Anda di halaman 1dari 17

Akhir pendudukan Jepang di

Indonesia
KELOMPOK 4:
Angelica kurniati
Meydina harum afifah maharani
Muhammad yusni
Felyanti nela
Meylinda simangunsong
Paskarian musta
Dampak Pendudukan Jepang
Dampak negatif:
• Politik :
• Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada
dibubarkan.
• Melarang semua jenis kegiatan rapat dan kegiatan politik.
• Ekonomi :
• Banyak militer Jepang yang mengambil secara paksa makanan, pakaian,
dan perbekalan lainnya dari rakyat Indonesia secara paksa dan tanpa
kompensasi.
• Eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan perang Jepang.
• Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini dikarenakan dengan
Disalurkannya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga
menyebabkan terjadinya inflasi.
• Akibat dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar daerah.
• Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi
sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang
mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik,
Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai
akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang.
Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta
kemiskinan meningkat drastis.
• Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi
pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada
penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga
untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh,
kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh,
kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan
perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas
pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
• Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan
daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat
beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas
amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.
• Budaya :
• Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang
menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
• Adanya pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang agar
masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno (
Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari ( Omiterasi
Omikami). Sistem penghormatan kepada kaisar dengan cara
membungkukkan badan menghadap Tenno, disebut dengan Seikeirei
dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang ( kimigayo).
• Militer :
• Pelanggaran HAM. Karena militer Jepang akan menghukum dengan Keras
orang-orang yang menentang Jepang.
• Sosial :
• Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjalani
romusha. Mereka dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan.
• Terjadinya perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda
Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi militer Jepang.
• Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan,
pemerkosaan dan lain-lain.
• Dampak positif:
• Politik :
• Melarang penggunaan bahasa Belanda.
• Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Dari sini muncullah ide Pancasila.
• Memberi kesempatan kepada bangsa Indonsia untuk turut mengambil bagian
dalam pemerintahan negara. Untuk itu pada tanggal 5 September 1943,
Jepang membentuk Badan Pertimbangan Karesidenan (Syu Sangi Kai) dan
Badan Pertimbangan Kota Praja Istimewa (Syi Sangi In). Banyak orang
Indonesia yang menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan.
• Mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung
semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh
Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
• Ekonomi :
• Didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan
bersama.
• Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem
pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi pangan.
• Budaya :
• Jepang telah memberikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk
meng-gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa
komunikasi, bahasa penulisan dan sebagainya. Sebaliknya, bahasa Belanda
tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko, rumah makan, atau
perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia
atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang
beredar. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai pelajaran utama,
sedangkan bahasa Jepang dijadikan sebagai bahasa wajib. Dengan
semakin meluasnya penggunaan bahasa Indonesia, komunikasi antarsuku
di Indonesia semakin intensif yang pada akhirnya semakin merekatkan
keinginan untuk merdeka. Pada 1 April 1943 dibangun pusat kebudayaan
di Jakarta, yang bernama “Keimin Bunka Shidoso”.
• Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1
April 1943 di Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi aktivitas budayawan
Indonesia.
• Jepang membentuk Persatuan Aktris Film Indonesia (Persafi). Persafi
mendorong artis-artis profesional dan amatir Indonesia bereksperimen
dengan mementaskan lakon-lakon terjemahan bahasa asing ke bahasa
Indonesia. Sandiwara, sebagai salah satu bentuk seni peran, juga
berkembang di bawah pendudukan Jepang karena sebelum Perang Pasifik,
pertunjukan sandiwara hampir tidak dikenal di Indonesia.
• Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
• Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nippon sentris dan
diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
• Militer :
• Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda
Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda
hal ini dijadikan modal untuk berperang.
• Peninggalan peralatan militer dan infrastruktur perang yang digunakan
oleh Jepang dapat digunakan sebagai modal untuk mempertahankan
kemerdekaan. Setelah Jepang menyerah terhadap sekutu, banyak tangsi-
tangsi dan peralatan militer Jepang yang dikuasai oleh pejuang Indonesia.
• Sosial :
• Munculnya sikap persatuan untuk mengusir penjajahan
• Sejak pendudukan Jepang, tradisi kerja bakti secara massal melalui
kinrohosi/ tradisi kebaktian di dalam masyarakat Indonesia juga
berkembang. Adanya tradisi kebaktian, kerja keras dan ulet dalam
mengerjakan tugas.
• Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan
Jepang yang menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan
harga dirinya.
• Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun
tetangga (RT) atau Tonarigumi.
2.Pembentukan BPUPKI
• Menjelang tahun 1945, posisi Jepang dalam Perang Pasifik mulai terjepit.
Jenderal Mac. Arthur, Panglima Komando Pertahanan Pasifik Barat Daya yang
terpukul di Filipina mulai melancarkan pukulan balasan dengan siasat “loncat
kataknya”. Satu per satu pulau-pulau antara Australia dan Jepang dapat
direbut kembali. Pada bulan April 1944 Sekutu telah mendarat di Irian Barat.
Kedudukan Jepang pun semakin terjepit. Keadaan makin mendesak ketika
pada bulan Juli 1944 Pulau Saipan pada gugusan Kepulauan Mariana jatuh ke
tangan Sekutu. Bagi Sekutu pulau tersebut sangat penting karena jarak Saipan
– Tokyo dapat dicapai oleh pesawat pengebom B 29 USA. Hal itu
menyebabkan kegoncangan dalam masyarakat Jepang. Situasi Jepang pun
semakin buruk. Akibat faktor-faktor yang tidak menguntungkan tersebut,
menyebabkan jatuhnya Kabinet Tojo pada tanggal 17 Juli 1944 dan digantikan
oleh Jenderal Kuniaki Koiso. Agar rakyat Indonesia bersedia membantu Jepang
dalam Perang Pasifik, maka pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri
Koiso mengumumkan janji pemberian kemerdekaan kepada Indonesia di
kemudian hari. Janji ini dikenal sebagai janji kemerdekaan Indonesia.
• Sebagai realisasi dari janji kemerdekaan yang diucapkan oleh Koiso, maka
pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal
Kumakici Harada pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan
pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Coosakai). Tugas BPUPKI adalah
untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang penting yang
berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan negara
Indonesia merdeka. BPUPKI memiliki anggota sebanyak 67 orang bangsa
Indonesia ditambah 7 orang dari golongan Jepang. BPUPKI diketuai oleh
dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat dan dibantu oleh dua orang ketua
muda yaitu R.P. Suroso dan Ichibangse dari Jepang. Anggota BPUPKI
dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon
Jakarta (sekarang gedung Departemen Luar Negeri). Selama masa
berdirinya, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama
berlangsung antara 29 Mei – 1 Juni 1945 membahas rumusan dasar
negara.
• Sidang kedua berlangsung tanggal 10 – 16 Juli 1945 membahas batang
tubuh UUD.
a.Sidang pertama BPUPKI 29 Mei – 1 Juni 1945
• Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 .Dalam
sidang tersebut Ketua BPUPKI mengutarakan agenda Sidang yaitu
perumusan dasar negara Indonesia . Sebagai respon dari permasalahan
yang diajukan muncul beberapa usulan rumusan dasar negara dari
beberapa tokoh tokoh tersebut adalah Mr Muhammad Yamin, Professor
Doktor Mr Soepomo dan Insinyur Soekarno dengan usulan rumusan
sebagai berikut.
• Mr. Muhammad Yamin mendapatkan giliran pertama untuk
mengemukakan pendapatnya tentang konsep pembentukan dasar negara.
Gagasan Mr Muhammad Yamin yang diusulkan pada tanggal 29 Mei 1945
sebagai berikut
• 1. peri kebangsaan
• 2. peri kemanusiaan
• 3. peri ketuhanan
• 4. peri kerakyatan
• 5. Kesejahteraan Rakyat
• 2 hari kemudian pada tanggal 31 Mei 1945 Profesor Doktor Soepomo
mengajukan dasar dasar negara untuk Indonesia merdeka gagasan yang
diajukan sebagai berikut
• 1. persatuan
• 2. kekeluargaan
• 3. mufakat dan demokrasi
• 4. musyawarah
• 5. Keadilan rakyat

• keesokan harinya pada tanggal 1 Juni 1945 Insinyur Soekarno juga


menyampaikan pidato pidato Insinyur Soekarno itu dikenal dengan
peristiwa lahirnya Pancasila gagasan Insinyur Soekarno tentang dasar
negara yang diusulkan pada tanggal 1 Juni 1945 sebagai berikut
• 1. kebangsaan Indonesia
• 2. internasionalisme atau perikemanusiaan
• 3. mufakat atau demokrasi
• 4. Kesejahteraan Sosial
• 5. Ketuhanan yang berkebudayaan
• usulan Insinyur Soekarno itu diterima baik oleh BPUPKI dengan beberapa
usulan perbaikan pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI terbentuk panitia
perumus dengan tugas membahas dan merumuskan gagasan dasar negara
Indonesia merdeka Sebagaimana telah disampaikan oleh Mr Muhammad
Yamin Mr Soepomo dan Insinyur Soekarno panitia perumus tersebut
dikenal dengan nama Panitia Sembilan Panitia Sembilan mengadakan
sidang tanggal 22 Juni 1945 Dalam sidang tersebut terjadi kesepakatan
tentang dasar negara untuk Indonesia merdeka dasar negara yang
disepakati oleh panitia sembilan adalah rumusan dasar negara yang
terdapat dalam naskah rancangan preambule atau mukadimah hukum
dasar cikal bakal pembukaan UUD 1945 alinea keempat naskah rancangan
preambule UUD 1945 tersebut dikenal dengan piagam Jakarta atau Jakarta
Charter Adapun bunyi rumusan tersebut sebagai berikut
• 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
• 2. kemanusiaan yang adil dan beradab
• 3. persatuan Indonesia
• 4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
• 5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b.Sidang Kedua BPUPKI
• Sidang kedua berlangsung 10-16 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk
negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang
Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan
pengajaran. Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang
Dasar beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia
Pembelaan Tanah Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia
Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta.
Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia
merdeka yakni wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya,
Borneo Utara, Papua, Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya.
Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia
kecil beranggotakan 7 orang yaitu:
1.Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)
2.Mr. Wongsonegoro
3.Mr. Achmad Soebardjo
• 4.Mr. A.A. Maramis
5.Mr. R.P. Singgih
6.H. Agus Salim
7.Dr. Soekiman

Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang


untuk membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.
Pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia
Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut
tercantum tiga masalah pokok yaitu: a. pernyataan Indonesia merdeka b.
pembukaan UUD c. batang tubuh UUD
Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan
mengambil tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep
Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat
Piagam Jakarta
3. Pembentukan PPKI
• Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Iinkai) adalah
panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang
dibentuk Ir.Soekarno. PPKI dibentuk sesaat setelah BPUPKI dibubarkan
oleh Jepang, karena BPUPKI dianggap terlalu cepat mewujudkan kehendak
Indonesia merdeka, dan juga menolak adanya keterlibatan pemimpin
pendudukan Jepang dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
• PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia beranggotakan 21
orang. 12 orang Jawa, 3 orang dari Sumatera, 3 orang dari Sulawesi,
sedangkan Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Tionghua diwakili
masing-masing 1 orang. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno, wakil ketua Dr.
Moh. Hatta, dan penasihat Ahmad Soebardjo. Anggota PPKI dipilih
langsung oleh Jenderal Terauchi selaku penguasa perang tertinggi Jepang
di Asia Tenggara. PPKI secara simbolik dilantik oleh Jenderal Terauchi pada
tanggal 9 Agustus 1945 dengan mendatangkan Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta dan Radjiman Wediodiningrat ke Dalat, Vietnam Selatan. Jendral
Terauchi menegaskan bahwa Pemerintah Kemaharajaan Jepang
memutuskan untuk menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
• Tanpa sepengetahuan Jepang, PPKI menambah 6 orang lagi anggota yakni
R.A.A. Wiranatakoesoema, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo,
Sayuti Melik, Iwa Koesumasumantri, dan Mr. Ahmad Soebardjo. Dengan
demikian, PPKI diambil alih oleh bangsa Indonesia dari badan bentukan
Jepang menjadi alat perjuangan rakyat Indonesia sendiri.

• Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Mendengar berita kekalahan Jepang tersebut, PPKI segera mengadakan
pertemuan-pertemuan untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Selama masa tugasnya, PPKI melaksanakan sidang sebanyak tiga
kali.
• Sidang-sidang PPKI dan hasil keputusannya.

• Sidang I PPKI tanggal 18 Agustus 1945, menghasilkan keputusan sebagai


berikut:
• 1) Mengesahkan rancangan UUD sebagai UUD Negara RI
• 2) Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden
• 3) Untuk sementara waktu Presiden dibantu oleh sebuah Komite Nasional
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai