Anda di halaman 1dari 4

KEPEMIMPINAN SOEKARNO PADA MASA DEMOKRASI

TERPIMPIN TAHUN 1959-1965

Oleh:
Lathif Nur Fauzan 56 TPC (21)

Abstrak
Soekarno yang diklaim sebagai penentu utama atas kebijakan-kabijakan yang berlaku
dalam periode demokrasi terpimpin, selalu berupaya membentuk keadilan dan kemakmuran
dalam segala bidang baik politik, sosial juga ekonomi. Hal ini bertujuan untuk terbangunnya
sebuah sistem demokrasi yang benar -benar mampu memimpin sekaligus membimbing.
karena kemajuan suatu bangsa tidak akan mampu dicapai bila antara warga dengan
pemimpin tidak saling bahu membahu pada mencapai tujuan yg ingin diraih. pada sinilah
perlu adanya sikap gotong royong menjadi cerminan kebersamaan serta kesetaraan antara
pemimpin menggunakan warga.
Keywords: Soekarno, Politik, Demokrasi Terpimpin

PENDAHULUAN

Soekarno merupakan salah satu tokoh pendiri Repubik Indonesia yang lahir pada 6
Juni 1901. Ia menjadi menjadi Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia yang
berdiri pada 17 Agustus 1945. Pemikiran politik Soekarno sangat luas, salah satu pemikiran
politiknya tentang demokrasi, mengingat di masa mudanya, Soekarno di kenal sebagai sosok
pemikir politik yang sangat revolusioner, humanis dan progresif di zamannya. Sedangkan,
pemikirannya tentang demokrasi terpimpin menempatkan sosoknya sebagai pemimpin yang
dinilai otoriter oleh lawan-lawan politiknya. Sebagai seorang yang aktif dalam dunia politik
Soekarno banyak menuangkan gagasan pemikiranya dalam bentuk pidato, artikel dan buku.
(Argenti & Sri, 2017)

Kemampuan pemikiran serta kepemimpinan Presiden Pertama Republik Indonesia


Soekarno memang tidak disangsikan lagi. galat satu pemikiran dan konsep yang diungkapkan
adalah Trisakti. Bung Karno memformulasikan konsep Trisakti yaitu: berdaulat pada politik,
berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian pada kebudayaan menjadi bentuk revolusi suatu
bangsa. Falsafah Trisakti yang dinarasikan Bung Karno tersebut hingga sekarang masih
sangat relevan. Tiap bangsa, wajib mempunyai kemandirian buat bisa disebut merdeka
seutuhnya.
Berdaulat dalam politik berarti tidak ada “intervensi”, sebagai alat diplomasi di
panggung dunia, serta dihormati dan dihargai sebagai bangsa yang kuat. Hubungan antar
negara berdasarkan pada kepentingan masing-masing dengan kesetaraan dan menghargai
keutuhan wilayah masing-masing, serta berprinsip saling menghormati. Dengan konsep
tersebut maka Soekarno menciptakan sistem demokrasi terpimpin.

Awal Mula Kiprah Soekarno Menuju Demokrasi Terpimpin

Sistem pemerintahan Indonesia mengalami perubahan sistem pemerintahan di tanggal


14 November 1945 berasal sistem presidensil ke sistem parlementer, menjadi upaya buat
menghapus kesan bahwa pemerintahan Soekarno-Hatta bukanlah boneka Jepang. Akibatnya
kedudukan Presiden Soekarno berubah tidak lagi menjadi ketua pemerintahan tetapi hanya
menjadi kepala negara, kedudukan ketua pemerintahan di pegang sang Perdana Menteri,
hingga saat pembentukan Republik Indonesia serikat, terdapat 3 Perdana Menteri yaitu Sutan
Syahrir, Amir Syarifudin, serta Hatta (Indrajat, 2016).

Kedudukan Soekarno yang bersifat simbolis berlangsung usang, meskipun


kemerdekaan Indonesia telah diakui oleh dunia internasional. dalam tahun 1950 terjadi
perubahan konstitusi, dimana UUD 1945 diganti menggunakan UUDS 1950. UUDS 1950 ini
berlaku hingga menggunakan diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar 1945 pada
pertengahan tahun 1959. Sistem politik yang dianut sang UUDS 1950 ini ialah demokrasi
parlementer sama dengan ketika pada berlakunya sistem parlementer pada lepas 14 November
1945. Pada sistem yang demikian, presiden mudah hanya berpangkutangan; posisi inilah yg
tak jarang dinamakan Seokarno sebagai tukang stempel. Tentu saja Soekarno tidak menyukai
kedudukan demikian, walau itu sinkron menggunakan konstitusi yang berlaku (Nazarudin,
1988).

