Anda di halaman 1dari 9

RESPON BANGSA

INDONESIA TERHADAP
JEPANG
Kelompok 3:
1. Faris Adrian Putra
2. Anisa Meutia Rahmi
3. Eliska Marenna
4. Hanny Clara Novita
5. Jessania Sarma Ulina H. Sejarah Indonesia
Kedatangan Jepang di Indonesia pada tahun 1992.Awalnya disambut baik
oleh rakyat Indonesia. Jepang disambut dengan baik karena Propaganda dan
Ramalan Jayabaya, dengan beberapa alasan :
• Kesengsaraan rakyat akibat imperialis Belanda
• Adanya slogan 3A
• Penduduk pribumi diangkat sebagai pegawai
administrasi pemerintahan
• Dll
Namun dalam kenyataannya, rakyat Indonesia yang menjadi
romusha diperlakukan tidak senonoh tanpa mengenal peri
kemanusiaan. Mereka dipaksa bekerja sejak pagi hingga malam, tanpa
makan dan pelayanan yg cukup, padahal mereka melakukan pekerjaan
kasar yang sangat memerlukan banyak asupan makanan dan istirahat.
Mereka hanya beristirahat pada malam hari. Kesehatan mereka tidak
terurus. Banyak diantara mereka yang kelaparan bahkan sakit dan mati
akibat penindasan Jepang.diantara mereka Rakyat Indonesia lama
kelamaan semakin muak terhadap perlakuan segala propaganda dan
daya tipunya. Jepang seringkali bertindak sewenang-wenang. Maka
rakyat Indonesia banyak yang menyatakan perlawanan terhadap
Jepang. Berikut adalah contoh beberapa perlawanan rakyat terhadap
tirani Jepang:
●1. Perlawanan Rakyat Aceh

● Saat Jepang mulai mengobarkan perang untuk mengusir kolonialis Eropa dari Asia, tokoh-
tokoh pejuang Aceh mengirim utusan ke pemimpin perang Jepang untuk membantu usaha
mengusir Belanda dari Aceh. Negosiasi dimulai padatahun 1940. Setelah beberapa rencana
pendaratan dibatalkan, akhirnya pada 9Februari 1942 kekuatan militer Jepang mendarat di wilayah
Ujong Batee, AcehBesar. Kedatangan mereka disambut oleh tokoh-tokoh pejuang Aceh dan
masyarakat umum. Masuknya Jepang ke Aceh membuat Belanda terusir secara permanen dari
tanah Aceh. Awalnya Jepang bersikap baik dan hormat kepada masyarakat dan tokoh-tokoh Aceh,
dan menghormati kepercayaan dan adatistiadat Aceh yang bernafaskan Islam. Rakyat pun tidak
segan untuk membantudan ikut serta dalam program-program pembangunan Jepang. Namun
Ketika keadaan sudah membaik, pelecehan terhadap masyarakat Aceh khususnya kaum perempuan
mulai dilakukan oleh personel tentara Jepang. Rakyat Aceh yang beragama Islam pun mulai
diperintahkan untuk membungkuk ke arah matahari terbit di waktu pagi, sebuah perilaku yang
sangat bertentangan dengan akidah Islam. Karena itu pecahlah perlawanan rakyat Aceh terhadap
Jepang di seluruh daerah Aceh.
●2. Perlawanan Rakyat Indramayu

● Gerakan perlawanan rakyat Indramayu terjadi sekitar tahun 1942-1947. Antara tahun 1942-
1945 rakyat Indramayu melakukan perlawanan melawan Jepang yaitu di desa kaplongan, gerakan
perlawanan tersebut di picu oleh camat karangampel yang bernama minasastra mengumpulkan
padi milik haji aksan namun Haji Aksan menolak. Kemudian pada bulan Juli, muncul pula
perlawanan di Desa Cidempet,perlawanan tersebut terjadi karena rakyat merasa tertindas dengan
adanya penarikan hasil panen padi yg sangat memberatkan. Rakyat yang baru saja memanen padi
harus langsung dibawa ke balai desa. Setelah itu,pemilik mengajukan permohonan kembali untuk
mendapat sebagian padi hasil panennya. Rakyat pun tidak terima dengan cara-cara Jepang yang
demikian. Mereka bersemboyan ”lebih baik mati melawan Jepang dari pada mati
kelaparan”.Setelah kejadian tersebut, maka peperangan terjadi. Namun, rakyat tidak mampu
melawan kekuatan Jepang yang di dukung dgn tentara yang terlatih serta peralatan yang memadai,
rakyat Indramayu pun kalah dalam peperangan tersebut.
3. Perlawanan Rakyat Kalimantan

Perlawanan rakyat di tanah Kalimantan dipimpin oleh Pang Puma . Pang puma dan pengikutnya melancarkan
perlawanan terhadap Jepang dengan taktik perang gerilya. Mereka hanya berjumlah sedikit, tetapi dengan bantuan rakyat
yang militan dan dengan memanfaatkan keuntungan alam rimba belantara, sungai, rawa, dan daerah yang sulit ditempuh
perlawanan berkobar dengan sengitnya. Namun,di kalangan penduduk juga berkeliaran para mata-mata Jepang yang berasal
dari orang-orang Indonesia sendiri. Lebih menyedihkan lagi, para mata-mata itu juga tidak segan-segan menangkap rakyat,
melakukan penganiayaan, dan pembunuhan, baik terhadap orang-orang yang dicurigai atau bahkan terhadap saudaranya
sendiri. Adanya mata-mata inilah yang sering membuat perlawanan para pejuang Indonesia dapat dikalahkan oleh penjajah.
4. Perlawanan Rakyat Papua

Pada tahun 1943 papua mulai melakukan perlawanan terhadap belanda.gerakan perlawanan
yang terkenal dipapua adalah gerakan kerori,yang berpusat dibiak dengan pemimpinnya yang
bernama L.Rumkoren biak merupakan pusat pergolakan untuk melawan penduduk jepang.Gerakan
Koreri dibentuk akibat adanya kekecewaan masyarakat papua atas ketidakadilan dan kekejaman
yang dilakukan oleh kolonialis jepang di tanah papua.rakyat papua memiliki semangat juang
patang meyerah,sekalipun jepang sangat kuat sedangkan rakyat hanya menggunakan peralatan
seadanya untuk bisa melawan jepang tetapi mereka pantang menyerah dan terus melakukan
perlawanan,mereka tidak memiliki rasa takut.padahal jika ada rakyat yang tertangkap jepang tidak
akan segan-segan memberikan hukuman pancung didepan umum.namun rakyak papua tak gentar
dengan semua itu,mereka juga menggunakan taktik perang gerilya karena papua pantang menyerah
dan menggunakan taktik itu jepang pun kewalahan menghadapi orang-orang papua.Akhirnya
papua pun tidak mampu lagi bertahan dan kemudia mereka meniggalkan tanah papua.
5. Perlawanan Rakyat Blitar

Shodancho Supriyadi, Shodancho Muradi, dan rekan-rekannya adalah lulusan angkatan pertama
pendidikan komandan peleton PETA diBogor. Mereka lantas dikembalikan ke daerah asalnya untuk
bertugas di bawahDaidan (Batalyon) Blitar. Pada tanggal 14 Februari 1945 dini hari, yang ditandai dengan
tembakan mortir oleh Giyuhei Katam dan Giyuhei Tukiman. Kemudian markas kempetai di kota Blitar
diserang. Karena yang melawan adalah pasukan PETA, Jepang menjadi sangat khawatir, oleh sebab itu bala
tentara Jepang segera dikerahkan untuk menyerbu para pejuang. Maka terjadilah pertempuran sengit antara
tentara PETA melawan serdadu-serdadu Jepang. Dalam pertempuran tersebut kedua belah pihak menderita
korban banyak. Tetapi sayang sekali pertempuran yang dilakukan oleh pasukan PETA itu mengalami
kegagalan. Karena situasi dan kondisi pada saat itu memang belum matang. Kerja sama pasukan PLTA
yang berada di lain daerah belum ada dan belum kompak. Apalagi perlawanan itu belum di dukung oleh
rakyat, sedangkan kekuatan bala tentara Jepang cukup besar. Enam orang pembantu utama Shodanco
Supriyadi dijatuhi hukuman mati, sementara Shodanco Supriyadi sendiri dianggap hilang. Banyak orang
yang mengira bahwa Supriyadi telah tertangkap oleh Jepang dan dibunuh. Secara diam-diam. Meski
jasadnya tidak diketahui rimbanya, namun Supriyadi tetaplah pahlawan. Maka dari itu, Supriyadi
dianugerahi gelar Pahlawan PETA oleh pemerintah.
Jadi kita sebagai pemuda Indonesia wajib menghormati jasa para
pahlawan yang lebih dulu meninggalkan kita. Hargailah mereka
yang telah mengorbankan jiwa dan raganya serta berjuang mati-
matian demi meraih kemerdekaan yangdapat kita rasakan pada
masa kini. Walaupun sekarang Indonesia sudah merdeka,sebagai
penerus bangsa kita masih harus berjuang demi kemajuan negeri
ini. Kitaharus berterima kasih kepada para pahlawan cukup
dengan cara belajar dengan sungguh-sungguh demi kejayaan
tanah air tercinta ini.

Anda mungkin juga menyukai