Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Candra Sangkala

Vol 4, No 1, Maret 2022

POLITIK INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-


1966
Ketut Sedana Arta
Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha
Email: ketut.sedana@undiksha.ac.id

Artikel info
Abstract. This paper aims to explore and examine the political
Keywords: situation that occurred during Demokrasi Terpimpin period
which lasted from 5 July 1959 to 11 March 1966. The method
Demokrasi Terpimpin, PRRI, Permesta used in this paper is a historical research method. The results of
this study indicate that the background of the implementation of
Demokrasi Terpimpin is a dangerous state situation marked by
major rebellions such as PRRI and Permesta and the situation of
the Liberal Democracy period which was marked by the ups and
downs of the cabinet, as well as the failure of the constituents to
make a new constitution, the failure of the constituents to accept
the proposals. President Sukarno to return to the 1945
Constitution. In its development Demokrasi Terpimpin made the
presidential power very large because the representatives sitting
in state institutions were appointed directly by the president as
assistants to the president. The politics of confrontation also
colored Indonesian politics, such as the Tri Kora, Dwi Kora,
Indonesia's expulsion from the United Nations membership and
the events of the September 30, 1965 Movement which resulted in
the killing of Pahlawan Revolusi.

Abstrak. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan menelaah


situasi politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin
yang berlangsung dari 5 Juli 1959-11 Maret 1966. Metode yang
digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian sejarah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang dari
diberlakukannya Demokrasi Terpimpin adalah situasi negara
yang berbahaya yang ditandai adanya berbagai pemberontakan
besar seperti PRRI dan Permesta dan situasi pemerintahan masa
Demokrasi Liberal yang ditandai jatuh bangunnya kabinet, serta
gagalnya Konstituante membuat UUD yang baru, gagalnya
konstituante menerima usulan Presiden Sukarno untuk kembali
ke UUD 1945. Dalam perkembangannya Demokrasi Terpimpin
membuat kekuasaan presiden menjadi sangat besar karena
wakil-wakil yang duduk di Lembaga-lembaga negara ditunjuk
langsung oleh presiden sebagai pembantu presiden. Politik
konfrontasi juga mewarnai politik Indonesia seperti adanya Tri
Kora, Dwi Kora, keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB
serta adanya peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang
menyebabkan terbunuhnya Pahlawan Revolusi.
Coresponden author:
Email: ketut.sedana@undiksha.ac.id
Pendahuluan siapa korban, peran atau nasib penghianat
Menulis sejarah nasional bukan sekedar dan penjahat, siapa kaum elite dan
kegiatan intelektual atau akademis, tetapi kelompok tersisih, sudah lama menjadi
juga kegiatan yang bermakna politis. pokok perdebatan sejarah, baik bagi pelaku
Berbagai klaim mengenai usul, kedaulatan politik maupun sejarawan.1 Demikian
wilayah, legitimasi pemegang kekuasaan,
1
status pahlawan nasional, siapa musuh dan Henk Schulte Nordholt, Bambang Purwanto, dan
Ratna Saptari. Memikir Ulang Historiografi

