MENGEVALUASI PERANG
MELAWAN PENJAJAHAN
KOLONIAL HINDIA BELANDA
1. Perang Tondano
B. Mengevaluasi
Perang Melawan 2. Pattimura Angkat Senjata
Penjajahan
Kolonial Hindia 3. Perang Padri
Belanda
4. Perang Diponegoro
5. Perlawanan Bali
6. Perang Banjar
7. Aceh berjihad
8. Perang Batak
4. Perang Diponegoro
(1825-1830)
Latar
Tokoh & Jalan Akhir
Belakan
Tahun Peristiwa Peristiwa
g
4. Perang Diponegoro (1825-1830)
SIAPA PANGERAN
DIPONEGORO ??
• Pangeran Diponegoro (1785-1855)
• Putra Tertua Hamengkubuwana III
• Dibesarkan oleh neneknya (Ratu
Ageng, wafat 1803) di desa
Tegalrejo
• Mempelajari kitab agama Islam,
karya sastra, sejarah jawa
• Akrab dgn lingkungan pesantren,
kaum bangsawan, dekat dengan
penduduk desa
• 1805-1808 mendapatkan
pengalaman religi calon raja
Jawa
Kondisi Sosial-Politik Jawa sebelum 1825
• EKSTERNAL
1) Intervensi kerajaan Vassal (bawahan), berlaku sejak zaman Daendels
2) 1811 Daendels menghapus sistem sewa tanah di pesisir secara sepihak
mengurangi pendapatan kerajaan, padahal susdah berlaku sejak tahun 1746
• INTERNAL KERAJAAN
1) Pergeseran adat dan budaya Keraton kemerosotan akhlak (mabuk dan
menggunakan opium), pelanggaran asusila dan masuknya budaya barat yang
merusak
2) Persengkokolan dan Korupsi merusak ketahanan dan kestabilan kerajaan
• RAKYAT
1) Kerajaan menerapkan sistem sewa tanah rakyat menjadi tenaga kerja paksa
2) Perbedaan status sosial rakyat dgn pejabat kerajaan; pribumi dgn kolonial.
3) Penarikan pajak
Sistem Sewa Tanah Dalam Kesultanan Yogyakarta
? Mengapa
Tujuan Khusus : 1823 GubJend van der Capellen (1816-
1826) menghapus sewa tanah. Dampaknya bangsawan
parabangsawan harus mengembalikan uang muka kepada para pengusaha.
mau membela Kehilangan sumber pendapatan dan keharusan membayar
uang muka menjadi alasan para bangsawan ikut dalam
Pangeran
perang
Diponegoro ??
Mengatur Strategi di Selarong
BENTENG STELSEL
Sistem Perbentengan
Magelang Pusat
7 Oktober 1829
Perjanjian Imogiri
. Sentot Prawirodirjo diizinkan untuk tetap memeluk agama Islam
. Pasukan Sentot tidak dibubarkan dan ia tetap menjadi komandannya
. Sentot dan pasukannya tetap diizinkan memakai sorban
24 Oktober 1829
Sentot dan pasukannya masuk ke Kota Yogyakarta dan menyerahkan diri
Perjuangan terus berlanjut, bahkan pemberian hadiah uang
tidak membuat perlawanan terhenti
Pemberian Hadiah!
20.000 ringgit untuk siapa saja yang berhasil menangkap
Diponegoro hidup atau mati