Anda di halaman 1dari 4

1.

Awal kedatangan Jepang ke Indonesia berawal dari keinginan mereka untuk mendirikan
Persemakmuran Asia Timur Raya. Keinginan ini ditunjukkan melalui serangan Jepang ke pangkalan
militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Kepulauan Hawaii pada 8 Desember 1941. Selain itu,
Kedatangan Jepang ke Indonesia memiliki tujuan untuk menguasai sumber daya alam Indonesia guna
menunjang kebutuhan perang Jepang dalam rangkaian Perang Asia Timur Raya.
2. Dampak Pendudukan Jepang
• Dampak di Bidang Sosial Berdasarkan catatan Soepriyanto dalam Perjuangan Meraih Kemerdekaan
(2018:10), semasa pendudukan Jepang, komunikasi antar pulau atau dengan luar negeri mengalami
kesulitan. Hal ini disebabkan karena pihak Jepang yang berwenang mengendalikan saluran
komunikasi. Selain masalah sosial berupa komunikasi, dampak sosial juga terjadi ketika orang-orang
Indonesia mengalami tindakan sewenang-wenang dari Jepang, seperti penahanan, penyiksaan,
menjadi korban salah tangkap, dan lainnya. Bukan hanya itu, warga Indonesia juga dijadikan sebagai
pekerja paksa (romusha) yang tidak mendapatkan upah.Selain itu, seperti yang diungkap Irma
Samrotul dalam Sejarah Kelas XI (2020:7) para perempuan tidak jarang menjadi korban penipuan
lowongan kerja. Mereka ternyata dipekerjakan sebagai gadis penghibur (Jugun Ianfu) dan dipaksa
untuk memuaskan nafsu para tentara Nipon. Sejarah DAMRI Bermula dari Masa Pendudukan Jepang
di Indonesia Sejarah Jugun Ianfu pada Masa Penjajahan Jepang di Indonesia
• Dampak di Bidang Ekonomi Saat menduduki Indonesia, Jepang juga sedang terlibat perang dengan
pihak Sekutu. Oleh karena itu, Nipon memiliki siasat licik untuk memanfaatkan Indonesia sebagai
sumber kebutuhan menjalankan peperangan. Sistem ekonomi perang ini mengakibatkan munculnya
penyitaan pabrik, perkebunan, bank, hingga beberapa perusahaan. Lebih lanjut, hal tersebut
berdampak pada terjadinya penurunan produksi pangan, kelaparan, sampai kemiskinan.
• Dampak di Bidang Budaya Pada bidang ini, masyarakat Indonesia dipaksa untuk melakukan
penghormatan kepada Tenno Heika (kaisar) yang dianggap sebagai keturunan dewa matahari. Ritual
tersebut dilakukan dengan membungkukan badan tepat ke arah kaisar yang berada di arah matahari
terbit (dikenal sebagai budaya Seikeirei). Kala membungkukan badan, masyarakat juga disuruh untuk
menyanyikan lagu kebangsaan negara Jepang, yakni Kimigayo. Kebiasaan yang sudah terkesan asing
dalam budaya Indonesia ini pada akhirnya ditentang oleh beberapa ulama, bahkan hingga
memunculkan pertempuran.
• Dampak di Bidang Militer Saat pendudukan terjadi, Jepang memanfaatkan masyarakat untuk bisa
terlibat dalam Perang Pasifik melawan Sekutu. Alasannya sudah tentu dikarenakan Jepang
membutuhkan pasukan agar bisa memenangkan perang tersebut. Dengan cara membujuk masyarakat
Indonesia untuk ikut melawan pihak musuh, Jepang pada akhirnya berhasil membentuk beberapa
organisasi semi-militer. Di antaranya ada Seinendan, Keibodan, Hizbullah, Fujinkai, Barisan Pelopor,
PETA, dan Heiho. Organisasi tersebut dilatih sedemikian rupa untuk bisa menggunakan senjata, baris-
berbaris, dan latihan militer lainnya. Salah satu organisasi, PETA, berkembang seiring dengan
perubahan situasi Indonesia. Mula-mula, berubah menjadi Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara
Keamanan Rakyat (TKR), dan kini menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
• Dampak di Bidang Pendidikan Pada masa pendudukan Jepang, pendidikan dapat dibilang mengalami
kemajuan, yakni tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan lagi serta dibentuknya sistem
tahapan (SD, SMP, dan SMA). Namun, tetap ada motivasi pemanfaatan masyarakat untuk bisa terlibat
perang kala itu. Para siswa diwajibkan untuk mengikuti latihan dasar kemiliteran, yaitu baris-berbaris
dan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang.
3. Perlawanan Singaparna. Pada awal 1944, terjadi perlawanan rakyat Singaparna, Tasikmalaya yang
dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustafa dari pesantren Sukamanah. Perlawanan itu berawal dari
pemaksaan Jepang kepada santri-santri pesantren Sukamanah untuk melakukan Seikerei, yaitu
penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkukkan setengah badan ke arah Tokyo.

Pemberontakan PETA. Pada Februari 1945 terjadi pemberontakan tentara PETA di Blitar di bawah
pimpinan Supriyadi. Pemberontakan tersebut sangat merepotkan pemerintah pendudukan Jepang Jog
dan hampir diikuti oleh seluruh anggota batalyon. Kekuatan tentara Jepang sulit ditandingi karena
dipersenjatai tank dan pesawat udara. Pimpinan tentara Jepang menyerukan agar tentara PETA
menyerah dan kembali ke kesatuan masing-masing. Baca juga: Kedatangan Jepang ke Indonesia
Kurang lebih setengah pasukan Supriyadi kembali. Tetapi mereka yang kembali justru ditahan dan
disiksa polisi Jepang. Supriyadi dan sisa pasukannya tetap setia melawan. Mereka membuat
pertahanan di lereng Gunung Kawi dan Distrik Pare. Namun, pemberontakan tersebut mengalami
kegagalan karena persiapannya tidak matang dan rakyat pun tidak mendukung terhadap
pemberontakan tersebut.
4. Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas menuju cita-cita bangsa atau pintu gerbang bagi
Bangsa Indonesia untuk menjadi masyarakat yang adil dan makmur. Kemerdekaan ini adalah saat
yang sangat penting dan harus dilalui untuk kemudian berjuang pada fase atau saat berikutnya
5. Penyebaran berita proklamasi memiliki banyak kendala khusunya yg berada di luar Jawa. Berikut
faktor yg menjadi hambatan dlm penyebaran berita proklamasi adalah :
• Wilayah Indonesia yg sangat luas.
• Komunikasi dan transportasi masih sangat terbatas.
• Adanya larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia,
6. Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah perbedaan pendapat antara golongan tua
dan golongan pemuda yang tidak sepaham mengenai bagaimana mekanisme pelaksanaan
kemerdekaan Indonesia
7. Kondisi Indonesia pasca kemerdekaan atau pengakuan kedaulatan masih sangat kacau dan tidak stabil.
Apalagi masih terdapat beberapa peninggalan para penjajah yang harus dibanahi, sehingga keadaan
Indonesia bisa lebih baik. Adapun beberapa bidang yang diwarisi oleh penjajah dan harus dibenahi
dari bidang ekonomi dan infrastruktur atau pembangunan. Setelah bangsa Indonesia berhasil meraih
kemerdekaan, masih terdapat beberapa hal atau peninggalan dari bangsa penjajah kepada Indonesia.
Beberapa contohnya adalah di bidang ekonomi dan infrastruktur atau pembangunan. Di bidang
ekonomi, kondisi Indonesia pasca kemerdekaan sempat mengalami masa yang sangat buruk.
Kekacauan ekonomi Indonesia ini disebabkan oleh beberapa permasalahan antara lain inflasi atau
kenaikan harga barang dan blokade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda. Dari sisi inflasi,
pemerintah tidak sanggup mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia terutama mata uang
Jepang dan mata uang Belanda. Akibatnya, keadaan kas Negara dalam keadaan nihil begitu juga
dengan pajak. Disamping itu, keadaan ekonomi Indonesia juga dihadapkan pada blokade ekonomi
oleh Belanda dengan menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar
200.000.000. Sehingga upaya dan beberapa kebijakan pemerintah Indonesia di bidang ekonomi tidak
memberikan dampak yang maksimal. Sementara itu dibidang infrastruktur atau pembangunan terdapat
banyak sekali bangunan-bangunan yang didirikan selama masa penjajahan. Bangunan-bangunan
tersebut berupa benteng-benteng pertahanan penjajah, jalan raya, pusat pemerintahan, sistem
pengairan, hingga rumah tahanan, dan masih banyak lagi. Bangunan-bangunan tersebut didanai oleh
penjajah. Tetapi bangsa penjajah memanfatkan tenaga kerja pribumi dengan sistem kerja paksa. Pada
masa penjajahan Jepang kerja paksa disebut dengan romusa, sedangkan pada masa pemerintahan
Belanda kerja paksa disebut dengan rodi. Kendati bangunan tersebut merugikan bagi bangsa Indonesia
secara fisik dan mental tetapi juga ada yang memberikan dampak berupa keuntungan sampai saat ini.
Dimana, bangunan-bangunan peninggalan tersebut hingga saat ini beberapa diantaranya masih dapat
berfungsi. Selain itu, beberapa diantaranya dijadikan tempat wisata yang dapat menjadi media
pembelajaran bagi siswa sekolah. Sebagai bangsa yang baru merdeka dan berdaulat tentunya masih
cukup bagi Indonesia untuk mengatur perekonomian nasional dan melakukan pembangunan sehingga
jauh lebih baik daripada saat penjajahan berlangsung. Hal tersebut terus dilakukan hingga saat ini,
sehingga ekonomi maupun pembangunan di Indonesia bisa berjalan secara berkesinambungan dan
memberikan dampak positif bagi kehidupan warga negara.
8. Penyebab meletusnya Pertempuran Surabaya adalah reaksi masyarakat Surabaya terhadap kedatangan
pasukan sekutu pada 25 Oktober 1945. Pasukan sekutu yang tergabung dalam Allied Forces
Netherland East Indies (AFNEI) di tanjung perak kemudian membuat pos pertahanan. Tujuan
kedatangan AFNEI adalah mengamankan tawanan perang, melucuti senjata, dan menciptakan
ketertiban. Hal ini dilakukan dengan menyebar selebaran untuk menyerahkan senjata yang memantik
kemarahan masyarakat Surabaya. Selain itu tindakan mereka menyerbu penjara di Surabaya untuk
membebaskan tawanan pasukan Sekutu yang masih ditahan, serta upaya untuk menguasai obyek vital
di surabaya juga membuat suasana memanas. Tak perlu menunggu lama, masyarakat Surabaya
kemudian bersatu dan bergerak sebagai upaya untuk mengusir tentara sekutu, sehingga terjadilah
Pertempuran Surabaya. Tokoh dalam Pertempuran Surabaya Tokoh Pertempuran Surabaya dari pihak
Indonesia antara lain Gubernur Jawa Timur Suryo, Komandan TKR Karesidenan Surabaya dr.
Moestopo, dan Residen Surabaya Sudirman. Selain itu ada pula peran dari Soetomo atau yang lebih
dikenal dengan nama Bung Tomo yang terkenal dengan pidatonya yang disiarkan melalui Radio
Pemberontakan. Sementara tokoh Pertempuran Surabaya dari pihak sekutu adalah Brigadir Jenderal
Aubertin Walter Sothern Mallaby. Pasca Brigjen Mallaby gugur, sosoknya kemudian digantikan oleh
Jenderal Robert Mansergh.
9. Latar belakang peristiwa Bandung Lautan Api Pada 12 Oktober 1945, pasukan Inggris dari Brigade
MacDonald tiba di Bandung. Mereka ingin menguasai kota ini untuk dijadikan markas strategis
militer. Mereka menuntut agar semua senjata api yang dirampas dari tentara Belanda, dikembalikan.
Selain itu, tawanan Belanda yang baru saja dibebaskan kembali berulah dan melakukan tindakan yang
mengganggu keamanan. Akibatnya, terjadilah bentrokan bersenjata antara Inggris dan tentara
Indonesia. Baca juga: Latar Belakang Terjadinya Bandung Lautan Api Tiga hari kemudian,
MacDonald memberi ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat, agar wilayah Bandung Utara segera
dikosongkan. Ultimatum pertama membagi Bandung menjadi dua, Bandung Utara sebagai tempat
kekuasaan Sekutu dan Bandung Selatan masih dikuasai Pemerintah Indonesia. Setelah ultimatum
dikeluarkan, terjadi pertempuran secara sporadis di berbagai daerah. Sekutu yang mulai terdesak,
kembali mengeluarkan ultimatum kedua. Agar selambat-lambatnya pada 24 Maret 1946 pukul 24.00,
pasukan Indonesia sudah meninggalkan Bandung sejauh 10 hingga 11 kilometer dari pusat kota.
Ultimatum tersebut membuat tentara Indonesia mulai mengatur strategi. Ketidakseimbangan jumlah
tentara Indonesia dan sekutu, membuat tentara Indonesia merancang operasi "Bumi Hangus". Kolonel
Abdul Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI memerintahkan untuk mengevakuasi warga
menuju tempat yang lebih aman. Baca juga: Ciri Perlawanan Bangsa Indonesia pada Abad Ke-19
Setelah penduduk meninggalkan kota, segera dilangsungkan operasi "Bumi Hangus", dengan
membakar bangunan rumah atau gedung di Bandung. Dalam sekejap, seluruh kota Bandung
diselimuti gelapnya asap dan pemadaman listrik. Kondisi tersebut dimanfaatkan tentara Indonesia
untuk menyerang NICA secara gerilya.
10. Latar belakang pertempuran Medan Area disebabkan karena tentara sekutu yang membebaskan
tawanan Belanda. Setelah dibebaskan tawanan Belanda diberi senjata oleh sekutu. Brigadir Jenderal
Kelly, pemimpin pasukan AFNEI mendapatkan perlawanan dari masyarakat
11. Gerakan bawah tanah adalah gerakan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh pejuang
Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Gerakan mereka tidak menjurus pada perlawanan
bersenjata, tetapi lebih bertujuan menggalang solidaritas dan memperteguh cita-cita perjuangan.
Perjuangan melalui gerakan bawah tanah dilakukan karena penjagaan pemerintah Jepang yang sangat
ketat. Tokoh yang memelopori gerakan bawah tanah adalah Sutan Sjahrir dan Amir Syarifuddin.
Contoh gerakan bawah tanah pada masa pendudukan Jepang adalah perjuangan yang dilakukan
Kelompok Sukarni dengan menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan, menghimpun orang-orang yang
revolusioner, dan mengungkap segala kebohongan yang dilakukan Jepang.
Contoh gerakan bawah tanah Kelompok yang melakukan perlawanan bawah tanah terhadap
penjajahan Jepang adalah sebagai berikut. Kelompok Sukarni Kelompok Sukarni melakukan gerakan
bawah tanah dengan menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan, menghimpun orang-orang yang
revolusioner, dan mengungkap segala kebohongan yang dilakukan Jepang. Sukarni menghimpun
tokoh pergerakan lainnya, seperti Adam Malik, Kusnaeni, Pandu Wiguna, dan Maruto Nitimiharjo.
