Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

DISUSUN OLEH:

YASINTA SITUMORANG

NIM 3202421021

E Reguler Pendidikan Sejarah 2020

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
BAB I

IDENTITAS BUKU

A. Identitas Buku Utama

 Judul : Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965

 Penulis : Herbert Feith , Lance Castles

 Penerbit : LP3ES

 Tahun Terbit : 1988

 Kota Terbit :

 Jumlah halaman : 267

 ISBN : 979-8015-42-0

B. Identitas Buku Utama

 Buku pembanding 1

 Judul : Sistem Politik Indonesia Era Soekarno, Hatta, Syair, Aidit,


Syafruddin, Era Soekarno, Moerdani, Wiranto, Harmanoko, Hamzah Haz Era SBY,
Kalla, Baasyir

 Penulis : H. Inu Kencana Syafilie, Azahari, SSTP

 Penerbit : Refika Aditama

 Tahun Terbit : 2012

 Kota Terbit : Yogyakarta

 Jumlah halaman : 170

 ISBN : 978-602-8650-93-9

 Buku Pembanding II

 Judul : Sejarah Politik Indonesia Modren


 Penulis : Suwarmono, M.Si

 Penerbit : Ombak

 Tahun Terbit : 2012

 Kota Terbit : Bandung

 Jumlah halaman : 135

 ISBN : 978-602-7544-20-8
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Utama

Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965

BAB II (Demokrasi Parlementer dan Para Pengkritiknya)

Sampai tahun 1955 Parlemen adalah badan yang diangkat, namun selama periode itu
merupakan lem- baga yang cukup kuat. Pada saat kabinet tidak dapat lagi mengue- sai
mayoritas di dalamnya, ia pun jatuh, dan dalam kenyataannya kabinet seringkali jatuh. Secara
umum, demokrasi parlementer mula-mula ditenma tan- pa banyak perdebatan tentang
implikasinya tetapi kemudian di tolak dan sedikit sekali yang mempertahankannya. Di dalam
bacaan pertama pada bab ini pandangan ini juga kami bahas tetapi dalam bentuk yang
moderat dan lebih biasa, dimana konsolidasi dan pengu tamaan ekonomi dinyatakan selaras
dengan suasana revolusi.

Bacaan yang kedua memberikan penolakan yang lebih lengkap terhadap pihak yang
setuju dengan konsolidasi . Di dalam bacaan ketiga dan keempat, dua orang pemikir yang
sangat berpengaruh pada saat ini membicarakan tentang hilang. Perasaan kecewa ini di
samping gejolak politik tetap saja kuat pada periode parlemen ini, dan akhirnya sistem
demokrasi parle- menter juga yang menjadi salah satu sasarannya.

kembali demokrasi di Indonesia, tetapi kenyataannya setelah pemilihan umum


pemerintahan tetap lemah dan tidak stabil seperti sebelumnya. Maka dari itu dua tahun
berikutnya bermunculanlah beberapa tantangan baru terhadap kerangka lembaga-lembaga
politik yang ada. Bab ini berisikan Undang-undang Dasar kita yang sejak Proklamasi telah
meng alami beberapa perubahan itu, selalu menegaskan di dalam mu- kadimahnya, bahwa
kemerdekaan kita harus disusun berdasarkan Pancasila, yang antara lain mengandung sila
Kerakyatan d Keadilan Sosial.

Sila Kerakyatan dan Keadilan Sosial ini merupa kan elemen-elenicn yang penting di
dalam cita-cita Revolusi Nasional kita. Kedua-duanya merupakan api penyemangat Revo lusi
kita. Api Pembakar Revolusi kita. Kedua-keduanya merupakan tuntun dari Revolusi kita, dan
tuntutan kepada Revolusi kitapula Kesulitan-kesulitan dan kekurangan-kekurangan
bertimbun- timbun mengatang di tengah jalan. Tetapi, apakah kesulitan-ke- sulitan dan
kekurangan kekurangan itu boleh menjadi sebab kita urungkan pelaksanaan pemilihan umum
itu? Tidak! Sekali-kali tidak! Tiap-tiap pekerjaan baru memang selalu mengandung be berapa
kesulitan dan kekurangan. Soalnya ialah justru how to get it done, ondanks kesulitan-
kesulitan dan kekurangan kekurangan itu! Pemilihan umum harus, sekali lagi harus kita
laksanakan, untuk memenuhi cita rita Revolusi Nasional kita, - untuk meme nuhi tuntutan
Revolusi Nasional kita kepada Revolusi Nasional kita itu! Selanjutnya Sekelompok
pemimpin menuntut peranan ABRI ditingkatkan. Kelompok lain menuntut otonomi daerah
ditingkatkan, terutama daerah luar Jawa. Tetapi tantangan yang paling besar ternyata justeru
datang dari Presiden Sukamo sendiri, dengan ide Demokrasi Terpimpinya. Bacam keenam
dan ketujuh dalam bab ini merupakan penjelasan yang terpe rinci tentang idenya itu.

