Anda di halaman 1dari 42

Sejarah Nusantara (1942-1945)

Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan


berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa
Indonesia.

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman.
Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan
ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan
Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar
pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara
di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra
menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap
pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang
pada Maret 1942.jepang menyerang pangkalan amerika di asia
mengakibatkan tentara amerika banyak yg meningal.

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan


kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat
memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno,
Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun
1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat
bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang
tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam
peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks,
penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya.
Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran
dalam penguasaan Jepang. Jepang membentuk persiapan kemerdekaan
yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Cosakai, dalam bahasa Jepang. Badan ini
bertugas membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat
dasar negara dan di gantikan oleh PPKI yg tugasnya menyiapkan
kemerdekaan.

Latar belakang
Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai
Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan
militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus,
namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika
Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka
ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah
Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka
butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.

Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang,


mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan
seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi
Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat
tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah
ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal
selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk,
2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur,
tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada
Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan
kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki,
mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan
atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa.
Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang
didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi
direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin
armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.

Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang
terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur
diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini
berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal
perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180
pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan
lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat,
karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember
1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.

Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan


negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang
menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-
sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang
Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat
penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera
sebagai sumber minyak utama.
Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942

Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru


mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe. Usaha Jepang untuk membujuk sang
ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di
pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan shalat Subuh. Dengan
persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan
berhasil memukul mundur pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe.
Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh rakyat. Baru
pada serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid
sementara pemimpin pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil
meloloskan diri dari kepungan musuh, namun akhirnya tertembak saat
sedang shalat.

Peristiwa Singaparna

Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Jawa Barat


(Singaparna) di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa, tahun 1943. Beliau
menolak dengan tegas ajaran yang berbau Jepang, khususnya kewajiban
untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan
kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah
matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat
Islam Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan.
Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat tanam
paksa.

Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah


mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri
untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang akhirnya
mundur ke Tasikmalaya.
Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai upaya
untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25
Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan
pasukan Jepang setelah sholat Jumat. Meskipun berbagai upaya
perlawanan telah dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga
ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawah ke Jakarta
untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.
Peristiwa Indramayu, April 1944

Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya


pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan
kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan
rakyat yang berkepanjangan.

Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di


desa Karang Ampel, Sindang Kabupaten Indramayu.
Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua
wilayah (Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut
memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilakukan pada
setiap pemberontakan.
Pemberontakan Teuku Hamid

Teuku Hamid adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton
pasukannya melarikan diri ke hutan untuk melakukan perlawanan. Ini
terjadi pada bulan November 1944.

Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang melakukan


ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau
menyerah. Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan
pemberontak menyerah, sehingga akhirnya dapat ditumpas.
Di daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti
di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh kepala kampung dan
dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun
semua berakhir dengan kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas
oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kejam.
Pemberontakan Peta

• Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan


Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi,
Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas
perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat
penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang
angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di
Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu
muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang),
pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat
perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati.
Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.

• Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)


Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun T. Hamid. Latar belakang
perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap
rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.

• Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)

Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco) Kusaeri bersama


rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April
1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April
1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang
terdesak oleh Sekutu.

Perlawanan Pang Suma

Perlawanan Rakyat yg dipimpin oleh Pang Suma berkobar di Kalimantan


Selatan. Pang Suma adalah pemimpin suku Dayak yg besar pengaruhnya
dikalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau. Perlawanan ini bersifat
gerilya untuk mengganggu aktivitas Jepang di Kalimantan.

Momentum perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang


tenaga kerja Dayak oleh pengawas Jepang, satu diantara sekitar
130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu Jepang. Kejadian ini
kemudian memulai sebuah rangkaian perlawanan yang mencapai
puncak dalam sebuah serangan balasan Dayak yang dikenal dengan
Perang Majang Desa, dari April hingga Agustus 1944 di daerah
Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau). Sekitar 600 pejuang
kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.
Perlawanan Koreri di Biak

Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Gerakan “Koreri” yang


berpusat di Biak. Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat
yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam
perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan
dengan gigih. Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau Biak.

Perlawanan di Pulau Yapen Selatan

Perlawanan ini dipimpin oleh Nimrod. Ketika Sekutu sudah mendekat maka
memberi bantuan senjata kepada pejuang sehingga perlawanan semakin
seru. Nimrod dihukum pancung oleh Jepang untuk menakut-nakuti rakyat.
Tetapi rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin gerilya yakni S.
Papare.
Perlawanan di Tanah Besar Papua

Perlawanan ini dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan rakyat di Papua,


terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan dengan pasukan penyusup
Sekutu sehingga rakyat mendapatkan modal senjata dari Sekutu.

Gerakan bawah tanah

Sebenarnya bentuk perlawanan terhadap pemerintah Jepang yang


dilakukan rakyat Indonesia tidak hanya terbatas pada bentuk perlawanan
fisik saja tetapi Anda dapat pula melihat betnuk perlawanan lain/gerakan
bawah tanah seperti yang dilakukan oleh:

• Kelompok Sutan Syahrir di daerah Jakarta dan Jawa Barat dengan


cara menyamar sebagai pedagang nanas di Sindanglaya.
• Kelompok Sukarni, Adam Malik dan Pandu Wiguna. Mereka berhasil
menyusup sebagai pegawai kantor pusat propaganda Jepang
Sendenbu (sekarang kantor berita Antara).
• Kelompok Syarif Thayeb, Eri Sudewo dan Chairul Saleh. Mereka
adalah kelompok mahasiswa dan pelajar.
• Kelompok Mr. Achmad Subardjo, Sudiro dan Wikana. Mereka adalah
kelompok gerakan Kaigun (AL) Jepang.

Mereka yang tergabung dalam kelompok di bawah tanah, berusaha


untuk mencari informasi dan peluang untuk bisa melihat kelemahan
pasukan militer Jepang dan usaha mereka akan dapat Anda lihat
hasilnya pada saat Jepang telah kalah dari Sekutu, kelompok
pemudalah yang lebih cepat dapat informasi tersebut serta
merekalah yang akhirnya mendesak golongan tua untuk secepatnya
melakukn proklamasi.
Demikianlah gambaran tentang aktifitas pergerakan Nasional yang
dilakukan oleh kelompok organisasi maupun gerakan sosial pada masa
pemerintah pendudukan Jepang, tentu Anda dapat memahami
sebab-sebab kegagalan dan mengapa para tokoh pergerakan lebih
memilih sikap kooperatif menghadapi pemerintahan militer Jepang
yang sangat ganas/kejam.

[sunting] Garis waktu


[sunting] 1941
• 6 Januari, Belanda menangkap Thamrin, Douwes Dekker dan
beberapa tokoh nasionalis lain. Thamrin meninggal di tahanan lima
hari kemudian. Douwes Dekker diasingkan ke Suriname.
• 11 Januari - Tim perundingan Jepang yang baru dan lebih agresif di
bawah Yoshizawa tiba di Batavia.
• Februari - Tekanan Jepang yang kian meningkat terhadap
pemerintah Hindia Belanda untuk "bergabung dengan Wilayah
Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya" ditolak Van Mook.
• 14 Mei - Jepang mengirimkan sebuah ultimatum kepada pemerintah
Hindia Belanda, menuntut agar pengaruh dan kehadiran Jepang
dibiarkan di wilayah ini.
• 6 Juni - Perundingan antara Belanda dan Jepang gagal. Pemerintah
Hindia Belanda menjawab bahwa tidak akan ada konsesi yang akan
diberikan kepada Jepang, dan bahwa semua produk strategis
(termasuk minyak dan karet) telah dikontrakkan untuk dikapalkan
ke Britania dan Amerika Serikat.
• 11 Juli - Volksraad membentuk sebuah milisi Indonesia.
• 25 Juli - Jepang mengumumkan pembentukan sebuah "protektorat"
atas Indochina.
• 26 Juli - Semua asset Jepang di Hindia Belanda dibekukan.
• 30 Juli - Pemerintah Belanda di pembuangan menjanjikan untuk
mengadakan konferensi tentang Indonesia setelah perang.
• 30 November - Angkatan Laut Belanda di Hindia mulai dimobilisasa.
• 5 Desember - Pemerintah Hindia Belanda mengirim permintaan
kepada Australia untuk mengirimkan pasukannya ke Ambon dan
Timor. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Australia dan personilnya
tiba pada 7 Desember.
• 8 Desember - Jepang menyerang Malaya, mendarat di ujung selatan
Thailand dan utara Malaya. Jepang mulai menyerang Filipina.
Belanda, di antara bangsa-bangsa lainnya, perang terhadap Jepang.
• 10 Desember - Kapal-kapal perang Britania, Prince of Wales dan
Repulse ditenggelamkan dalam perbedaan beberapa jam saja satu
sama lain di lepas pantai Malaya.
• 16 Desember - Orang-orang Aceh yang anti Belanda mengadakan
hubungan dengan pasukan-pasukan Jepang di Malaya.
• 17 Desember – Pasukan yang dipimpin oleh Australia mendarat di
Timor Portugis. Diktator Portugal Salazar memprotes.
• 17 Desember - Jepang melakukan serangan udara atas Ternate.
• Jepang mendarat di Sarawak.
• 22 Desember – Pasukan invasi utama Jepang mendarat di Filipina.
• Hatta menulis sebuah artikel surat kabar yang menyerukan agar
bangsa Indonesia melawan Jepang.
• 24 Desember - Jepang menyerang pasukan-pasukan Britania di
Kuching, Sarawak.

