NIM : 21407141006
Program Studi : Ilmu Sejarah
Kelas : A/B
Mata Kuliah : Sejarah Militer
Tugas Pengganti Kuliah
Resume dan Review Jurnal Sejarah Militer
Judul Buku : The Military and Democracy in Asia and the Pacific,
Penerbit : ANU Press
Judul Bagian Buku : The Military and Democracy in Indonesia
Jurnal : JSTOR
Tahun : 2004
Halaman : 29-46
Penulis : Vatikiotis, Michael R.J.
Editor : J. May and Viberto Selochan
URL : http://www.jstor.org/stable/j.ctt2jbj1g.7
Abtrak : Dalam bab ini, penulis menyatakan bahwa untuk memahami
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan sikapnya
terhadap demokrasi, penting untuk memahami hubungan antara
militer dan negara di Indonesia. Selain sejarah awal ABRI,
penulis juga memberikan rincian tentang hubungan Soeharto
dengan ABRI, tahun-tahun awal di bawah Orde Baru, dan
tahun-tahun terakhir ketika ABRI menghadapi masa depan
yang tidak menentu. Singkatnya, penulis meragukan bahwa
akan ada perubahan radikal dari pola-pola kontrol sosial dan
politik saat ini seperti yang dipraktikkan oleh Orde Baru,
sementara ABRI terus memainkan peran yang begitu menonjol.
Kata Kunci : ABRI, hubungan sipil-militer, demokrasi, Golkar, Indonesia,
Orde Baru, Soekarno, Suharto
Pendahuluan : ABRI menganggap dirinya sebagai penyelamat dan pejuang
negara, karena telah berperang dalam perang kemerdekaan
melawan Belanda pada tahun 1945-1949. Dengan demikian,
ABRI memproyeksikan dirinya sebagai penjaga negara, sebuah
definisi yang, seperti yang ditunjukkan oleh Finer, mengilhami
tradisi kesetiaan pada negara, bukan kepatuhan pada penguasa
pada saat itu. Memang, sebagai bagian dari sumpah prajurit
yang diucapkan oleh setiap anggota ABRI, kesetiaan hanya
diikrarkan pada 'Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945'. Secara kasar, ABRI
masih menganggap dirinya sebagai tentara rakyat.