Silabus Prof. Dr. Salim Said,MA,MAIA untuk untuk pengajaran mata kuliah Ilmu
politik
I. Pengantar.
Bacaan:
1. George McTurnan Kahin, Nationalism And Revolution in
Indonesia, (New York, Ithaca Cornell University Press,1962)
bab I, II dan III.,
2. R. William Liddle, “Politics and Culture in Indonesia,”
dalam Leadership
and Culture in Indonesian Politics, halaman 63- 106.
3. Benedict Anderson, Imagined Communities, bab 1, 2 dan
3.
4. Ruth McVey, “Building Behemoth, Construction of the
Nation-State,” dalam Daniel S. Lev and Ruth McVey (Eds),
Making Indonesia, Essays on Modern Indonesia in Honor of
George McT. Kahin, ( Ithaca, New York, Cornell
University)
5.Taufik Abdullah, Indonesia Toward Democracy,
(Singapore, ISEAS,2009),bab I.
2
3
Apa yang terjadi pada periode revolusi hanya akan dimengerti dengan
baik jika zaman pendudukan Jepang, yang singkat namun intensif dan
dramatis, dimengerti dengan baik. Oleh sebab itu periode revolusi akan
dimulai pembicaraannya dengan menengok ke zaman pendudukan
Jepang. Dari zaman pendudukan yang singkat itu yang penting
dibicarakan adalah politik mobilisasi pemerintahan militer Jepang yang
berdampak amat menentukan bagi jalannya revolusi fisik di kemudian
hari. Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, adalah
kelahiran wadah bagi sebuah konsep bangsa yang bernama “Indonesia.”
Proses politik selama masa revolusi, termasuk hubungan sipil-militer
masa itu, adalah hal yang hanya mungkin dimengerti jika diletakkan
dalam konteks proses lahir dan perkembangan imagined community
Indonesia.
Bacaan:
1. George McTurnan Kahin, Nationalism dan Revolution
Indonesia, bab IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI dan XIII.
2. Deliar Noer, Mohammad Hatta, Biografi Politik , bab. 5.
3. Herbert Feith, The Decline of Constitutional Democracy in
Indonesia, bab I, (Ithaca, New York: Cornell University Press
1962)
4. Salim Said, “Tentara Nasional Indonesia Dalam Politik: Dulu,
Sekarang dan Masa Datang,” dan Salim Said, “Keterlibatan
Politik Militer Selama Perang Kemerdekaan dan Dampaknya
Terhadap Politik Indonesia Kontemporer,” dalam Salim Said,
Militer Indonesia dan Politik: Dulu,Kini dan Kelak, (Jakarta,:
Pustaka Sinar Harapan , 2000 ) halaman 1- 54.
3
4
Bacaan:
1. Herbert Feith, The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia,
bab IV, V, VI, VII,VIII, IX, X, XI.
2. Deliar Noer, Mohammad Hatta, Biografi Politik, bab 8.
3. Daniel S. Lev, The Transition to Guided Democracy. (Ithaca,New
York: Southeast Asian Studies, MIP, Cornell University ,1966)
4. David Reeve, Golkar of Indonesia.An Alternativ to the Party System.
5. Presiden Soekarno, Indonesia Pilih Demokrasimu yang Sedjati,
(Djakarta: Kementerian Penerangan,1956).
6. Barbara Sillar Harvey, Permesta, Pemberontakan Setengah Hati
(Jakarta: Pustaka Grafiti).
7. R.Z. Leirissa, PRRI, Permesta: Strategi Membangun Indonesia Tanpa
Komunis.
.
4
5
Bacaan:
1. Herbert Feith, “The Dynamic of Guided Democracy” dalam Ruth
T. McVey (ed), Indonesia., (New Haven: Human Relations Area
Files, 1963) halaman 309-409.
2. Herbert Feith, “Presiden Soekarno, The Army And The
Communist : The Triangle Changes Shape,” dalam journal Asian
Survey, 8 Agustus 1964, halaman 969-980.
3. Rosihan Anwar, Sebelum Prahara: Pergolakan Politik Indonesia
1961-1965. (Jakarta: Penerbit Sinar Harapan,1981)
4. Rex Mortimer, Indonesian Communism Under Sukarno .
5. A.H. Nasution, Memenuhi Panggilan Tugas, jilid 5.
Masa pasca Orde Lama adalah periode naiknya militer sebagai penguasa
tunggal perpolitikan Indonesia. Rezim yang selama tiga dasawarsa
dipimpin oleh Jenderal Soeharto , yang juga dikenal sebagai rezim Orde
Baru, adalah sebuah rezim yang ditekadkan penciptaannya oleh Angkatan
5
6
Bacaan:
6
7
terpuruk, pertanyaan yang sering muncul adalah apa yang salah dengan
Orde Baru, kapan kesalahan itu bermula, dan siapa yang melakukan
kesalahan itu? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan dicoba
menjawabnya pada bagian ini.
Bacaan:
1. R. William Liddle, “Suharto’s Indonesia:Personal Rule and
Political Institution,” dalam R.William Liddle, Leadership and
Culture In Indonesian Politics.
2. R. William Liddle, “Modernizing Indonesian Politics,” dalam R.
William Liddle (ed) Political Participation in Modern Indonesia,
(New Haven, Connecticut, Southeast Asian Studies, Yale University,
197. )
3 Heru Cahyono, Pangkopkamtib Jenderal Soemitro dan Pristiwa
January 1974. (Jakarta: Sinar Harapan, 198.)
4.Herbert Feith, “Suharto’s Search for Political Format,” dalam
majalah INDONESIA (terbitan Cornell University), 6, (Oktober)
1968, halaman 88-105.
5. Harry Tjan Silalahi, Konsensus Politik Nasional Orde Baru.
(Jakarta Center For Strategic and International Studies, 19..)
7. Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya
8. Leo Suryadinata, Golkar:Studi Tentang Budaya Politik (Jakarta:
LP3ES, 19 ..)
9.Jamie Mackie dan Andrew MacIntyre, “Politics” dalam Hl Hill
(ed), Indonesia’s New Orde, The Dynamic of Socio-economic
Transformation .
11.Edward Espinal, Opposing Suharto, (Stanford,California,
Standford , California ).
7
8
Bacaan