Anda di halaman 1dari 12

Analisis Kehidupan Bangsa

Indonesia di bidang Sosial,


Ekonomi, Budaya, Militer, dan
pendidikan pada masa
kependudukanJepang

Kelompok 5
Kelompok 5
XI IPS 2

 Ahmad Bintang Al-Fajri


 Annisa Putri Dewi
 Checa Claudia Dahyar
 Hafids Wardhana
 Mahendra Ramadani Syah Putra
 Putri Maritza Erenz
Bidang Sosial
Kehidupan sosial masyarakat sangat memperihatinkan, penderitaan masyarakat terjadi dimana-mana
dan semakin bertambah, karena segala kegiatan masyarakat dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan
perang Jepang dalam menghadapi musuh-musuhnya. Kondisi memprihatinkannya masyarakat
Indonesia ketika zaman pendudukan Jepang, tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
Jepang dalam bidang. sosial, diantaranya :
1. Masyarakatdijadikan romusha (kerja paksa)
Sehingga banyak kelaparan dan terkena penyakit.korban
2. Pelaksanaan Kinrohosi
yaitu penyerahan bahan makanan rakyat secara besar-besaran untuk kepentingan militer Jepang.
Akibatnya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas sehingga banyak masyarakatJepang
untuk kepentingan militernya.
3. Pelaksanaan Jugun lanfu
yaitu mempekerjakan para gadis dan perempuan sebagai wanita penghibur untuk pemuas nafsu
militer Jepang. Banyak gadis dan perempuan yang ditipu oleh Jepang dengan dalih untuk bekerja
sebagai perawat atau disekolahkan,dipaksa untuk melayani para kompetai. Para gadis dan tetapi
ternyata hanya perempuan tersebut disekap dalam kamp-kamp yangtertutup sebagai wanita
penghibur.
Bidang Ekonomi
Untuk memenangkan Perang Dunia II, Jepang memanfaatkan Indonesia yang
kaya sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sewaktu Indonesia masih di bawah
penjajahan Jepang, sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi perang.
Ekonomi perang adalah kebijakan mengerahkan semua kekuatan ekonomi untuk
menopang keperluan perang. Saat itu Jepang merasa penting untuk menguasai
sumber-sumber bahan mentah dari berbagai wilayah Indonesia. Tujuan Jepang
melakukan itu, untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya. Wilayah-wilayah ekonomi
yang sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri atau yang diberi nama Lingkungan
Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, merupakan wilayah yang masuk ke dalam
struktur ekonomi yang direncanakan oleh Jepang.

Di awal kedatangannya, Jepang memberlakukan ekonomi self help atau berusaha


untuk memenuhi sendiri kebutuhan pemerintahan Jepang di Indonesia.
Bidang Ekonomi
Jepang berusaha memperbaiki ekonomi Indonesia yang hancur. Ketika Jepang
berusaha merebut Indonesia dari Belanda, Belanda memilih membumihanguskan
obyek-obyek vital. Ini dimaksudkan agar Jepang kesulitan mengambil alih Indonesia.
Setelah berhasil merebut Indonesia dari Belanda, Jepang terpaksa memperbaiki
sarana-sarana yang rusak. Sarana-sarana itu meliputi transportasi, telekomunikasi, dan
bangunan-bangunan publik.
• Pengendalian perkebunan
Khusus perekebunan, dikeluarkan Undang-undang No 322/1942 yang
menyatakan bahwa Gunseikan (kepala militer) langsung mengawasi perkebunan
kopi, kina, karet, dan teh.Pengawasan diserahkan kepada Saibai Kigyo
Kanrikodan (SKK), badan pengawas yang dibentuk gunseikan. SKK juga bertindak
sebagai pelaksana pembelian dan penentuan harga jual hasil perkebunan.
Bidang Ekonomi
• Industri Merosot
Selain masalah pangan, sandang bahkan menjadi masalah. Banyak rakyat yang
tak mempunyai pakaian yang layak. Sebelumnya, urusan sandang sangat
bergantung pada impor dari Belanda. Untuk mengatasi kekurangan sandang,
Jepang memaksa petani menanam kapas dan membuka usaha konveksi. Rakyat
dilatih untuk memintal bahan-bahan yang mengandung serat kapuk randu.
Namun tetap saja, industri tekstil tak bisa dihidupkan kembali. Sebab suplainya,
yakni tanaman kapas, berkurang.
• Bank dan keuangan
Kendati sangat anti-Belanda, Jepang tetap mempergunakan mata uang gulden
Belanda di Indonesia. Tujuannya, agar harga barang tetap stabil. Salah satu bank,
yakni Nanpo Kaihatsu Ginko, melanjutkan tugas tentara pendudukan Jepang
dalam mengedarkan invansion money.Invasion money dicetak di Jepang dalam
tujuh denominasi. Mulai dari satu hingga sepuluh gulden. Uang Belanda
kemudian digantikan oleh uang Jepang.Jepang juga menarik pajak yang tinggi
bagi keturunan Eropa dan Tionghoa. Kenaikannya mencapai 70 hingga 35 kali
lipat dari pajak semasa era kolonial Hindia Belanda.
Bidang Ekonomi
Kebijakan Ekonomi Indonesia Era
Pendudukan Jepang
1. Menyita aset-aset ekonomi yang
penting
2. Adanya kebijakan self-sufficiency
3. Melakukan pengawasan yang ketat
dibidang ekonomi
Bidang Budaya
Kehidupan budaya masyarakat Indonesia pada masa peendudukan Jepang juga
mengalami banyak perubahan. Salah satu yang paling kontroversial adalah
kewajiban melakukan seikerei. Seikerei merupakan penghormatan kepada Tenno
Heika (Kaisar Jepang) yang diyakini sebagai keturunan dewa matahari dengan cara
membungkukkan badan menghadap ke arah matahari terbit.
Kebiasaan penghormatan tersebut ditentang oleh kaum ulama. Salah satu aksi
penentangan tersebut berupa perlawanan antara K.H. Zainal Mustafa terhadap
tentara Jepang yang dikenal dengan Peristiwa Singaparna.
Pemerintah Jepang juga mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin
Bunkei Shidoso. Lembaga ini yang kemudian digunakan Jepang untuk mengawasi
dan mengarahkan kegiatan para seniman agar karya-karyanya tidak menyimpang
dari kepentingan Jepang.
Bidang Militer
Saat pendudukan terjadi, Jepang memanfaatkan masyarakat untuk bisa terlibat
dalam Perang Pasifik melawan Sekutu. Alasannya sudah tentu dikarenakan Jepang
membutuhkan pasukan agar bisa memenangkan perang tersebut. Dengan cara
membujuk masyarakat Indonesia untuk ikut melawan pihak musuh, Jepang pada
akhirnya berhasil membentuk beberapa organisasi semi-militer. Di antaranya ada
Seinendan, Keibodan, Hizbullah, Fujinkai, Barisan Pelopor, PETA, dan Heiho. Organisasi
tersebut dilatih sedemikian rupa untuk bisa menggunakan senjata, baris-berbaris, dan
latihan militer lainnya. Salah satu organisasi, PETA, berkembang seiring dengan
perubahan situasi Indonesia. Mula-mula, berubah menjadi Badan Keamanan Rakyat
(BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan kini menjadi Tentara Nasional Indonesia
(TNI).
Bidang Pendidikan