[sunting] 1942

[sunting] Januari

• 2 Januari - Jepang merebut kota Manila.


• 3 Januari - Jepang merebut Sabah.
• 6 Januari - Jepang merebut Brunei.
• 6 Januari – Serangan udara Jepang pertama atas Ambon.
• 10 Januari - Jepang mulai menginvasi Indonesia di Kalimantan
(Tarakan) dan Sulawesi (Manado).
• 11 Januari - Jepang merebut Tarakan.
• 12 Januari - Van Mook melakukan perjalanan darurat ke Amerika
Serikat, meminta tambahan pasukan, dan agar Hindia Belanda tidak
dilupakan dalam pertahanan Sekutu.
• 13 Januari - Jepang merebut Manado.
• 15 Januari - Jen. Wavell dari Britania mengambil alih komando atas
ABDACOM, komando gabungan Sekutu pertama (Australia, Britania,
Belanda, Amerika) di dalam perang.
• 16 Januari – Agen-agen Aceh kembali dari Malaya dengan janji-janji
dukungan Jepang dalam melawan Belanda.
• 23 Januari - Jepang merebut Balikpapan meskipun terdapat
serangan balasan dari Belanda dan A.S.
• 25 Januari - Jepang merebut Kendari di Sulawesi.
• 30 Januari - Jepang menyerang Ambon. Pasukan-pasukan KNIL dan
Australia menghancurkan pasokan agar tidak jatuh ke tangan
Jepang. Kota Ambon direbut dalam tempo 24 jam. Pertempuran
berlanjut hingga 2 Februari. Sejumlah 90 persen pasukan
pertahanan Australia menjadi korban, banyak di antaranya yang
dibantai pada Februari setelah ditawan.
o Pasukan Britania mengevakuasi Malaya dan lari ke Singapura.

[sunting] Februari

• 1 Februari - Jepang merebut Pontianak.


• 3 Februari - Jepang mengebom Surabaya, memulai serangan udara
terhadap sasaran-sasaran di Jawa.
• 4 Februari – Pertempuran Selat Makassar (pertempuran laut antara
Kalimantan dan Sulawesi): Angkatan Udara dan Laut Jepang
memaksa Sekutu untuk mundur hingga ke Cilacap. Jepang maju
hingga ke Sulawesi.
• 6 Februari - Jepang mulai mengebom Palembang.
• 8 Februari - Jepang mulai melakukan serangan utama atas
Singapura.
• 9 Februari - Jepang mengebom Batavia, Surabaya dan Malang.
• 10 Februari - Jepang merebut Makassar.
• 13 Februari - Jepang mendaratkan pasukan parasut di Palembang,
merebut kota dan industri minyaknya yang berharga.
• 15 Februari - Singapura jatuh; 130.000 pasukan di bawah komando
Britania ditawan sebagai tawanan perang.
• 18 Februari - Van Mook, di Australia, memohon agar pasukan Sekutu
melakukan serangan. Bali diduduki Jepang.
• 19 Februari – Pertempuran Selat Badung (pertempuran laut antara
Bali dan Lombok): sebuah satuan kecil pasukan Jepang memukul
mundur pasukan Belanda dan Australia. Jepang mendarat di Bali.
Serangan udara pertama Jepang atas Darwin, Australia.
• 20 Februari - Jepang mendarat di Timor dan tanggal 24 Februari
tentara Jepang telah menguasai Timor.
• 23 Februari – Revolusi melawan Belanda dimulai di Aceh dan
Sumatra Utara, dengan dukungan Jepang.
o Belanda memindahkan Soekarno ke Padang; Soekarno lolos
dalam kekacauan sementara Belanda melakukan evakuasi.
o Belanda mengevakuasi Sjahrir dan Hatta dari Banda lewat
udara beberapa menit sebelum Jepang mulai mengebom pulau
itu.
o Jepang mengklaim Timor; pasukan-pasukan Australia terus
melakukan perang gerilya.
• 27 Februari

Pertempuran Laut Jawa: Dalam pertempuran di Laut Jawa dekat Surabaya


yang berlangsung selama tujuh jam, Angkatan Laut Sekutu dihancurkan,
kapal-kapal perusak Amerika lolos ke Australia. Sekutu kehilangan lima
kapal perangnya, sedangkan Jepang hanya menderita kerusakan pada satu
kapal perusaknya (Destroyer). Rear Admiral Karel Willem Frederik Marie
Doorman, Komandan Angkatan Laut India-Belanda, yang baru dua hari
sebelumnya, tanggal 25 Februari 1942 ditunjuk menjadi Tactical
Commander armada tentara Sekutu ABDACOM, tenggelam bersama kapal
perang utamanya (Flagship) De Ruyter.
• 28 Februari

Tanggal 28 Februari 1942, Tentara Angkatan Darat ke-16 di bawah


pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga tempat di
Jawa. Pertama adalah pasukan Divisi ke-2 mendarat di Merak,Banten,
kedua adalah Resimen ke-230 di Eretan Wetan, dekat Indramayu dan yang
ketiga adalah Divisi ke-48 beserta Resimen ke-56 di Kragan. Ketiganya
segera menggempur pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut
Pangkalan Udara Kalijati (sekarang Lanud Suryadarma), Letnan Jenderal
Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum
kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan
menghancurkan tentara Belanda.

[sunting] Maret

Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh


mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang
mendekati Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya
sepersepuluh jumlah itu. Informasi yang keliru itu mungkin merupakan
bagian dari alasan mengapa Sekutu menyerah di Jawa.

Belanda sesungguhnya memindahkan kaum Komunis yang ditahan di kamp-


kamp penjara di Hindia Belanda, sebagian dari mereka sejak 1926, ke
penjara-penjara di Australia ketika Jepang tiba.

• 1 Maret - Pertempuran Selat Sunda: Pasukan invasi Jepang


mendarat di Banten.
o Pasukan invasi Jepang mendarat di sebelah barat Surabaya.
o Serangan udara Jepang atas Medan.
• 5 Maret - Serangan udara Jepang di Cilacap. Jepang masuk ke
Batavia.
• 7 Maret - Jepang merebut Cilacap.
• 7 Maret - Rangoon jatuh ke tangan Jepang.
• 8 Maret - Jepang merebut Surabaya.
• 9 Maret

Pada 9 Maret 1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van


Starkenborgh Stachouwer bersama Letnan Jenderal Hein ter Poorten,
Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda datang ke Kalijati dan dimulai
perundingan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan pihak Tentara
Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Imamura. Imamura
menyatakan, bahwa Belanda harus menandatangani pernyataan menyerah
tanpa syarat. Letnan Jenderal ter Poorten, mewakili Gubernur Jenderal
menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan demikian
secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas Hindia-Belanda sejak
itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang. Hari itu juga,
tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada
seluruh tentara India Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada
balatentara Kekaisaran Jepang.

Para penguasa yang lain, segera melarikan diri. Dr. Hubertus Johannes van
Mook, Letnan Gubernur Jenderal untuk Hindia Belanda bagian timur, Dr.
Charles Olke van der Plas, Gubernur Jawa Timur, melarikan diri ke
Australia. Jenderal Ludolf Hendrik van Oyen, perwira Angkatan Udara
Kerajaan Belanda melarikan diri dan meninggalkan isterinya di Bandung.
Tentara KNIL yang berjumlah sekitar 20.000 di Jawa yang tidak sempat
melarikan diri ke Australia ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara
Jepang. Sedangkan orang-orang Eropa lain dan juga warganegara Amerika
Serikat, diinternir. Banyak juga warga sipil tersebut yang dipulangkan
kembali ke Eropa.

• 11 Maret - Perlawanan Aceh terlibat dalam pertempuran dengan


Belanda yang sedang mengundurkan diri.
• 12 Maret - Jepang mendarat di Sabang. Operasi-operasi di Aceh
selesai sekitar 15 Maret.
• 12 Maret - Jepang tiba di Medan.
• 18 Maret - Jepang merebut Padang.
• 28 Maret - Pasukan Belanda terakhir di Sumatra menyerah di
Kutatjane, di selatan Aceh.
o Jepang melarang semua kegiatan politik dan semua organisasi
yang ada. Volksraad dihapuskan. Bendera merah-putih
dilarang.
o Angkatan Darat ke-16 Jepang menguasai Jawa; Angkatan
Darat ke-25 di Sumatra (markas besar di Bukittinggi);
Angkatan Laut menguasai Indonesia timur (markas besar di
Makassar).

[sunting] April

Pada April 1942, sekitar 200 tentara Sekutu yang telah melarikan diri ke
bukit-bukit di Jawa Timur dan terus berperang, ditangkap oleh Jepang di
bawah perintah Imamura. Mereka dikumpulkan dan dimasukkan ke
kandang-kandang ternak dari bambu, dibawa dengan kereta-kereta api
terbuka ke Surabaya, lalu dibawa ke laut dan dilemparkan ke ikan-ikan hiu,
sementara masih berada di dalam kandang-kandang bambu itu. Imamura
dinyatakan bersalah atas kekejaman ini oleh sebuah peradilan militer
Australia setelah perang.

