Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

BAHAN BANGUNAN I
PENGUJIAN KAYU

Dosen : Drs. Agus Santoso, M.Pd.

Dibuat Oleh :
1. M. Zarkawi Hamdani NIM : 19505244004
2. Nigata Rizky Nugraheni NIM : 19505244009
3. Selvi Amaliana Safira NIM : 19505244013
4. Aufa Abrar Adisa NIM : 19505244018

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
A. Judul : Pengujian Kayu

B. Jenis Pengujian :

1. Pengujian Kuat Tarik Kayu

2. Pengujian Kuat Lentur Kayu

3. Pengujian Kuat Tekan Kayu

4. Pengujian Kuat Geser Kayu

C. Alat dan Bahan yang digunakan


1. Pengujian Kuat Tarik Kayu

a. Alat : Mesin Uji Tarik


Rol Meteran
Kalliper

b. Bahan : Kayu

2. Pengujian Kuat Lentur Kayu

a. Alat : Mesin Uji Lentur


Rol Meteran
Kalliper

b. Bahan : Kayu

3 Pengujian Kuat Tekan Kayu

a. Alat : Mesin Uji Tekan


Rol Meteran
Kalliper

b. Bahan : Kayu
4. Pengujian Kuat Geser Kayu

a. Alat : Mesin Uji Geser


Pengukur Waktu
Jangka Sorong
Alat Pengukur Deformasi

b. Bahan : Kayu

B. Langkah Kerja

1. Pengujian Kuat Tarik Kayu

a. Siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran 46 cm.


b. Sediakan alat uji tarik, alat ukur (rol meteran dan kaliper), lembaran data
pengujian.
c. Letakan benda uji pada mesin tarik dan dijepit pada kedua ujungnya dengan
kedudukan vertikal.
d. Jalankan mesin uji, kemudian beri beban secara tetap sampai beban maksimum,
dengan kecepatan beban 20 Mpa/menit untuk uji tarik sejajar dan 0,1 Mpa/menit
untuk uji tarik tegak lurus serat.
e. Hitung besarnya kuat tarik dari benda uji tersebut.

1 Pengujian Kuat Lentuk Kayu

a. Siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran 50×50×760 mm.


b. Sebelum dipasang pada alat uji, ukur lebar dan tinggi benda uji.
c. Atur jarak tumpuan sebesar 710 mm, pasang benda uji pada mesin penguji.
d. Letakan bantalan penekan diatas benda uji dengan meletakannya di tengah
bentang kayu.
e. Jalankan mesin uji dengan kecepatan 2,5 mm per menit.
f. Catat besarnya beban maksimum ketika benda uji mengalami patah.
g. Hitung kuat lentur dari benda uji yang sudah diuji.
3. Pengujian Kuat Tekan Kayu

1) siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran


2) beri nomor atau kode pengujian,sebelum dipasang pada alat uji, ukur benda uji
dengan alat ukur jangka sorongatau roll meter, dan catat pada lembar data/formulir
pengujian;
3) letakkan benda uji secara sentris terhadap alat pembebanan;
4) unutk pengujian kuat tekan sejajar serat : jalankan benda uji dengan kecepatan
menurut Ayat 3.1.4; untuk pengujian kuat tekan tegak lurus arah serat : jalankan
mesin uji dengan kecepatan menurut Ayat 3.2.4;
5) lakukan pembebanan sampai beban maksimum;
6) baca dan catat data beban;
7) gambar bentuk retakan- retakan yang timbul setelah pengujian;
8) hitung kuat tekan berdasarkan ketentuan pada Ayat 3.1.6;
9) cantumkan semua nilai hasil perhitungan kedalam formulir Lampiran B.

4. Pengujian Kuat Geser Kayu

1) siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran seperti tercantum pada Gambar 1
2) beri nomor atau kode pengujian,sebelum dipasang pada alat uji, ukur benda uji
dengan alat ukur jangka sorong, dan catat pada lembar data/formulir pengujian;
3) pasang benda uji pada alat uji sedemikian rupa sehingga tidak longgar atau tidak
bergerak dengan jalan mengencangkan skrup penjepit. Dengan demikian benda uji
terjepit diantara pelat besi bagian B dan pelat besi bagian D (lihat Gambar 2).
4) beri beban dengan kecepatan gerak beban secara tetap[ berdasarkan ketentuan pada
Bab III Pasal 3.4, sehingga didapat besar beban maksimum P.Newton;
5) gambar bentuk keretakan yang terjadi setelah pengujian;
6) hitung kuat geser berdasarkan ketentuan pada Bab III, Pasal 3.6
7) cantumkan semua nilai hasil perhitungan kedalam formulir (seperti contoh formulir
pada Lampiran B).

E. Kajian Teori

1. Pengujian Kuat Tarik Kayu

Kayu mempunyai tiga arah sumbu utama (material ortotropik), yang mana pada arah
sumbu terkuat kekakuan dan kekuatannya sangat besar, lebih besar daripada material lain
apabila ditinjau berdasarkan rasio kekuatan terhadap berat jenis material. Sedangkan
kelemahannya adalah pada dua arah sumbu lainnya, kayu relatif lemah dan lunak, hal ini
dapat mengakibatkan adanya retak dan menyebabkan terjadinya kegagalan (failure)
struktur.
Kekuatan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
menarik kayu. Terdapat dua macam keteguhan tarik, yaitu : Keteguhan tarik sejajar arah
serat dan Keteguhan tarik tegak lurus arah serat. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah
keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil
daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
Berdasarkan Peraturan Konstuksi Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1961, kayu di
Indonesia diklasifikasikan kedalam beberapa kelas sebagai berikut:
Kelas kuat Berat jenis kering udara Kuat lentur (Kg/cm2) Kuat tarik
(Kg/cm2)
I ≥ 0,9 ≥ 1100 ≥ 650
II 0,9 – 0,60 1100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300
IV 0,4 – 0,30 500 – 360 300 – 215
V ≤ 0,30 ≤ 360 ≤ 215

2. Pengujian Kuat Lentur Kayu

Pada umumnya dalam perencanaan struktur kayu hanya cukup membandingkan


sifat-sifat sejajar serat kayu dengan tegak lurus serat kayu. Kekuatan kayu tergantung
pada gaya lentur, tekan tarik, geser dan lain-lain. Kekuatan kayu akan seimbang
dengan banyaknya serat kayu yang terlindungi. Serat kayu tegantung pada bentuk
susunan serat kayu dan zat lignin serta serat itu merupakan pipa atau sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat lentur kayu adalah :
1. Jenis kayu, yaitu: macam-macam bentuk kayu berdasarkan arah serat dan kuat
tekannya.
2. Kadar air kayu, yaitu: banyaknya air yang terkandung dalam sepotong kayu.
3. Kecepatan pembebanan, yaitu: kecepatan pada saat pemberian beban dalam
pengujian.
4. Lama pembebanan.
Lama pembebanan sangat berpengaruh karena waktu pembebanan itu akan
terjadi retak-retak yang apabila diteruskan akan pecah.

Klasifikasi kekuatan lentur kayu menurut PPKI tahun 1961


Kelas kuat Berat jenis Kuat lentur Kuat tarik
kering udara (Kg/cm2) (Kg/cm2)
I ≥ 0,9 ≥ 1100 ≥ 650
II 0,9 – 0,60 1100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300
IV 0,4 – 0,30 500 – 360 300 – 215
V ≤ 0,30 ≤ 360 ≤ 215

3. Pengujian Kuat Geser kayu

Pengujian kuat geser dilaboraturium  telah di atur dalam Stantan Nasional


(SNI), tata cara tersebut meliputi perngertian-pengertian, persyaratan peengujian,
ketentuan-ketentuan, cara uji, sampai pembuatan laporan pengujian. Berikut ini
Civilkitau akan mengulasnya :

Maksud dan Tujuan


Maksud
Metode Pengujian Kuat Geser Kayu Struktural ini dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan dalam pengujian kuat geser kayu sejajar serat.
Tujuan
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai kuat geser sejajar serat
kayu.

Ruang Lingkup
Metode pengujian ini mencakup tentang persyaratan, ketentuan dan cara pengujian
kayu, dengan benda uji kecil bebas cacat untuk jenis kayu kering udara.

4. Pengujian Kuat Tekan Kayu

Pengujian kuat tekan dilaboraturium  telah di atur dalam Standar Nasional


(SNI), tata cara tersebut meliputi perngertian-pengertian, persyaratan peengujian,
ketentuan-ketentuan, cara uji, sampai pembuatan laporan pengujian. Berikut
ini Civilkitau akan mengulasnya :
DESKRIPSI
Maksud dan Tujuan
*Maksud
Metode Pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian
kuat tekan kayu.
*Tujuan
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai tekan kayu.

Ruang Lingkup
Metode pengujian ini mencakup tentang persyaratan, ketentuan dan cara pengujian
kayu, dengan benda uji kecil bebas cacat untuk jenis kayu kering udara.

F. Penyajian dan Analisis data

1. Pengujian Kuat Tarik Kayu

A = 92,4 mm2
Lo = 26 mm
b = 0,84 cm
h = 1,1 cm
Beban maks = 10,83 kN
= 1083,4 kg/cm2
Rm = 117 Mpa
Kuat tarik :
Ρ
( MPa)
ft = b.h
= 1132,1Mpa

2. Pengujian Kuat Lentuk Kayu


L = 50,4 cm
b = 4,7 cm
h = 4,6 cm
A = 83,25 mm2
Lo = 50 mm
Beban maks = 3,47 Kn
= 347,5 kg/cm2
Kuat lentur :
3 PL
2
( MPa)
fb = 2 . b . h
= 264,16 Mpa
G. Pembahasan

1. Pengujian Kuat Tarik Kayu

Berdasarkan uji tarik yang sudah dilakukan terhadap kayu, dihasilkan beban
maksimum kayu saat dilakukan uji tarik sebesar 1083,4 kg/cm2 pada detik ke 16,56. Dan
kuat tarik yang dihasilkan sebesar 1132,1 Mpa.
Berdasarkan Peraturan Konstuksi Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1961, kayu di
Indonesia diklasifikasikan kedalam beberapa kelas yaitu I , II , III , IV dan V. Kayu yang
di uji pada kuat tariknya termasuk kedalam kelas I karena kuat tariknya berada ≥ 650 .

2. Pengujian Kuat Lentuk Kayu

Berdasarkan pengujian kuat lentur kayu yang sudah dilakukan, dihasilkan beban
maksimum sebesar 347,5 kg/cm2. Beban maksimum terjadi pada detik ke 15,407. Kuat
lentur yang sudah di hitung pada kayu yang di uji sebesar 264,16 Mpa.
Berdasarkan Peraturan Konstuksi Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1961, kayu di
Indonesia diklasifikasikan kedalam beberapa kelas yaitu I , II , III , IV dan V. Kayu yang
di uji pada kekuatan lentur tersebut termasuk kedalam kelas IV karena berada di antara
300 – 215.

H. Kesimpulan

1. Pengujian Kuat Tarik Kayu

Dari hasil yang sudah diuji kuat tariknya, dapat disimpulkan kayu tersebut termasuk
kedalam kelas I klasifikasi kayu di Indonesia karena menghasilkan kuat tarik sebesar
1132,1 Mpa.

2. Pengujian Kuat Lentuk Kayu

Dari hasil yang sudah diuji kuat lenturnya, dapat disimpulkan kayu tersebut
termasuk kedalam kelas III klasifikasi kayu di Indonesia karena menghasilkan kuat lentur
sebesar 264,16 MPa.
I. Saran
Sebaiknya pengujian semua pengujian pada praktik kerja kayu dilakukan sebanyak dua
kayu atau lebih dengan jenis kayu yang berbeda agar bisa dibandingkan klasifikasi kelasnya
dan kuat Tarik,Lentur,Geser,dan Tekannya.

J. Daftar Pustaka
Kistiani, Frida.2006. Tinjauan Kuat Tarik dan Kuat Tarik kayu Berdasarkan PKKi 1961,
SNI M.27-1991-03 dan SNI M. 25-1991-03. Jurnal.Vol 14.
Anonimus. 1973. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 PKKI 1961.
Dumanauw,JF.2001. Mengenal Kayu, Yogyakarta.
SNI 03-3959-1995

Anda mungkin juga menyukai