Anda di halaman 1dari 16

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

PERCOBAAN VII

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN KERAPATAN KAYU

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 1


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kayu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena kayu telah
banyak digunakan sebagai alat perlengkapan sehari-hari. Kayu sebagai bahan
bangunan mempunyai kelebihan dibanding bahan bangunan lainnya, tersedia
hampir di seluruh dunia yang mudah diperoleh dalam berbagai bentuk dan
ukuran, secara alami mempunyai penampilan yang sangat dekoratif, serta
beratnya relatif ringan. Kayu adalah bahan yang terdiri dari sel-sel. Struktur
yang terdiri atas sel tersebut memberikan kayu banyak sifat-sifat dan ciri-ciri
yang unik. Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda
terhadap volumenya. Kerapatan kayu berhubungan langsung dengan
porositasnya, yaitu proporsi volume rongga kosong. Sekeping kayu segar dari
cemara dengan kerapatan 23,4 pon bahan kayu kering/kaki kubik berisi kira-
kira 25 % bahan dinding sel dan 75% rongga (terutama rongga sel) menurut
volumenya. Sebaliknya, white oak dengan kerapatan 46,8 pon kering/kaki
kubik mempunyai volume rongga kira-kira 50%. Apabila membicarakan kayu,
sangat membantu untuk membayangkan volume rongga yang ada
hubungannya dengan itu. Orang dapat memahami mengapa suatu balok yang
berisi 50% volume rongga akan bertahan terhadap pemampatan jauh lebih
besar daripada suatu balok dari spesies yang berbeda dengan 75% rongga.

Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan


barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak
dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk
salah satu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat
kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari
pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta
macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih
kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang
bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.

B. Tujuan Percobaan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

Mendapatkan berat jenis kayu dan kerapatan kayu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Kerapatan Kayu


Kerapatan suatu benda yang homogen adalah massa atau berat persatuan
volume, sehingga kerapatan selalu dinyatakan dengan satuan gram/cm 3 atau
kg/m3. Massa atau berat dan volume pada perhitungan kerapatan kayu dapat
menggunakan berbagai macam kondisi kayu (kondisi segar/basah, kering
udara, kadar air tertentu dan kering tanur) . Berat jenis tidak bersatuan
(unitless) karena merupakan perbandingan berat benda terhadap berat dari
volume air yang sama dengan volume benda yang diukur atau dapat juga
didefinisikan sebagai perbandingan antara kerapatan kayu (atas dasar berat
kering tanur dan volume pada berbagai kondisi kayu) terhadap kerapatan air
pada suhu 40C. Air memiliki kerapatan 1 g/cm 3 atau 1000 kg/m3 pada suhu
standar tersebut. Karenanya kayu dengan berat jenis 0,50 mempunyai kering
0,50 gram/cm3 atau 500 kg/m3. Dalam sistem Inggris, air memiliki kerapatan
62,4 pon/kk3 . Karenanya, kerapatan sepotong kayu dengan berat jenis 0,50
adalah 0,50 x 62,4 atau 31,2 pon/kk 3 (berat kering tanur per unit volume pada
kandungan air tertentu).

B. Definisi Berat Jenis Kayu

Berat jenis kayu adalah salah satu sifat fisika kayu yang paling penting.
Kebanyakan sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan
kerapatan. Di dalam bahasan-bahasan umum istilah berat jenis dan kerapatan
sering digunakan secara campur aduk. Namun, seperti yanga akan dibahas
kemudian istilah-istilah ini mempunyai arti yang tepat dan berbeda meskipun
keduanya mengacu pada konsep yang sama. Kekuatan maupun kekakuan kayu
naik dengan berat jenis. Ciri transmisi panas kayu naik dengan berat jenis
seperti halnya panas per satuan volume yang dihasilkan dalam pembakaran.
Kelakuan penyusutan dan pengembangan kayu juga terpengaruh, meskipun
hubungannya tidak begitu langsung seperti halnya sifat-sifat kekuatan. Sifat-
sifat fisik lainnya adalah kadar air, kembang susut dan kekuatan kayu
(Dumanauw, 1993).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 3


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

C. Jenis-Jenis Kayu
Jenis kayu terbagi menjadi dua yaitu jenis kayu lunak (softwood) dan jenis
kayu keras(hardwood). Jenis kayu tersebut terbagi karena kayu memiliki sifat
fisik yang bervariasi serta kepadatan yang beragam. Jenis kayu tersebut juga
mempunyai guna yang berbeda, seperti kayu lunak sering digunakan untuk
membuat kertas karena kepadatan dan struktur kerapatan kayunya yang
sangat renggang dan mudah untuk dihancurkan. Berbeda dengan kayu keras
yang sering digunakan untuk membuat sebuah furnitur karena kepadatan dan
struktur kerapatannya yang rapat dan kekerasan struktur kayunya.