• 7 April – Tiga orang pegawai Radio Hindia Belanda dihukum mati


karena memainkan lagu kebangsaan Belanda pada 18 Maret, setelah
menyerahnya Belanda.
• 7 April - Jepang merebut Ternate.
o Jepang mencoba untuk membentuk gerakan Tiga A; memulai
kampanye propaganda.


o ABDACOM dibubarkan. Britania dan Amerika membagi
tanggung jawab perang: Britania akan mencoba untuk
merebut kembali Malaya dan Sumatra serta Burma. Sisanya
di Pasifik dan Indonesia menjadi tanggung jawab AS (yang
bekerja sama dengan Australia).
• 19 April - Jepang merebut Hollandia (kini Jayapura).

[sunting] Mei

• 9 Mei - Jepang menduduki Lombok.


• 13 Mei - Jepang menduduki Sumbawa.
• 14 Mei - Jepang mendarat di Flores, pendudukan selesai pada 17
Mei.
• 16 Mei - Jepang menduduki Sumba.

[sunting] Juni

• 17 Juni – Pemerintah Belanda di pengungsian di London membentuk


dewan konsultatif untuk urusan-urusan Hindia Belanda.

[sunting] Juli

Pilihan satu-satunya yang dimiliki Soekarno dan Hatta adalah pura-pura


bekerja sama dengan Jepang. Tujuan akhirnya, sudah tentu, bukanlah
untuk mendukung Jepang, melainkan untuk mendapatkan kemerdekaan
untuk Indonesia. Belakangan, Belanda yang kembali akan mencoba untuk
menuduh Soekarno sebagai kolaborator Jepang guna mendapatkan
dukungan Britania dalam menghadapi republik Indonesia yang baru
terbentuk.

Sjahrir memimpin gerakan di bawah tanah dari rumah kakak perempuannya


di Cipanas, dekat Bogor. Informasi seringkali dan dengan diam-diam
dibagikan Soekarno, yang mendapatkannya dari lingkaran dalam Jepang,
dan Sjahrir.

• Satuan sisa-sisa tentara KNIL dikirim ke Kai, Aru dan Kepualuan


Tanimbar.
• Jepang mengumpulkan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir di Jakarta.
• Soekarno, Hatta, Sjahrir bertemu secara rahasia: Soekarno untuk
mengumpulkan massa untuk kemerdekaan, Hatta untuk menangani
hubungan-hubungan diplomatik, Sjahrir untuk mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan bawah tanah.
• Soekarno menerima tawaran Jepang untuk menjadi pemimpin
pemerintah Indonesia, tetapi bertanggung jawab kepada militer
Jepang.
• 30 Juli - Jepang menduduki Kep. Kai dan Aru, setelah sejumlah
perlawanan di Kai.
• 31 Juli - Jepang merebut Kep. Tanimbar sejumlah perlawanan oleh
KNIL dan detasemen-detasemen Australia di Saumlaki.

[sunting] Agustus, September, Oktober

• 29 Agustus - Jepang mulai memindahkan sejumlah pasukan dari


Sumatra dan Jawa ke Kep. Solomon.
• September, orang-orang Muslim Indonesia menolak untuk memberi
hormat kepada Kaisar Jepang di Tokyo. Peristiwa di Sukamanah,
Singaparna Tasikmalaya-Jawa Barat bukti nyata penolakan
tersebut. Haji Zaenal Mustafa mengangkat senjata kepada Jepang
walaupun kemudian berhasil ditumpas dan beliau dihukum mati di
Ancol. Sebagai penghormatan, nama Haji Zaenal Mustafa menjadi
nama jalan terpenting di Tasikmalaya.
• Oktober, Kemajuan militer Jepang di Pasifik terhenti; para
komandan Jepang disuruh mengembangkan sentimen-sentimen pro-
Jepang di wilayah-wilayah pendudukan.
• 16 Oktober – Tentara ke-16 Jepang mengirimkan pasukan-pasukan
pengawal ke Lombok, Sumba dan Timor.

Pada mulanya, propaganda Jepang kedengaran seperti perbaikan


dibandingkan dengan pemerintahan Belanda. Setelah itu, pasukan-pasukan
Jepang mulai mencuri makanan dan menangkapi orang untuk dijadikan
pekerja paksa, sehngga pandangan bangsa Indonesia terhadap mereka
mulai berbalik.

Militer Jepang membuat tiga kesalahan besar terhadap bangsa Indonesia:

1. kerja paksa: banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga


mereka dan dikirim hingga ke Burma untuk melakukan pekerjaan
pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya dalam kondisi-
kondisi yang sangat buruk. Ribuan orang mati atau hilang.
2. pengambilan paksa: tentara-tentara Jepang dengan paksa
mengambil makanan, pakaian dan berbagai pasokan lainnya dari
keluarga-keluarga Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Hal ini
menyebabkan kelaparan dan penderitaan semasa perang.
3. perbudakan paksa terhadap perempuan: banyak perempuan
Indonesia yang dijadikan "wanita penghibur " bagi tentara-tentara
Jepang.

Selain itu, Jepang menahan banyak warga sipil Belanda di kamp-kamp


tahanan dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk, dan memperlakukan
tahanan perang militer di Indonesia dalam keadaan yang buruk pula.

Namun, kejahatan-kejahatan perang di -- yang sangat serius -- pada


kenyataannya tidak seburuk dengan apa yang dilakukan di Tiongkok atau
Korea pada masa yang sama. Sejumlah komandan, seperti misalnya Jen.
Imamura di Jawa, secara terbuka dikritik di koran-koran Jepang karena
terlalu "lunak". Bahkan ada sejumlah perwira Jepang yang bersimpati
dengan gagasan kemerdekaan Indonesia, dan yang bahkan memberikan
dukungan mereka kepada tokoh-tokoh dan organisasi politik Indonesia,
hingga kepada Soekarno sendiri.

[sunting] November, Desember

• November, Pemberontakan di Aceh diredam oleh Jepang.


• Jenderal Imamura digantikan oleh Jenderal Harada.
• 7 Desember - Ratu Wilhelmina dari kerajaan Belanda, di
pengasingan berpidato menjanjikan perbaikan hubungan kembali
dengan jajahan setelah perang selesai.
• 27 Desember - Jepang membuka kamp interniran pertama untuk
perempuan Belanda di Ambarawa.

[sunting] 1943
• Januari, Jepang menangkap Amir Sjarifuddin untuk mematahkan
gerakan perlawanannya. Sjarifuddin dijatuhi hukuman mati, tetapi
Soekarno mengintervensi dan membelanya atas nama pribadi. Kasus
Amir Sjarifuddin ini cukup unik. Ia seorang komunis namun
menerima dana dari pemerintah Belanda untuk mendukung gerakan
perlawanan terhadap Jepang.
• 9 Februari - Jepang mengirim tambahan pasukan ke Tanimbar,
Kepulauan Kai dan Irian Barat.
• 10 Februari - Gerilyawan Australia ditarik dari Timor Portugis
setelah setahun berperang di dalam hutan.
• 9 Maret - Jepang membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat), sebuah
sayap organisasi politik. Soekarno menjadi ketuanya, Hatta dan Ki
Hadjar Dewantara salah satu anggotanya.
• Jepang membentuk sayap militer lokal, disebut Heiho untuk menjadi
unit reguler Jepang. Tentara Heiho dari Indonesia adalah kombinasi
antara sukarelawan dan milisi. Tentara Jepang membedakan
perlakuan terhadap Heiho dan tentara Jepang.
• Juli, Jepang menangkap sekitar 1000 pejuang di Kalimantan Selatan
• 7 Juli - Perdana Menteri Jepang Tojo menjanjikan pemerintahan
otonomi terbatas bagi Indonesia dalam pidatonya di Gambir.
• 13 Agustus - Amerika melancarkan serangan bom dari Australi
terhadap Balikpapan.
• Jepang mulai mengambil alih perkebunan gula untuk menguasai
produksi gula. Para manajer Eropa dikirim kamp interniran. Di
sekitar waktu ini, banyak Gereja Kristen Protestan didirikan oleh
orang Indonesia setelah pendeta dan misionaris Belanda dikirim ke
kamp interniran Jepang.
• September, pemberontakan melawan Jepang berhasil ditumpas di
Kalimantan Selatan dan Barat.
• 8 September - Perintah dari Markas Besar Militer Jepang di Saigon
untuk membentuk "Giyugun" (angkatan bersenjata lokal) di
sepanjang Asia Tenggara. Pada akhir peperangan, sekitar dua juta
orang Indonesia telah direkrut untuk menjadi Giyugun atau menjadi
Heiho. Jepang merasa perlu merekrut orang lokal untuk pertahanan,
karena tentara Jepang terus ditarik untuk perang dengan Sekutu di
Pasifik.
• 3 Oktober - Jepang membentuk Giyugun di Sumatra dan Jawa.
Pasukan di Jawa disebut PETA (Pembela Tanah Air). Banyak tokoh
yang tergabung dalam PETA, termasuk Soedirman dan Soeharto.
Aktivis kemerdekaan menganggap pelatihan militer tidak begitu
mendukung kekuatan Jepang dibanding persiapan untuk kemungkinan
kemerdekaan. Pada pertengahan 1945, ada 120.000 pejuang
tergabung dalam PETA. Kelompok ini yang kemudian akan
membentuk inti Angkatan Bersenjata Indonesia.
• 24 Oktober, payung organisasi MIAI berganti nama menjadi
Masyumi (Majelis Syurah Muslimin Indonesia).
• Jepang mulai melancarkan kerja paksa terhadap penduduk desa
(romusha), ribuan orang mati dan hilang. Jepang mulai menjarah
beras.
• Brigade Angkatan Laut Belanda di pengasingan mulai pelatihan pada
Camp Lejeune, North Carolina, dengan tujuan akhir merebut kembali
Hindia Belanda.
• 3 November - Hatta berpidato menghimbau orang Indonesia untuk
bergabung dengan PETA.
• 10 November - Soekarno, Hatta, dan Kyai Bagus Hadikusumo
berangkat ke Tokyo untuk bertemu dengan Kaisar Jepang. Ini
adalah pertama kali Soekarno bepergian ke luar negeri.
• Desember, Barisan Hizbullah dibentuk oleh Jepang, sebuah
angkatan perang pemuda Muslim yang berhubungan dengan Masyumi.

1944

• Januari, Putera digantikan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi


pemimpinnya.
• 19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
• 22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
• 9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
• 17 Mei - Serangan udara Sekutu di Surabaya.
• 21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
• 4 Juni - Jepang melancarkan serangan balik ke Biak.
• Agustus, Barisan Pelopor yang dibentuk oleh sayap pemuda Jawa
Hokokai (setelah kemerdekaan berganti nama menjadi Barisan
Benteng).
• 11 Agustus - Serangan udara Sekutu di Palembang.
• 28 Agustus - Ambon luluh lantak akibat serangan udara Sekutu.
• 8 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka
dalam waktu yang tidak lama lagi.
• 8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
• 15 September - Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai
mengorganisir dewan regional (dengan kekuasaan sebagai penasehat
saja).
• Oktober, tentara Australia mulai melancarkan serangan bom ke
Balikpapan. Jepang mengorganisir sebuah Dewan Penasehat Pusat,
serupa dengan Volksraad, namun tanpa kekuasaan legislatif.
• November, Gubernur Militer Kumashaki Harada digantikan oleh
Shigeichi Yamamoto. Pakubuwono XII menjadi Susuhunan
Surakarta.

[sunting] 1945

Makam Kalibanteng, tempat dimakamkannya banyak warga sipil Belanda


yang meninggal di kamp interniran Jepang.

[sunting] Januari-April

• 14 Februari - tentara Peta di Blitar menyerang gudang senjata


Jepang.
• 1 Maret - Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI), sebuah komite untuk mempersiapkan Kemerdekaan
Indonesia, diumumkan pembentukannya oleh Jepang. Anggota-
anggotanya antara lain Soekarno, Hatta, Wahid Hasyim, dll.
Pemimpinnya adalah Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
• April, Laksamana Maeda, pimpinan intelijen Angkatan Laut di
Indonesia, mendukung perjalanan pidato keliling Soekarno dan
Hatta ke Makassar.
• 30 April - Tentara Australia dan Belanda mendarat di Tarakan.

Mei

• 3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil


membunuh seluruh tentara Jepang.
• 29 Mei - Diselenggarakan sidang pertama BPUPKI yang berlangsung
sampai 1 Juni. Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan
melawan individualisme perorangan. Muhammad Yamin mengusulkan
bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak,
Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda
sebelum perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru
harus mengabaikan hukum internasional dan mendeklarasikan semua
area samudra antara pulau-pulau sebagai perairan teritorial.
Kontroversi terus berlanjut diantara peserta sidang BPUPKI
mengenai aturan Islam dalam Indonesia yang baru.

[sunting] Juni

• Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali dan


Banjarmasin untuk berpidato.
• 1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan
BPUPKI.
• 10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda
mendarat di Sumatra Utara.
• 22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno dibentuk untuk
memecahkan perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang
baru, dan setuju dengan menghadiahkan bahasa kompromi, yang
kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta. Bahasa kompromi ini
menyebutkan bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan
untuk mengikuti Hukum Islam.
• 24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.

[sunting] Juli

• Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan


pengalihan kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang
kemerdekaan Indonesia.
• 1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika
menjatuhkan bom di Watampone.
• 8 Juli - Sekolah Tinggi Islam didirikan di Jakarta (Sekarang
Menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) yang berpusat di
Yogyakarta seiring perpindahan ibukota Indonesia ke Yogyakarta
saat Agresi Militer Belanda ke II)
• 10 Juli-17 Juli - Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI untuk
membicarakan rancangan undang-undang dasar untuk Indonesia.
Hatta melakukan kritik terhadap pernyataan Yamin, dan
menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam
Indonesia. Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim
menyarankan agar rakyat yang berada di bawah bekas kekuasaan
Inggris dan Portugis dapat memilih apakan akan bergabung dengan
Indonesia atau tidak. Mayoritas anggota memilih bahwa Indonesia
harus memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor Portugis,
seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
• 11 Juli - Amerika melancarkan serangan udara di Sabang.

[sunting] Periode menjelang Kemerdekaan RI


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia

Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang,


Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang
menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

7 Agustus - BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia).

Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat


diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka
dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi
Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat


radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada
Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan
kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai
hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air
pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa
Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu
dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat
sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.

15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut


Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan
mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam


gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16
Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke
Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa
Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa
Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang,
apa pun risikonya.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan
Jenderal Moichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Laksamana Muda
Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan
Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah
menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk
memberikan kemerdekaan.

Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak


mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga
rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi
hari tanggal 17 Agustus 1945.

Tentara Pembela Tanah Air, kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta
mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran kemudian
dibagi-bagikan berisi tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam
Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.

[sunting] Pasca-Kemerdekaan

Rapat kedua KNIP yang diketuai oleh Sutan Syahrir pada tanggal 25-26
November 1945

18 Agustus - PPKI membentuk sebuah pemerintahan sementara dengan


Soekarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden. Piagam
Jakarta yang memasukkan kata "Islam" di dalam sila Pancasila, dihilangkan
dari mukadimah konstitusi yang baru.

Republik Indonesia yang baru lahir ini terdiri 8 provinsi: Sumatra,


Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan
Sunda Kecil.

Pada 22 Agustus Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum


di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan membubarkan PETA Dan
Heiho. Banyak anggota kelompok ini yang belum mendengar tentang
kemerdekaan.
23 Agustus - Soekarno mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh
negeri Indonesia. Badan Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia
yang pertama mulai dibentuk dari bekas anggota PETA dan Heiho.
Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA telah diberitahu untuk
membubarkan diri.

29 Agustus - Rancangan konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan


pada 18 Agustus, ditetapkan sebagai UUD 45. Soekarno dan Hatta secara
resmi diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden. PPKI kemudian
berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). KNIP ini
adalah lembaga sementara yang bertugas sampai pemilu dilaksanakan.
Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet Presidensial, mulai
bertugas pada 31 Agustus.

[sunting] Sekutu
Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara
sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini
diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil
diusir dari daerah pendudukannya.

Menurut Sekutu sebagai pihak yang memenangkan Perang Dunia II, Lord
Mountbatten sebagai Komandan Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara adalah
orang yang diserahi tanggung jawab kekuasaan atas Sumatra dan Jawa.
Tentara Australia diberi tanggung jawab terhadap Kalimantan dan
Indonesia bagian Timur.

Pada 23 Agustus 1945 tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.

15 September 1945, tentara sekutu tiba di Jakarta, ia didampingi Dr


Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu
ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration -
pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr Hubertus J van
Mook.

Perang Dunia II Di Asia dan


Pasifik
Perang Pasifik, yang dikenal di Jepang dengan nama Perang Asia Timur
Raya dan di Tiongkok sebagai Perang Perlawanan Terhadap Agresi Jepang)
(kang-Ri zhanzheng), terjadi di Samudra Pasifik, pulau-pulaunya, dan di
Asia. Konflik ini terjadi antara tahun 1937 dan 1945, namun peristiwa-
peristiwa yang lebih penting terjadi setelah 7 Desember 1941, ketika
Jepang menyerang Amerika Serikat serta wilayah-wilayah yang dikuasai
Britania Raya dan banyak negara lainnya.

Perang ini dimulai lebih awal dari Perang Dunia II yaitu pada tanggal 8 Juli
1937 oleh sebuah insiden yang disebut Insiden Jembatan Marco Polo
Peristiwa tersebut menyulut peperangan antara Tiongkok dengan
Jepang.Konflik antara Jepang dan Tiongkok dan beberapa dari peristiwa
dan serangannya yang penting juga merupakan bagian dari perang
tersebut. Perang ini terjadi antara Jepang dan pihak Sekutu (yang
termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Australia,
Belanda dan Selandia Baru). Uni Soviet berhasil memukul mundur Jepang
pada 1939, dan tetap netral hingga 1945, saat ia memainkan pernanan
penting di pihak Sekutu pada masa-masa akhir perang.

Thailand, setelah dijajah pada 1941, dipaksa bergabung dengan pihak


Jepang. Jerman Nazi dan Italia juga adalah sekutu Jepang, dan angkatan
laut mereka beroperasi di Samudra Pasifik dan Hindia antara tahun 1940
dan 1945. Antara tahun 1942 dan 1945, terdapat empat wilayah otorita
Sekutu yang berperang melawan Jepang: Tiongkok, wilayah Samudra
Pasifik, Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat Daya. Perang Pasifik
berakhir pada 15 Agustus 1945 dan perjanjian menyerahnya Jepang
ditandatangani oleh wakil dari sekutu yaitu Jendral Douglas McArthur dan
Jepang diwakili oleh Mamoru Shigemitsu diatas kapal USS Missouri

Akibat Perang Pasifik


Berikut ini adalah beberapa akibat dari Perang yang terjadi antara tahun
1937 sampai 1945 ini:
• Kekalahan Jepang membuatnya kehilangan wilayah jajahannya
seperti Manchuria, Korea, Asia Tenggara dan daerah mandat di
kepulauan Pasifik yang diberikan pada akhir Perang Dunia I.
• Beberapa negara yang sebelumnya dijajah oleh negara-negara Eropa
berhasil memperoleh kemerdekaan seperti Indonesia.
• Kaisar Jepang kehilangan statusnya sebagai dewa. Amerika Serikat
sebagai pemenang perang di Pasifik tidak ingin mengadili Hirohito,
kaisar Jepang saat itu. Amerika Serikat membutuhkan daerah
penyangga (buffer) untuk menahan arus pengaruh komunisme karena
Rusia sudah mencapai kawasan timur Asia.
• Jepang tidak diperbolehkan mempunyai angkatan perang, kecuali
pasukan pembela diri.

B. Latar Belakang dan Proses Pendudukan


Jepang (1942 - 1945)
Masa pendudukan Jepang merupakan periode yang penting dalam sejarah
bangsa Indonesia. Pendudukan Jepang di Indonesia ditujukan untuk
mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Untuk mewujudkan
cita-cita itu, Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour,
Hawai. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Desember 1941. Gerakan invasi
militer Jepang cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan
Januari-Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan
Timur), Balikpapan, Pontianak, dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942
Jepang berhasil menguasai Palembang. Untuk menghadapi Jepang, Sekutu
membentuk Komando gabungan. Komando itu bernama ABDACOM
(American British Dutch Australian Command). ABDACOM dipimpin oleh
Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di Bandung. Pada tanggal 1
Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk Banten, di
Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5 Maret
1942 kota Batavia jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret
1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.
Upacara penyerahan kekuasaan dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di
Kalijati, Subang, Jawa Barat. Dalam upacara tersebut Sekutu diwakili oleh
Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh dan Jenderal Ter Poorten,
sedang Jepang diwakili oleh Jenderal Hitoshi Imamura. Dengan
penyerahan itu secara otomatis Indonesia mulai dijajah oleh Jepang.

Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia pada prinsipnya


diprioritaskan pada dua hal, yaitu:
1. menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia, dan
2. memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang
Asia Timur Raya.

Politik imperialisme Jepang di Indonesia berorientasi pada eksploitasi


sumber daya alam dan manusia. Jepang melakukan eksploitasi sampai
tingkat pedesaan. Dengan berbagai cara, Jepang menguras kekayaan alam
dan tenaga rakyat melalui janji-janji maupun kekerasan.

C. Pemerintahan pada Zaman Pendudukan


Jepang
Masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa penjajahan Belanda. Pada
penjajahan Belanda pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sipil.
Sedangkan masa Jepang dipimpin oleh militer. Dalam menjalankan
pemerintahannya, Indonesia dibagi dalam tiga
wilayah kekuasaan militer.

1. Wilayah I, meliputi Pulau Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara


keenambelas dengan pusatnya di Batavia (Jakarta).
2. Wilayah II meliputi daerah Pulau Sumatra, diperintah oleh tentara
keduapuluh lima dengan pusatnya di Bukittinggi.
3. Wilayah III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor,
Maluku diperintah oleh Armada Selatan Kedua dan berkedudukan di
Makassar (Ujungpandang).

Berikut ini berbagai kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di


Indonesia.

1. Bidang Politik

Pada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan propaganda yang


menarik. Sikap Jepang pada awalnya menunjukkan kelunakan, misalnya:
a. mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera
Jepang,
b. melarang penggunaan bahasa Belanda,
c. mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari,
dan
d. mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Kebijakan Jepang yang lunak ternyata tidak berjalan lama. Jenderal


Imamura mengubah semua kebijakannya. Kegiatan politik dilarang dan
semua organisasi politik yang ada dibubarkan. Sebagai gantinya Jepang
membentuk organisasi-organisasi baru. Tentunya untuk kepentingan
Jepang itu sendiri. Organisasi-organisasi yang didirikan Jepang antara lain
Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai.

a. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan Maret 1942 dan diketuai oleh Mr.
Syamsuddin. Gerakan Tiga A terdiri dari Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Tujuan gerakan ini adalah untuk
menghimpun potensi bangsa guna kemakmuran bersama. Ternyata Gerakan
Tiga A tidak berumur lama karena dirasa kurang efektif oleh Jepang
sehingga dibubarkan, sebagai gantinya dibentuk Putera (Pusat Tenaga
Rakyat).

b . Pusat Tenaga Rakyat (Putera)


Pada tanggal 1 Maret 1943 Jepang membentuk Putera. Gerakan ini
dipimpin oleh tokoh empat serangkai yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,
Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur.

Bagi para pemimpin Indonesia, Putera bertujuan untuk membangun dan


menghidupkan segala apa yang dirobohkan oleh imperialis Belanda.
Sedangkan bagi Jepang, Putera bertujuan untuk memusatkan segala
potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu
usaha perangnya. Putera lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia daripada
bagi Jepang. Putera lebih mengarahkan perhatian rakyat kepada
kemerdekaan daripada kepada usaha perang pihak Jepang. Oleh karena itu
kemudian Jepang membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).

c . Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)


Pada bulan Maret 1944 pemerintah Jepang membentuk Jawa Hokokai.
Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah sehingga
pucuk kepemimpinan langsung dipegang oleh Gunseikan. Himpunan ini
mempunyai tiga dasar yaitu mengorbankan diri, mempertebal
persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti. Jawa Hokokai
mempunyai tugas antara lain mengerahkan rakyat
untuk mengumpulkan padi, besi tua, pajak, dan menanam jarak sebagai
bahan baku pelumas untuk Jepang. Pada tanggal 5 September 1943
membentuk Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan) atas anjuran Perdana
Menteri Hideki Tojo. Ketua Cuo Sangi In dipegang oleh Ir. Soekarno.
Tugas badan ini adalah mengajukan usul kepada pemerintah serta
menjawab pertanyaan pemerintah mengenai tindakan yang perlu dilakukan
oleh pemerintah militer.

2. Bidang Ekonomi
Pada awal pendudukan Jepang, ekonomi Indonesia mengalami kelumpuhan
obyek-obyek vital seperti pertambangan dan industri dibumihanguskan
oleh Sekutu. Untuk menormalisasi keadaan, Jepang banyak melakukan
kegiatan produksi. Semua kegiatan ekonomi diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan perang. Misalnya dengan membangun pabrik senjata dan
mewajibkan rakyat menanam pohon jarak. Oleh karena itu Jepang
menerapkan sistem autarki. Sistem autarki adalah tiap-tiap daerah
diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Untuk membangun
fasilitas perang, Jepang memerlukan banyak tenaga kasar. Tenaga kasar
yang digunakan untuk kerja paksa dinamakan romusha. Kehidupan romusha
sangat mengenaskan. Mereka hidup menderita, miskin, kelaparan, dan
tidak jarang terjadi kematian. Selain dengan romusha, Jepang juga
mengeksploitasi sumber daya alam terutama batu bara dan minyak bumi.

3. Bidang Sosial

Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjadi romusha.
Mereka dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan. Akibatnya
banyak romusha yang meninggal dan terjangkit wabah penyakit. Karena
kemelaratan yang dialami para romusha tersebut, muncul golongan baru
yang disebut golongan kere atau gembel.

Jepang juga mengatur sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat.


Stratifikasi sosial pada masa pendudukan Jepang terdiri dari:
a. Golongan teratas yaitu golongan Jepang.
b. Golongan kedua yaitu golongan pribumi.
c. Golongan ketiga yaitu golongan Timur Asing.

4 . Bidang Militer

Dalam rangka memperkuat kedudukan dalam Perang Pasifik, Jepang


melakukan mobilisasi para pemuda untuk dibina dalam latihan militer. Oleh
karena itu Jepang membentuk organisasiorganisasi semimiliter dan
organisasi militer. Lihat tabel 2.4
Tabel 2.4 Organisasi-Organisasi Semimiliter dan Organisasi Militer
Bentukan Jepang

5. Bidang Budaya

Pada masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia diizinkan digunakan


dalam komunikasi. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan.
Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa
Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar
dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar.

D. Strategi Pergerakan Masa Pendudukan


Jepang
Dalam menghadapi penjajahan Jepang, para pejuang memiliki strategi yang
tidak sama. Ada dua macam golongan yaitu golongan kooperatif dan
nonkooperatif. Golongan kooperatif bersedia kerja sama dengan Jepang.
Mereka duduk dalam organisasi bentukan Jepang. Sedang golongan
nonkooperatif adalah golongan yang tidak mau bekerja sama dengan
Jepang, mereka membentuk organisasi bawah tanah. Berikut ini kelompok
bawah tanah pada masa Jepang, lihat tabel 2.5
Tabel 2.5 Kelompok Bawah Tanah pada Masa Pendudukan Jepang
Perjuangan yang bersifat kooperatif dilakukan oleh para pemimpin bangsa.
Mereka bersedia bekerja sama dengan Jepang. Perjuangan yang
kooperatif dilakukan dengan bergabung dalam organisasi-organisasi
bentukan Jepang misalnya dalam Putera, Jawa Hokokai, Gerakan Tiga A,
dan Cuo Sangi In. Di samping itu juga duduk dalam badan-badan
pemerintahan Jepang.

E. Perlawanan terhadap Jepang


Pada masa pendudukan Jepang, kehidupan rakyat sangat menderita. Hal ini
disebabkan rakyat dipaksa menjadi romusha dan dibebani kewajiban
menyerahkan hasil panennya. Penderitaan yang dialami rakyat
menyebabkan munculnya rasa benci terhadap Jepang. Kebencian itu
diperparah dengan kewajiban untuk melakukan Seikerei ke arah Tokyo
yang tidak dapat diterima. Akibatnya terjadi perlawanan rakyat Indonesia
terhadap kekejaman tentara Jepang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.6
berikut.
Tabel 2.6 Perlawanan-Perlawanan yang Muncul terhadap Jepang
Perlawanan rakyat yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia
menunjukkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari
pemerintah Jepang. Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan, dan kemudian
dipertahankan oleh bangsa Indonesia sendiri.

F. Berbagai Perubahan Akibat Pendudukan


Jepang
Pendudukan Jepang telah mengakibatkan berbagai perubahan pada
masyarakat pedesaan Indonesia, khususnya Jawa. kebijakan-kebijakan
Jepang mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan
masyarakat. Berikut ini beberapa perubahan yang
terjadi akibat pendudukan Jepang di Indonesia.

1 . Aspek Politik Pemerintahan


Dalam bidang pemerintah terjadi perubahan dari pemerintahan sipil ke
pemerintahan militer, jabatan Gubernur Jenderal diganti dengan Panglima
Tentara Jepang. Untuk memperlancar proses eksploitasi di pedesaan dan
mengontrol rakyat, Jepang membentuk tonarigumi (Rukun Tetangga).
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengawasan terhadap penduduk.

Akibat dibentuknya tonarigumi, peran dan fungsi lembaga politik


tradisional memudar.

2. Aspek Sosial Ekonomi

Pada masa Jepang, juga diberlakukan politik penyerahan padi secara paksa.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi para tentara.
Akibat penyerahan padi itu antara lain angka kematian meningkat, tingkat
kesehatan masyarakat menurun, kelangkaan bahan pangan, dan
kesejahteraan sosial sangat buruk. Mobilitas sosial masyarakat cukup
tinggi. Golongan pemuda, pelajar, dan tokoh masyarakat mengalami
peningkatan status sosial. Hal ini disebabkan mereka bergabung dalam
organisasi bentukan Jepang. Selain itu juga duduk dalam pemerintahan.

3. Aspek Mentalitas Masyarakat

Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Melihat hal
tersebut, Jepang memanfaatkannya sebagai tenaga kerja. Masyarakat
pedesaan dipaksa menjadi romusha. Para romusha harus membuat pabrik
senjata, benteng pertahanan, dan jalan. Mereka
tidak hanya bekerja di Indonesia tetapi juga dikirim ke luar negeri. Para
romusha sangat menderita dan tidak dapat upah dan makanan. Mereka
masih menerima perlakuan yang kejam dari Jepang. Hal ini menimbulkan
ketakutan pada masyarakat yang harus menyerahkan warganya untuk
menjadi romusha.

A. Latar Belakang Jepang Menguasai Indonesia


a. Modernisasi Jepang
Jepang awalnya merupakan Negara yang menganut sistem isolasi yaitu
sistem dimana negara tersebut menutup diri dari pengaruh bangsa/
negara lain di luar negaranya. Baru pada tahun 1854, ketika Komodor
Matthew Perry (orang Amerika Serikat) datang ke Jepang dengan
tujuan untuk membuka kota pelabuhan Jepang maka Jepang terbuka
bagi negara lain. Terjalin hubungan antara Jepang dan Amerika
Serikat melalui perjanjian SHIMODA sehingga sejak itu pelabuhan di
Jepang terbuka bagi perdagangan internasional. Saat itu yang
memimpin Jepang adalah Shogun Tokugawa.
Perkembangan Jepang semakin tampak pada masa pemerintahan
Pangeran Mutsuhito sebagai kaisar dengan gelar Tenno Meiji. Kaisar
Meiji melakukan berbagai perubahan dalam segala bidang yang
kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. Restorasi Meiji adalah
perubahan Meiji dalam segala bidang kehidupan masyarakat guna
mengejar ketinggalan dari bangsa Barat. Pembaharuan dan kebijakan
tersebut diantaranya:
Bidang Militer :
1. Jepang menerapkan wajib militer bagi semua lapisan
masyarakat.
2. Membentuk tentara nasional.
Untuk mendukung kebijakan tersebut maka:
ü Jepang membeli peralatan dan perlengkapan militer dari
negara-negara Barat
ü Jepang meniru sistem militer dari berbagai negara Barat
seperti Angkatan Darat (dari Perancis dan Jerman), dan
Angkatan Laut (dari Inggris)
Sehingga Jepang telah mampu memiliki tentara nasional yang
modern
Bidang Pendidikan :
1. Membentuk Departemen Pengajaran
2. Memberlakukan wajib belajar bagi anak-anak usia 6-14 tahun. Di
sekolah anak-anak ditanamkan rasa cinta tanah air dan kaisar
Bidang Perdagangan :
1. Jepang memodernisasi pelabuhan dan perkapalan sehingga
kegiatan perdagangan dapat berkembang
2. Didirikan bank-bank
Bidang Industri :
1. Jepang mendirikan banyak pabrik yang mendukung
perekonomiannya.
2. Jepang menghasilkan mesin-mesin persenjataan sendiri.
Kebijakan lain :
Dibentuk sistem pajak baru, dimana tanah milik daimyo (gubernur
militer masa shogun) dibagikan pada petani sedangkan para daimyo
menjadi pegawai pemerintah.
Dengan modernisasi tersebut maka Jepang menjadi negara maju,
negara modern, negara besar yang sejajar dengan negara-negara
Barat.
b. Akibat Modernisasi Jepang
Modernisasi Jepang tahun 1868 menyebabkan negara Jepang :
· Industri Jepang semakin berkembang dengan pesat
· Jumlah penduduk semakin bertambah sementara luas lahan
semakin sempit (tidak sebanding dengan jumlah penduduk)
· Sebagai negara yang merasa telah kuat maka Jepang ingin
mengikuti negara Barat yaitu berlomba untuk mendapatkan daerah
jajahan. Daerah jajahan tersebut dapat digunakan sebagai daerah
pemasok hasil industri dan daerah penghasil bahan baku industri.

Keinginan Jepang untuk mendapatkan daerah jajahan menyebabkan


Jepang melakukan berbagai ekspansi seperti:
1) Jepang ingin menaklukkan daerah Cina maka pada 1894-1895
Jepang menyerang Cina dan terjadi perang yang dimenangkan
Jepang dengan berhasil menguasai Semenanjung Liao Tsung dan
Pulau Formosa (Taiwan) termasuk daerah Korea.
2) Jepang ingin menduduki Manchuria dan dengan terpaksa Jepang
harus menghadapi Rusia yang saat itu berkuasa di Manchuria. Oleh
karena itu terjadi perang Jepang-Rusia (1904-1905), tetapi
Jepang tetap saja menang dan berhasil mendapatkan Port Arthur
dan Pulau Sachalin. Kemenangan Jepang terhadap Rusia ini
menyebabkan Jepang semakin kuat kedudukannya setara dengan
negara-negara Barat.
3) Dalam Perang Dunia I (1914-1918) ketika Jepang harus melawan
Jerman, dia berhasil menguasai daerah jajahan Jerman di Asia.
4) 1927, PM. Baron Tanaka (Jepang) merencanakan ekspansi ke
Asia dan menguasai Asia Timur sebab dengan otomatis daerah
Asia Selatan dapat dikuasai pula.
5) 1931 Jepang menyerang Manchuria dan dapat menguasai ± 6
bulan mendapat perlawanan Cina.
6) 1932 didirikan kerajaan Manchuria dengan Henry Pu-Yi sebagai
raja (bekas raja Cina dari dinasti Manshu)
7) Pertikaian Jepang-Cina terus berkobar hingga tahun 1937
terjadi insiden di atas jembatan Marco Polo (Jepang dengan
persenjataan moderennya mengadakan pendaratan besar-besaran
di Cina Utara dan Tengah menyebabakan Perang Jepang-Cina.
Dari perang Jepang-Cina maka di mulainya menguasai wilayah
Laut Selatan dan Asia Timur. Sementara itu negara-negara Pasifik
semakin memperkuat kedudukannya.

c. Pengaruh Modernisasi Jepang di Asia Pasifik


1. Bidang Politik
· Muncul gerakan nasionalisme di berbagai negara akibat
kemenagan Jepang atas Rusia untuk menentang imperialisme
Barat.
· Semakin meningkatnya aktivitas pergerakan nasional Asia
setelah berkembangnya modernisasi Jepang.
· Jepang semakin berusaha menguasai dunia dengan semboyan
“Hakko Ichiu” menurut agama Shinto menguasai negara lain
merupakan sebuah tugas suci untuk memimpin bangsa lain.
Selain itu Jepang adalah saudara tua bangsa Asia dan
berkewajiban untuk menuntun saudara mudanya (bangsa Asia
lainnya).
· Melaksanakan proses Japanisasi untuk memperluas wilayah
kekuasaannya.
· Jepang menggantikan kedudukan Imperialisme Barat di Asia.
2. Bidang Militer
§ Tentara Jepang dengan pasukan “Kate”-nya (karena orang
Jepang pendek) disertai dengan semangat Bushidonya yang
tinggi serta dilengkapi dengan senjata modern maka jepang
selalu berhasil dalam ekspansinya. Hal ini dianggap sebagai
bahaya “Kuning” bagi bangsa Barat (orang Jepang berkulit
kuning).
§ Membentuk persekutuan Jepang-Inggris “Anglo Japanese
Alliance” untuk persiapan Jepang menghadapi Rusia.
§ Perang Pasifik yang diprakarsai Jepang menyebabkan
negara-negara Barat mempunyai daerah jajahan di Asia dan
membentuk komando gabungan (ABCD Command) meskipun
tetap tidak mampu menghalangi ekspansi Jepang di Asia
Tenggara.
3. Bidang Ekonomi
o Melaksanakan politik Dumping untuk merebut pasaran hasil
industri, dengan sasaran penduduk Asia Tenggara yang
jumlahnya banyak tetapi memiliki daya beli yang rendah.
Produk-produk buatan Jepang segera membanjiri Asia.
o Barang buatan Jepang memperoleh tempat pemasaran yang
luas meskipun telah dibatasi oleh negara barat. Daerah-daerah
di Asia dijadikan sebagai tempat pemasaran sekaligus penghasil
bahan mentah bagi industrinya.
o Perang Pasifik (1914-1945) menyebabkan Jepang ingin
menguasai Asia Tenggara yang kaya bahan makanan, bahan
industri sebagai wilayah supplay untuk menyukseskan Perang
asia Timur Raya.
o Dengan program “Hakko Ichiu”, Jepang ingin
mempropaganda terbentuknya persemakmuran bersama “Asia
Timur Raya” seperti “Common Wealth of Nation” dari Inggris.
o Negara yang kaya dengan hasil bahan industri bekerjasama
dengan Jepang untuk meningkatkan kemakmuran bersama.

B. MASUKNYA JEPANG KE INDONESIA


Masuknya Jepang ke Indonesia diawali dengan :
ü Ketika Perang Dunia ke II, Jepang ikut terjun dalam perang
tersebut. Maka muncul dugaan berdasarkan analisis politik akan
terjadi peperangan di Lautan Pasifik. Hal ini terbukti dengan
meletusnya perang di Lautan Pasifik pada 8 Desember 1941 yang
melibatkan Jepang di dalamnya. Perang ini disebut dengan “Perang
Asia Timur Raya” atau “Perang Pasifik”.
ü Akibat dari perang tersebut Belanda yang tergabung dalam
front ABCD (Amerika Serikat, Brittania/ Inggris, Cina, Dutch/
Belanda) melakukan perang terhadap Jepang.
ü Jepang berhasil menguasai daerah Asia Tenggara yang lain
seperti Muangthai, Filipina, Malaysia dan Birma. Karena Jepang
terlalu kuat maka Hindia Belanda-pun akhirnya jatuh ke tangan
Jepang setelah Belanda yang dibantu Sekutu melakukan berbagai
perlawanan tetapi tetap tidak mampu mengalahkan Jepang.
ü Selain itu di Jawa muncul ramalan “Joyoboyo” yang menyatakan
bahwa pada suatu saat Pulau Jawa akan dijajah oleh bangsa kulit
kuning, meskipun hanya seumur jagung, tetapi setelah itu maka
Indonesia akhirnya akan MERDEKA. Ramalan ini dipercaya oleh
rakyat, oleh karena itu, Jepang memanfaatkan dengan sebaik-
baiknya kesempatan yang ada tersebut. Sehingga kedatangan
Jepang ke Indonesia 1942 tersebut dianggap sebagai suatu hal
yang biasa dan sudah semestinya terjadi.
Jepang Menguasai Indonesia diawali dari:
Ø Menduduki Tarakan (10 Januari 1942) kemudian Minahasa,
Sulawesi, Balik Papan, dan Ambon.
Ø Pada februari 1942 menduduki Pontianak, Makasar,
Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Bagi Jepang Palembang
merupakan tempat yang strategis hal ini dikarenakan letak
Palembang diantara Batavia sebagai pusat kekuasaan Belanda dan
Singgapura yang merupakan pusat kedudukan Inggris.
Ø Di daerah Jawa Jepang pertama mendarat di Banten kemudian
ke Indramayu, Kragan (Rembang dan Tuban).
Ø Pada 5 Maret 1942 Jepang menyerang Batavia
Ø 8 Maret 1942 Jepang menyerang Bandung dan berhasil
mendudukinya setelah Belanda menyerah kepada Panglima Jepang,
Imamura.
Ø Sehingga sejak 9 Maret 1942 Indonesia menjadi daerah
kekuasaan Jepang.

C. PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA


Tentara Jepang yang dikenal dengan Bala Tentara Nippon adalah
sebutan resmi pemerintah militer pada masa pemerintahan Jepang.
Sejak tanggal 7 Maret 1942, tentara Jepang memegang kekuasaan
militer dan segala kekuasaannya yang dipegang Gubernur Jendral masa
Belanda. Kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh 2 angkatan
perang, yaitu:
1. Angkatan Darat (Rikugun)
2. Angkatan Laut (Kaigun)
Dengan kekuasaan masing-masing, yaitu:
1. Jawa dan Madura dengan pusatnya di Batavia di bawah kekuasaan
Rikugun
2. Sumatera dan Semenanjung Melayu dengan pusatnya di Singapura
berada di bawah kekuasaan Rikugun
3. Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Irian berada di
bawah kekuasaan Kaigun.
Untuk menarik perhatian rakyat Indonesia maka Jepang membentuk
organisasi-organisasi militer sebagai pengganti oraganisasi pergerakan
yang ada di Indonesia. Organisasi tersebut diantaranya:
1. GERAKAN TIGA A
Mempunyai semboyan : Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia,
dan Nippon Pemimpin Asia. Dipimpin oleh Syamsuddin SH. Tahun
1943, dibubarkan karena tidak mendapat simpati dari rakyat dan
diganti Putera.
1. PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Putera dibentuk tahun 1943 dipimpin oleh empat serangkai yaitu
Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas
Mansyur. Tujuan dibentuk Putera yaitu untuk membantu Jepang
dalam setiap perang yang dilakukannya. Tetapi Oraganisasi Putera
merupakan bumerang bagi Jepang sebab anggota Putera memiliki
nasionalisme yang tinggi.
1. PETA(Pembela Tanah Air)
Peta merupakan organisasi bentukan jepang yang terdiri dari
pemuda Indonesia. Organisasi ini disebut pula Giyugun. Mereka
mendapat latihan militer dari Jepang. Tujuannya untuk memenuhi
kepentingan peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Ternyata
perkembangan Peta sangat membantu Indonesia dalam meraih
kemerdekaan melalui perjuangan fisik.
Jenderal Sudirman dan A.H Nasution bpernah sebagai pemimpin
PETA.
1944, dibubarkan karena terlalu bersifat nasional dan dianggap
membahagiakan.
Selain itu terdapat pula organisasi bentukan Jepang yang lain, seperti:
Jawa Hokokai, Cuo Sangi In, Keibondan (Barisan Pembantu Polisi),
Seinendan(Barisan Pemuda), dsb.

Keberadaan Jepang di Indonesia menimbulkan perlawanan dari rakyat


di berbagai daerah di Indonesia, seperti :
ü Daerah Aceh
Tahun 1942 terjadi perlawanan di Cot Plieng, Lhok Seumawe
dipimpin Tengku Abdul Jalil, tetapi dapat dipadamkan.
Tahun 1944 muncul perlawanan di Meureu dipimpin Teuku Hamid dan
dapat pula dipadamkan oleh Jepang.
ü Daerah Indramayu (Karang Ampel, Sindang)
1943 muncul perlawanan dipimpin oleh Haji Madriyan, dkk tetapi
berhasil dipadamkan oleh Jepang.
ü Daerah Sukamanah, Tasikmalaya
1943 terjadi perlawanan dipimpin oleh Haji Zaenal Mustafa. Ia
berhasil membunuh kaki tangan Jepang dan balasannya Jepang
melakukan pembunuhan massal terhadap rakyat.

ü Blitar
14 Februari 1945 terjadi pemberontakan PETA yang dipimpin oleh
Supriyadi (putra bupati Blitar) yang dibantu dr. Ismail, Mudari,
Suwondo. Pemberontakan ini mampu membinasakan orang-orang
Jepang di Blitar, Jepang sangat terkejut lagi pula saat itu Jepang
sering mengalami kekalahan dalam perang Asia Timur Raya atau
Perang Pasifik. Akhirnya Jepang mengepung kedudukan Supriyadi.
Melakukan tipu muslihat bahwa jika para pemberontak menyerah
maka mereka akan dijamin keselamatannya serta akan dipenuhi
segala tuntutannya. Hal ini berhasil sebab banyak anggota PETA
yang menyerah. Mereka akhirnya di hukum mati maupun meninggal
karena disiksa Jepang.
ü Daerah Kalimantan Barat
Jepang pernah mengadakan pembunuhan secara besar-besaran
terhadap masyarakat ± 20.000 orang yang menjadi korban
keganasan Jepang tersebut. Hanya sebagian kecil saja yang dapat
menyelamatkan diri dari lari ke Pulau Jawa.
Akhirnya tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada Sekutu.

D. DAMPAK PENDUDUKAN JEPANG


1. Bidang Politik
· Organisasi politik di Indonesia tidak berkembang bahkan
dihapuskan oleh Jepang
· Didirikan/ dibentuknya berbagai organisasi Jepang
· Kehidupan politik rakyat diatur oleh pemerintah Jepang
· Meskipun ada organisasi politik yang masih terus berjuang
menentang Jepang.
2. Bidang Ekonomi
o Sama dengan negara imperialis yang lain Jepang datang
dengan masalah ekonomi yaitu untuk mencari daerah sebagai
penghasil bahan mentah dan bahan baku untuk memenuhi
kebutuhan industrinya dan mencari pemasaran untuk hasil-hasil
industrinya.
o Aktivitas ekonomi zaman Jepang sepenuhnya di pegang oleh
Jepang.
3. Bidang Pendidikan
§ Pendidikan berkembang pesat di banding masa Hindia
Belanda
§ Bangsa Indonesia diberi kesempatan untuk sekolah di
sekolah yang dibangun pemerintah
§ Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar pada
sekolah-sekolah
§ Berbagai nama diIndonesiakan
Tetapi semua yang dilakukan oleh Jepang tersebut hanya untuk
menarik simpati rakyat agar mau membantu Jepang mengahadapi
lawan-lawannya dalam Perang Pasifik.
4. Bidang Sosial
ü Jepang memperkenalkan sistem Tonorigumi (Rukun
Tetangga/RT) yang tergabungdalam Ku (desa)
ü Kehidupan sosial masyarakat sangat memprihatinkan sebab
rakyat harus memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam
menghadapi musuhnya.
ü Rakyat juga harus kerja paksa yang disebut dengan kerja
Romusha. Dari kerja paksa tersebut menyebabkan jatuh banyak
korban akibat kelaparan dan terkena penyakit.
ü Banyak wanita Indonesia yang dijadikan wanita penghibur
“Jugun Ianfu” pada masa itu.
5. Bidang Birokrasi
v Kekuasaan Jepang di Indonesia di pegang oleh kalangan militer
yaitu Angkatan Darat (Rikugun) dan Angkatan Laut (Kaigun)
v Sistem pemerintahan diatur berdasar aturan militer
v Orang-orang Indonesia mendapat kesempatan untuk menduduki
jabatan yang lebih penting dari sebelumnya yang hanya dipegang
oleh orang Belanda, dengan masih dalam pengawasan Jepang.
6. Bidang Kebudayaan
Ø Jepang mempunyai kebiasaan menghormat ke arah matahari
terbit sebagai keturunan Dewa Matahari.
Ø Pengaruh Jepang dalam kebudayaan terlihat dalam lagu, film,
dan drama sebagai alat propaganda mereka.
Ø Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat
didikkan Jepang yang menumbuhkan kesadaran dan keyakinan
yang tinggi akan harga dirinya.
Ø Anak-anak sekolah diberikan latihan olahraga Taiso yang baik
untuk kesehatan mereka.
Ø Setiap hari bagi anak-anak sekolah maupun para pegawai wajib
untuk menghormati bendera (merah putih) dan menyanyikan lagu
kebangsaan nasional.
Semua itu merupakan warisan kebiasaan Jepang bagi bangsa
Indonesia.
7. Bidang Militer
Para pemuda Indonesia diberi pendidikan militer melalui
organisasi PETA.
Mereka akhirnya menjadi inti kekuatan dan pergerakan
perjuangan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaan.

E. PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA


Keadaan Jepang menjelang akhir kekuasaannya, yaitu:
ü Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik sebab Pulau Saipan
jatuh ke tangan Amerika Serikat Juli 1944, hal ini adalah sebuah
ancaman.
ü Dalam berbagai peperangan Jepang selalu mengalami kekalahan.
ü Tanggal 9 September 1944, Perdana Menteri Kaiso, memberikan
janji kemerdekaan kepada Indonesia untuk menarik simpati rakyat
selain itu setiap kantor diperkenalkan mengibarkan bendera merah
putih meskipun harus berdampingan dengan bendera Jepang.
ü 1 Maret 1945, Jendral Kumakichi Harada membentuk badan
khusus yang bertugas menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia yaitu Dokuritsu Junbi Chosakai atau Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuan
dari BPUPKI adalah untuk mempersiapkan hal penting mengenai tata
pemerintahan Indonesia merdeka. Dengan anggota sebanyak 60
orang dari tokoh-tokoh Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang.
Ketuanya, KRT Radjiman Widyadiningrat, dan wakilnya, R. Surono
dan satu orang dari Jepang.
ü BPUPKI diresmikan pada 29 Mei 1945 ditandai dengan pembukaan
SIDANG I yang berlangsung dari 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945.
Dimana dalam sidang ini membicarakan mengenai falsafah dasar
negara Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan
PANCASILA. Tokoh-tokoh yang mengusulkan tentang dasar negara
tersebut adalah Muh. Yamin, Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno.
· Sidang tanggal 29 Mei 1945
Muh Yamin, mengusulkan rumusan “Peri Kebangsaan, Peri
Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan
Kesejahteraan Rakyat”.
· Sidang tanggal 31 Mei 1945
Dr. Supomo, mengusulkan rumusan “Persatuan, Kekeluargaan,
Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, dan Keadilan Sosial”
· Sidang tanggal 1 Juni 1945
Ir. Sukarno, mengajukan rumusan“Kebangsaan Indonesia,
Internasionalisme/ Peri Kemanusiaan, Mufakat/ Demokrasi,
Kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa. Apa yang
dikemukakan Sukarno tersebut dikenal dengan istilah Pancasila.
Tanggal 1 Juni di kenal sebagai hari lahirnya Pancasila.
ü Sidang BPUPKI yang kedua akan diselenggarakan bulan Juli 1945
sebelum masa reses pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuk Panitia
Sembilan/Panitian Kecil menghasilkan dokumen yang berisi asas dan
tujuan negara Indonesia merdeka yang dikenal dengan “PIAGAM
DJAKARTA” yang kemudian menjadi Mukadimah Undang-undang
Dasar 1945.
ü ISI PIAGAM DJAKARTA, adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
para pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
ü Pada 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu
Junbi Iinkai dibentuk untuk mengganti BPUPKI. PPKI
beranggotakan 21 orang dengan Ketua, Ir. Soekarno dan Wakilnya,
Moh. Hatta. PPKI kemudian ditambah keanggotanya menjadi 27
orang tanpa seijin Jepang.
ü Pada tanggal 9 Agustus 1945, 3 orang tokoh Indonesia yaitu
Soekarno, Hatta, Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon/
Dalat di Vietnam Selatan untuk memenuhi panggilan Panglima
Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi guna menerima informasi
tentang kemerdekaan Indonesia. Dimana disepakati bahwa wilayah
Indonesia akan meliputi seluruh bekas jajahan Belanda.

F. LANDASAN DASAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN


INDONESIA
1) LANDASAN DASAR NASIONAL
§ Tercermin dalam pembukaan UUD 1945 dan merupakan
Deklarasi Kemerdekaan Indonesia
§ Pembukaan ini terdiri dari 4 alinea yang merupakan filsafat
sosial dan puncak pengalaman sejarah umat manusia pada
umumnya dan rakyat Indonesia pada khususnya.
§ Pokok isi Pembukaan UUD 1945
2) LANDASAN DASAR INTERNASIONAL
o Undang-undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-undang
Dasar Negera RI tanggal 18 Agustus 1945 dalam Sidang PPKI.
o Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 disebut sebagai
Deklarasi Kemerdekaan Indonesia yang disusun pada 22 Juni
1945.
TUGAS

SEJARAH

DI SUSUN OLEH

RAY EZRA

XI IPA 2

LATAR BELAKANG JEPANG


DATANG KE INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai