PERCOBAAN II
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN
PENYERAPAN AGREGAT HALUS
B. Tujuan Percobaan
Menentukan“bulk and apparent” specific gravity dan penyerapan (absorption) dari
agregat halus menurut SNI l1970-2008. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya
komposisi volume agregat dalam adukan beton.
BAB II
TEORI PUSTAKA
A. Teori Dasar
Mencari nilai relative density dari suatu contoh bahan mentah secara umum
dilakukan dengan menggunakan timbangan, keranjang baja (steel yard) yang mengacu
pada buku acuan dari sifat fisik dan mineralogy fisik (physical mineralogy) (Hurlbut and
Klien,1977). Untuk agregat yang lebih halus digunakan piknometer (pycnometer), selain
penggunaan piknometer ini ada beberapa metode yang bisa dihitung berat jenis agregat
halus dan sedang yakni dengan menggunakan gas jar dan specific gravity bottle (BS
812 : 1975). Karateristik berat jenis secara umum digunakan dalam perhitungan volume
agregat dalam berbagai jenis campuran yang mengandung agregat termasuk beton semen
Portland, aspal beton, dan campuran lain yang secara proporsional atau dianalisis
berdasarkan volume.
Berat Jenis semu (Apparent Specific Gravity) merupakan bagian relative density dari
bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori-pori/rongga udara yang
dapat menyerap air.
Berat Jenis : Bulk Specific Gravity adalah perbandingan antara berat jenis
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
B
B+C-D
Berat Jenis (SSD) : Atau berat kecil kering permukaan jenuh yaitu perbandingan
antara berat agregat kering-permukaan jenuh dan berat air
suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh
pada suhu tertentu.
A
C+A+D
Berat Jenis Semu : Apparent specific gravity ialah perbandingan antara berat
agregat dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan kering pada suhu tertentu.
B
B+C+D
Penyerapan : Persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering
A-B
x100
B
%
Dimana :
BAB III
METODE PERCOBAAN
A .Alat yang digunakan
1. Timbangan dengan ketelitian 1,0 kapasitas 20 kg
6. Talam
7. Ember
8. Koran
9. Plat kaca
10. Oven
2. Air
Observasi II
A-B
Persentase Absorpsi Air = x 100%
B
500-491,23
= x 100%
491,23
= 1,66 %
Rata-rata :
Analisa Data
Spesifikasi Hasil
Jenis Pemeriksaan Keterangan
Min Max Percobaan
B. Pembahasan
Dari hasil didapatkan apparent specific gravity rata-rata 2,59, bulk specific gravity
(kering) 2,48. Persentase absorpsi air rata-rata agregat halus yaitu 1,6%. Penyerapan
agregat dipengaruhi piri-pori yang ada pada agregat, semakin besar porositas agregat,
maka semakin besar persentase penyerapan agregat. Persentase absorsi menunjukkan
dibawah 2% menunjukan sampel agregat SSD menyimpan sedikit kandungan air pada
rongganya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Dari hasil perhitungan didapatkan rata – rata :
2. Agregat yang diperiksa dalam percobaan ini memenuhi syarat berat jenis dan
tingkat penyerapan agregat halus, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
material konstruksi untuk campuran dalam adukan beton atau sebagai bahan
pembentuk struktur.
B. Saran
1. Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu memahami materi
percobaan.
2. Selama berlangsungnya praktikum sebaiknya semua praktikan aktif dalam
melaksanakan praktikum.
3. Sebaiknya ketika melaksanakan praktikum diharapkan untuk tepat waktu sesuai
jadwal.
4. Sebaiknya ketika praktikan selesai melakukan percobaan agar membersikan alat-
alat yang telah digunakan dan dikembalikan ketempat semula.
5. Sebaiknya menggunakan alat saat praktikum dengan hati hati untuk mengindari
kerusakan alat saat berjalannya praktikum.
6. Dalam melakukan praktikum harus mengutamakan kekompakan sehingga dalam
melakukan setiap percobaan semua mahasiswa dalam kelompok paham dan
mengerti tahap dalam pengujian.
DAFTAR PUSTAKA
SNI 03-1970-2008. Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus.
Jakarta : Badan Standardisasi Naisonal
Tonapa, Suryanti Rapang. 2017. Pedoman Praktikum Teknologi Bahan. Makassar :
Universitas Kristen Indonesia Paulus.
LAMPIRAN
2.Foto Bahan
3.Foto Kegiatan
Gambar 3.7 Proses memadatkan benda Gambar 3.8 Ketika cetakan diangkat
uji menggunakan tongkat menyebabkan butiran pasir
pemadat (stamper) runtuh atau longsor
Gambar 3.5 Agregat yang lolos SSD Gambar 3.6 Proses memasukan benda
sebnayak 25 kali dalam 3
atau kering permukaan uji kedalam cetakan
dengan 3 kali pemadatan
Gambar 3.7 Proses menumbuk benda Gambar 3.8 Cetakan yang diangkat
uji sebanyak 25 kali menyebabkan butiran-
butiran pasir longsor atau
runtuh
Gambar 3.11 Proses memasukan benda Gambar 3.12 Proses memasukan air
uji sebanyak 500 gram ke sampe batas kalibarsi
dalam piknometer 90% penuh
FOTO KELOMPOK
KELOMPOK XVII