Anda di halaman 1dari 5

Serangan Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour,

pada 8 Desember 1941, menjadi momentum awal takluknya wilayah Asia


Pasifik ke tangan Jepang. Serangan itu dilakukan Jepang untuk
mewujudkan keinginannya mendirikan Persemakmuran Asia Timur
Raya. Saat itu, armada Jepang merapat di Pantai Utara Jawa Barat.
Tujuannya, menguasai kota Bandung sebagai salah satu basis militer
Belanda di Indonesia.
Jepang itu sangat pintar dalam menarik simpati indonesia. Mengapa?
karena data-data intelijen dimanfaatkan dengan sangat baik oleh
Pemerintah Jepang untuk
merancang propaganda yang dapat menarik simpati rakyat Indonesia.
Jepang memahami benar kultur lokal yang mengaitkan seluruh peristiwa
sebagai akibat hal-hal yang berbau metafisik. Jepang menjajah Indonesia
selama 3,5 tahun. Penjajahan Jepang di Indonesia memang tidak lama jika
dibandingkan dengan Belanda. Tetapi rakyat lebih menderita
dibandingkan penjajahan pada masa belanda. karena kisah pilu dan
kekejamannya mereka yang kisahnya membuat siapa pun mendengarnya
emosi namun tidak bisa berbuat apa apa. Berikut dampak pendudukan
jepang dalam bidang pendidikan di indonesia.

Selama pendudukan Jepang, kebijakan dalam bidang pendidikan


disesuaikan dengan modus -menarik simpati rakyat Indonesia.
Pendidikan di masa pendudukan Jepang mengalami periode jauh lebih
buruk dari sebelumnya, ketika Indonesia masih di bawah penjajahan
pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Ketika Jepang datang, Jepang menjadikan Indonesia sebagai pangkalan
perangnya. Masyarakat harus hidup di bawah kondisi perang yang
diterapkan Jepang. Akibatnya, berdampak pada, para pengajar harus
bekerja untuk Jepang. Anak-anak bahkan turut dikerahkan membantu
memenuhi kebutuhan perang. Sehingga, terjadi penurunan kualitas secara
drastis baik dari keilmuan maupun mutu murid dan guru.

Terus jumlah Sekolah menurun. Boleh dikatakan sebagai akibat kondisi


perang yang diterapkan Jepang. Beberapa sekolah masih beroperasi
namun dikontrol dengan ketat. Selain itu cukup sulit untuk mendirikan
sekolah swasta yang baru, Sementara, sekolah swasta yang sudah terlanjur
berdiri harus mengajukan izin ulang agar bisa tetap beroperasi. Meski
demikian, sekolah pesantren masih diberi kelonggaran, tujuannya untuk
mengambil simpati Islam dengan sering mengunjungi pesantren sambil
membawa bantuan. Para pemuda juga kehilangan waktu untuk menempuh
pendidikan karena dipusatkan perhatiannya untuk terlibat dalam
organisasi semi militer seperti Keibodan dan Hizbullah.

Hal hal Inilah yang menyebabkan orang orang pada masa ini kebanyakan
buta huruf dan mudah di pengaruhi. Dan juga Penanaman doktrin Hakkō
ichiu, mempersatukan seluruh negara Asia dalam imperium Jepang.
Sehingga ditanamkan lah bahasa, sejarah dan adat istiadat Jepang. Bahkan
menjelang Jepang menyerah, penanaman doktrin nya semakin kuat
dengan harapan dapat menghancurkan ideologi Indonesia merdeka.
Tetapi, Tidak adil rasanya, jika kami tidak melakukan penelitian juga
terhadap dampak positif dari pendudukan Jepang dalam bidang
Pendidikan. Maka dari itu, berikut adalah dampak positif nya

Sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial yang merupakan warisan


penjajahan Belanda, dihapus oleh Jepang. Jepang menghilangkan
diskriminasi/perbedaan siapa yang boleh mengenyam/merasakan
pendidikan. Seperti yang kita ketahui, pada masa Belanda, yang dapat
merasakan pendidikan formal untuk rakyat pribumi hanya kalangan
menengah ke atas, sementara rakyat kecil (seperti kita) kesempatan
mengenyam pendidikan kecil. Sebagai gambaran diskriminasi yang
dibuat Belanda, ada 3 golongan dalam masyarakat, Kulit putih (Eropa),
Timur Asing (Cina, India dll) dan Pribumi.
Pola seperti ini mulai dihilangkan oleh pemerintah Jepang. Rakyat dari
lapisan manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal. Memang,
maksud diberikannya pendidikan kepada rakyat Indonesia, supaya kita
mendukung kepentingan perangnya. Tapi, bukankah itu membuka
kesempatan bagi kita untuk mengenyam pendidikan.

Jepang mengizinkan bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa resmi


dalam pengantar pendidikan dan bahasa sehari-hari, selain bahasa Jepang.
Bahasa Belanda tidak diperbolehkan sama sekali digunakan. Bahasa
Indonesia bukan hanya sebagai bahasa pergaulan sehari-hari, tetapi telah
diangkat menjadi bahasa resmi pada instansi-instansi pemerintahan atau
pada lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga
sekolah tinggi. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai bahasa penulisan
yang tertuang pada hasil-hasil karya sastra bangsa Indonesia. Tujuannya
tetap sama, menarik simpati rakyat Indonesia. Okelah, penjajahan Jepang
menyakitkan. saya pribadi tidak bilang, setuju atas praktek penjajahan,
tetapi, kita harus berterimakasih. Dengan diperbolehkannya bahasa
Indonesia dipergunakan, secara tidak langsung, telah menumbuhkan
semangat Nasionalisme di hati rakyat Indonesia. Mengungkapkan
perasaan yang sama akan pahitnya penjajahan kepada sesama bangsa
telah melahirlan semangat kebersamaan, akan pedihnya penjajahan.

Sistem pendidikan sewaktu penjajahan Jepang berbeda dengan yang


sekarang kita rasakan. Dahulu itu pendidikannya bercirikan militerisme.
Jadi, setiap pagi seluruh siswa diwajibkan untuk menyanyikan lagu
kebangsaan Jepang (Kimigayo), kemudian juga mengibarkan bendera
kebangsaan Jepang (Hinomaru) dan harus menghormat kepada Kaisar
Jepang (Seikirei). Nah, Jepang tetap menyisipkan modus, dengan
memperbolehkan lagu Indonesia Raya dikumandangkan dan Bendera
Merah Putih berkibar, tepat disamping bendera Jepang berkibar.
Tujuannya, tidak lain tidak bukan menarik simpati rakyat. Kurang apalagi
penguatan nasionalisme di dada anak-anak Indonesia. Selain harus
melakukan rutinitas upacara seperti itu, siswa-siswi zaman penjajahan
Jepang juga harus melakukan Dai Toa, yaitu sumpah setia pada cita-cita
Asia Raya dan wajib melakukan senam Jepang (Taiso). Kemudian mereka
harus latihan fisik kemiliteran. Bisa dibilang melaksanakan upacara
bendera setiap hari Senin pagi, beserta dengan seluruh tata upacara nya,
itu semua peninggalan Jepang. Tujuannya untuk menunjukkan kesetiaan
pada bangsanya.
Kesimpulan dan komentar anggota mengenai penelitian ini :
Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus akui, di tengah pahitnya
pendudukan Jepang, Bangsa Indonesia tetap mengalami berbagai
pembaharuan akibat didikan Jepang, yang intinya menumbuhkan
kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga diri serta kesetiaan
bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai