Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TENTARA DAN PENULISAN SEJARAH

PADA MASA ORDE BARU

OLEH :

ARIF SERENIAMI 2110713007

DOSEN PENGAMPU :

Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan

JURUSAN ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ANDALAS

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
kemudahan pada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya tak sanggup bagi saya untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun tak luput dari kata kekurangan.
Salawat serta salam saya kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya hingga akhirat nanti.

Selain itu saya ingin berterimakasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.Selanjutnya dengan rendah hati
saya meminta kepada para pembaca sekalian untuk memberikan kritik dan saran
mengenai makalah ini sehingga dapat saya revisi di kemudian hari.

Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembacanya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PADANG, 31 Mei 2023

Pemakalah
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada masa Orde Baru di Indonesia, yang berlangsung dari tahun 1966 hingga
1998, peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) sangatlah signifikan. Kehadiran
TNI dalam kehidupan politik dan sosial negara ini memiliki dampak yang
mendalam, termasuk dalam penulisan sejarah pada periode tersebut. Makalah ini
bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara TNI dan penulisan sejarah pada
masa Orde Baru, serta memahami dampaknya terhadap narasi sejarah yang
dibentuk pada periode tersebut.

Pada awal masa Orde Baru, setelah penggulingan pemerintahan Presiden


Sukarno, TNI mengambil peran penting dalam membentuk struktur pemerintahan
baru. Jenderal Soeharto, yang kemudian menjadi Presiden, juga berasal dari
lingkungan militer dan memegang kendali yang kuat atas TNI. Keberadaan TNI
dalam pemerintahan ini membawa pengaruh yang besar terhadap penulisan
sejarah pada masa Orde Baru.

Selama masa Orde Baru, TNI memiliki kendali yang signifikan terhadap
sektor pendidikan dan kebudayaan, termasuk penulisan sejarah. Pemerintah Orde
Baru melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Pembinaan
Sejarah Nasional (BPSN) berperan dalam mengarahkan penulisan sejarah secara
resmi. Hal ini menciptakan kondisi di mana penulisan sejarah cenderung
mengikuti narasi yang diinginkan oleh rezim Orde Baru.

Penulisan sejarah pada masa Orde Baru cenderung mencerminkan pandangan


pemerintah yang berkuasa, yang menekankan stabilitas politik dan pertumbuhan
ekonomi sebagai keberhasilan rezim. Sejarawan yang bertugas pada saat itu sering
kali diberi panduan dan batasan dalam menulis sejarah. Beberapa topik
kontroversial, seperti pelanggaran hak asasi manusia atau kritisisme terhadap
rezim, sering diabaikan atau disensor dalam narasi sejarah resmi.
Selain itu, peran TNI dalam sejarah sering diromantisasi dan diperbesar,
dengan menggambarkan TNI sebagai pahlawan yang menjaga kestabilan dan
keamanan negara. Kontribusi dan pencapaian individu dalam TNI sering kali
diberikan vignet positif, sedangkan aspek negatif atau kegagalan jarang diberi
penekanan.

Namun, di sisi lain, ada juga sejarawan dan akademisi yang berusaha
menyajikan narasi yang lebih kritis dan objektif tentang masa Orde Baru.
Beberapa dari mereka menghadapi tantangan dan pembatasan dalam mengungkap
fakta-fakta yang tidak selaras dengan narasi resmi. Penelitian dan publikasi
independen menjadi penting dalam melawan dominasi narasi yang diinginkan
oleh rezim.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam penulisan
sejarah pada masa Orde Baru?
2. Bagaimana pengaruh kehadiran TNI dalam pemerintahan Orde Baru
terhadap narasi sejarah yang dibentuk?
3. Apa saja topik-topik kontroversial atau aspek-aspek yang diabaikan
dalam narasi sejarah resmi pada masa Orde Baru?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Bagaimana peran TNI dalam penulisan sejarah pada
masa Orde Baru
2. Supaya mengetahui Apa pengaruh kehadiran TNI ketika pemerintahan
Orde Baru kepada narasi sejarah
3. Mengetahui apasaja topik-topik penting yang diabaikan dalam narasi
sejarah reami pada masa Orde Baru
BAB II

PEMBAHASAN

1. Peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam penulisan sejarah pada


masa Orde Baru

Peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam penulisan sejarah


pada masa Orde Baru sangat signifikan dan memiliki pengaruh yang kuat
terhadap narasi sejarah yang dibentuk pada periode tersebut. Berikutini
adalah beberapa aspek yang menjelaskan peran TNI dalam penulisan
sejarah pada masa Orde Baru:

1. Pengaruh politiknya, Pada awal Orde Baru, TNI memiliki peran penting
dalam membentuk struktur pemerintahan baru setelah penggulingan
Presiden Sukarno. Jenderal Soeharto, yang kemudian menjadi Presiden,
memiliki latar belakang militer dan memegang kendali yang kuat atas TNI.
Dalam konteks ini, TNI memiliki pengaruh politik yang kuat, termasuk
dalam penentuan narasi sejarah resmi yang sesuai dengan kepentingan
rezim.

2. Kontrol terhadap sektor pendidikan dan kebudayaannya, Pemerintah


Orde Baru, melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan
Pembinaan Sejarah Nasional (BPSN), memiliki kendali terhadap sektor
pendidikan dan kebudayaan. Hal ini mencakup kurikulum pendidikan dan
pengaturan penulisan sejarah. TNI turut berperan dalam pengawasan dan
pengarahan terhadap penulisan sejarah secara resmi yang diarahkan oleh
pemerintah.

3. Penekanan pada stabilitas politik dan keamanannya, Salah satu ciri khas
penulisan sejarah pada masa Orde Baru adalah penekanan pada stabilitas
politik dan keamanan sebagai keberhasilan rezim. TNI digambarkan
sebagai pahlawan yang menjaga kestabilan dan keamanan negara.
Kontribusi dan pencapaian individu dalam TNI sering kali diberikan
vignet positif, sementara aspek negatif atau kegagalan jarang diberi
penekanan.

4. Pembatasan terhadap topik kontroversial, Selama Orde Baru, beberapa


topik kontroversial atau aspek-aspek yang tidak sesuai dengan narasi resmi
diabaikan atau disensor dalam penulisan sejarah. Pelanggaran hak asasi
manusia atau kritisisme terhadap rezim sering kali dihindari. Sejarawan
dan penulis yang berusaha mengungkap fakta-fakta yang tidak selaras
dengan narasi resmi dapat menghadapi pembatasan dan tekanan.

5. Penggunaan penulisan sejarah untuk melegitimasi rezim, Penulisan


sejarah pada masa Orde Baru juga digunakan sebagai instrumen untuk
melegitimasi rezim dan menciptakan pandangan yang positif terhadap
pemerintahan tersebut. Narasi sejarah resmi sering kali menggambarkan
Orde Baru sebagai masa kemajuan ekonomi dan stabilitas politik yang
dicapai berkat kebijakan pemerintah dan peran TNI.

Peran TNI dalam penulisan sejarah pada masa Orde Baru


mencerminkan dominasi rezim terhadap narasi sejarah resmi. Meskipun
terdapat beberapa penulis dan sejarawan yang berusaha menghadirkan
pandangan yang lebih kritis.

2. Pengaruh kehadiran TNI dalam pemerintahan Orde Baru terhadap narasi


sejarah yang dibentuk

Kehadiran TNI dalam pemerintahan Orde Baru memiliki pengaruh


yang signifikan terhadap narasi sejarah yang dibentuk pada masa itu.
Berikut adalah beberapa pengaruh penting:

1. Kontrol terhadap penulisan sejarah Sebagai bagian dari pemerintahan


Orde Baru, TNI memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan narasi
sejarah yang resmi. Posisi politik yang kuat dan kendali atas sektor
pendidikan dan kebudayaan memungkinkan TNI untuk mengatur
penulisan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.

