Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian,
sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang berpengaruh. Eksperimen dilaksanakan dilaboratorium dengan kondisi dan peralatan yang diselesaikan guna memperoleh data tentang pengaruh Jenis Elektroda Pada Hasil Pengelasan Pelat ST 40 dengan Kampuh V Tunggal Terhadap Struktur Mikro dan Kekuatan.
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian. 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratoriun Las Teknik Mesin Universitas Jember dan Laboratoriun Desain dan metalurgi Teknik Mesin Universitas Jember 3.1.2. Watu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yang dilakukan mulai bulan September sampai selesai, berikut adalah jadwal penelitian. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No Kegiatan I II III IV V VI 1 Studi Literatur 2 Penelitian 3 Analisis Data 4 Pembahasan 5 Pembuatan Laporan
3.2. Alat dan Bahan Sebelum melakukan pengujian, segala bahan dan peralatan pengujian harus disiapkan agar pengujian yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Bahan bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini meliputi: a. Mesin Las Mesin las yang digunakan pada proses pengelasan ini adalah sebagai berikut : Merk : WELDTECH Model : WT 500 Input Volt : 230 Frequency : 3/50 Hz Input : 55 A/ 21 V Output Current : 500 A/ 35 V b. Alat alat bantu Las Alat-alat bantu yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. kabel las 2. sikat kawat 3. penjepit 4. elektroda 5. Klem massa 6. Palu 7. tang 8. alat keselamatan kerja Las. c. Alat-alat tangan Alat-alat tangan yang digunakan sebagai berikut : 1. Mistar baja 2. Pengores 3. Jangka Sorong 4. Busur Derajat 5. Palu 6. Penitik\ 7. Siku 8. Gergaji 9. Kikir. d. Peralatan yang digunakan untuk pengujian Sebelum melakukan pengujian, segala bahan dan peralatan pengujian harus disiapkan agar pengujian yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Peralatan yang digunakan untuk pengujian adalah: 1. Gergaji untuk memotong material 2. Amplas dari ukuran no.80, 100, 220, 1500 dan 2000, yang berfungsi untuk membersihkan dan meratakan permukaan material untuk pengamatan metalografi. 3. Mesin skrap/ milling yang berguna untuk meratakan permukaan 4. Mesin poles yang berguna untuk menghaluskan permukaan bahan percobaan sebelum dilakukan pengujian 5. Mikroskop optic untuk melihat susunan structural material 6. Alat uji tarik untuk mengetahui kekuatan tariknya 7. Peralatan uji bending 8. Peralatan tulis untuk mencatat data-data hasil pengujian
3.3. Metode Penelitian. Untuk dapat mengetahui hasil dari penelitian ini, maka prosedur penelitian yang akan dilakukan meliputi: 1. Poses pengujian dilaksanakan sepenuh nya, terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi pemakain dari metode penyambungan, dalam hal ini penyambungan las busur listrik terhadap sambungan plat ST 40 yang hanya ditinjau dari pemeriksaan secara uji tarik,uji bending dan uji metalografi 2. Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari proses pengelasan yang dilakukan dari hasil pengujian tarik terhadap benda uji 8 spesimen, dimana masing-masing 4 spesiment, 4 spesiment untuk las busur listrik dengan elektroda E6013 dan, 4 spesimen untuk elektroda E7016 yang keseluruhan nya dilakukan dengan pengujian tarik dengan standarisasi ASTM E8 M. 3. Metode analisa dan evaluasi data yang diperoleh dari pengujian yang dilakukan dilaboratorium pada masing-masing spesimen adalah secara kulitatif. Dari data inilah dicari nilai rata-rata ( mean) untuk uji tarik dari masing-masing spesimen dan merupakan nilai yang dicapai dari uji tarik dari bahan tersebut. 4. Dari sinilah penelitian akan mendapatkan kesimpulan yang sebenarnya bagaimana pengaruh perbedaan elektroda pada pengelasan terhadap kekuatan tarik dari ST 40 didalam standar pengujian yang berlaku. 5. Penyusunan laporan, termasuk didalamnya kesimpulan dari hasil yang dicapai serta pengambilan langkah-langkah yang berhubungan terhadap hasil pengelasan dengan perbedaan jenis elektroda pada material uji lebih ditekankan, sehingga pada akhirnya tujuan penelitian dapat sepenuhnya tercapai 3.3.1 Variabel-Variabel Pengujian Dari metode penelitian diatas maka dapat ditentukan hal-hal dasar terhadap variabel-variabel pengujian berikut ini : Bahan dasar ST 40 (Base Metal) Bahan yang digunakan pada penelitian adalah baja rendah ST 40 dengan pertimbangan : Baja karbon rendah ST 40 banyak digunakan di industri, terlebih industri kecil dan menengah, sebagai bahan kontruksi Baja karbon ST 40 mudah dilakukan proses penyambungan, baik dengan las listrik maupun dengan teknik pengelasan lain nya. Bahan uji tidak terlalu sulit dijumpai. Ketebalan bahan dasar yang dipakai dalam pengujian ini adalah 6 mm. Hal ini didasarkan kepada ketebalan minimum pengelasan listrik, yaitu 3-6 mm
3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1 Proses pengelasan. Dalam proses pengelasan yang akan dilakukan adalah las busur listrik elektroda terbungkus (SMAW) dengan standar acuan AWS. Langkah-langkah pada proses pengelasan ini adalah sebagai berikut : 1. Pemotongan bahan dengan menggunakan las oksigen potong dengan ukuran 200 x 20 mm sebanyak 8 buah sample untuk pengujian tarik, yang nantinya akan dibagi menjadi 2 spesimen setiap proses pengelasan dengan elektroda yang berbeda, untuk uji metalografi 2 spesimen dengan elektroda yang berbeda. 2. Membuat kampuh las pada masing-masing pelat yaitu kampuh V. 3. Tempatkan benda kerja pada meja kerja las dengan Sudut Elektroda Posisi Datar 70-80 o , (dari arah pengelasan). 4. Rangkai mesin las dengan polaritas DC (+). 5. Hidupkan mesin las dan atur besar arus yang digunakan 110 A. 6. Pasang elektroda pada pemegang. 7. Lakukan pengelasan pada setiap sample. 8. Ukur lamanya waktu pengelasan pada masing-masing sample 3.4.2 Pembuatan Spesimen Uji Tarik Mengacu standar ASTM E 8M untuk pengujian kualitas kekuatan tarik bahan. Setelah proses pengelasan selesai maka dilanjutkan pembuatan spesimen sesuai ASTM E 8, yang nantinya akan diuji tarik, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Meratakan alur hasil pengelasan dengan mesin frais. 2. Bahan dipotong-potong dengan ukuran panjang 200 mm dan lebar 20 mm. 3. Membuat gambar pada kertas yang agak tebal atau mal mengacu ukuran standar ASTM E 8M 4. Gambar atau mal ditempel pada bahan selanjutnya dilakukan pengefraisan/proses milling sesuai dengan bentuk gambar dengan menggunakan pisau miling diameter 18 mm sehigga permukaan material yang akan di uji menjadi 12.5mm 5. Bahan yang sudah terbentuk tersebut dirapikan permukaannya dengan kikir yang halus, selanjutnya benda diampelas sampai halus.
Gambar 3.1 Dimensi Spesimen Uji Tarik 3.4.3 Pelaksanaan Pengujian Uji tarik Data uji tarik Mesin uji : Universal Hidrolik Testing Machine Kapasitas 200 KN Temperatur : 26 o C ( Suhu Kamar ) Standar uji : ASTM E 8M ASTM American Society for Testing and Materials E 8M Standard Test Methods of Tension Testing of Metallic Materials [Metric] Sumber : Lab. Universitas Riau Bahan uji (specimen) yang sudah dibentuk sesuai dengan ukuran bahan uji tarik menurut ASTM E 8, dipasang pada mesin uji tarik Universal Testing Machine dengan kapasitas 200 KN dan suhu sekitar 25C (suhu kamar) Bahan uji kemudian ditarik dengan kenaikan beban sedikit demi sedikit sampai pada beban maksimum yang menyebabkan bahan uji patah. Setelah itu diperoleh data-data berupa angka-angka dan grafik yang nantinya diperlukan dalam menganalisa hasil pengujian tarik. Pengujian tarik dilakukan pada bahan uji sebelum mendapatkan perlakuan proses pengerjaan logam (dilas) dan pada bahan uji setelah mendapatkan perlakuan proses pengerjaan logam (dilas) dengan menggunakan mesin uji tarik kapasitas 200 KN. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : Langkah-langkah pengujian ini adalah sebagai berikut : 1. Ukur dimensi batang uji yang diperlukan. 2. Pasang batang uji pada klem mesin uji. 3. Pasang kertas grafik pada mesin uji. 4. Hidupkan mesin. 5. Seting skala ukur beban pada posisi nol. 6. Lakukan proses penarikan batang uji. 7. Catat data-data yang diperlukan 8. Setelah pengujian selesai, catat dimensi batang uji setelah putus yang diperlukan. 9. Lakukan proses perhitungan nilai kekuatan tarik dari data yang sudah didapat.
