PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kejayaan penjajahan Belanda lenyap setelah Jepang berada di
Indonesia.Tujuan Jepang ke Indonesia ialah untuk menjadikan Indonesia sebagai
sumber bahan mentah dan tenaga manusia yang sangat besar artinya bagi
kelangsungan perang Pasifik hal ini sesuai dengan cita-cita politik ekspansinya.
Bebagai cara yang dilakukan oleh Jepang dalam mengelabui Indonesia untuk
kepantingan politiknya. Demi kepentingan perang, Jepang menyongsong
pasukan dari Indonesia dengan menyuguhkan pendidikan kemiliteran. Kendati
demikian, dibalik kekejaman Jepang itu Indonesia memanfaatkan
berbagai
PEMBAHASAN
Jenis-jenis Pesekolahan
Pembinaan Siswa
1) Setiap pagi harus menyanyikan lagu kebangsaan Jepang
2) Setiap pagi harus mengibarkan bendera Jepang dan menghormat kepada
Kaisar Jepang (Tenno Heika)
3) Setiap pagi harus sumpah setia kepada cita-cita Indonesia dalam rangka
Asia Raya (Dai Too).
Pelatihan guru-guru
Usaha penanaman Ideologi Hakko Ichiu melalui sekolah-sekolah dimulai
dengan mengadakan pelatihan guru-guru. Guru-guru diberi tugas sebagai
penyebar ideologi tersebut. Pelatihan tersebut dipusatkan di Jakarta. Setiap
kabupaten diwajibkan mengirim wakilnya untuk mendapat gemblengan langsung
dari pimpinan Jepang. Gemblengan ini berlangsung selama 3 bulan , jangka waktu
tersebut dirasa cukup untuk menjepangkan para guru.
b)
Perubahan-perubahan penting:
1.
Hapusnya dualisme pengejaran: berbagai jenis sekolah
rendah yang diselenggarakan pada zaman pemerintahan
Belanda dihapuskan sama sekali. Sehingga hanya ada satu
sekolah rendah , yaitu Sekolah Rakyat 6 tahun ( Kokimin
Gakkoo ).
Sekolah-sekolah desa diganti namanya menjadi sekolah
pertama. Jadi, susunan pengajarannya adalah Sekolah
Rakyat 6 tahun, Sekolah Menengah 3 tahun , dan Sekolah
Menengah Tinggi 3 tahun.
2.
Bahasa indonesia dijadikan bahasa resmi dan bahasa
pengantar bagi semua jenis Sekolah . bahasa jepang
dijadikan mata pelajaran wajib dan adat kebiasaan Jepang
harus ditaati.
Isi pengajaran :
1.
2.
membuat
bahan-bahan
untuk
kepentingan
disebut Gakutotai.
Untuk menanamkan semangat Jepang , tiap-tiap hari
murid harus mengucapkan sumpah belajar dalam bahasa
Jepang. Mereka harus mengusai bahasa dan nyanyian
Jepang. Tiap pagi diadakan upacara, dengan menyembah
5.
Kebijakan yang diambil oleh Dai Nippon dalam mendekati Islam Indonesia antara
lain ialah :
1.
bahwa
tidak
mungkin
menyatukan
ajaran
Shinto
yang
2. Kantor Urusan Agama , yang pada zaman Belanda disebut Kantor Voor
Islamistische Saken yang dipimpin oleh orang-orang Orientalisten
Belanda,
dari pembesar-pembesar Jepang. Namun , pada sisi lain, kehadiran Dai Nippon di
Indonesia tidak ubahnya dengan Belanda. Pendidikan Islam pada masa penjajahan
Jepang ini pun mendapat hambatan yang cukup besar. Pada tahun-tahun pertama
pendidikan Jepang, mereka melarang diajarkannya bahasa Arab di sekolahsekolah agama. Campur tangan Jepang dalam seluruh bidang pendidikan agama
sebagian ditujukkan dalam hubungannya dengan Arab dan pan-Islamisme. Hal
6
tersebut merupakan salah satu beban yang dipaksakan kepada orang-orang Islam
Indonesia selama zaman pendudukan Jepang.
4. Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan ajaranajaran agama, terutama agama Islam.
5.
untuk
memberikan pelatihan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam Barisan ini dipimpin
oleh K.H.Zainul Arifin.
6.
yang dipimpin oleh K.H.Wahid Hasyim, Kahar Muzakkar dan Bung Hatta.
7.
diizinkan membentuk barisan Pembela Tana Air (Peta). Tokoh-tokoh santri dan
pemuda Islam yang ikut serta dalam pelatihan kader militer, anatara lain
Sudirman, Abd.Khalik Hasyim,Iskandar Sulaiman, Yunis, Aruji Kartawinata ,
Kasman Singodimedjo, Mulyadi Joyomartono, Wahid Wahab , Sarbini, Saiful
Islam, dan sebagainya. Tentara Pembela Tanah Air ini kemudian menjadi Tentara
Nasional Indonesia yang disingkat menjadi TNI.
8. Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut: Majelis
Islam Ala Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyarakatan.
Akibat dari tekanan Jepang tersebut lahirlah berbagai pemberontakan,
misalnya pemberontakan, misalnya pemberontakan Pembela Tanah Air yang
terjadi di Blitar Jawa Timur di bawah pimpinan supriadi. Alim ulama Islam
Indonesia juga mulai beroposisi dengan pihak Jepang yang dari hari ke hari
Jepang
menampakkan
diri
seakan-akan
membela
kepentingan Islam, yang merupakan siasat untuk kepentingan Perang Dunia II.
Untuk mendekati umat Islam, mereka menempuh beberapa kebijaksanaan, di
antaranya ialah:
a.
Kantor Urusan Agama, yang pada zaman Belanda disebut Kantoor Voor
Islamistische Zaken yang dipimpin oleh orang-orang orientalis Belanda,
diubah oleh Jepang menjadi Kantor Sumubi yang dipimpin oleh ulama
Islam sendiri, yaitu K.H.Hasyim Asyari dari Jombang, dan di daerahdaerah juga dibentuk Sumuka.
b.
c.
Sekolah Negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan
jaran agama.
Jepang memandang agama Islam sebagai salah satu sarana yang terpenting
10
jabatan kepala Kantor Urusan Agama ini. Oleh karena itu, BJ. Boland
menyatakan bahwa keberadaan Kantor Urusan Agama merupakan
salah satu manfaat terbesar dari pendudukan Jepang di Indonesia.
Sebelumnya, pada bulan maret 1942 kantor ini dipimpin oleh Kolonel
Hori dari tentara Jepang, tetapi pada tanggal 1 Oktober 1943 jabatan
itu diserahkan kepada Hoesein Djajadiningrat. Namun , yang lebih
penting dari itu adalah penunjukan pejabat kepala yang baru sejak
tanggal 1 April 1944, dimulai pembentukan Kantor Urusan Agama di
setiap keresidenan.
b. Pembentukan Masyumi
Masyumi (Majelis Syuro Muslim Indonesia) merupakan pengganti
MIAI. Pembubaran MIAI pada bulan Oktober 1943 dilakukan Jepang
karena organisasi ini didirikan atas prakarsa kaum muslim sendiri, sebagai
suatu federasi organisasi-organisasi Islam. Para pemimpin organisasi itu
mempunyai latar belakang sikap antikolonial dan tidak mau bekerja sama
dengan pemerintah kolonial. Dengan kata lain, MIAI bermula dengan
sikap anti Belanda, kemudian bersikap anti asing, dan dimungkinkan
menjadi anti-Jepang. Masyumi mulai aktif pada tanggal 1 Desember 1943
dalam kenyataannya merupakan suatu ciptaan pejabat-pejabat Jepang
c.
Terbentuknya Hizbullah
Hizbullah merupakan organisasi sejenis militer bagi pemuda pemudi
muslim. Pembentukan Hizbullah pada akhir tahun 1944 ini sangat
penting artinya, karena banyak anggota yang kemudian
anggota tentara nasional.
11
menjadi
d.
e.
f.
g.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Mudyahardjo, Redja. 2013. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukardjo, M. 2012. Landasan Pendidikan konsep dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali Pers
http://jalimna.blogspot.co.id/.
14
http://wikipedia.Pendidikan_kolonial_Jepang.
15