Jurnal Candra Sangkala | 1


2 | Jurnal Candra Sangkala

halnya ketika membahas tentang semula, yakni untuk menata kehidupan


Demokrasi Terpimpin perlu dikaji dan berbangsa dan bernegara akibat carur-
ditelaah secara kritis terkait latar belakang marutnya kehidupan politik pada masa
diberlakukannya demokrasi tersebut, demokrasi liberal. Cita-cita Sukarno untuk
sehingga diperoleh penjelasan sejarah yang menyatukan tiga ideologi (Nasionalis,
kritis analitis. Agama dan Komunis) dapat direalisasikan
Meminjam pemikiran dari Arta dan pada masa Demokrasi Terpimpin,
Margi (2014) dijelaskan bahwa Demokrasi walaupun ide tersebut sudah dimiliki
Terpimpin adalah sebuah demokrasi yang ketika masa pergerakan nasional.4
seluruh keputusan serta pemikiran terpusat Penyimpangan-penyimpangan yang
pada pemimpinnya saja. Lebih lanjut dilakukan oleh Presiden Sukarno terjadi
dijelaskan pada tanggal 5 Juli 1959 karena sistem yang dibuat dan didukung
Presiden Sukarno memberlakukan Dekrit oleh PNI dan PKI, dua partai ini bisa
Presiden yang berisikan tentang diterima karena ada kepentingan masing-
pembubaran konstituante, berlakunya masing. PKI menurut Rex Mortimer
kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya (2011) mengkombinasikan kekuatan
UUDS 1950 serta pembentukan MPRS dan ideologi murni dan ideologi praktis yang
DPA.2 Keberhasilan diberlakukannya menjadi kontribusi penting bagi kekuatan
Dekrit Presiden tidak bisa dilepaskan dari PKI memenangkan dukungan dan
dukungan politik dari partai-partai besar pengaruh selama periode Demokrasi
seperti PNI dan PKI serta yang tidak kalah Terpimpin.5
pentinya adalah dukungan militer yang Ide Sukarno yang sangat
dalam hal ini dukungan dari KASAD menekankan pada masalah persatuan dapat
Jenderal Abdul Haris Nasution. Asvi dilihat dari sikapnya yang berhadapan
Varwan Adam memberikan anilisnya dengan kaum federalis daerah-daerah di
bahwa ada kepentingan ABRI dalam luar Jawa dan menggambungkan tradisi
perpolitikan supaya memiliki landasan ideologi yang bertentangan. Sejak 1926
hukum yang kuat sehingga mendukung Sukarno sudah memiliki ide untuk
berlakunya kembali UUD 1945. Nasution menyatukan antara nasionalisme, Islam
juga melakukan serangkaian tindakan dan Marxisme dapat diwujudkan dalam
strategis lainnya seperti merumuskan politik praktis karena semuanya berakar
konsep politik tentara yang disebut sebagai pada perlawanan terhadap penindasan
konsep jalan tengah yang kemudian kolonial Belanda.6 Kebijakan ini membuat
menjadi inti Dwi Fungsi ABRI.3 siapapun dan partai manapun yang berani
Proses Demokrasi Terpimpin dalam bersebrangan dengan Presiden Sukarno
pelaksanaannya mengarah pada kekuasaan mempunyai konseskuensi masuk penjara
Presiden Sukarno yang sangat dominan dan partainya dibubarkan. Dzulfikriddin
dalam perpolitikan di Indonesia. (2010) menunjukkan tokoh-tokoh politik
Pelaksanaan demokrasi tersebut seperti Mohammad Roem, Prawoto
mengalami penyimpangan dari tujuannya Mangku Sasmito, M.Yunan Nasution,
HAMKA, M. Isa Anshary, E.Z. Muttaqien,
Kasman Singodimedjo, H.M. Ghazali
Indonesia dalam Perspektif Baru Penulisan
Sejarah Indonesia.(Jakarta: Yayasan Obor
4
Indonesia, 2013), h.1. Her Suganda. Jejak Soekarno di Bandung (1921-
2 1934). (Jakarta: Kompas, 2015), h.71.
Arta, Sedana dan Margi. Sejarah Indonesia dari
5
Proklamasi Sampai Orde Baru. (Yogyakarta: Rex Mortimer. Indonesian Comunism Under
Graha Ilmu, 2014), h.139. Sukarno Ideologi dan Politik 1959-1965.
3
Asvi Varman Adam. Militerisasi Sejarah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.8.
6
Indonesia: Peran A.H.Nasution. dalam Weringa, Saskia E.Penghancuran Gerakan
Perspektif Baru Penulisan Sejarah Perempuan Politik Seksual di Indonesia
Indonesia.(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Pascakejatuhan PKI. (Yogyakarta: GalangPress,
2013), h.1. 2010), h.170.
3 | Jurnal Candra Sangkala

Sjahlan, Kyai A. Mukti, H.M. Sholeh ditulis oleh siapapun yang menyangkut
Iskandar, Anwar Harjono, dan Yusuf tentang Demokrasi Terpimpin. Langkah
Wibisono merasakan dinginnya penjara kedua adalah kritik yang terdiri dari kritik
karena sebagai anggota Masyumi dengan internal dan eksternal, dengan Langkah ini
tegas menentang politik Demokrasi peneliti memperoleh fakta-fakta sejarah
Terpimpin.7 Tindakan lainnya adalah dari data-data yang telah diseleksi dan
menyederhanakan jumlah partai politik dibandingkan. Langkah ketiga adalah
dari 60 partai menjadi 11 partai politik8 melakukan interpretasi, dengan
Tindakan Presiden Sukarno yang menetapkan makna yang saling
tegas dan keras pada lawan-lawan berhubungan antara fakta-fakta sejarah
politiknya menyebabkan dia oleh para yang telah dihimpun. Fakta-fakta sejarah
pengkritiknya dianggap mempraktekkan tersebut dirangkai dan dihubungkan
kediktaktoran Kepemimpinan Presiden menjadi suatu cerita sejarah yang
Sukarno dalam Demokrasi Terpimpim sistematis dan logis mengenai pemikiran
berakhir ketika pasca pemberontakan Sukarno terkait Demokrasi Terpimpin,
Gerakan 30 September 1965 dengan selanjutnya pemimpin menafsirkan
akronim GESTAPU (gerakan September substansi dari gagasan-gagasan yang
30) menurut versi pemerintah Orde Baru, dikemukakannya.Langkah terakhir adalah
namun Sukarno menyebutnya Gestok atau historiografi, pada aspek ini penulis
Gerakan 1 Oktober.9 menyajikan hasil interpretasi dari fakta-
fakta sejarah sehingga menjadi kisah yang
Metode kronologis, selaras dan mudah dipahami
Metode yang digunakan dalam dan dapat dibuktikan kebenarannya
penulisan ini adalah menggunakan metode
kesejarahan. Menurut Gottschalik, Pembahasan
10
1985:32) langkah-langkah dalam Latar Belakang Lahirnya Demokrasi
penelitian sejarah terdiri dari empat tahap, Terpimpin
meliputi: (1) heuristic, (2) kritik, (3) Situasi politik masa demokrasi
interprestasi, (4) historiografi. Heuristik parlementer menjadi alasan yang kuat yang
adalah mencari jejek-jejak sejarah yang mendorong diberlakukannya demokrasi
berkaitan dengan pemikiran Sukarno terpimpin oleh Presiden Sukarno.
tentang Demokrasi Terpimpin tahun 1959- Demokrasi Parlementer atau Demokrasi
1966. Pada penelitian ini digunakan Liberal menurut pandangan Sukarno tidak
sumber primer maupun sumber skunder. sesuai dengan kepribadian Bangsa
Sumber primer diperoleh dari dokumen Indonesia. Alasan yang dikemukakan
atau buku yang ditulis oleh pelaku sejarah adalah demokrasi liberal hanya membuat
atau orang yang hadir pada peristiwa ketidakstabilan politik di kabinet dan
sejarah, sedangkan sumber skunder parlementer.11Ketidakstabilan politik
diperolah berupa buku penunjang yang terjadi karena Demokrasi Parlementer
dengan UUDS 1950 memiliki dua
7 kelemahan pokok yakni dalam parlemen
Dzulfikriddin, M. Natsir, Mohammad Dalam
Sejarah Pokitik Indonesia Peran dan Jasa Indonesia tidak ada mayoritas yang
Mohammad Natsir dalam Duo Orde Indonesia. menguasai separoh kursi DPR, sehingga
(Bandung: Mizan, 2010), h.149. koalisi yang dibangun rentan mengalami
8
Pitono, Joko. Soekarno Obor Indonesia yang Tak perpecahan di tengah jalan.Pasca pemilu
Pernah Padam. (Surabaya: Grammatical
Publishing, 2015), h.235.
9 11
Onghokham. Sukarno, Orang Kiri, Revolusi & Indrajat, Himawan. Demokrasi Terpimpin Sebuah
G30S 1965. (Jakarta:Komunitas Bambu, 2013), Konsepsi Soekarno Tentang Demokrasi
h.153. (SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial
10
Gottschalik,L. Mengerti Sejarah. (Jakarta : dan Budaya, volume 18, No.1, 2016), hh.53-62.
Universitas Indonesia Press, 1985), h.32. DOI: https://doi.org/10.23960/sosiologi.v18i1
4 | Jurnal Candra Sangkala

tahun 1955 tepatnya tanggal 29 September berbagai ketidakberesan pemerintah pusat