2. Pemuliaan peran TNI dalam pemerintahan Orde Baru berkontribusi


pada pemuliaan peran dan kontribusi TNI dalam narasi sejarah. TNI sering
digambarkan sebagai pahlawan yang menjaga stabilitas politik dan
keamanan negara. Prestasi individu dalam TNI sering kali diberikan
sorotan positif, sementara aspek negatif atau kegagalan jarang diberi
perhatian.

3. Kehadiran TNI dalam pemerintahan Orde Baru berperan dalam


membentuk citra rezim itu sendiri. Penulisan sejarah yang dikendalikan
oleh TNI cenderung menggambarkan rezim Orde Baru sebagai masa
kemajuan ekonomi dan stabilitas politik yang dicapai melalui kebijakan
pemerintah yang efektif dan peran TNI yang signifikan.

4. Pembatasan terhadap narasi kritis, Pengaruh TNI dalam pemerintahan


Orde Baru juga menyebabkan pembatasan terhadap narasi kritis atau fakta-
fakta yang tidak sesuai dengan narasi resmi. Topik kontroversial atau
aspek-aspek yang menggambarkan kegagalan rezim atau pelanggaran hak
asasi manusia sering kali diabaikan atau disensor dalam penulisan sejarah
resmi.

5. Kehadiran TNI dalam pemerintahan Orde Baru juga mempengaruhi


akses terhadap sumber-sumber sejarah yang mungkin berpotensi
mengungkap fakta-fakta yang tidak selaras dengan narasi resmi. Sejarawan
dan penulis sering menghadapi kendala dalam mengakses arsip dan
dokumen penting, yang mungkin dijaga ketat oleh TNI.

Pengaruh kehadiran TNI dalam pemerintahan Orde Baru


mempengaruhi narasi sejarah yang dibentuk pada masa itu, menciptakan
penekanan pada peran TNI yang positif, penekanan pada stabilitas politik
dan keamanan, serta pembatasan terhadap narasi kritis atau fakta-fakta
yang tidak sesuai dengan narasi resmi.

3. Topik-topik kontroversial yang diabaikan dalam narasi sejarah resmi pada


masa Orde Baru?

Pada masa Orde Baru, terdapat beberapa topik kontroversial yang


umumnya diabaikan atau dihindari dalam narasi sejarah resmi yang
dibentuk oleh rezim. Beberapa topik ini mencakup:

1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi selama masa Orde Baru,
seperti penculikan, penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, dan
pembunuhan politik, sering kali diabaikan atau dihilangkan dalam narasi
sejarah resmi. Keberadaan korban dan penderitaan yang diakibatkannya
jarang diberi sorotan, sementara peran pemerintah atau aparat keamanan
dalam pelanggaran tersebut sering kali dikurangi atau dibantah.

2. Pembungkaman Oposisi Politik, Represi terhadap oposisi politik pada


masa Orde Baru, termasuk pembungkaman gerakan mahasiswa, partai
politik, dan kelompok-kelompok aktivis, juga sering diabaikan dalam
narasi sejarah resmi. Aksi-aksi keras terhadap pengkritik dan penentang
rezim Orde Baru jarang diberikan perhatian, sementara partisipasi dan
kontribusi kelompok-kelompok tersebut dalam memperjuangkan
demokrasi dan keadilan seringkali dihilangkan atau direduksi.

3. Orde Baru juga ditandai dengan pembatasan kebebasan pers dan kontrol
yang ketat terhadap media massa. Ketidakbebasan pers dan pengawasan
yang dilakukan oleh rezim sering kali tidak diakui dalam narasi sejarah
resmi. Berbagai tindakan sensor dan penindasan terhadap media yang
tidak sejalan dengan kepentingan rezim jarang diberi perhatian, sehingga
menghasilkan narasi yang memuji peran pemerintah dalam pembangunan
dan kemajuan negara.
4. Korupsi dan kolusi yang merajalela pada masa Orde Baru juga sering
diabaikan dalam narasi sejarah resmi. Ketidakadilan dan penyalahgunaan
kekuasaan yang dilakukan oleh elit politik dan militer jarang dibahas
secara terbuka atau dipertanyakan. Fakta-fakta terkait skandal korupsi dan
nepotisme seringkali dihindari atau diperkecil dalam narasi resmi.

