HALUS
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan
massa air dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan
adalah kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai
dengan kondisi jenuh permukaan kering (SSD = Saturated Surface Dry).
Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh
agregat. Berat jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis
dari beton sehingga secara langsung menentukan banyaknya campuran
agregat dalam campuran beton.
Pasir untuk bahan bangunan bermacam- macam (pasi besi,kwarsa,
lesti dll). Masing- masing jenis pasir mempunyai berat jenis yang berbeda-
beda, pasir yang digunakan untuk campuran beton juga tertentu dengan
tingkat kekuatan yang diinginkan. Untuk itu berat jenis pasir akan
mempengaruhi kekuatan beton itu sendiri.
2. Tujuan Percobaan
Menentukan bulk and apparent specific gravity dan penyerapan
(absorption) dari agregat halus menurut SNI 03-1970-1990. Nilai ini
diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume agregat
dalam adukan beton.
BAB II
STUDI PUSTAKA
1. Teori Dasar
Berat Jenis (SSD) : Atau berat kecil kering permukaan jenuh yaitu
perbandingan antara berat agregat kering-
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
e) Koran
f) Plat kaca
g) Corong
h) Talam
i) Ember
j) Oven
3. Prosedur Pelaksanaan
a) Saring agregat halus sebanyak 1000 gram.
b) Bersihkan dari kotoran agregat dengan mengunakan alat Concrete
batching and mixing.
c) Keringkan Agregat halus jenuh air sampai diperoleh kondisi
kering dengan indikasi agregat tercurah dengan baik.
d) Rendam ageregat halus dalam selama 24 jam. Kemudian keringkan
agregat halus (kodisi SSD) dengan mengunakan koran.
e) Masukkan sebagian agregat halus pada metal sand cone mold
dan padatkan dengan tongkat pemadat (tamper) dengan jumlah
tumbukan sebanyak 25 kali. Kemudian angkat cetakan kerucut,
jika butiran-butiran pasir longsor/runtuh maka kondisi SSD
diperoleh. .
f) Masukkan agregat halus seberat 500 gram kedalam piknomter. Isi
piknometer dengan air sampai 90 % penuh dan bebaskan
gelembung udara dengan mengoyang-goyangkan piknometer.
Rendam piknometer dengan suhu air (73,43)0F selama 24 jam.
g) Pisahkan agregat halus dari piknometer dan keringkan dalam oven
pada suhu (213-230)0F. Langkah ini harus diselesaikan dalam 24
jam (1 hari).
h) Timbang agregat halus dengan ketelitian 1 gram.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
1. Perhitungan
Diketahui data-data hasil percobaan sebagai berikut :
Observasi I
Berat contoh kondisi SSD (Jenuh Air) (A) = 500 gr
Berat Contoh Kering Oven (B) = 493 gr
Berat Piknometer Berisi Air (C) = 705 gr
Berat Piknometer + Air + Benda Uji SSD (D) = 965 gr
Berat Piknometer (E) = 170 gr
B
Apparent Specific Gravity =
BC-D
493
=
493 705 965
= 2,116 gr/cm3
B
Bulk Specific Gravity (Kering) =
C A D
493
=
705 500 965
= 2,054 gr/cm3
A
Bulk Specific Gravity (SSD) =
C A D
500
=
705 500 965
= 2,083 gr/cm3
A-B
Persentase Absorpsi Air = x100
B
500 - 493
= x100%
493
= 1,420 %
Observasi II
Berat contoh kondisi SSD (Jenuh Air) (A) = 500 gr
Berat Contoh Kering Oven (B) = 483 gr
Berat Piknometer Berisi Air (C) = 704 gr
Berat Piknometer + Air + Benda Uji SSD (D) = 979 gr
Berat Piknometer (E) = 170 gr
B
Apparent Specific Gravity =
BC-D
483
=
483 704 979
= 2,322 gr/cm3
B
Bulk Specific Gravity (Kering) =
C A D
483
=
704 500 979
= 2,147 gr/cm3
A
Bulk Specific Gravity (SSD) =
C A D
500
=
704 500 979
= 2,222 gr/cm3
A-B
Persentase Absorpsi Air = x100
B
500 - 483
= x100%
483
= 3,520 %
Rata-rata
2,116 2,322
Apparent specific gravity =
2
= 2,219 gr/cm3
2,054 2,147
Bulk Specific Gravity (Kering) =
2
= 2,101 gr/cm3
2,083 2,222
Bulk Specific Gravity (SSD) =
2
= 2,152 gr/cm3
1,420 3,520
Persentase Absorpsi Air =
2
= 2,47 %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a) Dari hasil perhitungan didapatkan :
Apparent specific gravity rata-rata = 2,219 gr/cm3
Bulk Specific Gravity (Kering) rata-rata = 2,101 gr/cm3
Bulk Specific Gravity (SSD) rata-rata = 2,152 gr/cm3
Persentase Absorpsi Air rata-rata = 2,47 %
2. Saran
a) Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu
memahami materi percobaan.
b) Sebaiknya alat-alat laboratorium dilengkapi agar praktikum tidak
terhambat karena kekurangan alat demi kelancaran praktikum.
c) Sebaiknya ketika melaksanakan praktikum diharapkan untuk
datang tepat waktu sesuai jadwal.
d) Sebaiknya ketika praktikan selesai melakukan percobaan agar
membersikan alat-alat yang telah digunakan dan dikembalikan
ke tempat semula.
Daftar Pustaka
SNI 03-1970-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air
Agregat Halus.
http://blog-beton.blogspot.co.id/2011/01/pengujian-berat-jenis-agregat-
halus.
https://laporantekniksipil.wordpress.com/2012/06/23/pemeriksaan-berat-
jenis-agregat-halus/.
http://rizaldyberbagidata.blogspot.co.id/2012/06/pemeriksaan-
agregat.html