PERKULIAHAN
TUJUAN INSTRUKTIONAL
KHUSUS
Perkuliahan akan dilakukan dalam 8 kali pertemuan
dengan 3 kali ujian (Ujian berkala 1 & 2, Ujian akhir
semester), mahasiswa berhak mengikuti ujian apabila
telah mengikuti perkuliahan minimal 80% dari jumlah
perkuliahan seluruhnya.
Pokok bahasan untuk setiap pertemuan di susun
berdasarkan jadwal. Mahasiswa di harapkan telah
membaca bahan yang telah di tentukan sebelum
mengikuti perkuliahan.
Untuk mencapai tujuan perkuliahan, kegiatan
perkuliahan akan di konsentrasikan pada peningkatan
kemampuan Individual, diskusi, presentasi kelas dan
analisis kasus. Presentasi kelas dilakukan secara
kelompok . Mahasiswa di harapkan berpartisifasi aktif
dalam diskusi kelas.
STRATEGI PERKULIAHAN
Buku Inspeksi Teknik oleh Sri Widardo,
Teknologi Pengelasan Logam oleh
Harsono Wiriosumarno
Standar pengelasan AWS D1.1, ASME I,
ASME VIII, ASME IX, dan ASME B3.13 dll
Modul Akademi Teknik Soroako
MATERI BACAAN
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar( Dosen ),
dengan criteria sebagai berikut :
Syarat kehadiran = 80% untuk mengikuti Ujian
akhir semester.
Tugas : 30%
Kuis : 20%
UTS : 30%
UAS : 20%
KRITERIA PENILAIAN
Nilai skor akhir adalah sebagai berikut :
Nilai Point Standar Nilai Keterangan
A 4 8.5-10
AB 3.5 7.8-8.4
B 3 70 – 7.7
C 2 5.5 - 6.5
D 1 4.0 – 5.4
E 0 4.0
TEORI MUTU PENGELASAN
Pemeriksaan disain
Inspeksi bahan
Spesifikasi prosedur Las (SPL)
Kualifikasi Personil las
Prosedur Uji Tanpa Merusak (NDT)
Mesin, Peralatan ukur, Peralatan uji, dan Alat bantu
Pemilihan Proses las
Perencanaan LK3
Tugas-tugas/soal latihan
1 Pemeriksaan disain konstruksi las
Kekuatan
Tekanan Tujuannya
Suhu
Kapasitas/Volume
2 Inspeksi Bahan
Keabsahan Mill Certifikatee
Bahan tidak memiliki Mill Certifikate maka
Harus ada persyaratan bahan dari material engineering
Memeriksa hasil tes mekanik dan komposisis kimia bahan.
Mengetahui sifat – sifat bahan
Mampu mengelola interaksi para pekerja dengan bahan
dilihat dari segi kesehatan
Mengetahui sifat mampu las dari bahan tersebut
Pemilihan bahan tambah
Ketebalan material
Pemilihan arus Las
3 Spesifikasi Prosedur Las ( SPL),(WPS,RKP)
Pemeriksaan Variabel – Variabel las
Pemeriksaan Procedure Qualification Record (PQR)
• Pemeriksaan Pengujian Mekanik
• Pemeriksaan Kupon tes
Lingkungan
lingkungan kerja,pengelasan
Bahan dan Alat
Keadaan bahan las, kualitas alat
Pembuatan dan Perakitan
bentuk alur,celah akar,dll
Lain – lain
4 Kualifikasi Personil
• Welding Engineer(WE)
• Welding Supervisor (WS)
• Welding Inspector (WI)
• Juru las ( Welder)
5 Prosedur Uji Tanpa merusak (NDT)
• Dibuat oleh personel yang berkualifikasi
• Dilakukan terhadap kesesuaian prosedur
• Harus ada Rekamannya
6. Mesin, peralatan ukur, peralatan uji, alat bantu
Rekaman kalibrasi
Memenuhi standar kalibrasi
Menghidari kesalahan
Pemilihan alat bantu yang tepat
pengukuran dan
pengujian
7. Pemilihan Proses
Proses SMAW
Proses GTAW/GMAW
Proses SAW
8. Perencanaan LK3
• Persiapan APD
• PKS
• JSA
• Fire Extinguisher
• Work permit
• Hot permit
Tugas / Soal Latihan
PEMERIKSAAN
SELAMA
PENGELASAN
PEMERIKSAAN
SELAMA
PENGELASAN
Urutan pengelasan
Arus las
Tegangan las
Kecepatan pengelasan
Pergerakan elektroda
Peletakan manik las
Pembersihan terak lapis dalam
Pemilihan ukuran elektroda
Urutan pengelasan
1. Urutan menempatkan logam las cair pada alur
las yang dinamakan urutan deposit
2. Urutan penyambungan yang dinamakan urutan
pengelasan
Tujuannya :
• Untuk mengurangi perubahan benuk
• Menghilangkan tegangan sisa
• Menghilangkan retak las
Beberapa macam pelaksanaan urutan pengelasan
o Urutan Deposit Urutan Lurus, Urutan balik, Urutan
simetri, dan urutan loncat.
o Dlam hal lapis banyak Urutan pengisian , Urutan Petak
dan Urutan kaskade
Kualitas hasil pengelasan dipengaruhi oleh energi panas yang
berarti dipengaruhi juga oleh :
Arus las
Tegangan Las
Kecepatan pengelasan
Hubungan antara ketiga parameter itu menghasilkan energi
panas yang dikenal dengan Heat Input (masukan panas)
dengan rumus :
Dimana :
E = Tegangan Las ( Volt)
I = Kuat Arus ( Ampere)
V = kecepatan Pengelasan (mm)
f1= efisiensi perpindahan panas dari elektroda ke plat
Arus las
Besar arus las yang diperlukan tergantung dari :
• Bahan dan ukuran dari lasan
• Geometri sambungan
• Posisi pengelasan
• Macam elektroda
• Dan diameter inti elektroda
Prinsip Kerja
Arus listrik digunakan untuk memunculkan medang magnet
dalam bahan
Arah medan magnet akan dibelokkan sehingga terjadi
kebocoran fluks magnetik bila melalui cacat
Bocoran fluks magnetik akan menarik butir-butir
ferromagnetik di permukaan sehingga lokasi cacat dapat
ditunjukkan
YOKE MAGNETIK
Posisi yoke diubah-ubah untuk mepeoleh hasil yang memuaskan.
Sensitivitas tertinggi diperoleh bila cacat ada dintara dua kaki yoke
dan tegak lurus dengan arah yoke
Yoke baik digunakan untuk inspeksi diskontinuitas dekat
permukaan.
KEUNTUNGAN DAN
KERUGIAN PEMAKAIAN
YOKE
Keuntungan
Kecil dan portable
Dapat menggunakan baterai
Tidak cenderung terjadi titik konta tinggi
Dapat digunakan pada daerah yang terbatas
Kerugian
o Yoke dapat menjadi panas, terutama bila digunakan terus
menerus
oArus tidak termonitor karena tidak dilengkapi ammeter
Penampakan dan cacat luar
Cacat dalam
o Retak
o Ketidak sempurnaan penetrasi
o Ketidak sempurnaan peleburan
o pencampuran terak
o Rongga halus, kantong gas
Perlakuan
Perlakuan pada pinggiran
Harus dipastikan
Pembersihan Percikan
dengan amatan
Pembersihan terak
CACAT LAS ( WELDING DEFFECT)
CACAT LAS ( WELDING DEFFECCT)
Deskripsi singkat :
Mahasiswa akan mempelajari tentang cacat las,
penyebabnya, dan cara penanggulangannya
Cacat bagian luar ( external deffect)
Cacat bagian dalam ( internal deffect)
CACAT LAS
Oksidasi adalah bereaksinya
suatu logam dengan oksigen di
udara, sewaktu logam dalam
keadaan cair (pd suhu tinggi)
yang reaksinya (reaksi pd logam
baja) sbb:
1. SLAG INCLUSION,
2. INTERNAL POROSITY,
3. WORM HOLES,
4. INTERNALL COLD LAP,
5. INCOMPLETE FUSION,
6. INTERNAL CRACK,
7. HOLLOW BEAD,
8. ROOT UNDECUT
9. INCOMPLATE PENETRATION
UNDER CUT ( TAKIK LAS)
Penyebab Penanggulangan
Penyebab Penanggulangan
Penyebab Penanggulangan
PENYEBAB:
1. ARUS LAS TERLALU TINGGI
2. BAHAN LAS TERLALU PANAS
3. LAJU PENGELASAN AKAR TERLALU PELAN
4. TERLALU PANASNYA SUHU PENGELASAN AKAR
PENETRASI TIDAK SEMPURNA
Penyebab
1. Pembersihan slag kurang memadai
2. Amper lajur lajur cenderung rendah.
Penanggulangan
1. Untuk konstruksi struktural , asal tidak berlebihan tidak
perlu penanggulangan.
