Anda di halaman 1dari 10

Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang
Pendidikan sangatlah penting bagi manusia terutama sejak manusia mulai
melakuakan kegiatan berpikir secara mendalam dimana pada saat inilah otak manusia
mulai berkembang dengan pesat seiring dengan bertamabahnya pengetahuan yang
manusia punya. Saat manusia mengenal keyakinan atau lebih kita ketahui sebagai
agama. Manusia mulai membedakan hal-hal yang baik dan buruk. Dan disinilah
tujuan dari pendidikan itu ada. Pendidikan dapat kita artikan sebagai suatu proses
dimana manusia akan memulai perubahan pada sikap dan pola pikir manusia kearah
yang lebih baik. Dalam Islam, pendidikan sangatlah diutamakan dan dianjurkan untuk
dilakukan oleh setiap umat muslim. Sejak masa penjajahan pendidikan di Indonesia
berkembang sesuai dengan masa kepemimpinan penjajah saat itu. Dari masa awal
kedatangan Belanda, berubah ke Hindia Belanda dan hingga kemasa penjajahan
Jepang. Pendidikan memegang peran penting bagi pergerakan kemerdekaan Indonesia
yang terus-menerus dijadikan sebagai tanah jajahan berbagi bangsa.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pendidikan yang diterapkan oleh Jepang di Indonesia?
b. Bagaimana sistem dalam pendidikan Jepang?
- Tujuan dan Fungsi
- Kurikulum
- Lembaga Pendidikan
c. Seperti apa peran Jepang dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia?
3. Tujuan
a. Untuk menganalisis tentang pendidikan pada masa penjajahan Jepang
b. Mengetahui sitem dan pola pendidikan yang ada dalam kebijakan-kebijakan yang
Jepang tanamkan di indonesia
c. Mengetahui perkembangan pendidikan pada masa penjajahan Jepang
Bab II

Pembahasan

1. Pendudukan Jepang di Indonesia

Awal mula dari kedudukan Jepang menguasai Indonesia, yaitu saat Jepang
berambisi untukmengasai daratan asia timur dengan semboyannya “asia untuk asia”.
Bangsa inipun menargetkan Indonesia sebagai salah satu tempat strategis sebagai batu
loncatan untuk menguasai kawasan tersebut. Dalam usahanya untuk menarik simpati
Indonesia. Jepang melakukan berbagai hal yang dapat menguntungkan bagi pihaknya
agar Indonesia mau dengan begitu saja membantu Jepang dalam menyabar
kekuatannya di dunia.

Setelah memasuki kawasan nusantara dan berhasil merebut kekuasaan di


berbagai wilayah di Indonesia dari tentara Belanda dan Inggris. Jepang segera
mengambil alih kekuasaan dan mulai melakukan trik-triknya untuk menarik simpati
warga pri-bumi agar mau membantu dan membela pasukan Jepang. Diantaranya
yaitu, jepang mengaku sebagai saudara tua dari leluhur orang Indonesia. Hal ini
dimaksudkan agar pri-bumi lebih mjudah menerima keberadaan Jepang di indonesai.
Cara lain agar Indonesia mau membantu Jepang adalah dengan mendirikan berbagai
organisasi yang didasari pada janji akan pemberian kemerdekaan oleh Jepang untuk
Indonesia. Organisasi tersebut antara lain, Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA. Yang
akibatnya, politik di Indonesia mati total karena adanya pengawasan ketat dari tentara
Jepang akan segala kegiatan yang dilakukan pri-bumi. Jepang sangat ketet dalam
mengawasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh warga pri-bumi karena, mereka tidak
ingin adanya pemberontak yang melawan Jepang. Selain itu, pada masa penjajahan
Jepanglah masa yang paling mengekploitasi. Jika dianggap menghianat, Jepang tidak
sungkan-sungkan menyiksa bahkan membunuh pri-bumi. Hal ini sungguh berbeda
dengan yang ada pada masa penjajahan Belanda. Dimana, hukuman paling berat yang
diberikan hanyalah berupa hukuman penjara dan pembuangan.
Akibatnya, pendidikan yang menyebar pada pendudukan Jepang di Indonesia
banyak dipengaruhi oleh organisasi dan kebijakan-kebijakan jepang mengenai
pergerakan di Indonesia saat itu. Selain menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi. Penggunaan bahasa Jepang yang menjadi pengantar dalam pendidikan kala itu
membuat adanya pengenalan terhadap budaya jepang di Indonesia yang juga turut
mempengaruhi pola pendidikan yang pada akhirnya berkembang dan diterapka hingga
saat ini. Jepang juga melakukan sosialisasi terhadap para guru untuk memperoleh
kesamaan terhadap pandangan dan tujuandalam pendidikan. Tetapi, meski
diskriminasi ditiadakan, pada masa Jepang terjadi penurunan mutu dalam pendidikan
yang ada. Antara lain dikarenakan karena penerapan pendidikan militer, pengalihan
dari bahasa belanda sebagai pengantar menjadi bahasa Jepang dan bahasa Indonesia,
perubahan ini diwajibkan bagi para guru untuk mempelajari bahasa jepang.

