IDENTITAS NASIONAL
Kelompok 1
Nama : Diki Jayan Dika
Elefta Sri Utami
Mindarto
Mirantin Paslah
Mutiara Kencana Dewi
Rosita Yuniar
Dosen Pembimbing :
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa yang lain. Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap
bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat
pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas maka identitas
nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa
ataulebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.
Dewasa ini pembicaraan tentang ciri khas suatu bangsa yang menjadi
identitas nasional, khususnya Indonesia menjadi topik yang menarik jika
diakaitkan dengan rasa nasionalisme. Sedangkan nasionalisme sendiri akan
menjadi kuat apabila terdapat kesamaan yang mengikat banyak individu seperi
kesamaan nasib, karakter, historis, cita-cita dan ikatan emosional, sehingga
membutuhkan kebersamaan yang tertanam dalam jiwa untuk membangun
identitas nasional. Karena pada hakikatnya bangsa adalah sekelompok besar
manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga
mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup
bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.
Namun pada kenyataannya masih terdapat permasalahan dalam
mewujudkan hal tersebut yaitu berupa keberagaman suku, agama, ras dan antar
golongan (SARA) serta unsure-unsur yang bersifat kedaerahan. Sebenarnya
dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika milik Indonesia itu sudah
cukup untuk mewujudkan integrasi nasional di dukung dengan Pancasila dan
UUD 1945 yang menjadi landasan utama.Namun adanya oknum-oknum tertentu
yang mempengaruhi warga Negara inilah penyebabnya, sehingga masyarakat
yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan mudah untuk masuk ke
dalam perangkapnya.
Maka dari itu perlu ditanamkan rasa kebangsaan Indonesia yang kuat
pada generasi muda, agar dapat membangun nasionalisme untuk mencapai
tujuan dan cita-cita bangsa di zaman yang semakin dinamis ini. Salah satu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Identitas Nasional
Indonesia Raya
negara
Indonesia
memiliki
warna
emas
yang
Tnggal
multikulturalistik
dalam
Ika
berisi
kehidupan
konsep
yang
pluralistik
terikat
dalam
dan
suatu
kesatuan.
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif, hal
ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat,
dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain.
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya
menunjukkan perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh
sikap saling percaya mempercayai, saling
hormat menghormati,
keseluruhan
sila
dalam
Pancasila
merupakan
satu
agama,
norma-norma
sopan
santun,
dan
tidak
yang
berkedaulatan
rakyat adalah
Status
Negara
serta
kesatuan
bermasyarakat,
wilayah
dalam
berbangsa
dan
menyelenggarakan
bernegara
untuk
untuk
menafsirkan
dan
memahami
adalah sebagai hasil dari interaksi historis antara empat faktor penting yaitu
faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.
Faktor primer mencakup etnisitas, territorial, bahasa agama. Sementara
semua faktor pendorong meliputi pembangunan komunikasi, teknologi,
kekuatan militer, dan pembangunan dalam aspek kehidupan. Factor pendorong
bersifat dinamis. Faktor penarik terdapat peta kodifikasi bahsa yang resmi dan
bagaimana
system
pendidikannya.
Sedangkan
faktor
relative
adalah
ini
akhirnya
membuat
berupa
kemiskinan,
kebodohan,
keterbelakangan,
menjadi
bangsa
yang
pantang
menyerah
dalam
mempertahankan harga dirinya. Inilah yang membedakan antara bangsabangsa di dunia, bahwa bangsa Indonesia adlah bangsa pejuang.
2. kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville
J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism.
- Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
-
masyarakat.
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks,
kepercayaan,
yang
di
kesenian,
dalamnya
moral,
terkandung
hukum,
adat
pengetahuan,
istiadat,
dan
anggota masyarakat.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa,dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
Akal budi adalah sikap dan perilaku yang di miliki oleh bangsa
Indonesia dalam interaksinya antara sesame maupun antar
pimpinan dan staf, antar anak dan orangtua atau sebaliknya. Sifat
tersebut merupakan saling menghormati dan soapn santun terhadap
orang lain.
bahaya.
Pengetahuan (knowledge), pengetahuan yang menjadi unsure
pembentuk identitas nasional meliputi, (1) prestasi anak bangsa
salam bidang bulu tangkis dunia, (2) karya anak bangsa dalam
teknologi pesawat terbang, yaitu pembuatan pesawat terbang jenis
CN 235, di IPTN Bandung, Jawa Barat, (3) karya anak bangsa
dalam pembuatan kapal laut, yaitu pembuatan kapal laut Phinisi,
dan (4) prestasi anak bangsa dalam menjuarai lomba olimpiade
fisika dan kimia, dan sebagainya.
3. budaya unggul
Budaya unggul adalah semangatn cara dan kultur kita untuk
mencapai kemajuan dengan cara kita harus bisa kita harus bisa, kita
harus berbuat baik, kalau orang lain bisa, mengapa kita tidak bisa.
Dalam UUD 1954 menyatakan bahwa bangsa Indonesia berjuang dan
mengembangkn dirinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu,
maju, makmur serta adil atau berkesejarteraan. Untk mencapai kualitas
hidup yang demikian , nilai kemanusiaan , demokrasi dan keadilan
dijadikan landasan ideologis yang secara ideal dan inovatif di wujudkan
secara konsisten, konsekuen,dinamis, kreatif, dan bukan indoktriner.
4. suku bangsa
Kemajemukan merupakan indentitas lain bangsa Indonesia. tradisi
bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan yang bersfat
alamiah tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam
agama
merupakan
indentitas
lain
dari
lewat mulut.
Carrol : Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi
dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan,
atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh
sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama
kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam
7. demografis
Berita kompas 3 juli 2010, menunjukkan lemahnya ikatan
penduduk
Kalimantan
di
perbatasan
barat
dengan
wilayah
NKRI.
Serawak
Penduduk
Malaysia
telah
perbatasan
berpindah
meletakkan
rasa
keindonesiaan
dengan
cara
realisasi
Integrasi
nasional
meruapakan
upaya
untuk
menyatukan
semangat
nasionalisme
pada
bangsa.
Namun
dengan
PIGKD
etNylon
iguodlmtn
akbioer
rimaetghs
kKdolriaNs
ubkianN
yuamshf
nd:oais
ysnBSo
aiuon
dsa
ai
ya
al
nd
ao
t
e
e
rn
as
rat
e nsl
u t
n
i
n
ls t
i
e ek i
e di
i an
i ka
a
nl
l
s
s
a
o
ep
d
p
bl a
a g
serentak dan menaggalkan identitas ras, suku dan agama untuk melebur
menjadi NKRI. Puncaknya yaitu lahirnya Kongres Pemuda, Sumpah
Pemuda, Piagam Jakarta dan Proklamasi.
2. Fase lahirnya pemimpin nasionalis
Fase ini dapat disebut sebagai nasionalisme politik yang berkaitan
dengan pembentukan Negara Indonesia dan penetapan ideologi dan
landasan konstitusional bangsa Indonesia. Para pemuda anak bangsa
yang berintelektual tinggi, mempunyai rasa cinta tanah air, dan
solidaritas dan mempunyai visi misi demi kemajuan bangsa mulai
bertebaran menjadi para pemimpin nasionalis. Sehingga munculnya
tokoh revolusioner yang bernama Ir.Seokerno sebagai pemimpin politik
dan Moh.Hatta. sebagai pemimpin ekonomi.
3. Fase nasionalisme memasuki ranah resional, nasional dan global
Fase ini di mulai setelah pergantian kepemimpinan presiden
pertama yang di gantikan oleh Soeharto. Pada era kepemimpinan beliau
Indonesia memfokuskan pada program stabilitas, pertumbuhan ekonomi,
dan pemerataan hasil pembangunan. Modernisasi dan industrialisasi di
lakukan melalui rencana pembangunan lima tahun yang puncaknya di
capai pada masa setelah 25 tahun yaitu berakhir di tahun 1996. Soeharto
melakukan nasionalisme ekonomi dengan bersandar pada modal asing,
pasar bebeas, liberalisasi dan bisa membangun kehidupan rakyat lebih
mapan. Sedangkan di era Soekarno lebih menitikneratkan nasionalisme
dan ekonomi yang berdikari.
Untuk itu semangat kebagnkitan nasionalisme harus dikembangkan
lagi, khususnya pada generai muda saat ini agar lebih memahami dan
melaksanakan nilai nilai pancasila dan apa yang di amanatkan oleh
UUD 1945 yaitu mempertahankan tegaknya NKRI, mempertahankan
pancasila sebagai ideology Negara, mempertahankan UUD 1945 sebagai
hokum dasar Negara, menjaga dan mempertahankan Bhineka Tunggal
Ika. Salah satu upaya yang sedang dilaksanakan pemerintah untuk
mewujudkan hal itu adalah dengan manifestasi pendidikan karakter
melalui pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara etimologi identitas nasional merupakan gabungan dari 2 kata yaitu,
identity yang berarti karakter, ciri, tanda, jati diri, atau sifat khas, dalam terminologi
antropologi identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri pribadi sendiri, golongan, kelompok, komunitas atau Negara sendiri.
Sementara nasional dari kata nation yang artinya bangsa yaitu dalam lingkup yang
lebih besar yang di ikat oleh kesamaan-kesamaan baik fisik maupun non fisik. Maka
secara terminologi identitas nasional merupakan sifat khas yang melekat pada suatu
bangsa atau yang lebih di kenal sebagai kepribadian/karakter bangsa. Identitas
nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan
dan fungsional dalam kondisi actual yang berkembang dalam masyarakat.
Unsur-unsur pembentuk Identitas nasional yang di miliki oleh suatu bangsa
sangat dipengaruhi oleh factor objektif, yang meliputi geografis, ekologis,
demografis, dan factor subjektif, yang meliputi factor sejarah, social, politik, dan
kebudayaan suatu bangsa. Factor primer mencakup etnisitas, territorial, bahasa
agama. Sementara semua factor pendorong meliputi pembangunan komunikasi,
teknologi, kekuatan militer, dan pembangunan dalam aspek kehidupan.
Nasionalisme merupakan suatu faham cinta tanah air dengan segala potensi
yang di miliki baik potensi secara individu maupun masyarakat dan potensi sumber
daya alam yang tersedia dan sumber daya manusia yang ada. Sehingga perhatian
dapat tercurahkan sepenuhnya untuk kepentingan Negara kesatuan. Penting bagi
seluruh warga Negara untuk memiliki rasa nasionalisme pada diri mereka, untuk
mencapai integrasi nasional yang seutuhnya. Gabungan antara integrasi nasional dan
identitas nasional akam menimbulkan semangat nasionalisme pada bangsa. Namun
dengan berkembangnya era global belakangan ini nasionalisme Indonesia di
hadapkan pada tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu diperlukan
adanya batasan-batasan tertentu terhadap arus globalisasi yang masuk di Indonesia,
khususnya dalam bidang informasi, invasi, ideologi dan investasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11775639/pendidikan_kewarganegaraan_identitas_nasional_
. Diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pada pukul 15.05 WIB
https://www.academia.edu/11970931/Identitas_Nasional. Diakses pada tanggal 27 Mei
2015 pada pukul 15.05 WIB