2. Untuk service normal atau serire cyclic jika mlebihi
batasan yang diijinkan , digouging hingga defect
hilang, baru dikampuh dan distel ulang, kemudian dilas
sesuai WPS Repair.
INTERNAL POROSITY
Terbentuk gas sewaktu pengelasan ( CO, CO2, H2, S02, NO, NO2 )
Penyebab
Lingkungan pengelasan basah / lembab.
Elektroda lembab
Amper capping terlalu tinggi.
Lapisan galvanize belum dibuang sebelum dilas.
Udara merasuk kedalam kolam las
Salah jenis arus
salah jenis polaritas
Kampuh kotor
Penanggulangannya
1. Gerinda atau gouging sampai cacat hilang
2. Las kembali sesui WPS Repair.
PERUBAHAN BENTUK
(WELDING DISTORTION)
PERUBAHAN BENTUK
Deskripsi singkat
Dalam Proses pengelasan bagian yang dilas menerima
panas pengelasan setempat, dan selama proses
berjalan suhunya berubah terus sehingga distribusi suhu
tidak merata.
Karena panas tersebut, maka pada bagian yang dilas
terjadi pengembangan termal.
Sedang bagian yang dingin tidak berubah sehingga
terbentuk penghalangan pengembangan yang
mengakibatkan peregangan yang rumit.
Kalau tidak dihindari , peregangan ini akan
menyebabkan perubahan bentuk tetap yang disebabkan
akan adanya perubahan bentuk mekanik
Disamping terjadi perubahan bentuk,
terjadi juga regangan, maka terjadi juga
tegangan yang bersifat tetap yang
disebut tegangan sisa.
Hal-hal yang berpengaruh dalam
pembentukan tegangan sisa adalah:
Batas transformasi dan batas luluh
bahan
Suhu pemansan yang tinggi
Kecepatan pendinginan
Tegangan sisa karena pengelasan
dapat dibagi dua kelompok yaitu :
Tegangan sisa oleh adanya halangan
dalam pemanasan dan pendinginan
setempat
Tegangan sisa oleh adanya halangan
luar Perubahan bentuk, penyusutan
dari konstruksi
Pengaruh utama dari adanya tegangan sisa terhadap
mutu las adalah terjadinya patah getas dan dan
terjadinya perubahan bentuk.
cara menghindari kedua akibat tersebut :
1. Menghindari patah getas
Memilih bahan dengan ketangguhan yang tinggi
Menghindari adanya sambungan yang terlalu dekat satu sama
lain atau beberapa sambungan yang mengumpul pada satu
tempat
Menghindari perencanaan sambungan las dengan penahanan
yang banyak
Menentukan urutan pengelasan yang tepat
atau mekanik
Patah Ulet
Patah ulet adalah patah akibat deformasi berlebih,
elastis atau plastis, terkoyak atau patah geser (tearing or
shear fracture)
Ciri patah ulet :
Terjadi penyerapan energi
Adanya deformasi plastis yang cukup besar di sekitar
patahan
Permukaan patahan nampak kasar ,berserabut (fibrous),
dan berwarna kelabu.
Patah Getas
Ciri patah getas:
Penjalaran retak yang lebih cepat dibanding patah ulet
Penyerapan energi yang lebih sedikit
Tidak disertai dengan deformasi plastis
Permukaan patahan pada komponen yang mengalami
patah getas terlihat mengkilap, granular dan relatif
2. Menghindari Perubahan bentuk
• Mengusahakan perencanaan sambungan sedemikian
sehingga memerlukan logam las sesedikit mungkin
• Mengurangi jumlah lapisan las sejauh mungkin
dengan menggunakan cara pengelasan yang lebih
efisien
• Dalam hal las alur, sebaiknya diusahakan dengan alur
ganda selama tidak mempengaruhi pelaksanaan
pegerjaan
• Menggunakan cara pengelasan yang efektif dan
sesuai dengan sifat bahan , memperhatikan prosedur
pengelasan yang telah ditentukan
• Perubahan bentuk dapat dikurangi dengan cara termal
dan mekanik setelah pengelasan selesai
KLASIFIKASI PERUBAHAN BENTUK DAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
CONTOH PERUBAHAN BENTUK
PADA PENGELASAN
PERUBAHAN BENTUK PADA
LASAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERUBAHAN BENTUK
PERUBAHAN BENTUK
DALAM LAS TUMPUL
PERUBAHAN BENTUK KARENA
PEMOTONGAN DENGAN GAS
Pemotongan dengan gas adalah suatu cara
memotong logam dengan mengoksidasikan logam
yang dipotong dengan menggunakan sumber
panas yang terpusat.
Karena peristiwa ini maka dengan sendirinya
terjadi pembagian suhu yang tidak merata seperti
halnya dalam proses pengelasan.
Karena pembagian temperatur yang tidak merata
ini maka terjadi tegangan sisa dan perubahan
bentuk dari logam yang dipotong
PENGHINDARAN DAN PELURUSAN
PERUBAHAN BENTUK
Perubahan bentuk yang terjadi dalam pengelasan tidak
hanya mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan
luarnya saja tetapi juga menurunkan kekuatannya.
Bila perubahan bentuk ini terjadi, untuk meluruskannya
kembali diperlukan waktu dan kerja yang cukup banyak
karena sedapat mungkin harus dihindari dengan menentukan
prosedurnya lebih dahulu sebelum pelaksanaan pengelasan.
Hal perlu dilakukan adalah meluruskan semua bagian-bagian
yang akan dilas sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
seharusnya sebelum dilas dan pada waktu proses
pengelasan perlu diperhatikan:
Pengurangan masukan panas dan logam lasan
Menentukan urutan pengelasan yang tepat
Garis besar cara pelurusan ini dapat
dibagi dalam dua kelompok yaitu
pelurusan termal dan pelurusan
mekanik. Dalam pelurusan termal hal
yang dilakukan adalah pemanasan dan
pendinginan sedangkan pelurusan
mekanik yang dilakukan adalah
pengerolan, penekanan dan penempaan
atau pemukulan.
STANDAR PENGELASAN DAN
KRITERIA KEBERTERIMAAN
(ACCEPTANCE CRITERIA) STANDAR
PENGELASAN
KRITERIA KEBERTERIMAAN PRODUK LAS
1. Retak las
1. ASME Sect.I
2. ASME Sect.VIII
3. ASME Sect.IX
4. API 1104
Tidak
5. Api 650
Mengijinkan
6. AWS D1.1
7. ANSI B31.1
8. ANSI B31.3
2. POROSITAS/ LASAN BERLUBANG
Standar keberterimaan
1. ASME Sect.I = ASME Sect. IX
2. ASME Sect.VIII
o Kriterianya Tidak lebih dari
1’’, jikalebih dari 1’’ cluster
o Panjang totalnya tidak lebih
dari 1’’ sepanjang 6’’
STANDAR PENGELASAN AMERIKA
ASME Sect. 1 Standar pembuatan Boiler
ASME Sect. V Standar Metode Pengujian
hasil Pengelasan
ASME Sect VIII Standar Pembuatan Pressure Vessel
ASME Sect IX Standar untuk Kualifikasi Welder
API 1104 Standar untuk kualifikasi welder
API 650 Standar untuk pembuatan
storage tank ( tangki timbun)
ANSI B3.1 & ANSI B3.3 Standar untuk instalasi pipa
bertekanan dengan media cair dan gas
AWS D1.1 Standar untuk pembuatan konstruksi
umum/ rangka
ASME IX
MAKSUD DIBUATNYA SPESIFIKASI PROSEDUR LAS ( WPS)
DAN REKAMAN KUALIFIKASI PROSEDUR ( PQR) ADALAH
UNTUK MENENTUKAN BAHWA JENIS LAS YANG
DIGUANAKAN UNTUK SUATU KONSTRUKSI, DAPAT
MEMENUHI PERSYARATAN YANG DIKENENDAKI UNTUK
KONSTRUKSI TERSEBUT TENAGA TERAMPIL DI
BIDANGNYA
ISTILAH :
1. WPS
2. PQR
3. WPQ
TANGGUNGJAWAB
1.SETIAP PEMANUFAKTUR/KONTRAKTOR BERTANGGUNG
JAWAB ATAS MUTU LAS HASIL KERJANYA DAN HARUS
MELAKSANAKAN PENGUJIAN SESUAI KETENTUAN ASME
IX UNTUK MENENTUKAN WPS YANG AKAN DIGUNAKAN
2. SETIAP PEMANUFAKTUR/KONTRAKTOR HARUS
MENYIMPAN REKAMAN HASIL PENGUJIAN WPS DAN
KINERJA JURU LAS ( WPQ). REKOR INI HARUS
DISERTIFIKASI OLEH PEMANUFAKTUR DAN HARUS DAPAT
DIPERIKSA OLEH INSPEKTOR YANG BERWENANG
API 1104 AMERICAN PENTROLEUM INSTITUTE
1. PROSES
KOMBINASI PROSES YANG DIGUNAKAN HARUS
TERINDENTIFIKASI. PENGGUNAAN PROSES LAS MANUAL,
SEMI OTOMATIS, ATAU OTOMATIS HARUS DITENTUKAN
2. BAHAN PIPA DAN FITTING
MATERIAL YANG TERCANTUM DALAM PROSEDUR YANG
DIGUNAKAN HARUS DIIDENTIFIKASI
3. DISAIN SAMBUNGAN
SPESIFIKASI PROSEDUR INI AKAN MENCAUP SKETSA
SAMBUNGAN LAS YANG MENUNJUKKAN SUDUT BEVEL,
UKURAN MUKA AKAR(ROOT FACE), JARAK ANTAR DUA
KOMPONEN SAMBUNGAN(CELAH AKAR LAS), BENTUK
DAN UKURAN LAS FILLET HARUS DIJELASKAN DLL
AWS D1.1 BAJA STRUKTURAL
1. PENGGUNAAN
KODE INI MENCAKUP PERSYARATAN PENGELASAN
UNTUK BAJA STRUKTURAL.KODE INI DIGUNAKAN
BERSAMA-SAMA DENGAN KODE YANG LAIN YANG SALING
BERKAITAN UNTUK MENDISAIN DAN MENGKOSNTRKSI
BAJA STRUKTURAL. KODE INI TIDAK DIMAKSUDKAN
UNTUK DIBERLAKUKAN BAGI BEJANA TEKAN ATAU PIPA
BERTEKANAN
2. MAKSUD KODE INI
• MEMBERIKAN PERSYARATAN UMUM YANG BERLAKU
DALAM SEGALA SITUASI.
• KRITERIA PENERIMAAN LAS PRODUKSI YANG BERBEDA
DENGAN KETENTUAN DALAM KODE INI DAPAT
DIMANFAATKAN UNTUK PENGGUNAAN KHUSUS ASALKAN
KRITERIA TERSEBUT DIUSULKAN SECARA TERTULIS
DANDISETUJUI OLEH ENGINEEYANG BERWENANG
• KRITERIA PENERIMAAN ALTERNATIF INI DAPAT
DIDASARKAN ATAS EVALUASI TERHADAP KESESUAIAN
TERHADAP APLIKASI TERTENTU DAN BERDASARKAN
PENGALAMAN MASA LALU
• PERCOBAAN YANG TERBUKTI BERHASIL ATAU ANALISA
ENGINEERING YANG MEMPERHITUNGKAN TIPE MATERIAL,
PENGARUH BEBAN OPERATIONAL DAN FAKTOR
LINGKUNGAN
DISAIN SAMBUNGAN LAS
LIHAT MATERI PERTAMA PADA TEKNOLOGI PENGELASAN
KRITERIA KEBERTERIMAAN
1. TIDAK ADA RETAK SEDIKITPUN
2. MAKSIMUM UNDECUT 1/32’’ ATAU 1 MM
3. MAKSMUM REINFORCEMENT 1/8’’ ( 3MM)
4. MAKSIMUM CONCAVITY 1/16’’ (2 MM)
5. ROOT HARUS BERFUSI DENGAN BASE METAL
6. CLUSTER ( GENERAL POROSITY DIATAS DIA. 1 MM
7. PEMUKAAN LASAN HARUS MULUS
Dasar Sambungan Las
Pada proses pengelasan terdapat lima jenis