• Pada masa pendudukan Jepang, keadaan pendidikan di Indonesia


semakin memburuk. Dilakukan pembatasan pendidikan sebagai
politik Jepang untuk memudahkan pengawasan. Berikut ini
beberapa akibat pendudukan Jepang di bidang pendidikan:
• Para pelajar wajib mempelajari bahasa Jepang.
• Para pelajar harus mempelajari adat istiada Jepang, lagu
kebangsaan Jepang Kimigayo, dan gerak badan sebelum pelajaran
dimulai.
• Bahasa Indonesia mulai digunakan sebagai bahasa pengantar di
semua sekolah dan menjadi mata pelajaran wajib.
• Perkembangan perguruan tinggi mengalami kemunduran,
banyak perguruan tinggi yang ditutup pada 1943.
• Para pelajar dianjurkan masuk organisasi militer
Bidang Pendidikan
Akibat pendudukan Jepang di bidang pendidikan, perguruan tinggi mengalami
kemunduran dan banyak yang ditutup pada 1943. Hanya beberapa perguruan tinggi
yang dibuka antara lain: Perguruan Tinggi Kedokteran (Ika Daigaku) di Jakarta Perguruan
Tinggi Teknik (Kogyo Daigaku) di Bandung Selain itu, Jepang membuka Akademi Pamong
Praja (Konkoku Gakuin) di Jakarta dan Perguruan Tinggi Hewan di Bogor.

Dampak Bidang Pendidikan Penjajahan Jepang :


• Dampak Positif Bidang Pendidikan
1. Pada bidang pendidikan di Indonesia diperkenalkan sistem Nipon Sentris.
2. Penggunaan bahasa Indonesia dalam pendidikan atau pengajaran.
3. Diperkenalkannya kegiatan upacara di Sekolah kemudian sampai sekarang masih
dilakukan kegiatan tersebut.
4. Mendirikan beberapa tingkatan sekolah meliputi Sekolah Dasar (6 tahun), Sekolah
Menengah Pertama (9 tahun) dan Sekolah Menengah Atas/SLTA.
Bidang Pendidikan

• Dampak Negatif Bidang Pendidikan


1. dan Menurunnya jumlah sekolah, sebelum kedatangan Jepang
berjumlah 21.500 kemudian menjadi 13.500
2. Menurunnya jumlah murid karena disebabkan dari beberapa kebijakan
Jepang. Jumlah muri berkurang 30%
4. Menurunnya jumlah guru SD sebesar 35% dan guru SMP yang masih
aktif sebesar 5% dari sebelumnya.
5. Angka buta huruf meningkat akibat menurunnya jumlah anak sekolah.

Anda mungkin juga menyukai