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk keperluan militernya. Semula
menggunakan telegraf dalam komunikasi jarak jauh, kemudian pihak militer Belanda
mengalihkankan ke telepon. Belanda pun menyebut gedung ini sebagai Kantor Telepon
Koetaradja yang sesungguhnya berdiri di atas lahan milik Dalam (sebutan untuk Kraton
atau Istana/ Kerajaan Aceh Darussalam). Pada waktu pendudukan Jepang (1942 – 1945),
gedung ini tetap digunakan oleh Jepang untuk hal yang sama. Begitu pula, ketika Indonesia
merdeka, bangunan ini sempat dijadikan Kantor Telepon Militer Kodam I Iskandar Muda
yang disebut Wiserbot (WB) Taruna sampai menjelang tahun 1960. Kemudian berturut-
turut digunakan sebagai Kantor KONI, Kantor Surat Kabar Atjeh Post, dan terakhir sebagai
Kantor PSSI hingga tahun 2000. ( Nurwita Amroe Safira _ 21407141017 )
Sesi 3
• Penanya: Bagaimana tanggapan mengenai adanya paksaan terhadap Jepang untuk
meminta maaf sekaligus mengganti rugi akan sistem sosial jugun ianfu di Indonesia
selayaknya di Korea Selatan? (Alvin Harry Ichsanudin_21407141028)
Jawab: Menurut saya jepang memang harus meminta maaf dan mengganti rugi karena itu
sangat merugikan rakyat terutama kaum perempuan. Adanya perbudakan seksual ini
melanggar kemanusiaan dan HAM sebagai manusia. korbannya juga tidak sedikit sangat
banyak sekali dari Indonesia sendiri yang dari penelitian menyebutkan bahwa ada sekitar
10.000-15.000 perempuan dari seluruh wilayah Indonesia terpaksa menjadi jugun ianfu.
itu ga sedikit dan belum lagi yang belum tercatat bisa saja korbanya lebih dari itu. Lalu
selain dari Indonesia korbanya dari berbagai negara seperti korea, cina,Taiwan, Filipina,
Singapura, Malaysia,. Jadi sangat banyak sekali perempuan yang tidak bersalah menjadi
korban seksual oleh tentara jepang. Dan hal tersebut termasuk kejahatan kemanusiaan yang
berupa perbudakan seksual perkosaan, dan bentuk-bentuk kekerasan seksual lain,
pembudakan, penyiksaan, deportasi, penganiayaan, pembunuhan, dan pemusnahan yang
dilakukan militer Jepang yang harus di adili dan bertanggung jawab atas apa yang telah di
lakukan kepada para perempuan korbanya.
Banyak para perempuan yang menderita adanya praktik seksual tersebut dan mengalami
banyak kerugian seperti :
dengan adanya Adanya jugun ianfu ini membuat para perempuan mereasakan luka fisik
seperti pukulan, tendang dan tamparan kemudian mendapatkan luka mental trauma dengan
hubungan seksual, merasakan kehinaan karena di perlakukan tidak manusiawi. Tidak ada
moralitas dan kemanusiaan karena kaum perempuan di rendahkan martabatnya sebagai
manusia dengan dijadikan budak nafsu tentara jepang. pandangan dari masyarakat akan
korban yang di cap buruk dengan sebutan pelacur padahal itu bukan kemauan dari diri
sendiri mereka sama sekali tidak menginginkan terlibat dalam sistem pelayanan seksual
mereka terpaksa melayani karena paksaan dan rasa ketakutan. Adanya Kondisi tersebut
mengakibatkan banyak gadis yang merasa stress dan depresi bahkan yang bunuh diri
karena malu para perempuan juga penyakit menular seksual akibat perbudakan seksual
tersebut. Kemudian salah satu caranya bentuk pertanggung jawabannya jepang Mendirikan
Asian Women’s Fund ( awf) didirikan tahun 1995 bentuk pertanggung jawaban jepang
atas kasus perbudakan seksual dengan memberikan dana kompensasi kepada para korban
( Nurul Muthmainnah _ 21407141016 )