Bacaan berisikan Di dalam sejarah Republik Indonesia yang telah lebih daripada
sebelas tahun ini, kita tidak pemah mencapai kestabilan pemerin tahan. Tiap-tiap
pemerintahan yang memerintah selalu menghadapi kesulitan-kesulitan. Kesulitan yang ada
orang menamakannya kurang kewibawaan. Kesulitan yang dinamakan pula santernya
oposisi, yang selalu menghadapinya. Tiap-tiap kabinet yang berdin di dalam waktu sebelas
tahun ini Saudara-saudara, mengalami ke- sulitan yang demikian itu. Kekurangan
kewibawaan dan selalu menghadapi oposisi yang santer, sehingga tiada satu kabinet yang
dapat tahan terlalu lama. Dan tiap-tiap kabinet akhirnya gugur, krisis dan harus diganti
dengan kabinet yang lain.

B. Buku Pembanding
 Buku Pembanding I

“Sistem Politik Indonesia Era Soekarno, Hatta, Syair, Aidit, Syafruddin, Era Soekarno,
Moerdani, Wiranto, Harmanoko, Hamzah Haz Era SBY, Kalla, Baasyir”

Bab II Sejarah Politik Indonesia

Kenyataan bahwa indonesia adalah sebuah bangsa yang besar, tidak diragukan lagi
kebenarannya. Tetapi fakta bahwa banyak masyarakat yang justru merasa tertindas oleh
pemerintahannya sendiri, juga merupakan fakta lain yang juga tidak bisa terelakkan. Dalam
padangan penulis selama otonimi belum diebrikan dengan baik, maka selama itu pula
otonomi Indonesia lemah. Sebab kekuatan militer kita bukan dipersiapkan untuk menghadapi
musuh dari luar, tetapi terus dimanfaatkan untuk membunuhi rakyat Indonesia sendiri.
Dibandingkan dengan Sriwijaya dan Majapahit Indonesia modren masih sangat kalah
banyak dari segi wilayah kekuasaaan yang sampai ke negi Kamboja. Persamaan kedua
kerajaan ini sama-sama selalu ada rakyat dibawah kekuasaannya. Selain itu NKRI masih
tegolong negara muda jangan sampai mati muda. Agar tidak mati muda maka hak otonom
harus diberikan sepenuhnya bagi masyarakat. Sebab apala artinya kalau kita merdeka hannya
dengan wilayah yang jauh kebih kecil, kita kaan jadi bangsa kaya tetapi snagat akan
bergantung pada negara lain. Kalau saat ini yang terlihat kaya adalah Kalimantan Timur,
Riau, dan Aceh serta Papua, karena minyak Tuhan telah perlihatkan, maka apakah tidak
mungkin masa depan yang akan datang Tuhan akan memunculkan kekayaan lain dalam
bentuk Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan Tengah, Bengkulu, dan daerah laiinya.

Sebelum kemerdekaan.

Sejarah mencatat bahwa yang pertama yang menantang penjajahan dengan


menggerakkan masyarakat baik dalam bentuk angkat senjata atau diplomasi adalah Sultan
Agung Anyoronkusumo (1591-1645). Bila dikatakan bahwa indonesia telah terjajah selama
350 tahun oleh Bangsa Belanda, hal tersebut tidka benar karena kenyataan Aceh tidak pernah
benar-benar dikuasi secara keseluruhan.

Maxixme atau kemuadian lebih dikenal dalam baju komunisme pertama kali
diperkenalkan olej orang Belanda bernama H.J.F. Sneevliet. Pada tahun 1914 kelompok
maxim mendirikan ISDV (Indische Socila Democratische Vereeniging) yaitu organisasi
Sosial Demokrat Hindia Belanda. Lewat organisasi inilah gagasan dan slogan Maxis diekspor
kedalam tubuh SI. Pemimpin-pemimpin pergerakan Islam pada waktu itu tampaknya belum
siap untuk perjuangan suatu ideologi bila dihadapkan pada ideologi yang marxis, tambah lagi
dunia Islam pada waktu itu begitu lemah secara politik dan militer, sementara Marxis pad
atahun 1917 tersebut, barusa saja memperoleh kemenangan hebat di Rusia.

Kemennagan Maxis di Rusia mendorong hebat kepada ISDV untuk menyebarkan


Marxisme di Indonesia. Pada 23 Mei 1920 ISDV diubah menjadi PKI dengan SI sebagi
cabang pertama dan ousatnya. Semaun dipilih menjadi ketua pertamanya.

Sementara itu diserbunya Jepang oleh Rusia di Macuhuria maka mulai terasa
kelemahan Jepang . Jepang diserang di utara ileh Rusia dan dari Selatan diserang oleh AS.
Pada 14 Agustus Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu. Dengan kekosongan
kepemimpinan seperti ini sekelompok anak muda kemudia ingin memprokalmirkan
kemerdekaan.

Proklamasi

Sejak dari proklamasi kemerdekaan, sejarah bangsa Indonesia sejarah bangsa


Indonesia merupakan sejarah suatau bangsa yang masih muda dalam menyusun politik
pemerintahan. Landasan kebijakannya adalah konsitusi dan ideologi yang mereka ciptakan
sendiri sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat sendiri. Faktor ruan dan waktu yang
banyak mempengaruhi ruang perkembangnnya.

Orde Lama

Dalam periode demkrasi terpimpin pemikiran ala demokrasi barat banyak


ditinggalkan. Presiden soekarno sebagai pemimpin nasional tertinggal kala itu banyak
menyatakan bahwa demokrasi liberal tidak sesuai dengan kerpribadian bangsa Indonesia dan
negara Indonesia. Pada puncak kejayaan Orde lama dikenal sebagai yel-yel perjuangan yang
membangkitkan semangat. Diantaranya yang paling populer adalah Nasakom(Nasional,
Agama, dan Komunis). Jas Merah (Jangan Lupan Sejarah) Tavip (Tahun Veri Coloso) dan
lain-lain.

Orde Baru

Pemerintahan orde baru memang memanfaatkan preman sebagai strategi untuk


melakukan porak poranda pada akhir riwat dikenal dengan dengan teori layang-layang putus.
Artinya sewaktu kita menajdi anak-anak kita berebut layang-layang dan daripada tidak
mendapat sama sekali kita merobek-merobeknya, begitulah dengan pemerintahan bila tidak
berkuasa dan ada kemungkinan dihujat dan bahkan diadili maka sebaiknya negara yang dulu
dicurkan. perintah ini dihancurkan. Namun mau tidak mau, suka tidak suka, sejarah terus
berjalan, dan reformasi pun diambang pintu.

Era reformasi

Tanggal 1 Mei 1998 Pak Harto akhirnya menundurkan diri yang disabut oleh masyarakat
Indonesia, utamanya di Jakarta. Pemerintahan Habibie tidak sama dengan Soeharto.
Masyarakat Indonesia belum mengerti sepenuhnya tentang pemerintahan Habbie dalam
manuvernya, Beliau dengan melemahkan eksekutif dengan demikian bapak Demokrasi maka
isu-isu akan menjadi wacana yang menarik dan menghimpun mahasiswa.
 Buku Pembanding II

Sejarah Politik Indonesia Modren

Bab V Perjalanan Politik di Indonesia

Partai Politik Pada Masa Pra-Kemerdekaan

Lahirnya parpol tidak terlepas dari awal kebangkitan nasional dengan lahirnya
organisasi Budi Utomo pada 20 mei 1908. Kelahiran BU dianggap sebagai simbol awal
pergerakan bangsa nasional bangsa Indonesia. Terdapat dua alasan yang cukup kuat untuk
menjadikan BU sebagai simbol kebangkitan nasional Pertom BU memiliki struktur organisasi
yang benar-benar baru d menandai suatu perbedaan yang jelas dengan masa lampau Bu
merupakan suatu benih yang akan melahirkan gerakan nasionals Indonesia karena memiliki
rencana kerja, cabang-cabang, lan anggota, laporan, dan penyelenggaraan kongres. Kedua,
kelahiran BU memberikan isyarat, menjadi inspirator, dan motivator bag berdirinya
organisasi-organisasi kebangsaan yang lain, termas yang disebut parpol.