1955 memilih anggota DPR dan 15 dalam mengurus pemerintahan. Sikap itu
Desember 1955 memilih anggota dipicu oleh keputusan pemerintah yang
konstituante, terbentuk koalisi besar antara melakukan perampingan di tubuh TNI
PNI, Masyumi, NU. Koalisi ini rentan sehingga sebagian pasukan harus gantung
mengalami perpecahan sehingga umur senjata, dan menimbulkan kekecewaan
kabinet antara 6 bulan sampai 2 tahun. bagi mereka yang selama masa Revolusi
Akibatnya kabinet tidak fokus pada turut berjuang mempertahankan Republik.
program pembangunan. Keadaan dapat Ditambah lagi, melihat kisruh politis di
dicermati pada masa Kabinet Ali pusat yang tidak memberi dampak positif
Sastroamijoyo II (20 Maret 1956-4 Maret ke daerah, para perwira politikus di daerah
1957) yang mempunyai program bergerak untuk melakukan pembagunan
pembangunan repelita, perjuangan daerah. Itu jelas tampak dalam tuntutan
pengembalian Irian Barat, pembentukan mereka kepada pemerintah pusat mengenai
daerah-daerah otonomi, dan mempercepat pelaksanaan otonomi daerah yang nyata
terbentuknya anggota DPRD, mengusahan dan transparan.14 Pemberontakan ini
perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai, semakin berbahaya karena melibatkan
menyehatkan perimbangan keaungan Amerika Serikat dan Australia dalam
negara, mewujudkan perubahan ekonomi pemberontakan PRRI-PERMESTA karena
kolonial menjadi ekonomi nasional kekhawatiran terhadap pengaruh Komunis
berdasrkan kepentingan rakyar. Keadaan di Indonesia serta peningkatan kualitas dan
politik yang membuat kabinet ini kuantitas persenjataan ABRI dianggap
mengembalikan mandat adalah sebagai ancaman bagi Australia dan
berkobarnya semangat anti Cina, sekutunya15
munculnya sparatisme dengan Pemberontakan PRRI-Permesta
pembentukan dewan militer seperti Dewan juga menarik perhatian dan dukungan dari
Banteng di Sumatera Tengah, Dewan tokoh-tokoh politik Masyumi seperti
Gajah di Sumatera Utara, Dewan Garuda Mohamad Natsir, Mantan Perdana Menteri
di Sumatera Selatan, Dewan Lambung Burhanuddin Harahap, Ahli Ekonomi dan
Mangkurat di Kalimantan Selatan, dan anggota PSI Sumitro Joyohadikusumo.16
Dewan Manguni di Sulawesi Utara. Sebelum pemberontakan PRRI-Permesta
Pusat dianggap mengabaikan terjadi upaya pembunuhan terhadap
pembangunan daerah, pembatalan KMB Presiden Sukarno yang dikenal dengan
menyebabkan pengusaha Belanda menjual nama Peristiwa Cikini yang terjadi tanggal
perusahannya pada orang Cina, ditambah 30 November 1957, walaupun Sukarno
lagi perpecahan antara PNI dan selamat namun terdapat siswa-siswa yang
Masyumi.12 Pemberontakan PRRI- luka-luka dan meninggal dunia, peristiwa
PERMESTA menurut Suryanegara (2010) ini menyebabkan stabilitas politik nasional
pemberontakan ini terjadi karena belum
terbinanya satu wawasan nasional diantara
pimpinan militer dan partai politik.13 Lebih 14
Maulida, Faishal Hilmy. Hitam Putih PRRI-
lanjut Maulida (2018) memberikan Permesta: Konvergensi Dua Kepentingan.(
penjelasan bahwa pergolakan yang Paradigma Jurnal Kajian Budaya Vol. 8 No. 2,
melibatkan PRRI-Permesta pada awalnya 2018), hh. 174–185. DOI:
merupakan sikap yang diambil oleh para 10.17510/paradigma.v8i2.180
15
perwira militer daerah setelah melihat Soebadio, Hadi. Keterlibatan Australia dalam
Pemberontakan
PRRI/PERMESTA.(Jakarta:Gramedia Pustaka
12
Arta, Sedana dan Margi, op. cit., h.134. Utama, 2022), h.189
13 16
Suryanegara, Ahmad Mansyur. Api Sejarah 2. Elson, R.E. The Idea of Indonesia Sejarah
(Bandung: Salamadi Pustaka Semesta, 2010), Pemikiran dan Gagasan. (Jakarta:Serambi, 2009),
h.377. h.295.
5 | Jurnal Candra Sangkala

menjadi terguncang.17 Aspek politik Nasution atas anama pemerintah/Penguasa


lainnya yang memicu diberlakukannya Perang Pusat (Peperpu) mengeluarkan
Demokrasi Terpimpin adalah gagalnya peratura No. Prt/Perpepu/040/1959 tentang
Konstituante membuat UUD yang baru. larangan mengadakan kegiatan-kegiatan
Titik buntu tersebut terjadi karena ada politik, yang berlaku mulai tanggal 3 Juni
pertarungan yang sengi tantara tiga pihak, 1959 pukul 06.00. Ketua Umum PNI
yakni pihak Masyumi dan Islam lainnya Suwirjo mengirimkan surat pada Presiden
yang menentang Pancasila sebagai dasar Sukarno yang pada saat itu sedang
negara dan menghendaki Islam sebagai mengadakan kunjungan kenegaraan ke
dasar negara, kaum nasionalis dan PKI Jepang yang berisi agar Presiden Sukarno
menghendaki Pancasila sebagai dasar mengeluarkan Dekrit Presiden untuk
negara. Sedangkan PSI dan MURBA kembalinya UUD 1945. Tanggal 29 Juni
mengherndaki sosio ekonomi sebagai dasar 1959 saat Kembali ke tanah air presiden
negara.18 mengadakan pertemuan dengan beberapa
Ajakan Presiden Sukarno dalam tokoh politik, beberapa Menteri, dan
siding Konstituante tanggal 22 April 1959 pimpinan Angkatan Perang, maka tanggal
agar Konstituante memberlakukan kembali 5 Juli 1959 Presiden Sukarno
UUD 1945 juga menemui jalan buntu. mengeluarkan Dekrit Presiden yang isinya
Blok Islam memberikan tawaran mau pembubran konstituante, berlakunya
menerima UUD 1945 asalkan ada Kembali UUD 1945 dan pembentukan
amandemen dengan mengembalikan kata- MPRS dan DPAS.20
kata “dengan kewajiban menjalankan Dikeluarkannya Dekrit Presiden 5
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” Juli 1959 mendapat dukungan dari partai-
ke dalam pembukaan UUD 1945. Usul ini partai politik ,ABRI dan MA, karena
ditolak dalam siding konstituante pada dianggap sudah memenuhi syarat keadaan
tanggal 29 Mei 1959 dengan perbandingan dikeluarkannya suatu dekrit. Hal itu senada
201 setuju dan 265 menolak. Barulah dengan pendapat Danang Risdiarto yang
tanggal 30 Mei 1959 dilakukan mengutif Jimly Ashidiqie bahwa
pemungutan suara terhadap usulan dekrit hanya dapat dikeluarkan dalam tiga
pemerintah Kembali ke UUD 1945 tanpa keadaan. Pertama, negara dalam situasi
perubahan dengan suara 269 setuju dan perang dimana segalanya menjadi darurat
199 menolak, namun jumlah anggota dan diperbolehkan membuat peraturan
Konstiyuante tidak kuorum karena dihadiri yang melanggar hukum sebelumnya.
kurang dari 2/3 seperti yang diatur dalam Kedua, negara dalam kekacauan dan dekrit
pasal 37 UUDS 1950 dan sesuai ketentuan dikeluarkan untuk menghentikan
diadakan pemungutan suara dua kali lagi kekacauan tersebut. Ketiga, yang
dan pemungutan suara terakhir tanggal 2 memungkinkan dikeluarkannya dekrit
Juni 1959 namunmengalami kegagalan adalah fungsi-fungsi kenegaraan dalam
juga.19 keadaan darurat. Dalam kondisi ini dapat
Untuk mencegah ekses-ekses dikeluarkan peraturan dalam bentuk
negatif politik akibat ditolaknya usulan Perppu untuk mengatasi keadaan ini.21
pemerintah oleh konstituante, maka Kepala
Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal A.H Politik Sukarno
17
Suroso, Suar.Akar dan Dalang Pembantaian
Manusia Tak Berdosa dan Penggulingan Bung
Karno.(Bandung:Ultimus, 2013), h.176 20
Ibid., h.384-385.
18 21
Ibid., h.178. Danang Risdiarto. Legalitas Dekrit Presiden 5
19
Marwati Joened Poesponegoro dan Nugroho Juli 1959 dan Pengaruhnya Bagi Perkembangan
Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia VI Demokrasi di Indonesia. (Jurnal Legislasi
Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia. Indonesia, Vol. 15 No. 01 - Maret 2018), hh. 59
(Jakarta: Balai Pustaka,2008), h.381. – 68.
6 | Jurnal Candra Sangkala

Selama periode Demokrasi OKI dan AD. Tata tertib anggota DPRGR
Terpimpin, Sukarno, PKI dan militer ditetapkan dengan Peraturan Presiden
adalah tiga kekuatan politik utama. Politik No.24 Tahun 1960 dan Peraturan Presiden
luar negeri Indonesia lebih militant No.32 Tahun 1964.24
antikolonial anti antibarat, yang secara Pembentukan DPR GR sebagai
tidak langsung Indonesia bersekutu dengan hasil penunjukaan Presiden Sukarno
negara-negara komunis dan sosialis. mendapat penolakan dari berbagai elemen
Terdapat symbiosis mutualisme antara politik, seperti penolakan oleh NU dengan
militer dan Presiden Sukarno, militer tokoh Ro’is Aam, K.H.Wahab Chasbullah
membutuhkan Sukarno untuk yang menyatakan NU tidak dapat duduk
keabsahannya, sementara Sukarno dengan PKI dalam satu cabinet
memerlukan militer untuk menekan NASAKOM dan menolak Kerjasama
kekuatan oposisi. Dalam mengurangi dengan PKI. Tokoh dari PNI sendiri seperti
ketergantungannya pada militer, Sukarno Mr. Sartono sebagai Ketua DPR hasil
membina ngkatan Udara dan PKI.22 Pemilu 1955 dan Mr. Iskaq Tjokrodisuryo
Politik Sukarno yang merangkul menunjukkan keprihatinannya serta
PKI tidak bisa dilepaskan dari cita-citanya menyatakan bahwa anggota DPRGR dari
menyatukan tiga pilar kekuatan yang PNI bukan mewakili PNI. Tokoh Masyumi
dikenal dengan nama politik NASAKOM dan Bung Tomo dari Partai Rakyat
(nasionalis, agama dan komunis). Ide itu Indonesia juga melakukan penolakan atas
sudah ada sejak zaman pergerakan keputusan presiden.
nasional23. Ide tersebut dapat direalisasikan Bahkan Sutomo beraksi keras
Ketika demokrasi terpimpin terlaksana. dengan mengajukan gugatan ke Makamah
Pada masa ini kekuasaan Presiden Sukarno Agung melalui suratnya tanggal 22 Juni
sangat besar, ia menjadi tokoh kunci dalam 1960 yang intinya menggugat Presiden
perpolitikan Indonesia. Hal ini dapat Sukarno terhadap pelanggaran UUD 1945
dianalisis dari usulan DPA agar pidato dengan membubarkan DPR hasil Pemilu
presiden tanggal 17 Agustus 1950 yang 1955, dan menuduh cabinet melakukan
berjudulPenemuan Kembali Revolusi Kita Tindakan sewenang-wenang, dengan
tersebut dapat dijadikan GBHN yang mengemukakan fakta sebagai berikut
berjudul Manifesto Politik Republik 1. Paksaan untuk menerima
Indonesia disingkat Manipol. Manipol dan Usdek, tanpa
Beberapa Tindakan Presiden diberi tempo terlebih dahulu
Sukarno untuk memperlancar proses untuk mempelajarinya
demokrasi terpimpin adalah membubarkan 2. Paksaan supaya diadakan
DPR hasil pemilu 1955 karena adanya Kerjasama antara golongan
penolakan RAPBN tahun 1960,sehingga nasionalis, agama dan
presiden mengeluarkan Penetapan Presiden komunis
No.3 tahun 1960 yang menyatakan 3. Paksaan pembongkaran Tugu
pembubaran DPR hasil pemilu 1955 yang Gedung Prokalmasi di
dilanjutkan dengan Pembentukan DPRGR. Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Komposisi keanggotaan DPRGR Tokoh-tokoh partai politik yang
dibicarakan di Istana Presiden menetang pembentukan DPRGR kemudian
Tampaksiring, Bali, Pembicaraan membentuk suatu wadah yang dikenal
komposisi tersebut melibatkan PNI, NU, dengan nama Liga Demokrasi yang
diketuai oleh Imron Rosyadi dari NU dan
22
Leo Suryadinata. Politik Luar Negeri Indonesia.
tokoh-tokoh politik dari NU, Parkindo,
(Jakarta: LP3ES, 1998), h.38. Partai Katholik, Liga Muslimin, PSII,
23
Ingleson John.Jalan ke Pengasingan Pergerakan
24
Nasionalis Indonesia Tahun 1927- Panitia Buku 20 Tahun Indonesia Merdeka, 20
1934(Jakarta:LP3ES, 1988), h.85. Tahun Indonesia Merdeka, 1965. h.597.
7 | Jurnal Candra Sangkala

