2.1 Introduction
Jominy Hardenability Test merupakan pengujian kekerasan
yang dilakukan pada benda kerja kondisi Non-Equilibrium Heat
Treatment. Pengujian ini dinamakan juga Jominy End-Quenched
Hardenability Test karena pengujiannya menggunakan suatu
batang yang diquench pada salah satu ujungnya.
Suatu baja pada dasarnya memiliki kekerasan maksimum
dan minimum yang tergantung pada komposisi kimia (kadar
karbon dan unsur paduannya) dan struktur mikro martensit yang
terbentuk pada saat proses pendinginan Heat Treatment. Makin
tinggi kadar karbon nilai kekerasannya akan meningkat karena
dipengaruhi banyaknya martensit yang terbentuk. Semakin
banyak martensit yang terbentuk mengakibatkan nilai
1 0
4.1 Introduction
Beberapa peralatan pada bidang otomotif, seperti gear
transmisi akan mengalami suatu beban kejutan atau beban secara
mendadak dalam pengoperasianya. Maka dari itu ketahanan suatu
material terhadap beban mendadak, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat material tersebut perlu diperhatikan.
Pengujian ini berguna untuk melihat efek-efek yang
ditimbulkan oleh adanya takikan, bentuk takikan, temperatur, dan
faktor lainnya. Impact Test bisa didefiniskan sebagai suatu
pengujian yang mengukur kemampuan suatu bahan dalam
menerima beban kejut dengan mengukur dari besarnya energi
yang diperlukan untuk mematahkan benda kerja tersebut. Adapun
Impact Test bertujuan untuk menentukan:
1. Ketahanan terhadap beban impak
2. Sensitivity dari bahan terhadap adanya takik (notch)
3. Analisa patahan (Fracture Analysis) dari benda kerja
Berdasarkan penempatan benda kerjanya dan arah gayanya
pengujian Impak terbagi menjadi dua yaitu izod dan charpy,
benda kerja izod memiliki panjang lengan yang bebeda
(Asimetri), sedangkan benda kerja charpy memiliki panjang
lengan yang sama (Simetris)
FCC
BCC Metal,
Ceramic, Polymer
Impact Energy
brittle tough
High Strength
Material
Transition
Temperature
Temperature
Gambar 4.9 Korelasi Temperatur Kerja, Material, dan Kekuatan Impak
𝐼𝑆 =
𝑊.𝐿(𝐶𝑜𝑠𝛽 −𝐶𝑜𝑠𝛼) (4.3)
𝐴
Keterangan
:
E0 : Energi awal saat pendulum dilepas (𝑘𝑔𝑚)
𝛼 : Sudut awal (o)
E1 : Energi akhir saat pendulum menghantam benda uji (𝑘𝑔𝑚)
𝛽 : Sudut akhir (o)
W : Berat pendulum (𝑘𝑔𝑚)
L : Jarak titik tumpu ke titik berat pendulum (𝑚)
∆𝐸: Energi yang digunakan mematahkan benda kerja
(𝑘𝑔𝑚) A : Luas penampang yang rusak (𝑚𝑚2)
𝐼𝑆 : Kekuatan Impak (𝑘𝑔𝑚⁄𝑚𝑚2)
Gambar 11.4 Sudut Pembebanan Pada Charpy Impact Test
4.3 Equipment and Material
Equipment yang dibutuhkan:
1. Charpy Impact Tester
Keterangan
:
PMs ( ) : Presentase Microstruktur tertentu (%)
QMs ( ) : Jumlah titik Microstruktur tertentu
Qo : Jumlah titik total
5.2.2 Menghitung Rata-rata Besar Butir (ASTM)
Dengan mengetahui besar butir suatu struktur mikro
kekerasan suatu material dapat ditentukan, benda kerja degan
ukuran struktur mikro yang kecil (jumlahnya banyak) akan lebih
keras dibanding benda kerja dengan ukuran struktur mikro yang
besar (jumlahnya sedikit)
Gambar 5.15 Garis Bantu Intercept Counting ASTM
E112 (Standard Test Methode Determining Average
Grain Size)
6.1 Introduction
Salah satu sifat mekanik yang sangat penting dan dominan
dalam suatu perancangan konstruksi dan proses manufaktur
adalah kekuatan tarik. Untuk melakukan Tensile Test diperlukan
benda kerja yang disesuaikan dimensinya dengan standar tertentu
contohnya ASTM E8, JIS Z2201, dan ISO 6892
Pada proses Tensile Test, benda kerja di beri beban aksial
yang semakin besar secara kontinyu, akibat pembebanan aksial
tersebut, benda kerja mengalami pertambahan panjang. Perubahan
Force
(F) dan perubahan Elongation (∆L) akan tercatat pada Tensile
Test Machine berupa grafik yang merupakan fungsi gaya dan
pertambahan panjang atau lebih di kenal sebagai Force (F) -
Elongation (∆𝐿) Diagram
𝜎𝐸
𝐹
= 𝐴𝑜 (6.1)
𝐿𝑖 −𝐿𝑂 ∆𝐿
𝜀 = = (6.2)
𝐸
Keterangan 𝐿𝑜 𝐿𝑜
:
𝜎𝐸 : Engineering Stress (𝑘𝑔𝑓/𝑚𝑚2)
F : Force (𝑘𝑔𝑓)
𝐴𝑜 : Luas penampang awal, ∅ Gauge (𝑚𝑚2)
𝜀𝐸 : Engineering Strain (𝑚𝑚/𝑚𝑚)
𝐿𝑖 : Panjang akhir benda kerja setelah pengujian (𝑚𝑚)
𝐿𝑂 : Panjang awal benda kerja (𝑚𝑚)
Setelah dilakukan perhitungan maka akan terbentuk 30 titik
𝜎𝐸 dan 30 titik 𝜀𝐸 gambarkan garis bantu sumbu tegak (sby)
sebagai 𝜎𝐸 dan garis sumbu mendatar (sbx) sebagai 𝜀𝐸 ,
pertemuan garis bantu 𝜀𝐸 dan 𝜎𝐸 disetiap titik bila dihubungkan
akan terbentuk Stress (𝜎𝐸) – Strain (𝜀𝐸) Engineering Diagram