2. Sistem pendidikan yang diterapkan Jepang di Indonesia


Seperti yang telah dijelaskan di atas, jepang memasukkan berbagai unsur
dalam pendidikan di Indonesia. Dan tidak di pungkiri, jika hal itu mengakibatkan
adanya pengenalan terhadap buadaya jepang yang menyebar pada masyarakat pri-
bumi. Jepang pun menerapkan konsep pengajaran sama seperti yang ada pada
negaranya dan mengganti segala jenis konsep pendidikan barat. Namun, akibat
kegagalan mereka dalam mengaplikasikan jepangisasi pendidikan di Manchuria. Di
Indonesia, jepang berusaha menerapkan perpaduan antara kurikulum lokal dengan
yang ada di jepang. Dalam penerapan tersebut, jepang memiliki beberapa hal yang
merupakan instrument penting dalam pendidikan. Yaitu :
a. Tujuan dan Fungsi pendidikan Jepang
Tentu saja tujuan utama jepang dalam mengaplikasikan pola pendidikannya di
Indonesia adalah untuk menarik simpati pri-bumi agar mau membatu dan mebela
Jepang dalam perannya di Perang Dunia. Hal ini terlihat dari perubahan yang
terjadi pada pola pendidikan di Indonesia yang diawali dengan penghapusan
penggunaan bahasa belanda di sekolan dan peggunaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi. Juga penerapan bahasa jepang dan Indonesia dalam pengantar bahasa
oleh guru. Tentu saja,denga dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
menjadikan masyarakat pri-bumi lebih memihak pada jepang yang telah
mengambalikan dan memberi hak mereka untuk mempelajari bahasa asli mereka.
Ini adalah cara politik jepang dalam merik simpati pri-bumi. Agar pri-bumi mau
membela jepang dalam peperangan dan memperkuat kekuatan militer jepang.
Karena, dengan memberi sedikit hadiah kepada pri-bumi. Jepang dapat
memperoleh kebaktian mereka dan pembelaan mereka untuk melawan kekuatan
barat.
Selain itu, jepang memiliki konsep pendidikan yang luas dan merakyat.
Terlihat dari dihapunya sistem pengkastaan dalam pendidikan. Yakni, dimana
hanya keluarga ningrat yang berhak mendapat pendidikan. Pengkastaan ini berlaku
pada masa Belanda. Tapi, meskipun begitu, dalam kelompok sosial masyarakat
tetap ada pembedaan yang mendasar pada tingkat sosial masyarakat dalam
pendidikan. Yakni:
- Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat)
Lama pendidikan 6 tahun. Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang
merupakan konversi nama dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di
masa Hindia Belanda.
- Pendidikan Lanjutan
Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi
3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama
studi 3 tahun.
- Pendidikan Kejuruan
Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang
pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
- Pendidikan Tinggi

Setelah pengasaan jepang, semua sekolah yang berbasis Belanda ditutup.


