BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kayu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena kayu telah
banyak digunakan sebagai alat perlengkapan sehari-hari. Kayu sebagai bahan
bangunan mempunyai kelebihan dibanding bahan bangunan lainnya, tersedia
hampir di seluruh dunia yang mudah diperoleh dalam berbagai bentuk dan
ukuran, secara alami mempunyai penampilan yang sangat dekoratif, serta
beratnya relatif ringan (behaviorurldefaultvmlo.html.2013).
Berat jenis kayu adalah sifat fisika kayu yang paling penting. Kebanyakan
sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan sering
digunakan secara campur aduk. Berat jenis merupakan perbandingan berat jenis
bahan dengan berat jenis air. Perhitungan berat jenis banyak di sederhanakan
dalam sistem metrik karena 1 cm3 air beratnya tepat 1 g. Jadi berat jenis dapat
dihitung secara langsung dengan membagi berat dalam gram dengan volume
dalam sentimeter kubik. Dengan angka, maka kerapatan (R) dan berat jenis (B)
adalah sama. Namun, berat jenis tidak mempunyai satuan karena berat jenis
adalah nilai relatif. Berat jenis kayu dapat ditentukan pada berbagai kondisi kadar
air kayu berupa basah, segar, kering air dan kering tanur.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kita harus mengetahui karakter yang
terkandung perihal karakter yang terkandung dalam kayu ini, seperti halnya
beton sebagai struktur yang kuat kayu juga sangat berperan dalam pembuatan
pergedungnan dan sebagainya sehingga kebutuhan penelitian begitu menunjang
dalam pemanfaatan dalam bidang bangunan, seiring perkembangan jaman yang
pesat, kayu menjadi sasaran utama dalan aktifitas sebagai multi guna sehingga
semakin hari kayu ini menjadi langkahnya karena pemanfaatan yang berlebuhan
yang di sebabkan salah satunya ialah kurang pemahaman dari masyarakat.
B. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini ialah, untuk mendapatkan berat jenis kayu dan
….kerapatan kayu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar
Jumlah substansi dinding sel pada kayu, disebut sebagai berat jenis adalah
indikator yang penting dari beberapa sifat fisika kayu. Berat jenis merupakan
perbandingan antara kerapatan suatu benda yang dalam hal ini kayu dengan
kerapatan benda standar yang umumnya berupa air. Namun, karena pada suhu
4°C nilai kerapatan air adalah 1 gr/cm3, maka pada kayu yang nilai kerapatannya
ditentukan berdasarkan berat kering tanur dan volume basah mempunyai nilai
misal 0,4 gr/cm3 secara langsung kayu tersebut juga dapat dikatakan memiliki
berat jenis 0,4 (tanpa satuan). Meskipun nilai berat jenis hanya ditentukan
berdasarkan berat kering tanurnya, namun nilai volumenya dapat ditentukan
berdasarkan tiga keadaan yaitu kering tanur, basah (lebih besar atau sama
dengan titik jenuh serat) atau keadaan kadar air antara kering tanur dan basah
(Suryanti Rapang Tonapa, Pedoman Pelaksanaan Praktikum Teknologi Bahan,
2019).
Faktor – faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu yaitu umur pohon,
tempat tumbuh, posisi kayu dalam batang dan kecepatan tumbuh. Berat jenis
kayu merupakan salah satu sifat fisik kayu yang penting sehubungan dengan
penggunaannya. Berat jenis suatu kayu bergantung dari jumlah zat kayu yang
tersusun di dalamnya, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang
dikandung dan zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan
dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai
patokan berat kayu. Berat jenis kayu adalah perbandingan berat kayu terhadap
volume air yang sama dengan volume kayu tersebut dengan menggunakan berat
kayu kering sebagai dasar. Faktor tempat tumbuh dan iklim, letak geografis dan
spesies dapat berpengaruh terhadap berat jenis, demikian pula letak bagian
kayunya berpengaruh terhadap berat jenis kayu. Klasifikasi yang ada terdiri dari
kayu dengan berat ringan, bila BJ kayu < 0,3, kayu dengan berat sedang, bila BJ
kayu 0,36 – 0,56 dan kayu dengan berat berat, bila BJ kayu > 0,56. (Jaker, Berat
Jenis Kayu, 2011)
Berat jenis kayu adalah sifat fisika kayu yang paling penting. Kebanyakan
sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan sering
digunakan secara campur aduk. Berat jenis merupakan perbandingan berat jenis
bahan dengan berat jenis air. Perhitungan berat jenis banyak di sederhanakan
dalam sistem metrik karena 1 cm3 air beratnya tepat 1 g. Jadi berat jenis dapat
dihitung secara langsung dengan membagi berat dalam gram dengan volume
dalam sentimeter kubik. Dengan angka, maka kerapatan (R) dan berat jenis (B)
adalah sama. Namun, berat jenis tidak mempunyai satuan karena berat jenis
adalah nilai relative. (Frick, Ilmu Fisika Mekanika Kayu, 2013)
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara minimal 0,20
sampai berat jenis 1,28. berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat
kayu. Semakin berat kayu itu, umumnya semakin kuat pula kayunya. Berat jenis
ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel membentuk
pori-pori. Berat jenis diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume
kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standar. Umumnya berat
jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering tanur atau kering udara dan
volume kayu pada posisi kadar air tersebut Semua kayu mempunayi berat jenis
zat kayu 1,50 ; 1,53 secara teoritis tidak sama dengan rongga selnya.
Sedangkan pola variasi berat jenis pada arah longitudinal batang (dari
pangkal ke arah ujung batang) dikemukakan sebagai berikut :
I >0,90
II 0,60-0,90
III 0,40-0,60
IV 0,30-0,40
V <0,30
mM
ρ M=
VM
Keterangan :
K M . mM
SM=
Vm
Keterangan :
BAB III
METODE PERCOBAAN
A . Alat
1. Talam
2. Gergaji
3. Oven
4. Timbangan
5. Mistar
B . Bahan
1. Kayu
C . Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan
2. Kayu utuh di potong-potong sesuai ukuran 8 cm x 5,5 cm x 3,5 cm
3. Lakukan pengamatan visual pada sampel kayu apakah ada cacat kayu dan
mencatat hasil pengamatan
4. Lakukan penimbangan sampel kayu dan catat berat awal sampel kayu (m M )
5. Dapatkan volume sampel kayu sesuai dengan dimensi (V m)
6. Oven sampel kayu dengan suhu 110° C untuk mendapatkan berat kering
oven (mo )
7. Simpan alat pada tempatnya
LAMPIRAN
A. Foto Alat
BAB IV
mM
ρM =
VM
Kering udara
Sampel I
93,06
ρM =
154
SM = 0,604 gr/ cm3
Sampel II
92,45
ρM =
154
SM = 0,600 gr/ cm3
0,604+0,600
ρM ( rata- rata) =
2
SM = 0,602 gr/ cm3
Kering Oven
Sampel I
73,93
ρO =
140,98
SO = 0,524 gr/ cm3
Sampel II
73,65
ρO =
140,98
SO = 0,522 gr/ cm3
0,524+0,522
ρ O ( rata- rata) =
2
Kering udara
Sampel I
1× 93,06
SM =
154
= 0,604 gr/ cm3
Sampel II
1× 92,45
SM =
154
= 0,600 gr/ cm3
0,604+0,602
SM ( rata- rata) =
2
= 0,602 gr/ cm3
Kering oven
Sampel I
1× 74,93
SO =
140,98
SO = 0,524 gr/ cm3
Sampel II
1× 73,65
SO =
140,98
= 0,522 gr/ cm3
0,524+0,522
SO ( rata- rata) =
2
= 0,523 gr/ cm3
B. Pembahasan
Pada data 1 diperoleh nilai kerapatan kayu kering udara 0,604 gr/cm 3 dan nilai
berat jenis kering udara yang diperoleh adalah 0,604 kemudian pada data 2 di
peroleh nilai kerapatan kayu kering udara yaitu 0,600 gr/cm3 dan nilai berat jenis
kering udara yang diperoleh adalah 0,600 gr/cm3. Kemudian nilai berat jenis dan
kerapatan yang diperoleh pada data 1 dan juga data 2 di rata-ratakan sehingga di
peroleh nilai berat jenis kayu kering udara 0,602 gr/cm3, dan nilai kerapatan kayu
kering udara 0,602 gr/cm3.
Pada data 1 diperoleh nilai kerapatan kayu kering oven 0,524 gr/cm3 dan nilai
berat jenis kering oven yang diperoleh adalah 0,524 gr/cm3 kemudian pada data 2
di peroleh nilai kerapatan kayu kering oven yaitu 0,522 gr/cm3 dan nilai berat jenis
kering oven yang diperoleh adalah 0,522 gr/cm3. Kemudian nilai berat jenis dan
kerapatan yang diperoleh pada data 1 dan juga data 2 di rata-ratakan sehingga di
peroleh nilai berat jenis kayu kering oven 0,523 gr/cm3, dan nilai kerapatan kayu
kering udara 0,523 gr/cm3.
ASTM D2395
No. Contoh : Tgl. Dikerjakan : 9 Juni 2022
Tabel 3. Data Hasil Perhitungan Pemeriksaan Berat Jenis Dan Kerapatan Kayu
Observasi I II Observasi I II
0,604 0,600
ρM ρo 0,524 g/cm3 0,522 g/ cm3
g/cm3 g/cm3
ρ M ( rata- ρ o ( rata-
0,602 g/ cm3 0,523 g/ cm3
rata) rata)
0,604 g/ 0,600 g/
SM So 0,524 g/ cm3 0,522 g/ cm3
cm3 cm3
SM ( rata- So ( rata-
0,602 g/ cm3 0,523 g/ cm3
rata) rata)
Makassar, 2021
Asisten
KRISVON DESARATU
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
ASTM C218 : Standard Test Method for Relative Density (Specific Gravity) and
Absorption of Fine Aggregate
LAMPIRAN
B. Foto Kegiatan
GambarKayu
1. Pengukuran
Gambar 2.
Pemotongan Kayu
Gambar 3. Menimbang
Berat Mula- Mula
Gambar 4. Memasukkan
Sampel Kedalam Oven
Gambar 4. Mengeluarkan
Sampel Yang Telah Di Oven
Selama 24 Jam
Gambar 5. Menimbang
Berat Kering Oven Sampel
C. Foto Kelompok
Kelompok 17
PERCOBAAN VII
BERAT JENIS DAN KERAPATAN
KAYU
DAFTAR ISI
JUDUL PERCOBAAN i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Percobaan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Teori Dasar 3
BAB III METODE PERCOBAAN 6
A. Peralatan 6
B. Bahan 6
C. Prosedur Pelaksanaan 6
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.............................................7
A. Perhitungan...............................................................................7
C. Pembahasan…………………………….. 8
C. Data Hasil……………………………9