Kelompok Achmad Soebardjo Pada masa pendudukan Jepang, Achmad Soebardjo mengemban tugas
sebagai Kepala Biro Riset Kaigun Bukanfu (Kantor Penghubung Angkatan Laut) di Jakarta. Dalam
gerakan bawah tanah, Achmad Soebardjo bertugas untuk menghimpun tokoh-tokoh Indonesia yang
bekerja di Angkatan Laut Jepang. Baca juga: Peran Achmad Soebardjo dalam Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia Kelompok Sjahrir Salah satu gerakan bawah tanah yang berhasil menyadap
siaran radio Sekutu adalah Kelompok Sjahrir. Kemudian, informasi yang didapat akan disebarluaskan.
Kelompok Sjahrir menyebarluaskan informasi yang mereka dapat ke luar Jakarta, seperti Cirebon,
Garut, dan Semarang. Sutan Sjahrir melakukan gerakan bawah tanah pada masa pendudukan Jepang
bersama teman-teman sekolahnya. Setelah itu, dibentuklah sebuah kelompok rahasia yang dinamai
Kelompok Sjahrir. Selama melakukan gerakan bawah tanah, Sjahrir berusaha menjalin hubungan
dengan para pemimpin bangsa yang terpaksa bekerja sama dengan Jepang. Gerak-gerik Sjahrir pun
sempat dicurigai oleh Jepang. Guna menutup kecurigaan itu, ia bersedia mengajar di Asrama
Indonesia Merdeka milik Angkatan Laut Jepang (Kaigun).
12. Romusha berdampak pada tenaga kerja yang mengalami siksaan dan kelaparan. Mereka dipaksa terus
melakukan pekerjaan berat seperti meratakan bukit, menggempur batu-batu di pegunungan, hingga
menebang kayu di hutan. Para pekerja juga mendapatkan siksaan ketika bekerja. Dampak romusha
bagi bangsa Indonesia membuat banyak kematian, kesakitan, kekurangan makan, sampai terjadi
banyak kecelakaan ketika bekerja. Mengutip dari buku Sejarah Kemendikbud, pada 1943 Jepang
melakukan propaganda baru. Romusha digambarkan sebagai tugas suci untuk pahlawan kerja dan
prajurit ekonomi. Romusha membuat perubahan struktur di Indonesia berubah. Pemuda yang bekerja
sebagai tani menghilang dari desa karena takut dikirim untuk bekerja romusha.
13. Beberapa organisasi bentukan Jepang di Indonesai, yaitu: Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI)]
Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Cuo Sangi In Jawa
Hokokai Seinendan, Fujinkai, dan Keibodan Barisan Pelopor, Heiho, dan Pembela Tanah Air (PETA)
Dokuritsu Junbi Cosakai
14. Tokoh Proklamasi dan Perannya
1. Ir Soekarno
Soekarno berperan sebagai pembaca teks proklamasi. Ia lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur.
Ia diketahui aktif berjuang sebelum kemerdekaan dengan menjadi anggota Pusat Tenaga Rakyat
(Putera), hingga ketua PPKI.
2. Drs Mohammad Hatta
Mohammad Hatta ikut dalam perumusan teks proklamasi. Ia juga mengajukan usul untuk
menandatangani teks proklamasi oleh seluruh tokoh yang hadir di rumah Laksamana Maeda saat itu.
Lahir di Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 ini ikut mendampingi Soekarno saat pembacaan teks
proklamasi. Ia pun diangkat menjadi wakil Presiden mendampingi Soekarno sebagai Presidennya.
3. Ahmad Subardjo
Pria yang lahir di Karawang pada 23 Maret 1897 ini merupakan pejuang senior dan anggota PPKI.
Ahmad Subarjo juga terlibat sebagai penulis proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
Raden Achmad Subardjo ini yang menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok. Ia juga
memutuskan bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai