Anda di halaman 1dari 6

 Periodisasi dan Kronologi Sejarah Indonesia

Sejarah mempelajari manusia dalam konteks waktu. Dinamaika hidup manusia


berkesinambungan dari masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Jika dianalaisis, masa lalu
menentukan masa depan. Pemahaman tentang konsep waktu dalam sejarah itu akan lebih
mudah jika dibuat periodisasi dan kronologi. Sejarah menggambarkan perkembangn
kehidupan manusia dalam batasan ruang dan waktu. Waktu (tempo/time) merupakan proses
kelangsungan dan waktu (duration) merupakan kesatuan dari tiga dimensi, yakin waktu lalu,
waktu sekarang, dan waktu yang akan datang.

Pembabakan (periodisasi) merupakan serialisasi rangkaian waktu menurut urutan


zaman. Dasar yang digunakan sejarawan dalam pembabakan sejarah adalah dimensi spasial
(tempat/ruang), tematis, dan dimensi temporal (waktu). Maksud dilakukan periodisasi untuk
melihat tinjauan menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa dan hubungannya dengan aspek-
aspek lain yang terkait.

1. Periodisasi Sejarah
Menurut Sardiman A.M., periodisasi adalah pengelompokan peristiwa- peristiwa
sejarah yang menonjol dalam suatu kesatuan kronologis seperti abad, masa pemerintahan satu
dinasti atau kerajaan, paham-paham baru, atau peristiwa politik tertentu. Kriteria pembagian
zaman tersebut sesuai dengan sejarah yang akan kita teliti. Contohnya, dari zaman reformasi
kita bisa membagi lagi menjadi periodisai yang lebih khusus. Misalnya periode pemerintahan
B.J. Habibie, periode pemerintahan Abdurrahman Wahid, periode pemerintahan Megawati,
dan periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Dari periodisasi itu akan terlihat hal-hal sebagai berikut.

a. Perkembangan
Perkembanga terjadi apabila msayarakat bergerak dari bentuk yang sederhana ke
bentuk yang lebih kompleks. Misalnya, dari masayarakat agraris ke masyarakat
industri.
b. Kesinambungan
Kesinambungan terjadi apabila masyarakat atau bangsa hanya melakukan adopsi
lembaga-lembaga lama. Misalnya, terbentuknya negara Indonesia sebetulnya
hanya merupakan adopsi negara Hindia Belanda.
c. Pengulangan
Pengulangan terjadi apabila masyarakat munsul fenomena yang mirip dengan
peristiwa yang pernah terjadi. Misalnya, jatuhnya Presiden Soeharto dari kursi
presiden mirip dengan jatuhnya Presiden Soekarno. Keduanya harus menghadapi
krisis dan desakan mahasiswa.
d. Perubahan
Perubahan terjadi apabila masayarakat mengalami perkembanagn besar-besaran
dan dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan itu sering disebabkan datangnya
pengaruh dari luar. Isu demokratisasi dan HAM menyebabkan perubahan
masyarakat dari otoriter ke demokratis.
Penyusunan periodisasi bergantung pada jenis sejarah yang akan ditulis sejarawan.
Misalnya, sejarah politik pemerintahan dengan fokus sejarah birokrasi di
Indonesia. Sejarawan bisa membuat periodisasi birokrasi zaman kerajaan Hindu-
Buddha, birokrasi zaman kerajaan Islam, birokrasi zaman kolonial, dan birokrasi
zaman kemerdekaan.

2. Kronologi Sejarah

Kronologi (diambil dari bahasa Yunani, chronos yang artinya waktu dan logos yang
artinya ilmu) adalah ilmu yang mempelajari waktu atau sebuah kejadian pada waktu tertentu.
Kronologi adalah penentuan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah. Kronologi bisa
disusun berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadinya peristiwa sejarah. Dalam kaitan
dalam ilmu sejarah, kronolgi merupakan usaha yang dilakukan sejarawan untuk mendapatkan
pemahaman mengenai suatu peristiwa sejarah secara gamblang yang dapat mengaitkan antara
satu peristiwa dengan peristiwa lain secara sistematis, urut, utuh, dan logis.

Kronologi seharah sangat diperlukan karena dapat mengaitkan satu peristiwa dengan
peristiwa lainnya dalam bentuk kausalitas atau sebab akibat. Manfaat kronologi antara lain
dapat membantu menghindarkan terjadinya kerancuan dalam pembabakan suatu sejarah.
Dengan kronologi, sejarawan dapat merekonstruksi dengan tepat peristiwa sejarah pada masa
lalu berdasarkan urutan waktu. Selain itu, kronologi bisa menghubungkan dan
membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang sama. Tanpa kronologi
kita akan kesulitan dalam memahami sejarah.

Penyusunan suatu peristiwa sejarah secara kronologi memiliki tujuantertentu, yaitu,


supaya penyusunan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpang
tindih atau rancu dengan peristiwa lainnya. Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan
waktu kejadian dari peristiwa sejarah tersebut. Walaupun demikian, susunan kejadian
berdasarkan urutan waktu tersebut harus tetap berkesinambungan dan menunjukan kausalitas
(sebab akibat). Penyusunan peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan
sebab akibat dinamakan kronik, bukan sebagai sejarah. Kronik juga berarti catatan tentang
waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah. Unsur yang paling esensi dalam kronik adalah
genealogi atau silsilah.

Ciri khas penulisan sejarah adalah disajikan secra kronologis dari awal sampai akhir.
Sejarawan harus menentukan fakta penyebab (kausal), fakta peristiwa, dan fakta akibat.
Karya sejarah yang deskriptif naratif memerlukan serialisasi, yaitu mengurutkan peristiwa-
peristiwa berdasarkan urutan faktanya. Sejarawan harus menghindari anakronisma, yaitu
penulisan tokoh dan peristiwa sejarah yang tidak sesuai dengan waktunya. Misalnya,
menyebut Sriwijaya sebagai negara nasional. Kala itu konsep negara nasional (nationstate)
belum dikenal.
 Pembagian dan Jenis Sejarah
Ada banyak cara untuk memilah informasi sejarah yang dilakukan penulis sejarah,
antara lain berdasarkan kurun waktu (kronologis), wilayah (geografis) negara (nasional),
kelompok suku bangsa (etnik), dan topik atau pokok bahasan (topikal). Secara garis besar,
jenis sejarah bisa dikategorikan berdasarkan subjeknya, yaitu sejarah lama atau konvensional
(old history) dan sejarah baru (new history). Subjek penelitian sejarah konvensional antara
lain perkembangan kerajaan, negara, pemimpin, raja (kaisar), para tokoh penting, dan
institusi politik. Subjek penelitian sejarah baru lebih luas meliputi berbagai golongan
masyarakat, baik di luar istana maupun birokrasi pemerintahan . Sejarah baru lebih bersifat
tematis seperti sejarah kebudayaan, sejarah sosial, sejarah lokal, dan sejarah politik.

1. Sejarah politik

Sejarah politk merupakan sejarah yang mengkaji masalah-masalah pemerintahan,


kenegaraan (termasuk partai-partai politik), peran orang-orang besar (tokoh) dalam sejarah,
dan kekuasaan (power). Sejarah sering dipahami sebagai politik masa lalu (history is the past
politics). Karena adanya pendapat bahwa sejarah disebut sebagai politik masa lampau.
Politik sering dipahami sebagai proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat, khususnya dalam negara. Dalam kekuasaan terdapat berbagai komponen
misalnya penguasa atau pemerintah, sistem pemerintahan, parlemen, undang-undang, partai
politik, negara, kerajaan, dan beragam institusi atau instrumen kenegaraan. Penulisan sejarah
yang menggunakan tema-tema tersebut sering disebut sebagai sejarah politik.
Apabila ingin meneliti sejarah sistem politik di Indonesia, cakupannya antara lain
meliputi masa prakolonial, kolonial (penjajahan), Demokrasi Parlementer, Demokrasi
Terpimpin, Demokrasi Pancasila, dan masa Reformasi.