Bagaimanapun juga, penetapan hari lahirnya BU (20 Mei 1908) sebagai hari
kebangkitan nasional lebih banyak mengandung unsur politis dan agak kurang akademis
karena bersifat kontroversial. Hal Ini barangkali karena pemerintah yang berkuasa yang
menetapkan keputusan itu (Presiden Sukarno) lebih mewakili kaum nasional dari kalangan
priayi yang cenderung lebih membela kebudayaan Jawa, bukan kaum nasionalis dari
kalangan santri (Muslim) yang jelas akan lebih membela Islam (Suwarno, 2011: 63).

Sarekat Islam (51) yang berdiri pada 1912 dan merupakan transformasi dari Sarekat
Dagang Islam (SDI) yang lahir pada 1911. walaupun tidak menyatakan diri sebagai parpol,
tetapi gerak langkah SI identik dengan parpol. Apalagi SI ini memiliki basis massa yang
berakar kuat di daerah pedesaan, khususnya di Pulau Jawa. Pada puncak perkembangan Si
sekitar tahun 1919, anggota dan simpatisan Si diperkirakan berjumlah 2,5 juta orang.

Partai Politik Pada Masa Pasca-Kemerdekaan

Pasca proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 terjadi perkembangan


menarik, yakni keluarnya Maklumat Wakil Presiden No. X pada Oktober 1945, yang
mengubah pemerintahan Ri dari Kabinet Presidensial menjadi Kabinet Parlementer. Selain
itu, dengan keluarnya maklumat tersebut rakyat Indonesia dibolehkan berpartisipasi politik
dengan mendirikan parpol secara bebas.
Hasilnya kemudian berdiri banyak parpol, seperti Partai Islam Masyumi yang berdiri
pada 7 November 1945, PNI yang berdiri pada Januari 1946, PKI yang lahir kembali pada
Januari 1947, Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang berdiri pada Maret 1947, Partai Kristen
Indonesia (Parkindo) yang berdiri pada April 1947, Partai Murba yang lahir pada November
1948, Partai Katholik yang lahir pada Desember 1949, dan lain sebagainya. Dengan
demikian, sistem kepartaian di Indonesia sejak 1945 adalah multipartai, yang bertahan terus
sampai pemilu 1971 di awal Orde Baru.
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI BUKU

A. Buku Utama
 Kelebihan
Secara keseluruhan buku ini sangat bagus, terutama dalam pembahasan bab 2 tentang
demokrsi terpimpin dan para pengkrtitiknya. Buku ini ditulis dari sudut pandang yang
berbeda sehingga membuat alur tulisannya begitu baik. Pada bab ini berisi kritikan
dan sudut padang penulis yang membuatnya semakin menarik. Ada banyak kebenaran
yang belum tercantum dalam buku lain.
 Kelebihan

Secara garis besar buku ini sudah baik namun masih terdapat kekurangan misalnya
dalam penulisan teks sejarah harus sistematis namun dalam buku ini sebagian
tulisannya kurang, misalnya dalam sub bab revolusi berjalan terus tahun 1965, setelah
membahas mengenai ini, balik lagi ke tahun 1962 mengenai gereja dan revolusi
Indonesia.

B. Buku Pembanding
 Buku Pembanding I
 Kelebihan
Secara keseluruhan buku yang ditulis oleh Syafiie dan Azair dengan judul Sistem
Politik Indonesia Era Soekarno, Hatta, Syair, Aidit, Syafruddin, Era Soekarno,
Moerdani, Wiranto, Harmanoko, Hamzah Haz Era SBY, Kalla, Baasyir ini, sudah
cukup baik. Terutama pada pembahasan Bab II Sejarah Politik di Indonesia yang
dibahas secara sistematis dan mengambil sudut pandang dari peulis yang lugas
menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca. Pemabahsannya yang runtun sehingga
mempermudah pembaca mengetahui isi buku, dimana pembahasannya dimulai
dari sejarah politik indonesia pada sebelum kemerdekaan, proklamasi, orde lama,
orde baru, dan era reformasi. Buku ini banyak menjelaskan bagaimana sebagai
generasi muda adalah tanggungjawab kita untuk mempertahankan kemerdekaan,
sebagai bangsa yang besar masyarakat seharusnya tidak tertindas oleh
pemerintahannya sendiri.
 Kekurangan
Secara garis besar buku ini sudah baik namun masih terdapat kekurangan
misalnya dalam akhir bab tidak ada ringkasan, dengan adanya ringkasan buku
akan membantu pembaca untuk mengetahui atau menyimpulkan isi buku.
Buku Pembanding II
 Kelebihan
Secara sekeluruhan buku ini menurut saya materinya sudah bagus, dimana pada
buku utama ini juga memiliki banyak judul pembahsan dan pembahasan yang
menjelaskan materi dengan baik dan materinya juga disajikan dengan sub-bab
yang mudah untuk dipahami yang disajikan juga menjelaskan materi dengan baik.
dapat kita lihat bahwa pada buku ini terdapat unsur pendukung seperti tabel, dan
siklus yang telah disediakan sesuai dengan materi yang dijelaskan. Sehingga
pembaca dapat mudah memahami dengan baik materi yang akan dijelaskan. Dari
segi bahasa, pada buku ini menggunakan bahasa Indonesia dalam menjelaskan
materi, Kemudian pada materinya juga ada bahasa bahasa asing yang langsung
dicetak miring agar pembaca mengetahui perbedaannya.
 Kekurangan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ini memiliki beberapa kelemahan seperti
pada pembahasan yang kurang terperinci seperti pada sub bab partai politik pada
masa pacsa-kemerdekaan, penulis tidak menjelaskan pembagian pada masa orde
lama, orde baru, dan era reformasi. Untuk lebih jelasnya ada baiknya dijelaskan
secara satu persatu.
BAB IV