Banyak yang berpendapat kalau kayu keras dan lunak dibedakan dari
daunnya, kayu keras biasanya dari pohon yang berdaun lebar dan kayu lunak
biasanya dari pohon yang berdaun runcing. Akan tetapi banyak juga yang
menyangkal pendapat tersebut karena ada beberapa kayu keras yang memiliki
struktur kerapatan yang renggang dan bisa jadi lebih lunak dari pada beberapa
jenis kayu lunak berkerapatan tinggi.

Kayu yang dikategorikan kedalam kayu keras (hardwood) tidak berarti


keras dan kayu yang dikategorikan kedalam kayu lunak ( softwood) tidak pula
berarti kayu tersebut lunak. Ada “soft hardwood “ dan “hard softwood” jadi
struktur kerapatan dan kepadatannya terbagi. Akan tetapi jenis tersebut akan
sulit diidentifikasi dengan kasat mata.

Berdasarkan klasifikasi tumbuhan keduanya sama-sama termasuk kedalam


divisi tumbuhan spermatophyte (tumbuhan yang menghasilkan biji), tetapi kayu
keras dan kayu lunak berbeda pada subdivisi. Kayu keras berada pada subdivisi
Angiospermae, sedangkan kayu keras berada pada subdivisi Gymnospermae.
Tumbuhan pada subdivisi Angiospermae ditandai dengan produksi biji di dalam
ovarium, sedangkan Gymnospermae menghasilkan biji yang tidak memiliki
lapisna penutup. Perbedaan kayu lunak dan kayu keras tidak hanya dalam hal
penampkan luarnya saja, tetapi kayu-kayu yang dibentuknya juga berbeda
dalam struktur dan morfologinya. Selain itu, tipe sel dan jumlah serta
penyusunnya juga terdapat perbedaan.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 4


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

Tidak terdapat metode khusus di laboratorium yang mengidentifikasi kayu


keras atau kayu lunak. Ada cara praktis yang bisa kita gunakan yaitu
menggunakan kuku ibu jari untuk melakukan pengetesan yaitu dengan cara
menekan permukaan kayu dengan ibu jari. Kayu yang lunak akan meninggalkan
bekas guratan pada kayu, lebig dalam guratan itu terbentuk, berarti kayu
tersebut lebih lunak. Kayu yang keras tidak akan meninggalkan bekas guratan
ketika ditekan dengan kuku ibu jari.

D. Manfaat Kayu
1. Menjadi tiang rumah
2. Bahan pembuat perahu
3. Furniture rumah
4. Bantalan rel kereta api
5. Menjadi rangkah konstruksi jembatan
6. Bahan pembuat alat music

E. Klasifikasi Kayu Indonesia berdasarkan kerapatan kayu


Tabel 2.2.1 tabel klasifikasi kelas kuat kayu

Kelas Kuat Kerapatan(gr/cm3)

I >0,90
II 0,60-0,90
III 0,40-0,60
IV 0,30-0,40
V <0,30

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 5


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

Untuk mencari kerapatan dapat di gunakan rumus dibawah ini :


mM
ρM=
VM
mM = berat kayu setelah di potong ( gr )
V M = volume kayu yang telah di potong ( gr )

Untuk menghitung gravitasi dapat di gunakan rumus :


K M . mM
SM=
Vm
K = Konstanta yang di gunakan untuk mengukur massa dan volume
= 27.680 ¿3 / lb ketika massa dalam satuan lb dan volume dalam satuan ¿3
= 453.59 cm3/ lb ketika massa dalam satuan lb dan volume dalam satuan

cm3
= 453 590 mm3 / lb ketika massa dalam satuan lb dan volume dalam satuan

mm3
= 0.061024 ¿3 / g ketika massa dalam satuan g dan volume dalam satuan ¿3
= 1.000 cm3/ g ketika massa dalam satuan g dan volume dalam satuan cm 3
= 1000 mm3 / g ketika massa dalam satuan g dan volume dalam satuan mm3
m M = berat kayu setelah di potong ( gr )
V M = volume kayu yang telah di potong ( gr )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 6


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Peralatan yang digunakan

1. Talam

Gambar 3.1 Talam

2. Gergaji

Gambar 3.2 Gergaji

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 7


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

3. Oven Pengering

Gambar 3.3 Oven Pengering

4. Timbangan Digital dengan ketelitian 0,1 gr

Gambar 3.4 Timbangan Digital dengan ketelitian 0,01 gr

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 8


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

5. Penggaris

Gambar 3.5 Penggaris

B. Bahan yang digunakan


Kayu dengan ukuran yang sama pada pengujian kadar air kayu.

Gambar 3.6 Kayu

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 9


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

C. Prosedur Pelaksanaan
1. Memotong kayu utuh sesuai ukuran pada pengujian kadar air kayu.
2. Melakukan pengamatan sampel kayu apakah ada cacat pada kayu
atau tidak, kemudian catat hasil pengamatan.
3. Kemudian menimbang sampel kayu untuk mendapatkan berat awal
kayu (mM).
4. Menghitung untuk mendapatakan volume sampel kayu sesuai
dengan dimensi (VM).
5. Memasukkan sampel kayu ke dalam oven dengan suhu 103°C selama
24 jam. Setelah 24 jam, kemudian menimbang kayu untuk
mendapatkan berat kering oven (m0).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 10


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Diketahui data-data hasil percobaan sebagai berikut :

Density at moisture content M :

mM
ρM =
VM

Sampel I

55,18 1,15 ( 49,9 )−46,1


ρM = x= x 100
100 46,1
= 0,551 g/cm3
Sampel II

57,11 1,15 ( 49,9 )−46,1


ρM = x= x 100
100 46,1
= 0,571 g/cm3

0,551
ρ M ( rata- rata) =
0,571
= 0,561 g/cm3
Specific gravity at moisture content M :

Km M 1,15 ( 49,9 )−46,1


x= x 100
SM = VM 46,1

Sampel I

1× 55,18 1,15 ( 49,9 )−46,1


SM = x= x 100
100 46,1
= 0,551
Sampel II

1× 5,711 1,15 ( 49,9 )−46,1


SM ¿ x= x 100
100 46,1
¿0,571

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 11


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

0,551+ 0,571
SM ( rata- rata) ¿
2
¿0, 56
B. Pembahasan

Dari hasil didapatkan Density( ρ¿¿ M )¿ rata-rata 0,561 gr/cm3, Berat Jenis
( S¿¿ M )¿rata-rata 0,561.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 12


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Berat jenis kayu merupakan perbandingan berat jenis kayu dengan
berat jenis air.
2. Berat jenis juga merupakan indeks yang paling baik dan paling
sederhana dari kekuatan kayu bebas cacat. Dengan demikian, bila berat
jenis kayu tinggi maka kekuatan kayu pun juga ikut naik. Ini disebabkan
karena berat jenis atau kerapatan merupakan pengukur banyaknya zat
kayu yang ada dalam kayu segar.

B. Saran
1. Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu
memahami materi percobaan.
2. Sebaiknya alat-alat laboratorium dilengkapi agar praktikum tidak
terhambat karena kekurangan alat demi kelancaran praktikum.
3. Sebaiknya ketika melaksanakan praktikum diharapkan untuk datang
tepat waktu sesuai jadwal.
4. Sebaiknya ketika praktikan selesai melakukan percobaan agar
membersikan alat-alat yang telah digunakan dan dikembalikan ke
tempat semula.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 13


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

DAFTAR PUSTAKA
ASTM C218 : Standard Test Method for Relative Density (Specific Gravity) and
Absorption of Fine Aggregate
http://eddysusilofahutan2012.blogspot.com/2015/05/kerapatan-kayu.html?m=1
http://trisnusatriadi.blogspot.com/2009/05/berat-jenis-dan-kerapatan-kayu.html?
m=1

Tonapa, Suryanti Rapang. 2017. Pedoman Praktikum Teknologi Bahan, UKI PAULUS,
Makassar.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 14


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

FOTO KEGIATAN

Gambar 2.2 Memotong Sampel menjadi 2 sampel

Gambar 2.3 Menimbang sampel untuk mendapatkan nilai berat benda uji mula-mula
(Gx)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 15


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XXXIII

Gambar 2.6 Memasukkan sampel kedalam oven untuk mendapatkan nilai berat kayu
kering oven

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 16

Anda mungkin juga menyukai