desain dasar sambungan las. Kelima jenis
dasar sambungan tersebut adalah sambungan
Tumpul (Butt), Sudut (Corner), T (Tee),
Tumpang (Lap), dan Sisi (Edge), sepertiterihat
Gambar 2.1. Lima jenis dasar sambungan las
dapat dibuat dalamempat posisi pengelasan
yang berbeda, yaitu posisi flat,
vertical,horizontal, dan diatas kepala seperti
ditunjukkan pada gambar berikut
Teknis Las
Garis referensi
Ekor
Anak Panah
Garis Referensi, Kepala Panah, dan Ekor
Pada gambar diatas menunjukkan gambar sebuah garis
referensi(reference line), garis ini selalu digambar sebagai
garis horisontal.Garis ini selalu ditempatkan pada gambar
dekat sambungan bahan logam yang akan dilas. Semua
informasi mengenai pengelasan bahan logam ditunjukkan di
atas atau di bawah garis referensi horisontal pada simbol
pengelasan.Semua informasi yang ditunjukkan pada simbol
pengelasan lengkap selalu ditunjukkan dalam posisi yang
sama seperti ditunjukkan dalam gambar 2.13 dan dibaca dari
kiri kekanan. Anak panah (arrow ) dapat digambar dari
kedua ujung garis referensi.Simbol pengelasan tampak di
dalam gambar proyeksi pengelasan. Anak panah selalu
menyentuh garis yang menunjukkan dimana posisi
sambungan yang akan di las.Ekor (tail )
digunakan sesuai dengan keperluan. Jika
digunakan,simbol ini memberikan informasi mengenai
spesifikasi, proses pengelasan yang digunakan, atau
rincian lain yang diperlukan, tetapi tidak ditunjukkan pada
simbol pengelasan. Sebagai contoh penggunaan nomor,
misalnya1, 2, atau 3, dan seterusnya dapat digunakan pada
ekor tersebut. Hal ini untuk menunjukkan pada juru las
(welder ) sebagai catatan mengenai gambaran
tersebut.Pembuat gambar baik perorangan atau perusahaan
dapat menggunakan nomor kode atau huruf pada ekor
tersebut untuk menunjukkan proses,prosedur, metode
penyelesaian pengelasan, atau spesifikasi perusahaan.Jika
dalam gambar simbol tidak ditemukan adanya gambar ekor,
ini berarti bahwa pada informasi pada gambar tersebut
sesuai dengan catatan khusus yang dibuat oleh si pembuat
gambar kerja. Seperti misalnya, ”Kecuali tidak
dispesifikasikan, semua pengelasan dapat dilakukan sesuai
dengan Spesifikasi No. XXXX.”
Simbol samungan tumpul Simbol samungan T
bujur sangkarr
Samungan T
Sisi lain
CRACK
Any CRACK shall be unnacceptable tanpa
memperhatikan ukuran dan lokasinya
FUSION
WELD METAL dgn BASE METAL hrs berfusi dengan
sempurna/menyeluruh
UNDERCUT
Dibawah 1/32” (1mm) untuk tebal material dibawah
1” (25mm) dan 1/16” untuk tebal material 2”
(50mm)
Akumulasi max 2” (50mm) dalam panjang lasan
12” (300mm)
POROSITY
MAX. DIA 1/32” (1mm) dlm pjg 3/8” (10mm)
PANJANG MAX. ¾” (20mm) dlm pjg las 12”
(300mm)
MAX. DIA 3/32” (2.5mm) dlm 4” (100mm)
TIME of INSPECTION
TIME of INSPECTION hrs segera dilakukan setelah
pengelasan selesai dan dingin
Untuk material ASTM A514, A517, A709 Grade 100 and
100W tidak lebih dari 48 jam setelah pengelasan selesai
KRITERIA KEBERTERIMAAN PRODUK
LAS ( ACCEPTENCE CRITERIA)
Retak Las
ASME Sect I
ASME Sect. VIII
ASME Sect. IX
AWS D1.1
ANSI B31.1
ANSI B31.3