IPKI, dan Masyumi. Liga Demokrasi Makamah Agung dan Dewan Perancang
mengeluarkan pernyataan bersama antara Nasional/Dapernas yang dipimpin
lain: supaya dibentuk DPR yang langsung oleh Presiden. Tindakan presiden
demokratis dan konstitusional. Oleh sebab ini bisa dianggap sebagai penyimpangan
itu, hendaknya rencana pemerintah untuk terhadap UUD 1945 karena dalam
membentuk DPRGR yang telah prakteknya ketua lembag-lembaga tersebut
diumumkan oleh presiden hendaknya diangkat menjadi Menteri dan ikut serta
ditangguhkan. Adapun alas an-alasan yang dalam siding-sidang cabinet yang
dikemukakan oleh Liga Demokrasi adalah: selanjutnya ikut merumuskan dan
1. Perubahan perimbangan mengamankan policy pemerintah dalam
perwakilan golongan-golongan Lembaga masing-masing.25
dalam DPRGR, memperkuat Setelah politik konsolidasi
pengaruh dan kedudukan suatu berhasil, maka politik untuk
golongan tertentu yang memperjuangkan Kembali Irian Barat
mengakibatkan kegelisahan Kembali gencar dilakukan terutama
memungkinkan terjadinya hal- pendekatan pada Blok Timur karena
hal yang tidak diinginkan sebelumnya barat kurang memberikan
2. DPR yang demikian, pada respon terhadap perjuangan pengembalian
akhirnya adalah DPR yang Irian Barat kepangkuan Ibu pertiwi.
akan mengiyakan sehingga Pendekatan pada Bok Timur berhasil
tidak dapat menjadi soko guru dengan adanya bantuan militer dari
negara hukum dan demokrasi Moskow. Keadaan ini membuat Belanda
yang sehat. terkepung karena ABRI telah melancarkan
3. Pembaruan dengan cara taktik infiltrasi ke Irian Barat dengan
pengangkatan sebagaimana persenjataan standar NATO dan untuk
yang dipersiapkan itu adalah menghindari malu (a face saving gesture)
bertentangan dengan asas-asas maka Belanda terpaksa mau berunding
demokrasi yang dijamin oleh dengan Indonesia yang melahirkan
undang-undang. persetujuan New York dan adanya
Namun usaha-usaha yang kesepakatan untuk menentukan masa
dilakukan Liga Demokrasi mengalami depan Irian barat dengan mengadakan
kegagalan karena Presiden Sukarno setiba pepera.26
dari lawatannya dari luar negeri melarang Setelah masalah Irian barat selesai
keberadaan Liga Demokrasi. Untuk maka politik luar negeri Indonesia tetap
memperkuat Demokrasi Terpimpin maka militant, hal ini dibuktikan dengan
Presiden Sukarno membentuk suatu badan Tindakan presiden yang membagi dunia ini
yang dikenal dengan nama Front Nasional menjadi Nefos (New Emercing Force) dan
yang ditetapkan berfdasarkan Penetapan Oldefos (Old Established Forces) dimana
Presiden No.13 tahun 1959. Dalam barat adalah bagian dari Oldefos. Presiden
penetapan tersebut dijelaskan bahwa Front Sukarno mengelompokan negara-negara
Nasional adalah suatu organisasi masa komunia dan beberapa negara baru di Asia
yang memperjuangkan cita-cita proklamasi dan Afrika dalam kategori Nefos.Tindakan
dan cita-cita yang terkandung dalam UUD lainnya yang membuat Indonesia menjado
1945 dan diketuai oleh Presiden Sukarno. sorotan adalah Tindakan konfrontasi
Politik kekuasaan Presiden
Sukarno bertambah besar mengacu pada 25
Poesponegoro dan Notosusanto. Sejarah
Keputusan Presiden N0.94 tahun 1962
Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman
dengan mengintegrasikan Lembaga- republic Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka,
lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan 2008). h.423.
26
eksekutif. MPRS, DPRGR, DPA, Suryadinata. Politik Luar Negeri di Bawah
Suharto. (Jakarta:LP3ES, 1998), h.39.
8 | Jurnal Candra Sangkala

terhadap pembentukan Federasi Malaysia Baru dicirikan dengan nasionalisme yang


yang dianggap Sukarno sebagai kuat dan peran yang dominan dari para
neokolonialisme barat. Politik konfrontasi pemimpin sekuler dibandingkan dengan
Sukarno juga disebabkan kecurigaannya pemimpin Islam. Para pemimpin Indonesia
pada pangkalan militer barat di Singapura yang telah berkompromi dengan
yang pernah mendukung pemberontakan nasionalisme Indonesia todak dapat
PRRI dan Permesta. Tindakan konfrontasi bertahan dan politik luar negeri Indonesia
Sukarno didukung oleh militer dan PKI. yang militant bersama berjalannya waktu.
Militer mendukung dengan alasan Ini terjadi karena Tindakan Presiden
kekhawatiran dengan politik pengepungan Sukarno untuk mengalihkan masalah-
Indonesai oleh Malaysia, sementara PKI masalah dalam negeri ke persoalah-
mendukung dengan alasan untuk persoalan internasional. Bangkitnya PKI
pembentukan Angkatan V yang terdiri dari dan kelompok-kelompok sayap kiri hanya
dari kaum buruh dan petani yang mendorong Indonesia menjalankan politik
dipersenjatai. luar negeri yang agresif, anti barat dan
Politik luar negeri Sukarno yang curiga dengan kekuatan barat
agresif Nampak pula dari keluarnya
Indonesia dari keanggotaan PBB tahun Daftar Pustaka
1965 karena memprotes atas masuknya Henk Schulte Nordholt, Bambang
Malaysia sebagai anggota tidak tetap di Purwanto, dan Ratna Saptari.
DK PBB. Untuk menandingi eksistensi Memikir Ulang Historiografi
PBB maka presiden Sukarno membentuk Indonesia dalam Perspektif Baru
suatu badan yang disebut CONEFO Penulisan Sejarah
(Conference of New Emerging Force) yang Indonesia.(Jakarta: Yayasan Obor
didukung oleh RRC, Korut, Vietnam Utara Indonesia, 2013), h.1.
sehingga terbentuk poros Jakarta- Peking-
dan-Hanoi dan Pyongyang markas Arta, Sedana dan Margi. Sejarah Indonesia
besarnya di Jakarta. POlitik luar negeri dari Proklamasi Sampai Orde Baru.
Indonesia zaman Demokrasi Terpimpin (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),
menyebabkan pemborosan devisa negara h.139.
dan menimbulkan inflasi yang tidak
terkontrol mencapai 500%. Politik dengan Asvi Varman Adam. Militerisasi Sejarah
permainan keseimbangan antara militer Indonesia: Peran A.H.Nasution.
dan PKI, namun terlalu memberi angin dalam Perspektif Baru Penulisan
pada PKI menyebabkan keseimbangan itu Sejarah Indonesia.(Jakarta:
ambruk dengan meletusnya pemberontakan Yayasan Obor Indonesia, 2013),
PKI tahun 1965. h.1.