Kekuasaan Soekarno dalam Demokrasi Terpimpin

Revolusi politik pada Indonesia di masa itu bukan mendirikan kekuatan segolongan
atasan saja jua tak mendirikan kekuasaan diktatorial kaum proletar, tapi harus mendirikan
kekuasaan gotong-royong, kekuasaan menerapkan demokrasi yang menjamin
terkonsentrasinya seluruh kekuatan nasional, semua kekuatan warga . Indonesia pada fase
perpolitikan Demokrasi Terpimpin sudah menyederhanakan struktur politik dengan
memusatkan kekuatan pada 2 lembaga antara Soekarno serta Angkatan Darat. sedangkan PKI
menjadi partai politik menggunakan basis massa yang besar sebagai kekuatan ketiga. Sistem
Demokrasi Terpimpin ini lalu dikemas pada 3 kekuatan besar yakni Soekarno, Angkatan
Darat serta Komunis. kemudian pula digencarkan indoktrinasi Manipol-Usdek (Manifesto
Politik, Undang-Undang Dasar 45, Sosialisme indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi
Terpimpin) jargon politik Soekarno sebagaimana agar masyarakat Indonesia agar tidak terbius
oleh retorika politik. masyarakat konfiden sahih bahwa Sekarno adalah figur yang sinkron
menggunakan kriteria-kriteria pemimpin yg dibutuhkan. Soekarno berhasil memikat massa
serta membawa pengikutnya ke arah penekanan utama kepribadiannya, selain itu Soekarno
mampu mengguncang perasaan pendengarnya menggunakan daya meyakinkan yang sangat
besar. (Sholehuddin & Kasdi, 2015)

Pada masa Demokrasi Terpimpin segala kekuasaan berada eksklusif pada kekuasaan
Presiden Soekarno. Hal ini yang membuat segala sesuatu berhubungan dengan pemerintah
pribadi berada dibawah Presiden Soekarno. Body Polity (keseluruhan Kekuasaan dari perihal
kekuasaan pada suatu kesatuan politik tertentu) Demokrasi Terpimpin seperti menggunakan
sebuah bentuk kekuasaan yang menempatkan politik diatas segala-galanya sebagai akibatnya
jatuh karena ketidakmampuan menuntaskan duduk perkara ekonomi, yang seringkali kali jauh
lebih penting. dengan segala kekuatan yang dapat dikerahkan asal perekonomian dan
keuangan yang makin parah, Soekarno melancarkan usaha buat mempolitisasikan segala
aspek kehidupan. harapan Soekarno untuk membentuk zaman baru melalui Kota Jakarta
bukan saja tidak didukung sang suatu rasionalitas yang mudah serta kongkret dan matang,
tapi didukung sang administrasi yang diharapkan. Alhasil proyek mercusuar lebih adalah sinar
kerja maskulinitas Soekarno yang telah redup sebab tidak mampu menerangi kehidupan
penduduk miskin di dalam kota (Ramadhan, 2018).

Dalam tipologi pemikiran politik kebangsaan dirinya ditempatkan menjadi pemikir


yang berhaluan nasionalis radikal, semenjak muda minatnya terhadap global politik sangatlah
besar. menjadi seseorang yang aktif dalam dunia politik Soekarno banyak menuangkan
gagasan pemikiranya pada bentuk pidato, artikel serta buku. salah satu pemikiran Soekarno
yang sangat kontroversial dan sampai kini mengundang polemik ialah pemikiran politik
perihal demokrasi terpimpin (Argenti & Sri, 2017).

Awalnya pemikiran Soekarno muda dipenuhi oleh idealisme revolusioner dan anti
penindasan, tapi diakhir masa kekuasaanya, ia menjelma menjadi sosok pemikir yang represif
dan anti demokrasi. Dengan dalih revolusi belum selesai ia mengkonsepkan demokrasi sesuai
penafsiranya, bahwa demokrasi yang dikembangkan oleh dunia Barat (parlemen) tidak sesuai
dengan nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia yang terkenal dengan sifat gotong royong
dan musyawarah (Argenti & Sri, 2017)
Daftar Pustaka

Argenti, G. dan I., & Sri, D. (2017). Pemikiran politik soekarno tentang demokrasi terpimpin.
Jurnal Politikom Indonesiana, Vol. 2 No. 2, 2(2), 14–27.
https://cerdika.com/demokrasi/#Pengertian_Demokrasi

Indrajat, H. (2016). Demokrasi Terpimpin Sebuah Konsepsi Pemikiran Soekarno Tentang


Demokrasi. Jurnal Sosiologi, 18(1), 53–62.

Nazarudin, S. (1988). Soekarno pemikiran politik kenyataan dan praktek.

Ramadhan, W. A. (2018). Pemikiran Soekarno Dalam Pembangunan Ibu Kota Jakarta Pada
Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1962-1964.
https://eprints.untirta.ac.id/4250/%0Ahttps://eprints.untirta.ac.id/4250/1/PEMIKIRAN
SOEKARNO DALAM PEMBANGUNAN IBU KOTA JAKARTA PADA MASA
DEMOKRASI TERPIMPIN TAHUN 1962-1964.pdf

Sholehuddin, A., & Kasdi, A. (2015). Jargon Politik Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-
1965. E-Journal Pendidikan Sejarah, 3(1), 69–81.

Anda mungkin juga menyukai