Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………….


B. Tujuan ………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses Bentuk Pengawetan Kayu……………………………


B. Bentuk Bentuk Pengujian Kayu……………………………
1.Uji Tarik
2.Uji Tekan
3.Uji Lentur

BAB III KESIMPULAN

A. KESIMPULAN ………………………………..

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengawetan kayu adalah suatu proses untuk melindungi kayu dari kerusakan akibat serangan serangga,
jamur, dan cuaca. Tanpa perlindungan, kayu dapat mengalami pembusukan, mengalami pengkerutan,
serangan hama kayu, atau bahkan terbakar.
Dan bentuk pengujian kayu umumnya dilakukan untuk menguji kekuatan, keamanan, keawetan, dan
karakteristik lainnya dari kayu yang digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti konstruksi bangunan,
perabotan, alat-alat, dan masih banyak lagi. Pengujian ini penting untuk memastikan bahwa kayu
tersebut memenuhi standar kualitas dan dapat digunakan secara efektif dan aman.

B. Tujuan
Tujuan umum dari makalah ini adalah dapat memberikan informasi dan pemahaman serta sebagai
acuan tentang salah satu upaya proses dari pengawetan kayu serta bentuk – bentuk dari pengujian kayu

BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses – Proses Bentuk Pengawetan Kayu


Keawetan kayu dikatakan rendah , bila dalam pemakaian tidak tercapai umur yang diharapkan sesuai
dengan ketentuan kelas awet. Dalam hal ini perlu diketahui apakah factor penyebabnya . Adapun factor
penyebab kerusakan digolongkan menjadi :
Penyebab no-makhluk hidup terdiri dari :

1. Faktor fisik
2. Faktor Mekanik
3. Faktor Kimia

Penyebab makhluk hidup terdiri dari :

1. Jenis Jamur
2. Jenis Serangga
3. Jenis Binatang

Dalam proses pengawetan kayu ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu

1. Pengawetan metode sederhana


- Metode rendaman
- Metode Pencelupan
- Metode pemulasan
- Metode Penyemprotan
- Metode Pembalutan

2. Pengawetan metode khusus


- Metode proses sel penuh
- Metode proses sel kosong

Bahan pengawet kayu adalah bahan – bahan kimia yang telah diketemukan dan sangat beracun
terhadap makhluk perusak kayu , antara lain : arsen(As) , tembaga(Cu) , Seng(Zn) , fluor(F) ,
chroom(Cr) , dan lain – lain . Tidak semua bahan pengawetan akan baik digunakan dalam pengawetan
kayu . Dalam penggunaan harus diperhatikan , sifat – sifat bahan pengawet agar sesuai dengan tujuan
pemakaian . Faktor – factor sebagai syarat bahan pengawet yang baik adalah :

- Bersifat racun terhadap makhluk perusak kayu


- Mudah masuk dan tetap tinggal di dalam kayu
- Bersifat permanen dan tidak mudah luntur dan menguap
- Tidak memperngaruhi kembang susut kayu
- Tidak merubah sifat sifat kayu : sifat fisik , sifat mekanik dan sifat kimia
- Tidak mudah terbakar
- Tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar
- Mudah dikerjakan , di angkut serta mudah di dapat dan murah .

Ada 2 macam urutan kerja pada proses pengawetan kayu

1. Urutan kerja pada proses pengawetan sel penuh


Kayu dimasukkan ke dalam tangki pengawet , tangki ditutup rapat agar jangan terjadi kebocoran
dilakukan penghisapan udara (vakum) dalam tangki sampai 60 cm/Hg , selama kira kira 90 menit , agar
udara dapat keluar dari dalam kayu . Sambil vakum dipertahankan larutan pengawet kayu dimasukkan
ke dalam tangki pengawet hingga penuh . Setelah penuh , proses vakum dihentikan kemudian diganti
proses tekanan sampai sekitar 8 – 15 atmosfer selama kurang lebih 2 jam . Proses penekanan dihentikan
dan bahan pengawet kayu dikeluarkan dari tangki kembali ke tangki persediaan . Dilakukan vakum
terakhir sampai 40 cm/Hg , selama 10 – 15 menit , dengan maksud dan tujuan untuk membersihkan
permukaan kayu dari bahan pengawet.

2. Urutan kerja pada proses pengawetan sel kosong

Kayu dimasukkan dalam tangki pengawet dan ditutup secara rapat , tanpa vakum , langsung
pemberian tekanan udara sampai 4 atmosfer , selama 10 – 20 menit . Sementara tekanan udara
dipertahankan , larutan bahan pengawet dimasukkan kedalam tangki pengawet hingga penuh .
Kemudian tekanan ditingkatkan sampi 7 – 8 atmosfer selama beberapa jam , tekanan dihentikan dan
bahan pengawet dikeluarkan . Dilakukan vakum 60 cm/Hg , selama 10 menit untuk membersihkan
permukaan kayu dari kelebihan bahan pengawet .

B. Bentuk Bentuk Pengujian Kayu


Sebuah bentuk pengujian kayu umumnya dilakukan untuk menguji kekuatan, keamanan, keawetan, dan
karakteristik lainnya dari kayu yang digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti konstruksi bangunan,
perabotan, alat-alat, dan masih banyak lagi. Pengujian ini penting untuk memastikan bahwa kayu
tersebut memenuhi standar kualitas dan dapat digunakan secara efektif dan aman. Latar belakang
sebuah bentuk pengujian kayu mencakup beberapa faktor utama seperti berikut:

1.Kualitas kayu:

Kayu yang digunakan harus memenuhi standar kualitas tertentu. Kualitas kayu dapat ditentukan
oleh faktor-faktor seperti jenis kayu yang digunakan, umur kayu, resistensi terhadap pembusukan dan
serangga, kekuatan, keawetan, dan sebagainya. Pengujian akan menunjukkan apakah kayu tersebut
memenuhi persyaratan standar kualitas tersebut.

2. Beban dan kekuatan

Kayu sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan daya tahan dan kekuatan yang tinggi,
seperti dalam konstruksi bangunan. Dalam pengujian, kayu dapat diuji terhadap berbagai beban, seperti
tekanan, tarikan, atau lentur, untuk menentukan kekuatan dan daya tahannya. Pengujian ini akan
memastikan bahwa kayu tersebut aman dan mampu menahan beban yang diperlukan.

3. Keawetan

Kayu yang digunakan di luar ruangan harus tahan terhadap cuaca ekstrem, kelembaban,
serangga, dan pembusukan. Pengujian akan melibatkan paparan kayu terhadap kondisi lingkungan
simulasi untuk menilai tingkat keawetannya. Hal ini juga bisa mencakup pengujian terhadap ketahanan
terhadap api, bahan kimia, dan sebagainya.

4. Karakteristik lainnya

Pengujian kayu juga dapat melibatkan penilaian terhadap karakteristik seperti deformasi,
retakan, kandungan air, kekerasan, dan sebagainya. Karakteristik ini dapat mempengaruhi kualitas dan
penggunaan kayu tersebut. Pengujian akan membantu mengevaluasi dan mengidentifikasi karakteristik-
karakteristik tersebut.

Dalam pengujian kayu, ada beberapa metode pengujian yang umum digunakan yaitu :
1. Uji Tarik

Uji kekutan tarik adalah cara menentukan kekuatan kayu untuk menahan gaya – gaya yang
berusaha menarik kayu . Terdapat 2 macam keteguhan tarik , yaitu :

- Keteguhan tarik sejajar arah serat

- Keteguhan tarik tegak lurus arah serat .

Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat , kekuatan tarik tegak lurus
arah serat lebih kecil dari pada kekuatan tarik sejajar arah serat .

2. Uji Tekan
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kekuatan kayu saat ditekan dalam arah serat atau tegak lurus
serat. Kayu diuji dengan memberikan beban perlahan hingga terjadi kemampatan atau pecah.

Beberapa pengertian yang berkaitan dengan Metode Pengujian ini adalah :

1) kuat tekan kayu bangunan struktural adalah gaya tekan per satuan luas bidang tekan;

2) kuat tekan sejajar arah serat adalah kekuatan kayu memikul beban yang bekerja padanya
yang arah beban sejajar dengan arah serat kayu;

3) kuat tekan tegak lurus arah serat adalah kekuatan kayu memikul beban yang bekerja padanya
yang arah bebantegak lurus dengan arah serat kayu;

4) benda uji bebas cacat adalah benda uji kayu yang bebas dari mata kayu, gubal, retak, lubang,
jamur, rapuh dan tidak memuntir;
Dari metode pengujian ini kita dapat melihat factor – factor yang terjadi pada kayu dari hasil uji tekan
yang sudah dilakukan.

1. Retak Mendatar

2. Retak Berbentuk Bagi

3. Retak Geser
4. Belah Memanjang

5. Retak Kompresi dan Geser

6. Retak Ujung
3 . Uji Lentur

Suatu balok kayu pada sebuah struktur pada umumnya menahan beban / gaya lentur . Untuk
meangetahui kekuatan terhadap momen lentur maka diperlukan Pengujian , sehingga bisa diketahui
berapa tegangan lentur maksimal dari kayu yang akan digunakan untuk sebuah struktur . Beberapa
pengertian yang berkaitan dengan metode pengujian Uji Lentur ini adalah :

1. Kuat lentur kayu adalah kekuatan kayu menahan gaya – gaya yang berusaha melengkungkan
kayu.

2. Benda uji bebas cacat adalah benda uji kayu yang bebas dari mata kayu , gubal , retak , jamur ,
lubang dan tidak memuntir.

3. Kayu kering udara adalah kayu dengan kondisi kadar air yang telah mencapai keseimbangan .

4. Gubal adalah bagian terluar kayu yang berdekatan dengan kulit dan merupakan bagian batang
yang masih hidup berisi zat makanan cadangan yang biasa nya berwarna terang .

Peralatan yang digunakan harus dengan kalibrasi yang masih berlaku , untuk pengujian lentur kayu
diperlukan peralatan sebagai berikut :

1.Timbangan digital
2.Mistar
3.Mesin Uji Lentur ( Hydraulic Concrete Beam Test )
4.Bantalan penekan .

Berikut adalah contoh gambar hasil dari Kuat uji lentur kayu
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah:

Pengawetan kayu merupakan metode yang efektif untuk memperpanjang masa pakai kayu dan
melindunginya dari berbagai kerusakan seperti serangan hama kayu, jamur, dan rayap.

Metode pengawetan kayu yang umum digunakan meliputi impregnasi kayu dengan menggunakan
bahan berpengawet melalui pressure treatment ataupun non-pressure treatment.

Bahan pengawet yang umum digunakan meliputi bahan kimia seperti creosote, copper-chrome-arsenic,
atau copper azole.

Tahapan pengujian kayu yang dilakukan dalam penelitian meliputi pengujian kadar kelembaban kayu, uji
kekerasan kayu, uji resistansi terhadap serangan hama kayu, uji resistansi terhadap jamur, serta uji fisis
dan mekanis kayu.

Hasil pengujian kayu dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas metode pengawetan dan
menentukan apakah kuwalitas kayu setelah diawetkan memenuhi standar yang diinginkan.

Kesimpulan dari penelitian tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan teknik atau
metode yang lebih baik dalam pengawetan kayu serta peningkatan kualitas produk hasil pengawetan
kayu dan kualitas dari kayu sebagai bahan konstruksi .

Anda mungkin juga menyukai