Anda di halaman 1dari 24

RINGKASAN PAT SEJARAH WAJIB KELAS 11

BAB 3 KEDATANGAN JEPANG DI INDONESIA

Alasan Jepang Ikut Perang Dunia II

- dibukanya politik isolasi Jepang dan diterapkannya restorasi Meiji


- berkembangnya Jepang menjadi Negara imperialis
- Jepang berambisi menjadikan Asia dan dunia sebagai keluarga besar, dan Jepang menjadi
pemimpinnya

↳dibuktikan dengan pengeboman angkatan laut Amerika di Pearl Harbour pada


tanggal 7 Desember 1941

PROSES KEDATANGAN JEPANG KE INDONESIA

● Penyebab kedatangan jepang di Indonesia


- Tujuan serangan ke Indonesia : mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri peran
cth: minyak tanah,timah dan alumunium

↳karena persediaan minyak di Indonesia diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan


jepang selama Perang Pasifik

- Jepang ingin menguasai Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan industri Jepang

↳juga terdorong oleh ajaran yang berkaitan dengan Shintoisme, khususnya tentang
Hakko Ichiu (ajaran tentang kesatuan keluarga umat manusia)

● Tanggapan Masyarakat Indonesia


- Kedatangan Jepang di Indonesia disambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia.

↳Jepang dielu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang dipandang dapat membebaskan dari
kekuasaan Belanda

- Tentara Jepang mempropagandakan bahwa Jepang akan membantu memajukan rakyat


Indonesia, melalui program Pan-Asia Jepang akan memajukan dan menyatukan seluruh
rakyat Asia
↳Untuk meneguhkan propaganda Pan-Asia, Jepang berusaha membentuk
perkumpulan “GERAKAN TIGA A”

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN JEPANG

Sosial

- Romusha: tenaga kasar yang digunakan untuk kerja paksa (untuk membangun fasilitas
perang

↳Kehidupan romusha: rakyat hidup menderita, miskin, kelaparan, dan tidak jarang
terjadi kematian

↳Karena kemelaratan yang dialami para romusha tersebut, muncul golongan baru
yang disebut golongan kere atau gembel

Sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat yang diatur oleh Jepang:

- Golongan teratas: golongan Jepang


- Golongan kedua: golongan pribumi.
- Golongan ketiga: golongan Timur Asing dan kulit putih

Politik

● Pembagian Wilayah Militer

Wilayah I: Pulau Jawa dan Madura

- diperintah oleh Tentara ke-16


- pusatnya di Batavia (Jakarta)

Wilayah II: daerah Pulau Sumatra

- diperintah oleh tentara ke-25


- pusatnya di Bukittinggi

Wilayah III: Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Maluku

- diperintah oleh Armada Selatan ke-2


- berkedudukan di Makassar (Ujungpandang)
● Organisasi
a. Gerakan Tiga A: Barisan Pemuda Asia Raya
b. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
- dipimpin oleh Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Mas
Mansyur
c. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa)
- dibentuk oleh Tentara XVI
- diumumkan oleh Jenderal Kumakichi Harada
d. Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat)
e. MIAI
- berdiri 1937 oleh KH Mas Mansyur ↳Setelah pendudukan Jepang diganti
menjadi Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)

Militer

Organisasi Semi Militer bentukan Jepang:

● Seinendan (Barisan Pemuda)

↳dibentuk 29 April 1943

● Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)


● Fujinkai (Himpunan Wanita)

↳Agustus 1943

● Syuisyintai (Barisan Pelopor)

↳tanggal 1 November 1944

↳hasil pembentukan Cuo Sangi In yang dipimpin oleh Ir. Sukarno

● Hizbullah (Tentara Allah)

↳15 Desember 1944

↳terdiri dari sukarelawan pemuda Islam

↳Dibentuk oleh Masyumi, untuk membela agama dan negara

Organisasi Militer Bentukan Jepang:


● Heiho

↳April 1943

● PETA (Pembela Tanah Air)

↳3 Oktober 1943

↳atas usul Gatot Mangkupraja

Perbedaaan PETA dan Heiho

PETA:

- Langsung di bawah Organisasi Jepang


- Bertugas sebagai mata-mata Jepang

Heiho:

- Merupakan bagian dari tentara Jepang


- Bertugas mengumpulkan pajak dari rakyat

Persamaan: bertujuan membantu Jepang melawan Sekutu

Ekonomi

- Untuk menormalisasi keadaan, Jepang banyak melakukan kegiatan produksi


● Semua kegiatan ekonomi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang
● cth: membangun pabrik senjata dan mewajibkan rakyat menanam pohon jarak
● Jepang menerapkan sistem autarki

↳Sistem autarki: tiap” daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri

Budaya

- Bahasa Indonesia diizinkan digunakan dalam komunikasi, bahasa Belanda tidak boleh
digunakan
- Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti
dengan bahasa Indonesia/ Jepang
- Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar
DAMPAK POSITIF PENDUDUKAN JEPANG

Bidang Politik

● Melarang penggunaan Bahasa Belanda dan memperbolehkan Bahasa Indonesia sebagai


bahasa pengantar
● Dibentuknya badan persiapan kemerdekaan Indonesia: BPUPKI dan PPKI