Akibatnya, para guru terpaksa mengartiakn segala sumber buku catatan Belanda
kedalam bahasa jepang dan Indonesia. Lalu, perubahan sekolah akademis menjadi
sekolah sekolah vikasi. Dan pelarangan untuk membangan sekolah swasta yang
mengakibatkan ditutupnya Taman Guru dan Taman Madya. Sementara, untuk
pendidikan Islam. Jepang mengatur beberapa kebijakan. Karena, sebelum menjajah
Indonesia, jepang telah meneliti tentang mayoritas masyarakat yang berupa ormas-
ormas islam. Kebijakan itu antara lain:

- Mengubah Kantoor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang


dipimpin kaum orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri,
yakni K.H. Hasyim Asy’ari. Di daerah-daerah dibentuk Sumuka
- Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang
- Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar
seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin
- Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H.
Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta
- Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela
Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNI di zaman
kemerdekaan
- Diizinkannya Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) terus beroperasi, sekalipun
kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam, Muhammadiyah dan NU.

Hakku Ichiu adalah sistem pendidikan jepang , yakni mengajak warga


Indonesia untuk bekerjasama dalam rangka mencapai kemakmuran bersama Asia
Raya. Oleh karena itu bagi setiap pelajar, setiap hari terutama pada pagi hari, harus
mengucapkan sumpah setia kepada Kaisar Jepang, lalu dilatih kemiliteran.
Penghapusan dualisme pengajaran dilakukan jepang untuk melakukan perubahan
pada sistem pendidikan di Indonesia. Dengan begitu habislah riwayat pengajaran
Belanda yang dualistis, yang membedakan antara pengajaran barat dan pengajaran
pribumi. Penghapusan ini dimaksudkan karena dualisme dianggap tidak sesuai
dengan strategi Niponisasi Jepang. Karena dualisme pendidikan menyebabkan
susuahnya doktrinasi terhadap para pelajar.

b. Kurikulum yang Jepang terapkan

Setelah kegagalan sistem triple movement, jepang merekrut Ki Hajar


dewantara sebagai perwakilan dari pribumi dalam mengatur pendidikan di
Indonesia. Yaitu, dengan mengakomodasikan kurikulum local dalam pendidikan
yang juga di akulturasi dengan kurikulum jepang. Meskipun, menjelang akhir masa
pendudukannya, jepang berindikasi untuk menerapkan sistem Nipponize kembali,
yakni dengan dikerahkannya Sendenbu (propagator Jepang) untuk menanamkan
ideologi yang diharapkan dapat menghancurkan ideologi Indonesia Raya.

Jepang juga memandang perlunya melatih guru-guru agar memiliki


keseragaman pengertian tentang maksud dan tujuan pemerintahannya. Materi
pokok dalam latihan tersebut antara lain:
- Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu

- Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang

- Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang

- Ilmu bumi dengan perspektif geopolitics

- Olaharaga dan nyanyian Jepang

Sementara untuk pembinaan kesiswaan, Jepang mewajibkan bagi setiap murid


sekolah untuk rutin melakukan beberapa aktivitas berikut ini:

- Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pag

- Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang,


Tenno Heika setiap pagi

- Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada
cita-cita Asia Raya

- Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang

- Melakukan latihan-latihan fisik dan militer

- Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Bahasa


Jepang menjadi bahasa yang juga wajib diajarkan.

c. Lembaga pendidikan

Tidak dapat dipungkiri jika sistem pendidikan jepanga masin banyak


digunakan dalan sistem pedidikan nasional saat ini. Yaitu, pengelompokan usia dan
tingkatan belajar yang ada pada sistem pendidikan saa ini merupakan hasil
tinggalan dari sistem peninggalan jepang yang hanya menjajah Indonesia selama
kurang lebih 3.5 tahun lamanya. Diantarany yaitu:

- Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat) yang saat ini lebih
dikenal dengan Sekolah dasar yang lamanya jenjang pendidikan ini adalah 6
tahun. Sesuai dengan yang di terapkan sejak masa pendudukan jepang.

- Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah


Pertama) dengan lama pendidikan selama 3 tahun dan Koto Chu Gakko
(Sekolah Menengah Tinggi/ Atas ) yang juga di tempuh dalam waktu 3 tahun.
- Pendidikan Kejuruan. Yaitu sekolah setingkat SMA yang memfokuskan pada
kemampuan kerja siswa. Bukan pada hal akademik tapi dalam hal praktek.
Seperti dalam bidang-bindang pekerjaan pertukangan, pelayaran, pendidikan,
teknik, dan pertanian. Sekolah ini ditujukan untuk pelajar yang ingin langsung
bekerja tanpa melalui jenjang perguruan tinggi.

- Pendidikan/perguruan Tinggi. Yakni, tingkatan tertinggi dalam jejnag


pencarian ilmu.

Program ini masih berlaku hingga saat ini. Selain menjajah dengan keji dan
memperalat rakyat Indonesia. Jepag juga memberi berbagai hal yang bermanfaat
dan dapat dipelajari bangsa Indonesia dalam pertumbuhanny menjadi suatu Negara
yang besar.

3. Peran jepang dalam perkembangan pendidikan di Indonesia

Pada masa pemerintahan Colonial. Terdapat yang mananya Dualisme


pendidikan dan adanya diskriminasi terhadap pendidikan di Indonesia yang pada saat
itu masih bernama Hindia Belanda. Hal ini menjadikan adanya pembedaan kelas
sosial yang sangat terlihat dalam sistem sosial masyarakat Hindia Belanda. Timbul
diferensiasi yang nyata dalam masyarakat yang pada waktu it ada dalam kelas
endidikan Bumi putera yang disebabkan oleh:

 Hasil sekolah-sekolah bumi putra kurang memuaskan pemerintah colonial. Hal


ini terutama sekali desebabkan karena isi rencana pelaksanaannya terlalu padat.

 Dikalangan pemerintah mulai timbul perhatian pada rakyat jelata. Mereka


insyaf bahwa yang harus mendapat pengjaran itu bukan hanya lapisan atas saja.

 Adanya kenyataan bahwa masyarakat Indonesia mempunyai kedua kebutuhan


dilapangan pendidikan yaitu lapisan atas dan lapisa bawah.

Secara umum sistem pendidikan khususnya system persekolahan didasarkan


kepada golongan penduduk menurut keturunan atau lapisan (kelas) social yang ada
dan menurut golongan kebangsaan yang berlaku waktu itu, yaitu:

a. Pendidikan Rendah (Lager Onderwijs)

Pada hakikatnya pendidikan dasar untuk tingkatan sekolah dasar


mempergunakan system pokok yaitu:
 Sekolah rendah dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.

- Sekolah rendah Eropa, yaitu sekolah rendah untuk anak-anak keturunan


Eropa.

- Sekolah Cina Belanda, yaitu HCS (Hollands Chinese school), suatu


sekolah rendah untuk anak-anak keturunan tmur asing.

- Sekolah Bumi putra Belanda HIS (Hollands inlandse school), yaitu


sekolah rendah untuk golongan penduduk Indonesia asli.

 Sekolah rendah dengan bahasa pengantar bahasa daerah

- Sekolah Bumi Putra kelas II (Tweede klasee). Sekolah ini disediakan


untuk golonagan bumi putra. Lamaya sekolah tujuh tahun, pertama
didirikan tahun 1892.

- Sekolah Desa (Volksschool). Disediakan bagi anak-anak golongan


bumi putra. Lamanya sekolah tiga tahun yang pertama kali didirikan
pada tahun 1907.

- Sekolah Lanjutan (Vorvolgschool). Lamanya dua tahun merupakn


kelanjutan dari sekolah desa, juga diperuntukan bagi anak-anak
golongan bumi putra. Pertama kali didirikan pada tahun 1914.

- Sekolah Peralihan (Schakelschool)

b. Pendidikan lanjutan = Pendidikan Menengah

- MULO (Meer Uit gebreid lager school), sekolah tersebut adalah


kelanjutan dari sekolah dasar yang berbasa pengantar bahasa Belanda.
Lama belajarnya tiga sampai empat tahun. Yang pertama didirikan pada
tahun 1914.

- AMS (Algemene Middelbare School) adalah sekolah menengah umum


kelanjutan dari MULO berbahasa belanda dan diperuntukan golongan
bumi putra dan Timur asing. Lama belajarnya tiga tahun dan yang petama
didirikan tahun 1915.
- HBS (Hoobere Burger School) atau sekolah warga Negara tinggi adalah
sekolah menengeh kelanjutan dari ELS yang disediakan untuk golongan
Eropa, Didirikan pada tahun 1860.

c. Pendidikan Kejuruan (vokonderwijs )

- Sekolah pertukangan (Amachts leergang) yaitu sekolah berbahasa daerah

- Sekolah pertukangan (Ambachtsschool) adalah sekolah pertukangan


berbahasa pengantar Belanda.

- Sekolah teknik (Technish Onderwijs)

- Pendidikan Dagang (Handels Onderwijs)

- Pendidikan pertanian (landbouw Onderwijs)

- Pendidikan kejuruan kewanitaan (Meisjes Vakonderwijs)

- Pendidikan Rumah Tangga (Huishoudschool)

- Pendidikan keguruan (Kweekschool)

- Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs)

- Sekolah Tehnik Tinggi (Technische Hoge School)

- Sekolah Hakim Tinggi (Rechskundige Hoge school)

- Pendidiakn tinggi kedokteran.

Setelah jepang berhasil menguasai Indonesia, maka sistem pendidikan belanda


di Indonesia dihapuskan dan diganti dengan sistem baru yang merupakan hasil
perpaduan dari sistem jepang dan kurikulum local yang semula hanya diterapkan pada
masyarakat jelata saja. Meski jepang dikenal dengan kekejamannya saat menjajah
Indonesia. Namun, kebijakan-kebijakan yang diberikan terhadap Islam di Indonesia
memberi lebih banyak ruang gerak dalam pendidikan islam. Diantaranya adalah
pemberian bantuan dan kunjungan yang sering dilakukan petinggi jepang ke
Pesantren-pesantren besar , pemberian pelajaran budi oekerti yang isisnya identik
dengan nilai agama di Sekolah negeri. Selain itu, pemerintah Jepang juga
mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh KH.
Wahid Hasyim, Kahar Muzakir, dan Bung Hatta. Ruang gerak yang diberikan oleh
Jepang inilah yang menjadikan kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk melakukan
berbagai uapaya dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia, termasuk dalam
bidang pendidikan.

Bab III

Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia sangatlah beragam dilihat dari pola dan sistem yang
pernah diterapka dari berbagai bangsa yang pernah menjajah Indonesia. Tentunya
sistam dan pola tersebut mengikuti sesuai dengan bangsa yang saat itu mengasai
Indonesia. Seperti adanya dualisme pendidikan pada masa Hindia Belanda yang pada
akhirnya dihapuskan pada saat Jepang menguasai Indonesia. Karena menganggap
dualisme pendidikan tidak sesuai dengan konsep yang akan di doktrinasi jepang
kepada rakyan Indonesia. Namun, kebijakan-kebijakan yang Jepang terapkan terhadap
islam di Indonesia justru memberi ruang gerak lebih bagi berkembangnya pendidikan
di Indonesia. Oleh sebab itu, pada masa Jepang-lah pendidikan di Indonesia mulai di
anggap mulai membaik.

Anda mungkin juga menyukai