Artikel info
Abstract. This paper aims to explore and examine the political
Keywords: situation that occurred during Demokrasi Terpimpin period
which lasted from 5 July 1959 to 11 March 1966. The method
Demokrasi Terpimpin, PRRI, Permesta used in this paper is a historical research method. The results of
this study indicate that the background of the implementation of
Demokrasi Terpimpin is a dangerous state situation marked by
major rebellions such as PRRI and Permesta and the situation of
the Liberal Democracy period which was marked by the ups and
downs of the cabinet, as well as the failure of the constituents to
make a new constitution, the failure of the constituents to accept
the proposals. President Sukarno to return to the 1945
Constitution. In its development Demokrasi Terpimpin made the
presidential power very large because the representatives sitting
in state institutions were appointed directly by the president as
assistants to the president. The politics of confrontation also
colored Indonesian politics, such as the Tri Kora, Dwi Kora,
Indonesia's expulsion from the United Nations membership and
the events of the September 30, 1965 Movement which resulted in
the killing of Pahlawan Revolusi.
Sjahlan, Kyai A. Mukti, H.M. Sholeh ditulis oleh siapapun yang menyangkut
Iskandar, Anwar Harjono, dan Yusuf tentang Demokrasi Terpimpin. Langkah
Wibisono merasakan dinginnya penjara kedua adalah kritik yang terdiri dari kritik
karena sebagai anggota Masyumi dengan internal dan eksternal, dengan Langkah ini
tegas menentang politik Demokrasi peneliti memperoleh fakta-fakta sejarah
Terpimpin.7 Tindakan lainnya adalah dari data-data yang telah diseleksi dan
menyederhanakan jumlah partai politik dibandingkan. Langkah ketiga adalah
dari 60 partai menjadi 11 partai politik8 melakukan interpretasi, dengan
Tindakan Presiden Sukarno yang menetapkan makna yang saling
tegas dan keras pada lawan-lawan berhubungan antara fakta-fakta sejarah
politiknya menyebabkan dia oleh para yang telah dihimpun. Fakta-fakta sejarah
pengkritiknya dianggap mempraktekkan tersebut dirangkai dan dihubungkan
kediktaktoran Kepemimpinan Presiden menjadi suatu cerita sejarah yang
Sukarno dalam Demokrasi Terpimpim sistematis dan logis mengenai pemikiran
berakhir ketika pasca pemberontakan Sukarno terkait Demokrasi Terpimpin,
Gerakan 30 September 1965 dengan selanjutnya pemimpin menafsirkan
akronim GESTAPU (gerakan September substansi dari gagasan-gagasan yang
30) menurut versi pemerintah Orde Baru, dikemukakannya.Langkah terakhir adalah
namun Sukarno menyebutnya Gestok atau historiografi, pada aspek ini penulis
Gerakan 1 Oktober.9 menyajikan hasil interpretasi dari fakta-
fakta sejarah sehingga menjadi kisah yang
Metode kronologis, selaras dan mudah dipahami
Metode yang digunakan dalam dan dapat dibuktikan kebenarannya
penulisan ini adalah menggunakan metode
kesejarahan. Menurut Gottschalik, Pembahasan
10
1985:32) langkah-langkah dalam Latar Belakang Lahirnya Demokrasi
penelitian sejarah terdiri dari empat tahap, Terpimpin
meliputi: (1) heuristic, (2) kritik, (3) Situasi politik masa demokrasi
interprestasi, (4) historiografi. Heuristik parlementer menjadi alasan yang kuat yang
adalah mencari jejek-jejak sejarah yang mendorong diberlakukannya demokrasi
berkaitan dengan pemikiran Sukarno terpimpin oleh Presiden Sukarno.
tentang Demokrasi Terpimpin tahun 1959- Demokrasi Parlementer atau Demokrasi
1966. Pada penelitian ini digunakan Liberal menurut pandangan Sukarno tidak
sumber primer maupun sumber skunder. sesuai dengan kepribadian Bangsa
Sumber primer diperoleh dari dokumen Indonesia. Alasan yang dikemukakan
atau buku yang ditulis oleh pelaku sejarah adalah demokrasi liberal hanya membuat
atau orang yang hadir pada peristiwa ketidakstabilan politik di kabinet dan
sejarah, sedangkan sumber skunder parlementer.11Ketidakstabilan politik
diperolah berupa buku penunjang yang terjadi karena Demokrasi Parlementer
dengan UUDS 1950 memiliki dua
7 kelemahan pokok yakni dalam parlemen
Dzulfikriddin, M. Natsir, Mohammad Dalam
Sejarah Pokitik Indonesia Peran dan Jasa Indonesia tidak ada mayoritas yang
Mohammad Natsir dalam Duo Orde Indonesia. menguasai separoh kursi DPR, sehingga
(Bandung: Mizan, 2010), h.149. koalisi yang dibangun rentan mengalami
8
Pitono, Joko. Soekarno Obor Indonesia yang Tak perpecahan di tengah jalan.Pasca pemilu
Pernah Padam. (Surabaya: Grammatical
Publishing, 2015), h.235.
9 11
Onghokham. Sukarno, Orang Kiri, Revolusi & Indrajat, Himawan. Demokrasi Terpimpin Sebuah
G30S 1965. (Jakarta:Komunitas Bambu, 2013), Konsepsi Soekarno Tentang Demokrasi
h.153. (SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial
10
Gottschalik,L. Mengerti Sejarah. (Jakarta : dan Budaya, volume 18, No.1, 2016), hh.53-62.
Universitas Indonesia Press, 1985), h.32. DOI: https://doi.org/10.23960/sosiologi.v18i1
4 | Jurnal Candra Sangkala
Selama periode Demokrasi OKI dan AD. Tata tertib anggota DPRGR
Terpimpin, Sukarno, PKI dan militer ditetapkan dengan Peraturan Presiden
adalah tiga kekuatan politik utama. Politik No.24 Tahun 1960 dan Peraturan Presiden
luar negeri Indonesia lebih militant No.32 Tahun 1964.24
antikolonial anti antibarat, yang secara Pembentukan DPR GR sebagai
tidak langsung Indonesia bersekutu dengan hasil penunjukaan Presiden Sukarno
negara-negara komunis dan sosialis. mendapat penolakan dari berbagai elemen
Terdapat symbiosis mutualisme antara politik, seperti penolakan oleh NU dengan
militer dan Presiden Sukarno, militer tokoh Ro’is Aam, K.H.Wahab Chasbullah
membutuhkan Sukarno untuk yang menyatakan NU tidak dapat duduk
keabsahannya, sementara Sukarno dengan PKI dalam satu cabinet
memerlukan militer untuk menekan NASAKOM dan menolak Kerjasama
kekuatan oposisi. Dalam mengurangi dengan PKI. Tokoh dari PNI sendiri seperti
ketergantungannya pada militer, Sukarno Mr. Sartono sebagai Ketua DPR hasil
membina ngkatan Udara dan PKI.22 Pemilu 1955 dan Mr. Iskaq Tjokrodisuryo
Politik Sukarno yang merangkul menunjukkan keprihatinannya serta
PKI tidak bisa dilepaskan dari cita-citanya menyatakan bahwa anggota DPRGR dari
menyatukan tiga pilar kekuatan yang PNI bukan mewakili PNI. Tokoh Masyumi
dikenal dengan nama politik NASAKOM dan Bung Tomo dari Partai Rakyat
(nasionalis, agama dan komunis). Ide itu Indonesia juga melakukan penolakan atas
sudah ada sejak zaman pergerakan keputusan presiden.
nasional23. Ide tersebut dapat direalisasikan Bahkan Sutomo beraksi keras
Ketika demokrasi terpimpin terlaksana. dengan mengajukan gugatan ke Makamah
Pada masa ini kekuasaan Presiden Sukarno Agung melalui suratnya tanggal 22 Juni
sangat besar, ia menjadi tokoh kunci dalam 1960 yang intinya menggugat Presiden
perpolitikan Indonesia. Hal ini dapat Sukarno terhadap pelanggaran UUD 1945
dianalisis dari usulan DPA agar pidato dengan membubarkan DPR hasil Pemilu
presiden tanggal 17 Agustus 1950 yang 1955, dan menuduh cabinet melakukan
berjudulPenemuan Kembali Revolusi Kita Tindakan sewenang-wenang, dengan
tersebut dapat dijadikan GBHN yang mengemukakan fakta sebagai berikut
berjudul Manifesto Politik Republik 1. Paksaan untuk menerima
Indonesia disingkat Manipol. Manipol dan Usdek, tanpa
Beberapa Tindakan Presiden diberi tempo terlebih dahulu
Sukarno untuk memperlancar proses untuk mempelajarinya
demokrasi terpimpin adalah membubarkan 2. Paksaan supaya diadakan
DPR hasil pemilu 1955 karena adanya Kerjasama antara golongan
penolakan RAPBN tahun 1960,sehingga nasionalis, agama dan
presiden mengeluarkan Penetapan Presiden komunis
No.3 tahun 1960 yang menyatakan 3. Paksaan pembongkaran Tugu
pembubaran DPR hasil pemilu 1955 yang Gedung Prokalmasi di
dilanjutkan dengan Pembentukan DPRGR. Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Komposisi keanggotaan DPRGR Tokoh-tokoh partai politik yang
dibicarakan di Istana Presiden menetang pembentukan DPRGR kemudian
Tampaksiring, Bali, Pembicaraan membentuk suatu wadah yang dikenal
komposisi tersebut melibatkan PNI, NU, dengan nama Liga Demokrasi yang
diketuai oleh Imron Rosyadi dari NU dan
22
Leo Suryadinata. Politik Luar Negeri Indonesia.
tokoh-tokoh politik dari NU, Parkindo,
(Jakarta: LP3ES, 1998), h.38. Partai Katholik, Liga Muslimin, PSII,
23
Ingleson John.Jalan ke Pengasingan Pergerakan
24
Nasionalis Indonesia Tahun 1927- Panitia Buku 20 Tahun Indonesia Merdeka, 20
1934(Jakarta:LP3ES, 1988), h.85. Tahun Indonesia Merdeka, 1965. h.597.
7 | Jurnal Candra Sangkala
IPKI, dan Masyumi. Liga Demokrasi Makamah Agung dan Dewan Perancang
mengeluarkan pernyataan bersama antara Nasional/Dapernas yang dipimpin
lain: supaya dibentuk DPR yang langsung oleh Presiden. Tindakan presiden
demokratis dan konstitusional. Oleh sebab ini bisa dianggap sebagai penyimpangan
itu, hendaknya rencana pemerintah untuk terhadap UUD 1945 karena dalam
membentuk DPRGR yang telah prakteknya ketua lembag-lembaga tersebut
diumumkan oleh presiden hendaknya diangkat menjadi Menteri dan ikut serta
ditangguhkan. Adapun alas an-alasan yang dalam siding-sidang cabinet yang
dikemukakan oleh Liga Demokrasi adalah: selanjutnya ikut merumuskan dan
1. Perubahan perimbangan mengamankan policy pemerintah dalam
perwakilan golongan-golongan Lembaga masing-masing.25
dalam DPRGR, memperkuat Setelah politik konsolidasi
pengaruh dan kedudukan suatu berhasil, maka politik untuk
golongan tertentu yang memperjuangkan Kembali Irian Barat
mengakibatkan kegelisahan Kembali gencar dilakukan terutama
memungkinkan terjadinya hal- pendekatan pada Blok Timur karena
hal yang tidak diinginkan sebelumnya barat kurang memberikan
2. DPR yang demikian, pada respon terhadap perjuangan pengembalian
akhirnya adalah DPR yang Irian Barat kepangkuan Ibu pertiwi.
akan mengiyakan sehingga Pendekatan pada Bok Timur berhasil
tidak dapat menjadi soko guru dengan adanya bantuan militer dari
negara hukum dan demokrasi Moskow. Keadaan ini membuat Belanda
yang sehat. terkepung karena ABRI telah melancarkan
3. Pembaruan dengan cara taktik infiltrasi ke Irian Barat dengan
pengangkatan sebagaimana persenjataan standar NATO dan untuk
yang dipersiapkan itu adalah menghindari malu (a face saving gesture)
bertentangan dengan asas-asas maka Belanda terpaksa mau berunding
demokrasi yang dijamin oleh dengan Indonesia yang melahirkan
undang-undang. persetujuan New York dan adanya
Namun usaha-usaha yang kesepakatan untuk menentukan masa
dilakukan Liga Demokrasi mengalami depan Irian barat dengan mengadakan
kegagalan karena Presiden Sukarno setiba pepera.26
dari lawatannya dari luar negeri melarang Setelah masalah Irian barat selesai
keberadaan Liga Demokrasi. Untuk maka politik luar negeri Indonesia tetap
memperkuat Demokrasi Terpimpin maka militant, hal ini dibuktikan dengan
Presiden Sukarno membentuk suatu badan Tindakan presiden yang membagi dunia ini
yang dikenal dengan nama Front Nasional menjadi Nefos (New Emercing Force) dan
yang ditetapkan berfdasarkan Penetapan Oldefos (Old Established Forces) dimana
Presiden No.13 tahun 1959. Dalam barat adalah bagian dari Oldefos. Presiden
penetapan tersebut dijelaskan bahwa Front Sukarno mengelompokan negara-negara
Nasional adalah suatu organisasi masa komunia dan beberapa negara baru di Asia
yang memperjuangkan cita-cita proklamasi dan Afrika dalam kategori Nefos.Tindakan
dan cita-cita yang terkandung dalam UUD lainnya yang membuat Indonesia menjado
1945 dan diketuai oleh Presiden Sukarno. sorotan adalah Tindakan konfrontasi
Politik kekuasaan Presiden
Sukarno bertambah besar mengacu pada 25
Poesponegoro dan Notosusanto. Sejarah
Keputusan Presiden N0.94 tahun 1962
Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman
dengan mengintegrasikan Lembaga- republic Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka,
lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan 2008). h.423.
26
eksekutif. MPRS, DPRGR, DPA, Suryadinata. Politik Luar Negeri di Bawah
Suharto. (Jakarta:LP3ES, 1998), h.39.
8 | Jurnal Candra Sangkala