Anda di halaman 1dari 24

Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

A. Tujuan Percobaan

Menentukan berat jenis (Spesific Gravity) dan penyerapan (Absorption)

dari agregat kasar menurut prosedur ASTM C 127. Nilai ini diperlukan untuk

menetapkan besarnya komposisi volume agregat dalam adukan beton.

B. Teori Dasar

Standar ini untuk menentukan berat jenis dan penyerapan air agregat

halus. Agregat halus adalah agregat yang ukuran butirannya lebih kecil dari

4,75 mm (Saringan No.4). Berat jenis dapat dinyatakan dengan berat jenis

curah kering, berat jenis curah pada kondisi jenuh kering permukaan atau berat

jenis semu. Berat jenis curah (jenuh kering permukaan) dan penyerapan air

berdasarkan pada kondisi setelah (24) jam direndam di dalam air. Cara uji ini

tidak ditujukan untuk digunakan pada pengujian agregat ringan. Nilai-nilai

yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional (SI) dan digunakan sebagai

standar.

Standar ini dapat menyangkut penggunaan bahan, pelaksanaan dan

peralatan yang berbahaya. Standar ini tidak memasukkan masalah keselamatan

yang berkaitan dengan penggunaannya. Pengguna standar ini bertanggung

jawab untuk menyediakan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan

keselamatan serta peraturan dan batasan-batasan dalam menggunakan standar

ini.

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

C. Bahan

1. Agregat kasar

D. Peralatan

1. Timbangan dengan ketelitian 1 gram yang mempunyai kapasitas minimum

1 kg.

2. Piknometer dengan kapasitas 500 gram.

3. Cetakan kerucut pasir

4. Pengalas berupa kaca

5. Tongkat pemadat dari logam untuk cetakan kerucut pasir

6. Talam logam.

7. Sekop/sendok agregat.

8. Corong plastik.

9. Koran

10. Saringan no.4 dan no.200

11. Oven

12. Ember

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

E. Prosedur Praktikum

1. Timbang contoh benda uji lolos saringan No.4 sebanyak 1000 gram,

setelah itu rendam selama 24 Jam

2. Setelah direndam 24 jam, benda uji dikeringkan dengan Koran sehingga

diperoleh kondisi kering permukaan (SSD)

3. Sebagian dari contoh benda uji yang sudah kering dimasukkan pada

“metal sand cone mold”. Benda uji dipadatkan dengan tongkat pemadat

(tamper). Jumlah tumbukan adalah 25 kali. Kondisi SSD contoh diperoleh,

ketika butiran-butiran pasir longsor atau runtuh saat cetakan diangkat, tapi

masih dalam keadaan berbentuk.

4. Timbang piknometer kosong dan catat beratnya.

5. Setelah itu isi piknomoter kosong dengan air sampai penuh kemudian

timbang dan catat beratnya.

6. Isi piknometer kosong dengan contoh benda uji seberat 500 gr yang sudah

kering permukaan tadi, kemudian isikan air 90% penuh. Bebaskan

gelembung-gelembung udara dengan cara menggoyang piknometer.

7. Timbang piknometer yang berisi contoh benda uji dan air.

8. Kemudian rendam piknometer dengan suhu 25˚C selama 24 jam.

9. Setelah 24 jam pisahkan benda uji dari piknometer dan keringkan dengan

suhu oven yang harus diselesaikan dalam waktu 24 jam (1 hari).

10. Setelah 24 jam keluarkan contoh benda uji dan dinginkan pada suhu ruang

25˚C.

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

11. Timbanglah contoh benda uji yang telah di dinginkan dalam keadaan

kering oven.

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

F. Perhitungan

Diketahui data-data hasil percobaan sebagai berikut :

Observasi I

Berat Contoh Kondisi SSD (Jenuh air) (A) = 500 gr

Berat Contoh Kering Oven (B) = 493 gr

Berat Piknometer + Air (C) = 661 gr

Berat Piknometer + Air + Contoh SSD (D) = 970 gr

Berat Piknometer Kosong (E) = 164 gr

B
Apparent Specific Gravity =
B  C - D
493
=
493  661 - 970
= 2,679
B
Bulk Specific Gravity (kering) =
C  A - D
493
=
661  500 - 970
= 2,581
A
Bulk Specific Gravity (SSD) =
C  A - D
500
=
661  500 - 970
= 2,618
A - B
Persantase Absorpsi Air = x 100 %
B
500 - 493
= x 100 %
493
= 1,420 %

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Observasi II
Berat Contoh Kondisi SSD (Jenuh air) (A) = 500 gr
Berat Contoh Kering Oven (B) = 493 gr
Berat Piknometer + Air (C) = 677 gr
Berat Piknometer + Air + Contoh SSD (D) = 982 gr
Berat Piknometer Kosong (E) = 178 gr
B
Apparent Specific Gravity =
B  C - D
493
=
493  677 - 982
= 2,622
B
Bulk Specific Gravity (kering) =
C  A - D
493
=
6 77  500 - 982
= 2,528
A
Bulk Specific Gravity (SSD) =
C  A - D
500
=
677  500 - 982
= 2,564
A - B
Persantase Absorpsi Air = x 100 %
B
500 - 493
= x 100 %
493
= 1,420 %

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Rata – rata:
ASGI  ASGII
Apparent Specific Gravity =
2
2,679  2,622
=
2
= 2,651
BSG I  BSG II
Bulk Specific Gravity (kering) =
2
2,581  2,528
=
2
= 2,555

SSDI  SSDII
Bulk Specific Gravity (SSD) =
2
2,618  2,564
=
2
= 2,591

PAAI  PAAII
Persantase Absorpsi Air =
2
1,420  1,420
=
2
= 1,420 %

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

G. Kesimpulan

1. Spesifikasi menurut ASTM 127, ”Spesific Gravity and Absorption of

Coarse Aggregat” untuk berat jenis SSD agregat halus berkisar antara 1.60

– 3.20. Sedangkan Spesifikasi absorpsinya berkisar antara 0.20 % – 2.00 %

2. Hubungan antara “Specific Gravity”(Berat jenis SSD) dengan absorpsi

(daya serap) adalah berbanding terbalik ,dimana semakin besar nilai Specific

Gravity (Berat jenis SSD) maka semakin kecil daya serap air pada agregat

tersebut.

3. Dari hasil percobaan :

Nilai berat jenis SSD = 2,651 (memenuhi syarat)

Nilai absorpsi = 1,420 % (memenuhi syarat)

H. Saran

1. Di harapkan kepada para praktikan agar mengambil data dengan teliti agar

data yang di dapatkan lebih akurat.

2. Untuk para praktikan di harapkan agar mematuhi peraturan yang di buat

oleh kordinator Laboratorium agar praktikum berjalan dengan tertip.

3. Sebaiknya para praktikan menyimak dengan baik arahan dari asisten agar

saat melakukan percobaan tidak terjadi kesalahan.

4. Di harapkan agar setiap praktikan menjaga alat-alat dengan baik.

5. Diharapkan praktikan agar tepat waktu dalam melakukan praktikum

6. Diharapkan praktikan dapat memperhatikan cara berpakaian saat melakukan

praktikum.

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

A. Foto Alat

Gambar 1. Timbangan dengan ketelitian ketelitian


1,0 gram

Gambar 2. Piknometer dengan kapasitas 500 gram

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 3. Cetakan kerucut pasir (metal sand cone


mold)

Gambar 4. Pengalas berupa kaca

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 5. Tongkat pemadat dari logam untuk


cetakan kerucut pasir (tamper)

Gambar 6. Talam Logam

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 7. Sekop

Gambar 8. Corong plastik

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 9. Koran

Gambar 10. Saringan No. 4 dan No.200

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 11. Oven dengan pengatur suhu

Gambar 11. Ember

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

J. Foto Kegiatan

Gambar 1. Menimbang contoh benda uji yang


lolos pada saringa no. 4

Gambar 2. Proses perendaman selama 24 jam

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 3. Proses pengeringan benda uji untuk


diperoleh kondisi kering permukaan
(SSD)

Gambar 4. Contoh benda uji dimasukkan pada


“metal sand cone mold”

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 5. Proses penumbukan sebanyak 25


kali

Gambar 6. Contoh benda uji dalam kondisi


SSD

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 7. Proses menimbang piknometer


kosong

Gambar 8. Proses mengisi piknometer kosong


dengan air sampai penuh

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 9. Menimbang piknometer yang diisi


air

Gambar 10. Proses mengisi piknometer kosong


dengan contoh benda uji.

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 11. Peoses menggoyang piknometer


untuk membebaskan gelembung
udara

Gambar 12. Menimbang piknometer yang diisi


contoh benda uji

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 13. Proses perendaman selama 24 jam

Gambar 14. Proses pengeringan dalam oven


selama 24 jam

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Gambar 15. Didinginkan pada suhu ruang


25C

Gambar 16. Menimbang contoh benda uji


dengan kondisi kering oven

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

K. Foto Kelompok

KELOMPOK XXXIII

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus


Laporan Praktikum Bahan dan Struktur Beton Kelompok XXXIII

Daftar Pustaka

ASTM C 128.”Spesific Gravity and Absorption of Coarse Aggregat”

Jonie Tanijaya, 2004, Pedoman Pelaksanaan Prakrikum Beton, Universitas

Kristen Indonesia Paulus, Makassar.

Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus

Anda mungkin juga menyukai