• Penanya: Apakah ada bekas/sisa kebijakan sistem sosial masa pendudukan Jepang dan
Belanda yang masih ada hingga saat ini? ( Elmi Mufiidah _ 21407141035 )
Jawab: Ada, Kebijakan sistem sosial itu termasuk kedalam undang-undang yang mengatur
masyarakat pribumi dan non pribumi. Contohnya seperti Tata Hukum Kolonial yang masih
diterapkan pada zaman sekarang. Mengapa negara kita masih menerapkan sistem Tata
Hukum Kolonial? Karena adanya perjalanan sejarah yang panjang dari penjajahan yang
dilakukan oleh penjajah kolonial khususnya, penerapan hukum juga dari masa lalu yang
diterapkan sudah menjadi darah daging dalam dunia hukum di Indonesia sehingga
mempengaruhi hampir semua aspek, bukan hanya pada aspek agraria semata melainkan
perbedaan pandangan terhadap Hak Azazi Manusia (HAM) dan menghindari terjadinya
kekosongan Hukum atau kevakuman Hukum. Aspek-aspek lain juga ikut terpengaruh
terhadap budaya hukum barat yang sejak dulu sudah diterapkan. Saat ini Negara Indonesia
belum bisa sepenuhnya untuk mengganti Tata Hukum Kolonial, karena masih terdapat
sebagian besar dasar hukum Belanda yang berlaku di Indonesia sebagai hukum positif (IUS
CONSTITUM), contohnya : KUH Pidana, KUH Perdata, KUH Dagang dan sebagainya.
Mentalitas Inlander/Mental Jajahan/Mental Pesuruh/Mental Budak Mental Inlander,
berarti kondisi jiwa, sikap dan prilaku, yang selalu menganggap dari luar (barat) itu baik,
maju, modern, pantas. Dan dari budaya, negara, bangsanya itu selalu buruk, kolot, primitif,
ketinggalan zaman, terbelakang, dan tidak pantas. Dengan kata lain, mental inlader adalah
perasaan rendah hati sebagai bangsa Indonesia. Contoh mental inlander yang ada pada
zaman sekarang yaitu gemar berfoto dengan bule, memuja orang bule dengan berlebihan.
Korupsi, Hal ini dapat dilihat melalui sejarah Perusahaan Verenidge Oostindische
Compagnie (VOC) di masa lalu. Ketika perusahaan besar ini harus bangkrut dan tutup
dikarenakan oknum di dalamnya yang mentalitas korup dan sangat membebani finansial
perusahaan. Sekira-kiranya 290 kapal dari VOC tenggelam di lautan Indonesia. Selain
kapal tersebut karam dalam peperangannya melawan penguasa-penguasa lokal, banyak
kapal karam dikarenakan kelebihan muatan dengan barang dagangan pribadinya.
Perdagangan Pribadi atau perdagangan gelap merupakan contoh besar dari korupsi pejabat
VOC. Korupsi ini membuat nama VOC dijadikan lelucon dengan singkatan Vergaan
Onder Corruptie (Runtuh lantaran korupsi). Menurut sejarawan Ong Hok Ham,
perdagangan pribadi atau disebut perdagangan gelap itu disebut sebagai Morshandel
(perdagangan kecil). "sebenarnya tidak kecil karena mereka menggunakan berbagai
macam fasilitas VOC, seperti kapal, gudang, modal, koneksi, dan lainnya," Koruspi ini
terjadu dikarenakan besarnya kekuasaan VOC atas perdagangan Samudra Hindia, yang di
mana korupsi kian merajalela, mulai dari menyunat anggaran VOC, sampai memeras
penduduk lokal untuk tambahan dana. Pendidikan, Belanda juga ikut mewariskan
kebudayaan penjajah dalam sistem pendidikan Indonesia. Jika kita memperhatikan,
mengapa dalam setiap sekolah peserta didik duduk dalam formasi berbanjar menghadap ke
depan dan seorang guru berdiri di depan kelas, maka itu adalah sistem yang diwariskan
oleh Belanda. Sistem seperti ini serupa dengan struktur kelas di era skolastik Eropa. Selain
itu, jenjang pendidikan yang didasarkan pada tahun merupakan sistem yang mengikuti
penjajah Belanda. Misalkan, di jenjang sekolah dasar ditempuh selama enam tahun dan
selanjutnya ditempuh selama tiga tahun. Selain itu, prasyarat usia calon peserta didik yang
selama ini digunakan dalam pendidikan Indonesia juga merupakan warisan Belanda. Saat
itu, sekolah lokal yang mampu menyaingi sistem pendidikan Belanda hanyalah pesantren.
Struktur Masyarakat (Jepang) , Awalnya struktur pemerintahan terkecil di Indonesia adalah
desa atau dukuh. Hal ini berubah ketika Jepang datang menjajah Indonesia. Sebagai upaya
untuk mengawasi masyarakat jajahannya di Indonesia, Jepang membagi lagi struktur desa
dengan satuan yang lebih kecil dengan nama Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga
(RT). Di Jepang sendiri, sistem ini sudah dijalankan lebih dahulu dengan nama
Tonarigumi. Meski merupakan sistem yang dibawa penjajah, satuan RW dan RT ini
digunakan oleh pemerintah Indonesia hingga sekarang. Dengan pembagian ini, nyatanya
mampu memberi manfaat yang besar terhadap pola koordinasi dan administrasi pemerintah
Indonesia sampai masuk ke tengah masyarakat kecil Indonesia. Gotong Royong/Sumbang
Rewang saat kerja rodi. ( Nurwita Amroe Safira _ 21407141017 )

• Penanya: Jelaskan masa peralihan penjajahan masa VOC, ke masa kerajaan Belanda. Itu
saja terimakasih. ( Daffa Farras Ardyansyah _ 21407141004 )
Jawab: Menurut saya sama saja karena VOC walaupun hanya serikat dagang tapi mereka
sudah seperti negara sendiri. Mereka mempunyai Angkatan bersenjata sendiri, bahkan
mempunyai sistem pemerintahan dan mata uang. Menurut saya, tidak ada bedanya bahkan
sistem sosial koloni pemerintahan, VOC juga membedakan antara orang kulit putih, Cina,
Arab. Setelah VOC bubar lalu Hindia Belanda tidak terurus, dan ingin diambil alih oleh
Inggris, untuk membayar hutang VOC. ( Ignatius Senapatya Pandujagad _
21407141032)

Anda mungkin juga menyukai