2. Sejarah Ekonomi

Sejarah ekonomi merupakan jenis penulisan sejarah yang mempelajari berbagai faktor
yang menentukan jalannya perkembangan perekonomian (produksi, distribusi, dan konsumsi)
suatu masyarakat. Asal usul sejarah ekonomi mulai muncul dan berkembang setelah terbitnya
buku Wealth of Nations (1776) karya Adam Smith. Ekonomi dapat dipahami sebagai
kegiatan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu,
manusia melakukan berbagai aktivitas. Aktivitas manusia antara lain produksi, penjualan,
pembelian, penawaran, permintaan barang-barang, dan penggunaan sumber-sumber ekonomi.
Aktivitas itu memunculkan adanya hubungan antarindividu, baik dalam lingkup kecil (mikro)
maupun besar (makro).
Dalam sejarah nasional, pada zaman kolonial memiliki pengaruh dalam perekonomian
Indonesia. Pada masa Tanam Paksa dan masa berlakunya UU Agraria Tahun 1870. Kajiannya
meliputi jenis-jenis tanaman yang wajib ditanam, cara pemerintah kolonial membuka lahan-
lahan perkebunan, model pengelolaan Tanam Paksa yang bisa menguntungkan pemerintah
kolonial secara resmi.
3. Sejarah Sosial
Menurut sejarawan Belanda, P.J. Blok, sejarah sosial adalah the history of the people.
Bahan kajiannya meliputi pola-pola kebudayaan masyarakat, terutama yang memperlihatkan
aspek-aspek sosial di dalamnya. Cakupan sejarah sosial meliputi struktur masyarakat yang
berubah dalam suatu kurun waktu tertentu, kemiskinan, kelaparan, kebodohan,
keterbelakangan, dan kemerosotan moral. Perubahan tata nilai, agama, dan tradisi
kebudayaan yang juga ikut berpengaruh terhadap timbulnya masalah sosial.

Sejarah sosial juga meneliti faktor demografis serta sejarah perkotaan. Perkembangan
golongan sosial serta perubahan sosial akibat modernisasi pada masyarakat menjadi bidang
penelitian sejarah sosial. Contoh sejarah sosial adalah karya Sartono Kartodirdjo dan
Abdurrahman Surjomihardjo. Menurut pemikiran Sartono Kartodirdjo penggunaan
pendekatan interdisipliner, multidisipliner, multidimensional, atau pendekatan ilmu – ilmu
sosial dalam sejarah. Terdapat salah satu karya besarnya yang berjudul “Keresahan Pedesaan”
pada Tahun 1960-an (1982). Abdurrahman Surjomihardjo dalam karyanya berjudul “Kota
Yogyakarta Tempo Doeloe”:Sejarah Sosial 1880 – 1930 meneliti Yogyakarta dan
memaparkan akar - akar pembentukannya, kehidupan serta proses penyesuaian kelompok
penduduk kota kerajaan dengan kolonialisme Belanda yang mulai mencengkeram kota itu
sejak abad XIX.

4. Sejarah pemikiran

Sejarah pemikiran dipahami sebagai the study of the role of ideas in historical events
and process. Sejarah pemikiran mencakup studi tentang pemikiran-pemikiran besar yang
berpengaruh pada kejadian bersejarah, serta pengaruh pemikiran tersebut pada masyarakat
bawah. Contohnya dampak dikeluarkannya Manifesto Politik oleh Perhimpunan Indonesia
(PI). Setelah berganti nama dari Indonesische Vereeniging menjadi PI pada tahun 1925.
Keluarnya Manifesto Politik Perhimpunan Indonesia tahun 1925 menurut Sartono
Kartodirdjo merupakan peletakan dasar-dasar nasionalisme Indonesia. Sumpah Pemuda 1928
merupakan penekanan dari isi Manifesto Politik 1925. Inilah dampak dari sebuah ide atau
pemikiran. Anda bisa memahami berdirinya negara Indonesia yang majemuk dan multikultur
dengan membaca buku karya R.E. Elson yang berjudul The Idea of Indonesia:Sejarah
Pemikiran atau gagasan.

5. Sejarah Keluarga
Keluarga merupakan objek penelitian sejarah yang menarik. Keluarga merupakan unit
kecil masayarakat yang bisa dilihat secara sosisologisdan antropologis. Secara sosiologis
keluarga adalah sebuah stuktur yang dapat berubah sehingga dapat dilihat sebagai unit sosial,
politik, ekonomi, dan budaya. Secara antropologis, dalam keluarga terdapat aspek-aspek
budaya, sistem nilai dan norma-norma yang berlaku dalam keluarga tersebut. Misalnya,
dalam hal internalisasi nilai-nilai, keluarga santri tentu akan berbeda dengan yang bukan dari
kalangan santri.
Asal usul suatu daerah dapat dikaitkan dengan keberadaan sebuah keluarga yang
menjadi cikal bakal penguasa dari daerah tersebut.Perkembangan keluarga hingga
membentuk komunitas dan memiliki peran sosial politik ditingkat lokal menarik untuk diteliti
sejarahwan. Sejarah keluarga juga bisa meneliti keberadaan sistem kekerabatan yang dianut
oleh keluarga tersebut. Sistem kekerabatan kita dibagi menjadi dua, yaitu matrilineal
(didasarkan pada garis keturunan ibu) dan patrilineal (didasarkan pada garis keturunan ayah).
Sejarawan juga bisa meneliti peranan sebuah keluarga sebagai unit ekonomi.

Kita juga bisa melihat peran politik dan ekonomi yang dimainkan oleh sebuah
keluarga. Kalau keluarga yang berasal dari kalangan santri mungkin dalam peran politik yang
dilakukan lebih banyak diwarnai dengan nilai-nilai keagamaan.

6. Sejarah Kebudayaan
Kajian sejarah kebudayaan bisa meliputi kebudayaan zaman batu dan logam,
kebudayaan zaman kerajaan Hindu-Buddha, kebudayaan zaman kesultanan Islam,
kebudayaan zaman kolonialisme Barat, dan kebudayaan kontemporer.

Kajian sejarah kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu kebudayaan


tinggi atau elite dan kebudayaan populer atau massa.

7. Sejarah Teknologi
Sejarah teknologi menggambarkan cara manusia menciptakan cara atau alat- alat
untuk mengatasi kesulitan dalam hidupnya. Teknologi itu meliputi teknologi produksi,
transportasi, dan komunikasi. Ditinjau dari cara membuat sesuatu, pada mulanya manusia
menggunakan tangan. Bahan yang digunakan mulai batu, tulang, perunggu, hingga logam.
Demi mencukupi kebutuhan yang semakin meningkat, dipergunakan mesin yang dapat
bekerja lebih cepat dan efektif.

8. Sejarah Militer
Sejarah militer biasanya dipahami sebagai sejarah angkatan bersenjata dan perilaku
perang. Tema yang dikaji dan dibahas dalam sejarah perang antara lain strategi yang
digunakan, kekuatan pasukan yang berperang, senjata yang digunakan, atau tokoh utama
yang mempunyai andil besar dalam peperangan.

Pada perkembangan selanjutnya, penulisan sejarah militer tidak lagi hanya


menonjolkan aspek-aspek operasional militer. Sejarah perang kemudian menampilkan aspek
ekonomi, sosial budaya, hukum, dan politik. Penulisan sejarah Daerah Operasi militer tidak
hanya menonjolkan aspek militer, tetapi juga mendeskeipsikan kehidupan rakyat Aceh secara
luas.

Anda mungkin juga menyukai