PENTINGNYA BUKU TERHADAP KAJIAN SEJARAH

Secara garis besar ketiga buku penting dalam kajian sejarah terutama dalam pembahsan
sejarah politik Indonesia. Penulis membuat kajiannya sedemikian rupa sehingga menarik
minat pembaca untuk mengetahui isi keseluruhan buku. Terutama pada buku pembanding
pertama penyampaiannya yang lugas dan sistematis menjadi nilai lebih tersendiri pada isi
buku. Ditambah lagi adanya peta konsep yang menjadi dasar pengembangan tulisan.

Sebagai mahasiswa dengan adanya ketiga buku ini akan mempermudah saya untuk
mengetahui sejarah politik Indonesia dimulai dari era sebelum proklamasi samapai era
reformasi. Tokoh tokoh politik yang terlibat dalam pemerintahan dijelaskan dengan baik
dalam ketiga isi buku ini. Buku dari Suwarno menjelaskan bagaimana politik Indonesia
Modren, menjadi sangat direkomendarikan untuk menjadi sumber refrensi sejarah tentang
politik Indonesia saat ini atau yang biasa kita sebuat zaman modrean, Diskusi mengenai
politik sejarah politik Indonesia modren biasanya banyak emmuat hal-hal yang kontroversial,
sehingga jarang sekali sejaraan yang mengkaji dan emndalami diskursus sejarah politik
Indonesia modren.
BAB V

RINGKASAN

Ketiga buku sangat tepat untuk digunakan sebagai sumber refrensi sejarah terutama
menganai sejarah poltik indoensia sebelum dan sesudah kemerdekaan. Diskusi mengenai
politik sejarah politik Indonesia modren biasanya banyak emmuat hal-hal yang kontroversial,
sehingga jarang sekali sejaraan yang mengkaji dan emndalami diskursus sejarah politik
Indonesia modren. Namun dengan adanya ketiga buku ini mempermudah untuk mengetahui
dan mendambah wawasan tentang perpolitikan bangsa Indonesia.

Ketiga buku memiliki sudut padang dan penjelasan tersendiri mengani sejarah politik
dan perkemabang politik di Indonesia, hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
pembaca tentang sumber buku yang lebih akurat.

Indonesia segenap potensinya, apabila dikelola dengan kepemimpinan yang berhati


nurani dan moral yang jujur bukan tidak mungkin akan menjadi negeri yang sejarahtera
dimana rakyatnya tidak dipusingkan lagi dengan berbagai pergolakan dalam sistem
pemerintahan atau politik Indonesia.

Beberapa era kehidupan politik masa lala dan sekarang penulis mengemukakan dengan
harapan yang dibenamkan didalamnya adalah memberi wawasan kepada berbagai kalangan
agar tidak selalau menjadi objek politik, tetapi lebih jauh lagi dapat menjadi partisipan dalam
kehidupan politik di negeri yang kaya ini.
DAFTAR PUSTAKA

Syafiie, Azhari (2012) Sistem Politik Indonesia Era Soekarno, Hatta, Syair, Aidit,
Syafruddin, Era Soekarno, Moerdani, Wiranto, Harmanoko, Hamzah Haz Era SBY,
Kalla, Baasyir PT Rafika Aditama, Bandung.

Suwarno (2015) Sejarah Politik Indonesia Modren, Ombak, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai