a. Bidang politik
Para Bupati dijadikan pegawai negeri dan digaji, padahal menurut adat istiadat
kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat.
Bupati dijadikan alat kekuasaan pemerintah kolonial. Pamong praja yang
dahulu berdasarkan garis keturunan sekarang menjadi sistem kepegawaian.
(Daendels/Raffles)
b. Budaya
c. Sosial
Terjadinya perubahan pelapisan sosial , golongan timur asing (Cina dan Timur
Jauh/Arab, India, Pakistan), golongan eropa (Belanda dan orang Eropa
lainnya), dan pribumi.
Terjadinya mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi, terutama
untuk memenuhi tenaga-tenaga di perkebunan-perkebunan yang dibuka
Belanda di luar Jawa.
Muncul golongan buruh dan golongan majikan yang muncul karena berdirinya
pabrik-pabirk dan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat Indonesia
menjadi dinamis.
Tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, seperti upacara dan tata cara yang
berlaku dalam lingkungan istana menjadi sangat sederhana. Tradisi tersebut
secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah Belanda.
d. Ekonomi
Pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pedagang besar karena pintu politik
terbuka
e. Pendidikan
2. Sumpah Pemuda
a. Isi
1) Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Bertoempah darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah
yang Satu, Tanah Indonesia).
2) Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putran dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu,
Bangsa Indonesia).
b. Makna
3) Memaknai rasa cinta tanah air (Latar belakang Sumpah Pemuda itu sendiri
adalah sebuah pengakuan akan rasa cinta tanah air yang mendorong para
pemuda untuk berjuang dalam satu kesatuan)
Militer
Semi militer
1) Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para pemuda yang berusia 14-
22 tahun. Bertujuan mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga
dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
Sosial kemasyarakatan
3) Fujinkai, awalnya bagian wanita dari Putera. Setelah Putera dibubarkan, Jepang
mempertahankan bagian wanitanya. Selain beranggotakan para ibu, Fujinkai juga
punya Bagian Pemudi yang bernama Josi Saimentai. Anggotanya para gadis yang
berusia di atas 15 tahun. Fujinkai bertugas meningkatkan kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat. Anggotanya menggelar kegitan pendidikan dan kursus-
kursus.
Politik
Social Budaya
Kebijakan Kinrohoshi yaitu tradisi kerja bakti secara massal pada masa
pendudukan Jepang.
Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independent dan pengawasan
berada di bawah pengawasan Jepang.
Ekonomi
Jepang mengeksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk
kepentingan perang jepang.
Pendidikan
Pendidikan tingkat dasar hanya satu, yaitu pendidikan enam tahun. Hal itu
sebagai politik Jepang untuk memudahkan pengawasan.
Militer
8. Romusha
Untuk menopang Perang Asia Timur Raya Jepang mengadakan romusha. Mereka
dipekerjakan di lingkungan terbuka, misalnya di lingkungan pembangunan kubu-kubu
pertahanan, jalan raya, lapangan udara. Pada awalnya, tenaga kerja dikerahkan di
Pulau Jawa yang padat penduduknya, kemudian di kota-kota dibentuk barisan
romusha sebagai sarana propaganda. Desa-desa diwajibkan untuk menyiapkan
sejumlah tenaga romusha. Panitia pengerahan tersebut disebut Romukyokai , yang ada
di setiap daerah
Untuk menutupi kekejamannya dan agar rakyat merasa tidak dirugikan, sejak tahun
1943, Jepang melancarkan kampanye dan propaganda untuk menarik rakyat agar mau
berangkat bekerja sebagai romusha. Untuk mengambil hati rakyat, Jepang memberi
julukan mereka yang menjadi romusha itu sebagai “Pejuang Ekonomi” atau
“Pahlawan Pekerja”. Para romusha itu diibaratkan sebagai orang-orang yang sedang
menunaikan tugas sucinya untuk memenangkan perang dalam Perang Asia Timur
Raya. Pada periode itu sudah sekitar 300.000 tenaga romusha dikirim ke luar Jawa.
Bahkan sampai ke luar negeri seperti ke Birma, Muangthai, Vietnam, Serawak, dan
Malaya. Sebagian besar dari mereka ada yang kembali ke daerah asal, ada yang tetap
tinggal di tempat kerja, tetapi kebanyakan mereka mati di tempat kerja.
c. Peristiwa rengasdengklol