Simpulan Her Suganda. Jejak Soekarno di Bandung


Dekrit Presiden 5 Juli 1959 (1921-1934). (Jakarta: Kompas,
dilatarbelakangi oleh keadaan negara yang 2015), h.71.
kacau akibat dari keadaan politik yang Rex Mortimer. Indonesian Comunism
terjadi pada masa demokrasi liberal yang Under Sukarno Ideologi dan Politik
menimbulkan ketidakstabilan politik yang 1959-1965. (Yogyakarta: Pustaka
ditandai adanya berbagai pemberontakan Pelajar, 2011), h.8.
seperti PRRI dan Permesta yang ternyata
didukung oleh kekuatan mikiter Barat serta Gottschalik,L.Mengerti
adanya penolakan terhadap gagasan Sejarah.(Jakarta:Universitas
presiden untuk kembali ke UUD 1945. Indonesia Press, 1985), h.32.
Politik luar negeri Indonesia sebelum Orde
9 | Jurnal Candra Sangkala

Weringa, Saskia E.Penghancuran Gerakan Danang Risdiarto. Legalitas Dekrit


Perempuan Politik Seksual di Presiden 5 Juli 1959 dan
Indonesia Pascakejatuhan PKI. Pengaruhnya Bagi Perkembangan
(Yogyakarta: GalangPress, 2010), Demokrasi di Indonesia. (Jurnal
h.170. Legislasi Indonesia, Vol. 15 No. 01
Dzulfikriddin, M. Natsir, Mohammad - Maret 2018), hh. 59 – 68.
Dalam Sejarah Pokitik Indonesia
Peran dan Jasa Mohammad Natsir Leo Suryadinata. Politik Luar Negeri
dalam Duo Orde Indonesia. Indonesia. (Jakarta: LP3ES, 1998),
(Bandung: Mizan, 2010), h.149. h.38.

Pitono, Joko. Soekarno Obor Indonesia Ingleson John.Jalan ke Pengasingan


yang Tak Pernah Padam. (Surabaya: Pergerakan Nasionalis Indonesia
Grammatical Publishing, 2015), Tahun 1927-1934 (Jakarta:LP3ES,
h.235. 1988), h.85.

Onghokham. Sukarno, Orang Kiri,


Revolusi & G30S 1965.
(Jakarta:Komunitas Bambu, 2013),
h.153.

Suroso, Suar.Akar dan Dalang


Pembantaian Manusia Tak Berdosa
dan Penggulingan Bung
Karno.(Bandung:Ultimus, 2013),
h.176

Suryanegara, Ahmad Mansyur. Api


Sejarah 2. (Bandung: Salamadi
Pustaka Semesta, 2010), h.377.

Maulida, Faishal Hilmy. Hitam Putih


PRRI-Permesta: Konvergensi Dua
Kepentingan.( Paradigma Jurnal
Kajian Budaya Vol. 8 No. 2, 2018),
hh. 174–185. DOI:
10.17510/paradigma.v8i2.180

Soebadio, Hadi. Keterlibatan Australia


dalam Pemberontakan
PRRI/PERMESTA.(Jakarta:Gramedi
a Pustaka Utama, 2022), h.189

Elson, R.E. The Idea of Indonesia Sejarah


Pemikiran dan Gagasan.
(Jakarta:Serambi, 2009), h.295.
Panitia Buku 20 Tahun Indonesia
Merdeka, 20 Tahun Indonesia
Merdeka, 1965. h.597.

Anda mungkin juga menyukai