SEJARAH
BAB 4
Tirani Matahari
KELOMPOK 2 XI MIA 2
Perang Melawan
Tirani Jepang
EKONOMI PERANG
Ekonomi Perang
1. PERLAWANAN DI ACEH
• Latar Belakang :
Karena melihat kekejaman dan kesewenangan Jepang terutama
terhadap romusa sehingga rakyat Cot Plieng melakukan perlwanan.
• Kronologi :
Perlawanan rakyat terjadi di Cot Pileng yang dipimpin oleh Abdul
Jalil, yaitu ulama muda sekaligus guru mengaji di Cot Pileng, Aceh.
Di Lhokseumawe, Abdul Jalil menggerakkan rakyat dan para santri di
Cor Plieng. Namun gerakan ini dianggap Jepang sebagai tindakan
bahaya sehingga Jepang berusaha membujuk Abdul Jalil untuk
bedamai. Karena Abdul Jalil menolak ajakan tersebut, pada tanggal
10 November 1942 pasukan Jepang menyerang Cot Plieng.
Pertempuran berlanjut hingga 24 November 1942, saat rakyat
melakukan sholat shubuh. Karena diserang, rakyat dengan sekuat
tenaga melawan, bertahan bahkan dapat memukul mundur tentara
Jepang.
• Serangan kedua oleh Jepang,
namun dapat digagalkan oleh
rakyat.
• Serangan ketiga berhasil
menghancurkan pertahanan rakyat
Cot Plieng. Masjid di bakar,
pengikut Abdul Jalil banyak yang
terbunuh, terdesak, meloloskan diri
ke Buloh Blang Ara.
2. DI SINGAPARNA,
PERLAWANA JAWA
• NBelakang
Latar BARAT :
Rakyat singaparna yang religious dan berjiwa patriotik ini
membenci dominasi asing sehingga merekapun membenci
pemerintahan Jepang apalagi terhadap perilaku dan kebijakan yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu rakyat Singaparna
melakukan penyerangan kepada pemerintahan Jepang.
• Kronologi :
Februari 1944, terjadi perlawanan dibawah pimpinan Kiai Zainal
Mustafa yaitu seorang ajengan di Sukamanah, Singaparna sekaligus
pendiri Pesantren Sukamanah. Secara diam-diam beliau telah
membentuk “pasukan tempur sukamanah” yang dipimpin oleh
ajengan Najminudin. Hari jumat, sebelum perang kepolisian
Tasikmalaya melakukan perundingan dengan Zainal Mustafa.
Namun polisi Jepang itu dilucuti Senjata dan ditahan oleh pengikut
Zainal Mustafa. Salah satu polisi diminta kembali ke Tasikmalaya
untuk menyampaikan agar segera memerdekakan jawa.
Hari berikutnya, datang kembali utusan Jepang untuk melakukan
perundingan kembali dengan Zainal Mustafa. Karena sikap utusan Jepang
tersebut congkak dan sombong untuk menunjukkan Jepang memiliki
kedudukan yang kuat, hal ini menimbulkan amarah pada pengikut Zainal
Mustafa sehingga utusan Jepang tersebut dibunuh. Setelah kejadian ini,
pertempuran terjadi kurang lebih 1 jam di kampung Sukamanah. Karena
pasukan yang besar dan senjata yang lengkap, Jepang berhasil mengalahkan
pasukan Zainal Mustafa. Zainal Mustafa dan Kiai Emar(gurunya) ditangkap
Jepang, kemudian Zainal Mustafa dan 27 pengikutnya diangkut ke Jakarta
untuk dihukum mati pada tanggal 25 Oktober 1944. Sedangkan KIai Emar
disiksa dan akhirnya meninggal.
3. PERLAWANAN DI INDRAMAYU
• Latar Belakang :
Jepang bertindak semena-mena terhadap para petani Indramayu, yang pada
umumnya hidup sangat sengsara. Mereka harus menyerahkan sebagian
besar hasil padinya kepada Jepang. Kebijakan ini membuat rakyat semakin
menderita
• Kronologi :
Perlawanan terjadi di Desa Kaplongan, pada bukan April 1944. Pada bulan
Juli, muncul perlawanan di Desa Cidempet dengan semboyan “lebih baik
mati melawan Jepang daripada kelaparan”. Namun sekali lagi rakyat tidak
mampu melawan kekuatan Jepang yang didukung dengan tentara dan
peralatan lengkap.
4. PERLAWANAN DI KALIMANTAN
• Latar belakang :
Karena himpitan penindasan yang sangat berat yang dilakukan Jepang.
• Kronologi :
Di Kalimantan banyak terjadi perlawanan salah satunya perlawanan yang
dipimpin oleh Pang Suma (pemimpin suku Dayak). Pang Suma dan
pengikutnya melancarkan perlawanan dengan taktik perang gerilya. Mereka
hanya sedikit, tetapi dengan bantuan rakyat yang militan dan dengan
memanfaatkan alam (rimba belantara, sungai, rawa dan daerah yang sulit
ditempuh). Namun di kalangan penduduk juga berkeliaran mata-mata
Jepang yang berasal dari Indonesia. Para mata-mata tersebut tidak segan
menangkap, menganiaya, membunuh terhadap saudaranya sendiri. Adanya
mata-mata ini membuat perlawan pejuang Indonesia dapat dikalahkan
Jepang.
5. PERLAWANAN DI IRIAN
• Latar Belakang :
Rakyat di Papua merasakan penderitaan yang sama. Mereka dipukuli dan
dianiaya. Wajar bila mereka melakukan perlawanan terhadap Jepang.
• Kronologi :
Gerakan di Papua terkenal dengan sebutan “Gerakan Koreri”, yang berpusat
di Biak dibawah pimpinan L. Rumkorem. Rakyat Irian terus melakukan
perlawanan di berbagai tempat dengan menggunakan senjata sederhana.
Mereka menghadapi semua itu tanpa rasa takut dan gentar. Mereka
menggunakan taktik perang gerilya. Tampaknya Jepang kewalahan
menghadapi keberanian dan taktik perang orang Irian sehingga Jepang
meninggalkan Biak. Biak merupakan daerah bebas dan merdeka yang
pertama di Indonesia. Perang di Irian juga meluas hingga ke Yapen Selatan.
Perlawanan di derah ini dipimpin oleh Silas Papare, berlangsung sangat
lama bahkan sampai tentara Jepang dikalahkan oleh sekutu. Hal ini
menunjukkan keuletan rakyat Irian dalam menghadapi kekejaman Jepan.
6. PERLAWANAN PETA DI BLITAR
• Latar Belakang :
Penderitaan rakyat akibat penindasan Jepang, dari masalah
pengumpulan padi, pengerahan romusa, dan sikap sombong serta
congkak pemerintahan Jepang. Para pelatih Jepang sering
merendahkan prajurit bumiputera sehingga menimbulkan sakit hati
dan kebencian. Oleh karena itu, anggota peta berencana
melancarkan perlawanan terhadap Jepang.
• Kronologi :
29 Februari 1945 Supriyadi dan kawan-kawannya mulai bergerak.
Setelah Jepang mengetahui gerakan penyerbuan itu, mereka segera
mendatangkan pasukan yang semuanya orang Jepang dengan
beberapa tank dan pesawat. Tentara Jepang mulai menguasai seluruh
kota Blitar dan menyerukan agar anggota peta segera tunduk.
Beberapa kesatuan tunduk, namun mereka ditangkap, ditahan,
disiksa. Namun ada beberapa pasukan peta tidak mengikuti perintah
tersebut dan memilih untuk melakukan perlawanan. Mereka
membuat pertahanan di lereng Gunung Kawi dan Distrik Pare.
• Dalam menghadapi peta, jepang mengerahkan
pasukannya. semua
pasukan Supriyadi bertahan.
NamunKomandan pasukan Jepang Kolonel
tetap pura-
Katagiri kemudian mereka bertukar pikiran denganpura
menyerah pasukan
peta secara lemah lembut sehingga hati pemuda mulai dingin
kembali. Kolonel Katagiri berhasil membuat perjanjian bahwa
segala sesuatu akan dianggap soal intern daidan, dan akan
diurus oleh Daidanco Surakhmad. Mereka akan diterima
kembali dan tidak di bawa ke depan pengadilan militer.
Pada suatu hari Shodanco Muradi tiba ke daidan. Kemudian Shodanco Muradi
lapor kepada Daidanco Surakhmad bahwa pasukannya telah kembali dan mereka juga
menyatakan menyesal atas perbuatannya melawan Jepang dan berjanji untuk setia pada
kesatuannya. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah masuk dalam perangkap,
kemudian mereka dilucuti senjata dan ditawan, diangkut ke Markas Kempetai Blitar.
Tidak lama perlawanan peta yang dipimpin Supriyadi padam. Tokoh dan
anggota peta kemudian ditangkap dan diadili di Mahkamah Militer Jepang, Jakarta.
Ada dari mereka dihukum mati, dihukum pidana mati, dipidana seumur hidup.
Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
Bidang Politik
• Jepang melarang penggunaan bahasa
Belanda dan mewajibkan penggunaan
bahasa Jepang.
• Struktur pemerintahan dibuat sesuai
keinginan Jepang
• Membentuk pemerintahan militer
dengan angkatan darat dan angkatan
laut
• Membentuk organisasi-organisasi
dengan maksud sebagai alat
propaganda, seperti Gerakan Tiga A
dan Gerakan Putera
• Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia oleh PM Tojo
Keadaan Sosial-Budaya dan Ekonomi
• Untuk membiayai Perang • Uang yang dikeluarkan Jepang
Pasifik, Jepang mengerahkan tidak ada jaminannya, bahkan
semua tenaga kerja dari
Indonesia. Sukarela -> Paksaan mengalami inflasi yang parah.
• Para pekerja romusa • Rakyat bahkan lebih benci pada
diperlakukan dengan kasar dan pemerintah Jepang daripada
kejam. Banyak yang sakit-> pemerintah Kolonial Belanda.
meninggal
• Bahan makanan sulit didapat,
gelandangan di mana-mana,
pasar gelap tumbuh di kota-kota
besar.
Bidang Pendidikan
Pada masa pendudukan Jepang, keadaan
pendidikan di Indonesia semakin
buruk.
• Para pelajar wajib mempelajari
bahasa, adat-istiadat, dan lagu
kebangsaan Jepang.
• Pendidikan tingkat dasar hanya satu,
yaitu pendidikan 6 tahun.
• Perkembangan perguruan tinggi
mengalami kemunduran
• Pelajar dianjurkan untuk masuk
militer
• Keuntungan masa Jepang:
Penggunaan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar
Birokrasi dan Militer
c.Ir
.So
eka
rno
1. K
Sebelum sidang pertama berakhir, BPUPKI membentuk panitia kecil (panitia
sembilan)yang bertujuan merumuskan tujuan dan maksud didirikannya
Indonesia.
Panitia sembilan kemudian berhasil menetapkan suatu rumusan yang
dinamakan Piagam Jakarta (Jakarta Charter)