Anda di halaman 1dari 4

SOAL ANALISIS

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


SEJARAH INDONESIA

Nilai
Nama Siswa/Presensi : Dionisius Rio Linton/11
Kelas : XII-MIPA-4

A. URAIAN
1. Pada masa pemerintahannya, Presiden Soeharto memberikan kewenangan bagi ABRI
untuk terlibat dalam pemerintahan. Mengapa Presiden Soeharto memberikan
kewenangan tersebut?
Berdasarkan sumber yang telah saya baca di internet tidak ada yang
menyatakan persis alasan Soeharto memberikan kewenangan bagi ABRI untuk
terlibat dalam pemerintahan tetapi menurut saya, semua berawal dari meletusnya
peristiwa G 30-S/PKI. Berkaitan dengan fakta bahwa ABRI sangat menentang
Komunis, karena mereka menilai PKI merupakan ancaman yang sangat potensial
terhadap kelangsungan bangsa terkait dengan sifatnya yang Atheis, Non-Nasionalis,
Komintern, dan menganut doktrin perjuangan kelas yang selalu mengadu domba.
Nah, kudeta yang dilakukan oleh PKI pada Gerakan 30 September sangat
meyakinkan rakyat Indonesia bahwa dugaan ABRI pada waktu itu memang benar,
sehingga mendapatkan integritas yang baik serta kepercayaan dari rakyat.
Kemudian, hal tersebut berlanjut dengan dikeluarkannya “Supersemar” yang
menandakan turunnya Soekarno dari jabatan kepresidenan dan digantikan oleh
Menteri Panglima Angkatan Darat Soeharto yang notabene memiliki latar belakang
militer yang kental, dengan begitu peran ABRI dalam politik sangat pesat di eranya
Soeharto
ABRI sebenarnya memiliki dua peranan yang cukup signifikan dan seringkali
dikenal dengan “Dwifungsi ABRI”, yaitu selain sebagai kekuatan pertahanan dan
keamanan, ABRI juga berfungsi sebagai kekuatan sosial politik. Konsep dwifungsi
ABRI pada masa pemerintahan orde baru berawal dari gagasan A.H Nasution yang
disebut juga dengan konsep jalan tengah. Konsep jalan tengah sebenarnya sebuah
konsep yang menginginkan militer berperan sebagai alat pertahanan keamanan
negara sekaligus berpartisipasi dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan
budaya.
Kebijakan Dwifungsi ABRI sebenarnya telah diterapkan pada awal Orde
Baru, namun baru dilegalkan oleh Soeharto pada tahun 1982 melalui

1 | Page
Undang-Undang nomor 20 Tahun 1982. Melalui kebijakan tersebut ABRI berhasil
melakukan dominasi terhadap lembaga eksekutif dan legislatif Orde Baru.
Jadi alasan Soeharto memberikan kewenangan ABRI untuk ikut campur
dalam dunia politik karena Soeharto berlatar belakang militer, sehingga menurut
saya, beliau otomatis akan lebih menempatkan ABRI sebagai pemerintahan
dibanding para orang-orang politik non-militer yang ditempatkan.

2. Salah satu upaya rehabilitasi ekonomi dilakukan pemerintah Indonesia dengan


mengeluarkan kebijakan penanaman modal asing. Apa yang Anda ketahui tentang
implementasi kebijakan tersebut? Jelaskan!
. Di dalam rencana pengembangan ekonomi di Indonesia bisa dikatakan untuk
mencari awal yang baru semenjak orde baru, kita perlu berangkat dari jangkauan repelita.
Perkembangan nasional merupakan upaya kesadaran melalui Nasional untuk
mengembangkan dignitas yang berdampingan dengan negara lain di dunia Internasional.
Implementasi dari perkembangan itu sendiri bukan hanya membutuhkan ketersediaan
modal pengembangan dalam hal ketersediaan sumber daya alam, tapi juga
membutuhkan ketersediaan modal dalam bentuk skill, kemampuan manajemen teknologi,
serta keuangan. Dalam tahap awal perkembangan negara Indonesia, sangatlah
dirasakan tentang keterbatasan teknologi, skill, dan kemampuan manajemen finansial
yang menjadikan hal-hal tersebut sebuah halangan yang serius dalam
mengimplementasikan perkembangan nasional. Oleh karena halangan-halangan ini,
pemerintah mengundang para investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.
Diijinkannya modal asing menanamkan investasinya di Indonesia juga merupakan
amanat dari TAP MPRS No. XXIII/MPRS/1966, tentang pembaharuan Kebijaksanaan
Landasan Ekonomi Keuangan dan Pembangunan dan UU No. 1 tahun 1967 tentang
PMA (Penanaman Modal Asing). Hal ini merupakan ketetapan MPRS sehingga hal ini
juga menjadi latar belakang yang kokoh bagi terbentuknya Undang-Undang Penanaman
Modal Asing (UU PMA)
Untuk banyak orang yang menentang tentang penanaman modal asing dengan
“negara kita jangan dijual!” itu dapat dipatahkan, karena dalam konsideran UU PMA
disebutkan bahwa modal asing itu perlu dimanfaatkan secara maksimal untuk
mempercepat pembangunan nasional dan digunakan untuk bidang-bidang dan
sektor-sektor yang dalam waktu dekat belum dan atau tidak dapat dilaksanakan oleh
modal dari Negara Indonesia sendiri. Dengan begitu, tujuan atau hakikat awal dari

2 | Page
penanaman modal asing di Indonesia ini hanyalah sebagai “akselerator” dalam
pembangunan yang berskala besar/nasional, bukan sebagai “pembeli”.
Namun yang saya ketahui juga, tentang penanaman modal asing ini termasuk ke
dalam kategori hubungan yang kurang seimbang sehingga menyebabkan
ketergantungan negara Indonesia kepada investor asing terhadap pembangunan
nasional Indonesia. Dengan begitu, peran negara melalui serangkaian regulasinya di
bidang hukum dalam rangka “menstimulus” pembangunan ekonomi harus dimantapkan
lebih lagi.

3. Penyelenggaraan pemilu pada masa Orde Baru tidak mencerminkan prinsip demokrasi.
Benar atau salah pernyataan tersebut? Jelaskan pendapat Anda!
Penyelenggaraan pemilu pada masa Orde Baru benar tidak mencerminkan prinsip
demokrasi. Ada beberapa hal yang menjadikan pemilu-pemilu selama Orde Baru berkuasa tidak
dikategorikan sebagai pemilu yang demokratis. Pertama, Terlalu dominannya peranan
pemerintah, dan sebaliknya, amat minimnya keterlibatan masyarakat hampir di semua tingkatan
kelembagaan maupun proses pemilu. Dominasi pemerintah yang terlalu besar terlihat dalam
postur kelembagaan penyelenggara pemilu, dari tingkat pusat hingga struktur kepanitiaan
terendah yang didominasi pemerintah. Kalaupun melibatkan unsur diluar pemerintah tidak terlalu
berpengaruh.
Proses pemilu tidak berlangsung fair karena adanya pemihakan pemerintah kepada salah
satu peserta pemilu, yaitu Soeharto (Golkar). Birokrasi dengan monoloyalitasnya dan militer
mendukung Soeharto untuk mencapai kemenangan. Pada tahap penghitungan suara, hampir
tidak ada peluang bagi OPP di luar Golkar mengikuti dan terlibat secara penuh dalam
penghitungan suara, kecuali di tingkat tempat pemungutan suara.
Agar Orde Baru lenggang dalam masa monopolinya, mereka mempersiapkan politik yang
akan mendukung kekuasaannya untuk berlaga dalam pemilu. Mereka Mengkonsolidasikan
Sekber Golkar untuk menjadi pendukung pemerintahan yang baru. Proses konsolidasi Sekber
Golkar tidak berjalan sederhana sebab meskipun tokoh-tokohnya beraffiliasi dengan militer,
sebagian besar perwira itu adalah Soekarnois. Selain itu, keanggotaannya banyak berasal dari
politisi dan intelektual yang terkadang menunjukkan sikap independen. Langkah yang diambil
kemudian adalah restrukturisasi Sekber Golkar ke dalam tujuh kelompok organisasi induk, yaitu
Kosgoro, MKGR, Soksi, Ormas Hankam, Gakari, Karya Profesi, dan Karya Pembangunan.
Organisasi baru yang terakhir adalah yang menampung kaum intelektual dan politisi Orde Baru
yang modernis dan berpikiran reformis.
Berdasarkan saksi yang ayahnya bekerja sebagai PNS, pada 1982 ayahnya kerap didatangi
tim sukse Golkar. Mereka menganggap ayahnya mempunyai pengaruh di masyarakat,
mengharapkan dirinya mau menjadi bagian dari tim sukses Golkar. Namun, ayahnya selalu
menolaknya dengan halus. Karena ia tidak bisa dijadikan tim sukses Golkar, maka tim sukses

3 | Page
Golkar mengancam akan membawa dirinya ke hadapan bupati setempat, dan memang benar, ia
beserta sejumlah ulama lainnya dihadapkan kepada bupati.
Singkat cerita, ayahnya diberikan dua pilihan: akomodatif dengan Golkar sehingga karier
birokrat di daerah akan mulus; atau sebaliknya, jika membangkang akan dibuang atau bahkan
isa dipecat dari PNS, menurut saksi anaknya.
Dari kesaksian di atas dan penggalan artikel di atas, maka dapat dikatakan bahwa
penyelenggaraan pemilu pada masa Orde Baru tidak menjalankan prinsip demokrasi, atau tidak
demokratis. Banyaknya paksaan, dan kebebasan, serta kecurangan yang dilakukan oleh pemerintah
Orde Baru, menjadikan pemilu yang tadinya sebuah kebebasan untuk berpendapat serta memilih,
menjadi tempat kecurangan, dan pemaksaan yang tidak manusiawi.

4 | Page

Anda mungkin juga menyukai