5. Perlawanan Terhadap Rezim, Gerakan perlawanan dan opsi alternatif


terhadap rezim Orde Baru juga sering diabaikan atau direduksi dalam
narasi sejarah resmi. Kontribusi kelompok-kelompok perlawanan,
termasuk kelompok-kelompok etnis, mahasiswa, buruh, petani, dan
kelompok agama, seringkali dihilangkan atau dianggap sebagai ancaman
terhadap stabilitas dan kemajuan negara.

Pada umumnya, narasi sejarah resmi pada masa Orde Baru


cenderung menghindari atau mengabaikan topik-topik kontroversial yang
dapat mengancam legitimasi rezim dan mengungkapkan kelemahan atau
kegagalan pemer
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam masa Orde Baru di Indonesia, Tentara Nasional Indonesia (TNI)


memiliki peran yang signifikan dalam penulisan sejarah dan membentuk narasi
sejarah yang resmi. Kehadiran TNI dalam pemerintahan Orde Baru memberikan
pengaruh yang kuat terhadap narasi sejarah yang dibentuk pada periode tersebut.

TNI memiliki pengaruh politik yang besar dan kendali atas sektor
pendidikan dan kebudayaan, yang memungkinkan mereka untuk mengatur
penulisan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim. Penulisan sejarah pada masa
Orde Baru cenderung memuliakan peran TNI, menekankan stabilitas politik dan
keamanan sebagai keberhasilan rezim, dan membatasi narasi kritis atau fakta-
fakta yang tidak sesuai dengan narasi resmi.

Beberapa topik kontroversial seperti pelanggaran hak asasi manusia,


pembungkaman oposisi politik, pembatasan kebebasan pers, korupsi, dan
perlawanan terhadap rezim sering kali diabaikan atau dihilangkan dalam narasi
sejarah resmi. Pengaruh TNI juga mempengaruhi akses terhadap sumber-sumber
sejarah yang mungkin mengungkap fakta-fakta yang tidak selaras dengan narasi
resmi.

Meskipun demikian, setelah akhir Orde Baru dan munculnya gerakan pro-
demokrasi dan reformasi, terjadi pergeseran dalam penulisan sejarah. Sejarawan
dan akademisi berusaha menyajikan narasi yang lebih kritis dan objektif tentang
masa Orde Baru, mengungkap fakta-fakta yang terabaikan dan menghadapi
tantangan dalam mengungkap kebenaran yang tidak selaras dengan narasi resmi
yang sebelumnya.

Secara keseluruhan, pengaruh TNI dalam pemerintahan Orde Baru telah


memberikan pengaruh yang kuat terhadap penulisan sejarah pada masa itu. Hal ini
mencerminkan dominasi rezim terhadap narasi sejarah resmi dan pembatasan
terhadap topik-topik kontroversial. Namun, upaya sejarawan dan akademisi untuk
menciptakan narasi yang lebih kritis dan objektif telah membantu menghadirkan
sudut pandang yang lebih luas tentang masa Orde Baru dan mengungkap fakta-
fakta yang penting bagi pemahaman sejarah Indonesia.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi


pembaca. Apabila terdapat kesalahan mohon maafkan kami dan memakluminya.
Dengan adanya pembahasan tentang Tentara dan Penulisan Sejarah pada masa
Orde Baruini, diharapkan pembaca lebih memahami lebih lanjut tentang tema yang
di bahas dan dapat memanfaatkanya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Lev, D. S. (1996). "Suharto and the Generals: The Formation of a Political


Order." Journal of Asian Studies, 55(4), 888-910.

Simanjuntak, T. G. (2003). Indonesian Military After the New Order. S.


Rajaratnam School of International Studies.

Anda mungkin juga menyukai