3.4.5 Pengamatan metalografi Pengamatan metalografi dilakukan untuk mengetahui sturktur mikro suatu spesimen sehingga kita dapat mengetahui sifat dan karakteristik benda tersebut sebelum dan sesudah proses pengelasan. Proses pengamatan metallografi ini dilakukan dengan cara : 1. Pengampelasan Pengampelasan dilakukan tegak lurus dengan arah putaran piringan mesin poles, sedangkan amplas yang dipakai dari yang kasar sampai yang paling halus (dengan urutan nomor ampelas 150, 300, 500, 800, 1000, 1200, 1500, dan 2000) 2. Pemolesan Pemolesan menggunakan kain beludru dengan pasta jenis Autosol, selama pemolesan spesimen digerakan ke titik pusat dan sisi piringan dengan tujuan agar partikel-partikel yang abrasive dapat terdistribusi secara merata diatas piringan pemoles. Disamping itu pemolesan juga harus diputar untuk mencegah terjadi ekor komet pada spesimen.
3. Pengetsaan Proses etsa diakhiri jika pengamatan mikroskop telah adanya butir dan batas butir. Pengetsaan adalah proses pencelupan spesimen ke dalam larutan etsa selama 3 detik yang bertujuan untuk mengkorosi batas butir sehingga struktur mikro dapat terlihat. Larutan etsa adalah etsa campuran antara 2 ml HNO3 + 90 ml methanol Adapun perbandingannya 1 : 50. Setelah melakukan pengetsaan lalu disiram dengan air yang mengalir dan keringkan dengan menggunakan Hair dryer. Setelah itu lihat hasil dengan menggunakan mikroskop optik. Jika batasnya belum terlihat maka lakukan pengetsaan berulang samapai terlihat batas butir. Permukaan spesimen harus halus sehalus mungkin guna dapat melihat struktur mikro dengan jelas. Setelah kita dapat melihat struktur mikro spesimen dengan jelas selanjutnya kita mengambil photo spesimen tersebut sehingga kita dapat menganalisa struktur mikro benda tersebut dengan mudah
3.4.6 Pemeriksaan dengan Mikroskop Optik Pemeriksaan dengan mikroskop bertujuan untuk mengamati bentuk struktur makro dan mikro yang terjadi pada setiap layer pengelasan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakan spesimen diatas lensa objektif mikroskop. Permukaan yang akan dilihat pada penelitian ini adalah bagian logam pengisian las (Fusion Zone), Heat Affected Zone (HAZ) dan Logam Induk (Base Metal). pada permukaan yang telah dietsa atau bagian yang akan dilihat jangan tersentuh dengan tangan. Pengamatan dilakukan dengan lensa objektif dengan pembesaran yang bisa dilihat struktur butir hingga dapat mengukur butir tersebut. Jika pembesaran pada objek 100 x, maka pembesaran pada mata (penglihatan) dikalikan dengan 10 menjadi pembesaran 1000 kali.
3.4.7 Pemotretan Pemotretan dilakukan dengan peralatan photografi yang dipasang pada mikroskop, yang bertujuan untuk mendapatkan gambar struktur mikro yang terbentuk. Pemotretan ini dilakukan setelah lensa objektif terfokus dengan baik dan cahaya yang diberikan diatur cukup secukupnya. Dari hasil pemotretan dapat diketahui perubahan struktur mikro yang terjadi.
3.5. Pengumpulan Data. Selama berlangsungnya penyusunan tugas akhir ini, penulis melakukan pengumpulan data-data untuk keperluan penelitian ini dengan cara sebagai berikut Data Yaitu nilai yang diperoleh langsung dari hasil percobaan pengujian yang dilakukan salam proses penelitian ini. Pendukung Yaitu angka yang bersifat menguatkan data dan merupakan dasar untuk memperoleh data utama. Pendukung data ini berupa buku-buku referensi dan standar- standar terkait. Melakukan wawancara atau diskusi dengan ahli dalam bidang pengelasan maupun metalurgi. 3.5.1 Analisa Data. Setelah semua data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, selanjutnya dilakukan proses analisa terhadap data-data tersebut untuk melakukan perbandingan dari masing-masing sampel penelitian yang dibuat 3.6. Pembuatan Laporan Akhir Pembuatan laporan akhir atau skripsi dilakukan secara bertahap mulai dari studi literatur, perencanaan, penelitian sampai dengan hasil penelitian.