↳ dengan kemunculan badan persiapan ini, muncullah ide Pancasila

● Mendukung semangat Anti-Belanda

↳sehingga secara tidak langsung Jepang ikut mendukung semangat jiwa nasionalisme
Indonesia

● Memberi kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk ikut serta dalam pemerintahan politik

↳Kebijakan ini disampaikan oleh Perdana Menteri Tojo

Bidang Ekonomi

● Didirikannya koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama


● Diperkenalkannya sistem baru bagi pertanian : line system

↳sistem ini akan memberikan pengaturan bercocok tanam yang efisien sehingga akan
meningkatkan produksi pangan

Bidang Sosial

● Mulai berkembangnya tradisi kerja bakti massal melalui kinrohosi


● Munculnya sikap persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajah di Indonesia
● Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang
menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya
● Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu Tonarigami atau
Rukun Tetangga (RT)

Bidang Budaya

● Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) 1 April 1943 di Jakarta

↳Fungsi: mewadahi aktivitas kebudayaan Indonesia.


● Pembentukan Persatuan Artis Film Indonesia (PERSAFI)

↳tujuan: mendorong aktor dan aktris profesional dan amatir Indonesia untuk bereksperimen
dengan mengubah lakon terjemahan bahasa asing ke Bahasa Indonesia.

Bidang Pendidikan

● Diperkenalkannya sistem Nippon Sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam


sekolah
● Mendirikan sekolah seperti SD 6 tahun, SLTP/SMP 3 tahun dan SLTA/SMA 3 tahun

Bidang Birokrasi dan Militer

● Jepang memberikan pelatihan militer-semimiliter kepada pemuda Indonesia dan


mempersenjatai pemuda demi keperluan perang Jepang

↳ seperti mengikutsertakan pemuda ke organisasi keibodan, heiho, suisintai, dll

● Peninggalan peralatan militer dan infrastruktur perang milik Jepang yang dapat
digunakan sebagai modal untuk mempertahankan kemerdekaan
● Setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, banyak peralatan militer Jepang
yang kemudian dikuasai oleh pemuda Indonesia

DAMPAK NEGATIF PENDUDUKAN JEPANG

Bidang Politik

● Dilarangnya kegiatan politik dan dibubarkannya organisasi politik yang ada


● Dilarangnya segala jenis rapat dan kegiatan politik

Bidang Ekonomi

● Jepang mengeksploitasi SDA dan SDM untuk kepentingan perang


● Jepang mengambil secara paksa makanan, pakaian dan pembekalan lainnya dari rakyat
Indonesia tanpa kompensasi
● Terjadinya inflasi dan krisis ekonomi yang sangat menyengsarakan rakyat
● Terputusnya hubungan antardaerah akibat dari self sufficiency
● Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang sehingga seluruh potensi SDA
dan bahan mentah lainnya digunakan untuk mendukung industri perang
● Penerapan sanksi yang berat oleh Jepang dengan menerapkan sistem ekonomi secara
ketat
● Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah
sendiri dan menunjang kegiatan perang)

Bidang Sosial

● Adanya praktik perbudakan wanita (jugun ianfu)

↳Banyak wanita muda Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi tentara
Jepang

● Kegiatan romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat


● Terjadinya kondisi yang parah dan maraknya tindak kriminal seperti perampokan,
pemerkosaan, dll
● Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen dan pengawasan berada di
bawah pengawasan Jepang

Bidang Pendidikan

● Banyak guru yang dipekerjakan sebagai pejabat pada masa itu yang menyebabkan
kemunduran standar pendidikan secara tajam

Bidang Birokrasi dan Militer

● Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh tentara Jepang karena menghukum keras orang-
orang yang menyimpang/menentang dari Jepang

PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP JEPANG

Pemberontakan PETA di Blitar

● di bawah pimpinan Shodancho Supriyadi

Latar belakang: melihat penderitaan rakyat Indonesia akibat romusha, banyak yang menderita
penyakit, kelaparan dan kematian, dan para perempuan yang dijadikan sebagai wanita penghibur
(jugun ianfu)

Perlawanan Rakyat Singaparna


- dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa: seorang pemimpin pesantren Sukamanah di
Singaparna, Tasikmalaya (Jawa Barat)

Penyebab: adanya paksaan dari pihak Jepang untuk melakukan Seikeirei

↳seikeirei: upacara penghormatan kepada Kaisar Jepang yang dianggap dewa

● Perlawanan rakyat Indramayu, Jawa Barat

-dipimpin oleh H. Madriyas di daerah Lohbener

Sebab perang: karena rakyat dipaksa menyerahkan padi

● Perlawanan Cut Plieng, Aceh

-dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil: seorang guru ngaji

-Jepang mengajak damai tetapi ditolak

↳akhirnya Jepang menyerang Cut Pileng 10 November 1942, namun gagal.

↳serangan ketiga baru berhasil

-Tengku Abdul Jalil berhasil meloloskan diri, namun akhirnya tertembak pada waktu sholat

● Perlawanan Teuku Hamid di Aceh

pimpinan: Perwira giyugun (tentara suka rela Jepang )

-Teuku Hamid beserta dua peleton anak buahnya melarikan diri dan melawan Jepang, namun
gagal karena keluarganya diancam akan dibunuh

BAB 4: PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

LATAR BELAKANG BPUPKI


- Didirikan untuk menyelidiki hal penting menyangkut pembentukan negara Indonesia
merdeka
- Dibentuk oleh Jenderal Kumakici Harada (Pimpinan pemerintah pendudukan Jepang
di Jawa)
- Diketuai oleh K.R.T. Radjiman Wediodiningrat

HASIL SIDANG BPUPKI I (29 April 1945)


- Pembahasan dasar negara Indonesia
Tokoh yang menyampaikan rumusan Dasar Negara Indonesia Merdeka
1. Muh. Yamin
a. Peri Kebangsaan
b. Peri Kemanusiaan
c. Peri Ke-Tuhanan
d. Peri Kerakyatan
e. Kesejahteraan Rakyat
2. Mr. Supomo
a. Persatuan
b. Kekeluargaan
c. Keseimbangan
d. Musyawarah
e. Keadilan sosial
3. Ir. Soekarno
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme / Peri Kemanusiaan
c. Mufakat / Demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan Yang Maha Esa

HASIL SIDANG BPUPKI II (14 Juli 1945)


- Pernyataan Indonesia Merdeka
- Pembukaan UUD
- UUD (batang tubuh)

PANITIA SEMBILAN
- Anggota :
a. Ir. Soekarno
b. Moh. Hatta
c. Muh. Yamin
d. Ahmad Subardjo
e. A.A. Maramis
f. K.H. Wahid Hasyim
g. H. Agus Salim
h. Abikusno Tjokrosujoso
- Musyawarah panitia sembilan menghasilkan sebuah rumusan yang menggambarkan
maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia Merdeka yang diberi nama Jakarta
Charter/Piagam Jakarta
- Rumusan rancangan dasar negara Indonesia Merdeka =
a. keTuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
b. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
e. (serta dengan mewujudkan) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

RENGASDENGKLOK
- Setelah Jepang menyerah, terjadi kekuasaan (vacuum of power) yang menyebabkan
adanya konflik antara golongan tua dan golongan muda
a. Golongan tua = proklamasi harus dirapatkan PPKI sebagai bentuk tanggungjawab
pada anggota PPKI
b. Golongan muda = proklamasi harus dilakukan secepat mungkin

- Golongan muda mengadakan rapat di Jl. Pegangsaan Timur dipimpin oleh Chairul Saleh
yang menghasilkan keputusan :
a. Kemerdekaan adalah hak rakyat dan tidak dapat digantukan pada orang lain atau
negara lain.
b. Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus
diputuskan dan sebaliknya diharapkan diadakan perundingan dengan golongan
muda agar mereka diikutsertakan dalam pernyataan proklamasi

- Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.30, sekelompok pemuda membawa Soekarno dan Hatta
ke Rengasdengklok dan mengasingkan mereka agar Soekarno dan Hatta tidak
terpengaruh oleh Jepang dan setelah mereka setuju agar proklamasi segera dijalankan,
mereka dikembalikan ke Jakarta

PENULISAN NASKAH PROKLAMASI


1. Pertemuan dengan Mayjen Nishimura
- Soekarno dan rombongan sampai di Jakarta pada 16 Agustus pukul 23.00 dan berkumpul
di rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol no 1 ((Laksamana Maeda menjamin
keselamatan mereka dari Jepang)
- Sebelum rapat, Soekarno dan Hatta pergi menemui Somabuco (Kepala pemerintahan
umum) Mayor Jenderal Nishimura untuk mengetahui sikapnya mengenai pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan Indonesia dan ternyata pertemuan itu tidak menghasilkan
kesepakatan yang sama
a. Soekarno dan Hatta bersikeras melaksanakan proklamasi sesuai dengan garis
kebijakan Jendral Terauchi
b. Nishimura bersikeras memelihara STATUS QUO di Indonesia sesuai dengan
garis kebijakan sekutu sehingga melarang kegiatan proklamasi
2. Perumusan konsep Proklamasi
- Setelah bertemu dengan Sumabuco, Soekarno dan Hatta bergegas pergi ke kediaman
Laksamana Maeda dan merumuskan teks proklamasi kemerdekaan
- Teks proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo di ruang makan
Laksamana Maeda
- Peristiwa tersebut disaksikan oleh Sukarni, B.M Diah dan Sudiro
a. Kalimat pertama merupakan pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk
menentukan nasibnya sendiri
b. Kalimat kedua merupakan pernyataan mengenai kalimat kekuasaan “Transfer of
Sovereignty”
3. Pengesahan teks Proklamasi
- Sukarni mengusulkan teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama
bangsa Indonesia
- Konsep naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dengan perubahan tulisan yang
sudah disetujui :
a. Tempoh = tempo
b. Wakil-wakil bangsa Indonesia = atas nama bangsa Indonesia
c. Djakarta, 17-08-’45 = Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ‘05

TOKOH DALAM PROKLAMASI


- Teks proklamasi disusun oleh Soekarno, Moh. Hatta, Ahmad Soebardjo
- Sukarni mengusulkan bahwa teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan
Hatta atas nama Bangsa Indonesia
- Sayuti Melik mengetik teks proklamasi yang telah disusun
- Bendera dikibarkan oleh Latif Hendraningrat (Prajurit PETA) dan Soehoed
PENYEBARAN BERITA PROKLAMASI
- Radio Hoso Kanri Kyoku : menyiarkan teks proklamasi pukul 19.00
- Surat Kabar Harian Soeara Asia & Harian Tjahaja : menyebarkan berita pada 18
Agustus
- Kantor Berita Yoshima/Domei : menyebarkan berita pada pukul 18.30
- Menyebarkan pamflet
- Menulis pada tembok
- Mengadakan pertemuan/rapat

MAKNA PROKLAMASI
- Titik puncak perjuangan Indonesia dalam mencapai kemerdekaan
- Jembatan menuju masyarakat yang adil dan makmur
- Indonesia lepas dari penjajahan dan menjadi bangsa yang merdeka & berdaulat
- Kemerdekaan adalah anugerah dari Tuhan dan usaha Bangsa Indonesia sendiri
- Indonesia bebas dalam mengatur ekonominya sendiri
- Masyarakat jadi sederajat dan tidak ada lagi kelas sosial

HASIL SIDANG PPKI I (18 Agustus 1945)


- Pembahasan dan pengesahan UUD
- Masalah Pengangkatan Presiden dan Wakilnya
- Pembentukan Komite Nasional

HASIL SIDANG PPKI II (19 Agustus 1945)


- Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi beserta gubernurnya
- Pembentukan Komite Nasional Daerah
- Menetapkan 12 kementrian dalam lingkungan pemerintahan

HASIL SIDANG PPKI III (22 Agustus 1945)


- Penetapan Komite Nasional
- Membentuk Partai Nasional Indonesia
- Membentuk Badan keamanan Rakyat

MAKLUMAT PEMERINTAH

1. Maklumat Pemerintah X (16 Oktober 1945)


➔ Sebelum terbentuknya MPR dan DPR, KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan
ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara
➔ Berhubung gentingnya keadaan, pekerjaan KNIP sehari-hari dijalankan oleh suatu
badan pekerja yang dipilih diantara mereka dan bertanggung jawab pada KNIP

2. Maklumat pemerintah 3 November 1945


➔ BP-KNIP mengusulkan pada pemerintah agar masyarakat diberi kesempatan
dalam membuat partai sebagai sarana penyampaian aspirasi dan paham ke
pemerintah & sebagai awal pembentukan DPR MPR

3. Maklumat Pemerintah 14 November 1945


➔ BP-KNIP mengusulkan pertanggungjawaban menteri-menteri pada suatu
perwakilan rakyat
➔ BP-KNIP mengusulkan agar pemerintahan presidensial diganti jadi parlementer

BAB 5: PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

15. Kedatangan Sekutu dan NICA


- 14 Agustus 1945: Jepang menyerah kepada Sekutu
- Sekutu menugaskan Jepang untuk mempertahankan keadaan seperti apa
adanya ( status quo ) sampai dengan kedatangan pasukan Sekutu ke Indonesia
- Pasukan sekutu yang bertugas masuk ke Indonesia adalah tentara kerajaan
Inggris
a. SEAC
- South East Asia Command
- Dibawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mounbatten
- Wilayah Indonesia Bagian Barat
b. SWPC
- South West Pasific Command
- Wilayah Indonesia Bagian Timur
16. Tugas AFNEI di Indonesia
- Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
- Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu
- Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan
- Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan
kepada pemerintahan sipil
- Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di depan
keadilan
^ AFNEI ( Allied Forces for Netherlands East Indies )
^ pimpinan Letnan Jenderal Phillip Christison
17. Perjuangan fisik:
a. Pertempuran Surabaya ( 10 November 1945 )
● Penyebab
25 Oktober 1945: Pimpinan A.W.S Mallaby mendarat di Surabaya untuk
melucuti serdadu ( tentara ) Jepang dan menyelamatkan interniran
( penahanan atau pengurungan dari orang-orang) sekutu
● Kedatangan sekutu diterima dengan enggan oleh pemerintah Jawa Timur
yang dipimpin oleh Gubernur R.M.T.A Suryo
● Hasil Kesepakatan:
a. Inggris berjanji di antara mereka tidak terdapat Angkatan Perang
Belanda
b. Disetujui kerja sama antara kedua belah pihak untuk menjamin
keamanan dan ketenteraman
c. Akan segera dibentuk Kontak Biro agar kerja sama dapat
terlaksana sebaik-baiknya
d. Inggris hanya akan melucuti senjata tentara Jepang
● 26 Oktober 1945: satu peleton dari Field Security Section di bawah
pimpinan Kapten Shaw melakukan penyergapan ke Penjara Kalisosok.
Penyergapan itu bertujuan membebaskan Kolonel Huiyer
● 27 Oktober 1945: Inggris menduduki Pangkalan Udara Tanjung Perak,
Kantor Pos Besar, Gedung Internatio dan objek objek vital lainnya, dan
Terjadi kontak senjata pertama antara para pemuda dengan pihak Inggris
● 28 Oktober 1945: tank-tank Inggris berhasil dilumpuhkan
● Presiden Soekarno dengan Wakil Presiden Moh. Hatta dan menteri
penerangan Amir Syarifuddin mengadakn perundingan dengan Mallaby
Hasil Perundingan:
a. Inggris mengakui kedaulatan RI
b. TKR dan Polisi diakui oleh pihak Sekutu
c. Kota Surabaya tidak dijaga tentara Sekutu, kecuali kamp -kamp
tawanan dijaga tentara bersama TKR
d. Untuk sementara waktu, Tanjung Perak dijaga bersama oleh TKR,
Polisi dan tentara sekutu guna penyelesaian tugas menerima obat-
obatan untuk tawanan perang
e. Dibentuk Kontak Biro untuk menghindari kesalahpahaman
● Ketika Anggota Kontak Biro tiba di Gedung Bank Internatio di
Jembatan Merah, terjadi insiden tembak-tembakan dan mengakibatkan
Bridjen A.W.S Mallaby terbunuh
● 31 Oktober 1945: Jenderal Christison memperingatkan kepada rakyat
Surabaya agar segera menyerah
● Inggris mendatangkan pasukan baru di bawah pimpinan Mayor Jenderal
E.C. Marsergh
● Pihak Inggris mengeluarkan ultimatum yang berisi:
a. Pimpinan Indonesia, pemuda, kepala Polisi, kepala pemerintahan
harus melapor dengan meletakkan tangan mereka diatas kepala
b. Menandatangani dokumen tanda menyerah tanpa syarat
c. Pemuda-pemuda bersenjata harus menyerahkan senjatanya dengan
berbaris serta membawa bendera putih
^ ultimatum berhasil diterima oleh Menteri Luar Negeri,
Achmad Subardjo
● 9 November 1945: Gubernur Suryo menolak ultimatium Inggris melalui
radio
● Komando pertahanan kota, Soengkono mengundang semua unsur
kekuatan rakyat ( TKR, PRI, BPRI, Tentara Pelajar, Polisi Istimewa, BBI,
PTKR, TKR Laut ) berkumpul di Markas Pregolan 4
● Sektor pertahanan dibagi menjadi tiga
a. Sektor barat dipimpin oleh Koenkiyat
b. Sektor tengah dipimpin oleh Kretarto dan Mahardi
c. Sektor timur dipimpin oleh Kadim Prawirodihardjo
● 10 November 1945: kontak senjata pertama di Tanjung Perak, Inggris
berhasil menguasai garis pertahanan pertama “Arek Suroboyo”, Para
pemuda berhasil mempertahankan Kota Surabaya hampir selama tiga
minggu
● 28 November 1945: pertempuran terakhir di Gunungsari
● Markas pertahanan Surabaya dipindahkan ke Desa Lebaniwaras yang
dikenal sebagai Markas Kali
● 10 November ditetapkan menjadi Hari Pahlawan
b. Palagan Ambarawa ( 20 November 1945 )
● 20 Oktober 1945: Bridgade Artileri dari Divisi India ke 23 mendarat di
Semarang
● Awalnya sekutu mengurus tawanan perang yang ada di penjara Ambarawa
dan Magelang namun ternyata diboncengi NICA dan mempersenjatai para
bekas tawanan
● 26 Oktober 1945: insiden di Magelang yang belarut menjadi insiden TKR
dan tentara Sekutu
● 2 November 1945: Insiden berhenti setelah kedatang Presiden Soekarno
dan Bridgen Bethel di Magelang
● Hasil kesepakatan:
a. Sekutu tetap akan menempatkan pasukannya di Magelang untuk
melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi
tawanan perag
b. Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia
dan Sekutu
c. Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan badan
yang berada di bawah kekuasaannya
● Pihak Sekutu Ingkar janji
● 20 November 1945: Pertempuran Ambarawa di bawah pimpinan Mayor
Sumarto dan pasukan sekutu
● 21 November 1945
- Pasukan sekutu di Magelang ditarik ke Ambarawa
- Pasukan TKR dari Divisi Purwokerto dibawah pimpinan Imam
Androgi melakukan serangan fajar
- Pasukan TKR ini berhasil menduduki Desa Pingit
- Ketika batalion Imam Androgi sedang melakukan pengejaran,
datang bantuan 3 batalion dari Yogyakarta yaitu batalion 10 Divisi
III dipimpin Mayor Suharto, batalion 8 dipimpin oleh Mayor
Sardjono dan Batalion Sugeng sehingga musuh terkepung
● 26 November 1945: pimpinan pasukan Purwokerto, Letnan Kolonel
Isdiman gugur, pimpinan diambil alih oleh Kolonel Soedirman
● 15 Desember 1945: musuh meninggalkan Ambarawa dan mundur ke
Semarang
● Kemenangan pertempuran di Ambarawa tersebut mempunyai arti penting
karena apabila musuh berhasil menguasai Ambarawi, maka akan
mengancam tiga kota sekaligus yaitu Surakarta, Magelang, Yogyakarta
sebagai markas tertinggi TKR

C. Pertempuran Medan Area ( 13 Oktober 1945 )


● 9 Oktober 1945: pasukan sekutu dipimpin oleh Brigadir Jenderal T.E.D
Kelly mendarat di Sumatera Utara dengan memboncengi orang NICA
yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan
● RAPWI ( Relief of Allied Prisoners of War and Internees ) telah
mendatangi kamp-kamp tawanan untuk membantu mebebaskan para
tawanan dan dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur Moh Hassan
● Namun pada kenyataanya, para tawanan itu langsung dibentuk menjadi
Medan Batalion KNIL
● 10 Oktober 1945: dibentuk TKR Sumatra Timur dipimpin oleh Achmad
Tahir
● 13 Oktober 1945: Tindakan seorang penghuni hotel yang merampas dan
menginjak lencana merah putih yang dipakai oleh warga setempat di Hotel
di Jalan Bali, Medan
● 18 Oktober 1945: Inggris memberikan ultimatum kepada rakyat
Indonesia untuk menyerahkan senjata
● 1 Desember 1945: Sekutu memasang papan yang bertuliskan “Fixed
Boundaris Medan Area” di berbagai sudut kota Medan. Sejak saat itu, kata
Medan area menjadi terkenal
● April 1946, tentara Inggris berusaha mendesak pemerintah RI ke luar kota
Medan. Gubernus, Markas Divisi TKR dan Walikota RI terpaksa pindah
ke Pematang Siantar.
● 10 Agustus 1946
- Di Tebing tinggi diadakan pertemuan antara komandan pasukan
yang berjuang di Medan Area
- Pertemuan ini membentuk satu komando bernama Komando
Resimen Laskar rakyat Medan Area
- Markas komando berkedudukan di Sudi Mengerti ( Trepes )

d. Bandung Lautan Api ( 24 Maret 1946 )


● 17 Oktober 1945: pasukan sekutu dengan dibonceng NICA memasuki
Kota Bandung dan menutut agar rakyat menyerahkan senjata yang
diperoleh Jepang
● 21 November 1945: sekutu mengultimatum bahwa selambatnya 29
November 1945 wilayah bandung bagian utara harus dikosongkan
● Sebelah utara jalan kereta api dikuasai oleh sekutu
● Sebelah selatan jalan kereta dikuasai oleh Indonesia
● 23 Maret 1946: Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum untuk
mengosongkan seluruh kota Bandung
● Markas Besar TRI di Yogyakarta datang instruksi supaya Kota Bandung
tetap dipertahankan
● TRI dibawah pimpinan Kolonel A.H Nasution bersama rakyat
Bandung mematuhi perintah
● Namun sebelum meninggalkan kota, mereka menyerang pos pos
pasukan Sekutu dan melakukan pembumihangusan kota Bandung
● 24 Maret 1946: Peristiwa Bandung Lautan Api, Mohammad Toha tewas
ketika meledakkan Gudang Mesiu NICA

18. Perjuangan diplomasi:


a. Perjanjian Linggajati (10 November 1946)
● Inggris mengutus Lord Killearn untuk menjadi penengah
● Pihak RI dipimpin oleh dr.Sudarsono, Jenderal Soedirman dan
Jenderal Urip Sumohardo
● Pihak Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn
● Hasil Perundingan diumukan pada 15 November 1946 yang terdiri atas
17 pasal, antara lain:
a. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan
wilayah kekuasaan Sumatera, Jawa, Madura
b. Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto paling lambat
1 Januari 1949
c. Pemerintah RI dan Belanda bersama-sama menyelenggarakan
berdirinya sebuah negara berdasarkan federasi yang dinamai
Negara Indonesia Serikat
d. Pemerintah RIS akan bekerja sama dengan pemerintah Belanda
membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan ratu Belanda sebagai
ketuanya
^ perjanjian ditandatangani oleh kedua delegasi pada 25 Maret
1947
● 27 Mei 1947: pihak Belanda menyampaikan nota kepada pemerintah RI
yang berisi:
a. Membentuk pemerintahan peralihan bersama
b. Hendaknya diadakan garis demiliterisasi
c. Perlunya sebagian Angkatan Darat, Laut, dan Udara Hindia
Belanda tinggal di Indonesia untuk pembangunan suatu pertahanan
yang modern
d. Perlunya pembentukan alat kepolisian yang dapat melindungi
kepentingan dalam dan luar negeri
e. Mengenai masalah perkenomian seperti hasil-hasil perkebunan dan
devisa perlu diawasi bersama
● 8 Juni 1947: pemerintah RI menyampaikan nota balasan yang berisi:
a. Dalam masalah politik, Pemerintah RI menyetujui pembentukan
Negara Indonesia Timur, walaupun tidak selaras dengan Perjanjian
Linggajati
b. Dalam bidang militer, pemerintah RI menyetujui demiliterisasi
antara daerah demarkasi kedua belah pihak, Keamanan dalam zona
bebas militer akan diserahkan pada polisi
c. Mengenai pertahanan Indonesia Serikat harus dilakukan oleh
tentara nasional masing masing sehingga pertahanan
bersama/gendarmerie ditolak
● Dengan adanya perbedaan penafisran terhadap perjanjian Linggajati, pihak
belanda melakukan agresi militer pada 21 Juli 1947
● Dalam waktu singkat, Belanda berhasil menerobos garis pertahanan RI.
Kekuatan TNI dengan organisasi dan peralatan sederhana tidak mampu
menahan Belanda.

b. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)


● Agresi Militer I Belanda menimbulkan reaksi India dan Australia yang
mengajukan permohonan agar msalah RI dan Belanda dibicarakan dalam
sidang Dewan Keamanan PBB
● PBB mengeluarkan seruan untuk kedua belah pihak agar melakukan
gencatan senjata
● Pengawasan genjatan senjata dilakukan oleh Komisi Konsiler yang
diketuai oleh Konsul Jenderal Amerika, Dr Walter Foote dan
beranggotakan konsul jenderal dari Cina, Belgia, Prancis, Inggris
● Sutan Syahrir meminta Dewan keamanan untuk segera membentuk
sebuah badan penengah/arbitrase.
● Dewan Keamanan PBB menyetujui usulan Amerika Serikat untuk
membentuk komisi jasa-jasa baik ( Good Will Comission ) yang dikenal
sebagai Komisi Tiga Negara (KTN)
● Anggota KTN
a. Australia - Richard C Kirby
b. Belgia - Paul van Zeeland
c. Amerika Serikat - Dr Frank B Graham
● Tempat perundingan: kapal angkut milik AS, USS Renville
● Amir Syarifuddin ditunjuk untuk menyusun kabinet baru. Delegasi
Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifuddin dengan Ali Sastroamijoyo
dengan anggota Dr. Tjoa Siek Ien, Sutan Syahrir, H Agus Salim, Mr
Nasrun, Ir Djuanda, Setiajid
● Delegasi belanda dipimpin oleh R.Abdulkadir WIdjoyoatmodjo dengan
wakil Mr. H.A.L van Vredenburgh. Anggota terdiri atas Dr. P.J. Koets,
Mr. Dr.Ch. R Soumokil, Teungku Zulkarnaen, Mr. Adjie Pangeran
Kertanegara, Mr. Masjaris, Thio Thian Tjiong, Mr. A.H. Ophuyzen
dan sekretaris A. Th Baud
● Garis van Mook: garis terdepan dari pasukan Belanda
● Perjanjian Renville merugikan pihak RI:
a. Pihak RI menyetujui dibentuknya Negara Indonesia Serikat pada
masa peralihan
b. Daerah yang didudukin belanda melalui agresinya diakui oleh
pihak RI sampai diadakan plesbisit untuk menentukan aspirasi
rakyat di daerah itu, apakah ingin bergabung dengan RI atau tidak
c. Pemerintah RI bersedia menarik semua pasukannya dari daerah-
daerah kantong gerilya di daerah yang diduduki Belanda dan
masuk ke wilayah RI
● Bijeenkomst Voor Federal Overleg (BFO) adalah pertemuan untuk
musyawarah federal negara-negara boneka yang dibentuk oleh pihak
Belanda ( Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra Timur, Negara
Pasundan, dll )
● Setelah tidak menjabat sebagai perdana menteri, Amir Syarifudin
bergabung denga Front Demokrasi Rakyat (FDR) FDR memimpin aksi
pemogokan para buruh di Delangu, Klaten
● Amir Syarifudin bergabung dengan Muso dan membentuk Partai Komunis
Indonesia
● 18 September 1945: PKI memproklamasi berdirinya Soviet Republik
Indonesia di Madium ( peristiwa pemberontokan PKI Madiun )

c. Agresi Militer II Belanda


● Belanda menguasai Ibu Kota RI Yogyakarta
● Belanda menawan presiden dan wakil presiden
● Presiden RI sebelumnya telah memberikan mandat kepada Menteri
Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintah Darurat
Republik Indonesia
● Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia Jenderal
Soedirman menyingkir ke luar kota untuk memimpin perang gerilya
● Dewan Keamanan PBB bersidang dan mengeluarkan resolusi:
a. Menghentikan permusuhan
b. Membebaskan presiden serta pemimpin RI yang ditangkap pada
tanggal 19 Desember 1948
c. Memerintahkan kepada KTN agar memberikan laporan lengkap
mengenai situasi di Indonesia sejak tanggal 19 Desember 1948
● Pasukan TNI atas gagasan Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan
serangan umum pada 1 Maret 1949
● Amerika Serikat mengancam akan mencabut bantuan Marshall Plan
( program bantuan untuk negara negara Eropa Barat ) kepada Belanda
● Perdana Menteri Belanda Dr. Dress mengundang Dr Supomo untuk
kembali berunding
● Dilakukan pertemuan BFO yaitu Mr. Djumhana dan dr Ateng dengan
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh.Hatta
● Pimpinan delegasi RI Moh.Rom menyatakan bahwa RI bersedia
berunding dengan BFO jika diawasi oleh komisi PBB

d. Perjanjian Roem-Royem ( 17 Mei 1949)


● 28 Januari 1949: Dewan Keamanan PBB menggantikan KTN oleh UNCI (
United Nations Commision for Indonesia )
● Anggota UNCI:
a. Australia - Critchley
b. Belgia - Herremans
c. Amerika Serikat - Merle Cochran
● Perundingan dilakukan di Hotel Des Indes, Jakarta dan dipimpin oleh
Merle Cohran
a. Delegasi Indonesia
Ketua - Moh Roem
Wakil - Ali sastroamijoto
Anggota - Dr. Leimena, Ir Djuanda, Prof Dr Supomo, Mr
Latuharhary
b. Delegasi Belanda
Ketua - Dr . J.H van ROyen
Anggota - Mr.N.S Blom, Mr.A.Jacob, Dr. J.J van der velde
● Pertanyaan pihak RI
a. Mengeluarkan perintah kepada pengikut RI yang bersenjata untuk
menghentikan perang gerilya
b. Kerja sama dalam pengembalian perdamaian serta menjaga
keamanan dan ketertiban
c. Turut serta dalam KMB di Den Haag dengan maksud
mempercepat penyerahan kedaultah yang sungguh-sungguh dan
lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat
● Pertanyaan pihak Belanda
a. Delegasi Belanda menyetujui pembentukan panitia bersama
dibawah pengawasan Komisi PBB
b. Pemerintah Belanda menyetujui bahwa pemerintah RI harus bebas
dan leluasa melakukan jabatan sepatutnya dalam satu daerah yaitu
Karesiden Yogyakarta
c. Pemerintah Belanda membebaskan tidak bersyarat pemimpin -
pemimpin Republik Indonesia dan tahanan politik yang ditangkap
sejak tanggal 19 Desember 1948
d. Pemerintah Belanda menyetuui RI sebagai bagian dari Negara
Indonesia Serikat
e. Konferesi Meja Bundar di Den Haag akan diadakan secepat
mungkin
● Pemerintah Darurat RI di Sumatra memerintahkan Sultan
Hamengkubuwono IX untuk mengambil alih pemerintahan di
Yogyakarta apabila Belanda mundur dari Yogyakarta
● Hasil perundingan antara RI, BGO dan Belanda yang diawasi anggota
UNCI, Critchly dan Australia
a. Pengembalian Pemerintah RI ke Yogyakarta dilaksanakan pada 24
Juni 1949
b. Mengenai penghentian permusuhan akan dibahas setelah
pemerintah RI kembali ke Yogyakarta
c. Konferensi meja Bundar diusulkan akan diadakan di Den Haag
● Sri Sultan Hamengkubuwono IX diangkat sebagai Menteri Pertahanan
dan Koordinator Keamanan

e. Konferensi Meja Bundar ( 23 November - 2 November 1949)

● Delegasi Indonesia diberangkatkan untuk mengikuti KMB yang terdiri


atas Drs, Moh Hatta, Moh Roem, Prof Dr Supomo, Dr Leimena, Ali
Sastroamijoyo, Ir Juanda, Dr Sukiman, Suyono Hadiwinoto, Dr
SUmitro Joyohadikusumo, Abdul Karim, Kolonel TB Simatupang,
Sumardi
● Delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II
● KMB berlangsung pada 23 Agustus - 2 November 1949 di Deen Haag,
Belanda
● Hasil KMB:
a. Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai negara yang
merdeka dan berdaulat
b. Status Irian akan diselesaikan dalam waktu setahun sesudah
pengakuan kedaultan
c. Akan dibentuk Uni Indonesia - Belanda berdasarkan kerja sama
sukarela dan sederajat
d. RIS mengembalikan hak milik Belanda serta memberikan hak
konsesi dan izin baru untuk perusahaan perusahaan Belanda
e. RIS harus membayar semua utang Belanda yang dibuat sejak tahun
1942

● Hasil KMB diajukan ke Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)


● Terbentuk Negara RIS yang terdiri atas 16 negara bagian:
a. 7 negara bagian: Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, Negara PAsundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura,
Negara SUmtra Timur, Negara SUmatra Selatan
b. 9 satuan kenegaraan: Jawa Tengah, Belitung, Kalimantan Barat,
Daerah Banjar, Kalimantan Timur, Bangka, Riau, Dayak Besar,
Kalimantan Tenggara
● 29 Oktober 1949: RI dan BFO menandatangani persetujuan mengenai
konstitusi RIS
● 6 Desember 1949: Sidang membahas hasil KMB dan hasil KMB dapat
diterima dengan suara mayoritas di KNIP
● 15 Desember 1949: pemilihan Presiden RIS dengan calon tunggal Ir
Soekarno
● 16 Desember 1949: Ir Soekarno dipilih sebagai presiden RIS dan pada
keesokan harinya diambil sumpahnya
● 20 Desember 1940: Kabinet RIS Pertama dibentuk dipimpin oleh
Moh.Hatta sebagai perdana menterinya
● 27 Desember 1949: dilakukan upacara penyerahan kedaultan
- Di Belanda bertempat di Ruang Tahta Amsterdam dihadiri oleh
Ratu Juliana, Perdana Menteri Belanda Dr WIllem Drees, Menteri
Seberang Lautan Mr A.M.J.A Sassen, dan ketua Delegasi RIS
Moh.Hatta
- Di Jakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menerima
penyerahan kedaultan dari Wakil Tinggi Mahkota A.H.J Lovink
melalui suatu upacara

Anda mungkin juga menyukai