METODOLOGI PENELITIAN
Obyek yang diambil pada penelitian untuk Tesis ini adalah Proyek
Pembangunan Gedung Auditorium Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Salodong
Makassar. Dalam penelitian penerapan Rekayasa Nilai pada proyek ini digunakan
metode atau teknik Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Job Plan) berdasarkan teori
dari Dell’Isola (1975) yaitu Rencana Kerja Rekayasa Nilai yang terdiri dari tahap
informasi, tahap kreatif, tahap analisa dan tahap rekomendasi.
72
Deksripsi umum bangunan,
Dekripsi umum struktur,
Tipe bangunan,
Mutu bahan dan material,
Kegunaan bangunan.
Data sangat diperlukan dalam penelitian tesis ini, setelah data diperoleh
dan dipelajari kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian yaitu penerapan
Rekayasa Nilai. Data-data tersebut berupa data sekunder dan studi literatur,
meliputi:
1. Data tentang proyek
a. Gambar desain rencana
b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
c. Data kondisi lingkungan
2. Data langsung di lokasi proyek
a. Pengamatan langsung
b. Tanya jawab dengan pihak-pihak owner dan konsultan
3. Studi Literatur; Mencari data dan informasi yang relevan dengan topik
penelitian yaitu tentang landasan teori yang bersumber pada referensi-
referensi yang terpercaya dan sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian.
4. Daftar Harga Material; Selain ketiga data tersebut, dan lain yang
dibutuhkan untuk menunjang penerapan Rekayasa Nilai adalah basic price
harga material dan bahan yang diperlukan untuk menghitung biaya
alternatif-alternatif yang sesuai dengan waktu dan tempat proyek
dilaksanakan. Data-data di atas yang berhubungan langsung dengan
proyek didapatkan dari kerja sama pihak owner yang dalam hal ini adalah
Politeknik Ilmu Pelayaran. Sedangkan untuk basic price diperoleh dari
keluaran daftar harga material Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Data-data dari Proyek Pembangunan Gedung Auditorium Politeknik Ilmu
Pelayaran (PIP) Salodong Makassar adalah sebagai berikut, anggaran
terkontrak Rp. 139.513.747.843,- (Seratus Tiga Puluh Sembilan Milyar
Lima Ratus Tiga Belas juta Tujuh Ratus empat Puluh Tujuh Ribu Delapan
73
Ratus Empat Puluh Tiga Rupiah) . Gedung ini dengan luas keseluruhan
12.145 m2 ; terdiri dari lantai dasar 9.090 m2, Lantai 1 (satu) 6.969 m2 ,
Lantai 2 (dua) 5.707 m2 Lantai 3 (tiga) 3.663 m2 dan Top Floor 916 m2.
74
Gambar 3. 4 Denah Lantai 3
75
berdasarkan teori dari Dell’Isola (1975) yaitu Rencana Kerja Rekayasa Nilai yang
terdiri dari tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa dan tahap rekomendasi.
3.4.1. Tahap Informasi
Tahap informasi merupakan langkah paling awal dalam Rencana Kerja
Rekayasa Nilai yang dimaksudkan untuk memenuhi beberapa tujuan yaitu :
1. Mendapatkan basis informasi umum tentang suatu proyek/sistem.
2. Mendapatkan informasi data yang berkenaan dengan item pekerjaan.
3. Menentukan item pekerjaan yang akan dikerjakan melalui analisa fungsi.
4. Mendapatkan item pekerjaan yang akan dicari alternatifnya pada tahap
kreatif dana analisisnya pada tahap analisa.
76
4. Mengumpulkan hasil kerja di atas dan memberikan keuntungan dan
kerugian untuk setiap alternatifnya.
5. Memiliki beberapa alternatif diantara alternatif-alternatif yang ada yaitu
dipilih yang mempunyai bobot/rangking tertinggi untuk diterapkan pada
tahap selanjutnya.
77
4. Memberi rangking pada tiap-tiap alternatif sesuai dengan bobotnya
sehingga alternatif terbaik atau alternatif dengan rangking tertinggi bisa
diketahui dan diterapkan pada tahap selanjutnya.
78
disampaikan secara tertulis kepada pemilik proyek. Penyampaian tersebut harus
disusun secara singkat dan jelas, dalam penyampaiannya dicantumkan secara jelas
perbandingan antara desain lama dengan desain usulan, keunggulan desain usulan
dan besarnya penghematan.
tanah, beban gempa, serta bahan material bangunan. Data ini digunakan untuk
79
pemodelan dan pembebanan struktur yang selanjutnya dianalisis dengan bantuan
A. Material
Model eksisting menggunakan data-data material yang sesuai dengan rencana
awal.
Beton fc’ 30 MPa
E
γ 2400 kg/m3
Baja Tulangan fy 400 MPa (Tulangan Utama)
fy 240 MPa (Tulangan Sengkang)
B. Alternatif
Model alternatif menggunakan material beton bertulang.
Beton fc’ 30 MPa
E 40000 MPa
γ 2400 kg/m3
Baja Tulangan fy 300 MPa (Tulangan Utama)
fy 240 MPa (Tulangan Sengkang)
C. Penampang
Penampang sesuai dengan penampang pada gambar rencana awal. Dilakukan
menyusunan baru sistem lantai balok
80
Total = 1,46 kN/m2
b. Beban Hidup Lift (kapasitas max 10 orang) = 8 kN
c. Beban Mati Tambahan Lift = 8 kN
d. Beban Mati Tambahan (SDLatap)
Mechanical & electrical = 0,10 kN/m2
Plumbing = 0,10 kN/m2
Plafond + penggantung = 0,18 kN/m2
Berat Waterproofing (2 x 0,14) = 0,28 kN/m2
Total = 0,66 kN/m2
2. Beban Lantai Tpikal
a. Beban Hidup (LL) = 1,92 kN/m2
b. Beban Mati Tambahan (SDL)
Mechanical & electrical = 0,10 kN/m2
Plumbing = 0,10 kN/m2
Plafond + penggantung = 0,18 kN/m2
Berat penutup lantai = 0,24 kN/m2
Berat adukan/spasi t = 4cm (2 x 0,21) = 0,42 kN/m2
Total = 1,04 kN/m2
c. Beban mati tambahan pada balok (SDLwall)
Pasangan dinding bata ringan t = 10 (0,75 kN/m2) = 0,75 kN/m2
Berat adukan plesteran (t = 1 cm) = 0,21 kN/m2
3. Beban Lantai Dasar
a. Beban Hidup (LL) = 1,92 kN/m2
b. Beban Mati Tambahan (SDL)
Berat penutup lantai = 0,24 kN/m2
Berat adukan/spasi t = 2 cm (2 x 0,21) = 0,42 kN/m2
Total = 0,66 kN/m2
c. Beban mati tambahan pada tie beam (SDLwall)
Pasangan dinding bata ringan t = 10 (0,75 kN/m2) = 0,75 kN/m2
Berat adukan plesteran (t = 1 cm = 0,21 kN/m2
81
4 Kombinasi Pembebanan
82
penelitian ini adalah spektrum elastis, yaitu menggunakan spektrum untuk
wilayah gempa
berdasarkan lokasi bangunan tersebut.
Input data parameter pushover pada program SAP 2000 V14 sesuai ATC-
40 (1996) adalah sebagi berikut.
1. Demand spectrum defenition digunakan Respon spektrum untuk jenis
tanah sedang. Koefisien koreksi ordinat spektrum respon yang digunakan
sebesar 1𝑅 𝑔 = 1/1 9.81 = 9.81
2. Tipe prilaku struktur ditentukan Tipe A, sesuai Tabel ATC-40
83
diketahui di sejumlah titik-titik nodal system diskrit struktur . Proses permodelan
system struktur dari system yang ekivalen unit badan bebas atau unit elemen
hingga yang disambung pada titik-titik nodal disebut diskretisasi (discretization).
Berbeda dengan penyelesaian seluruh system struktur pada solusi
persamaan difrensial , metode elemen hingga menjabarkan persamaan untuk
setiap elemen hingga , yang kemudian dirakit dalam system struktur guna
diperoleh solusi system struktur .
Di bidang teknik sipil , tipikal struktur yang dikaji menggunakan elemen
hingga termasuk :
1. Analisis tegangan system struktur rekayasa sipil : kerangaka (rangka
dan portal) , tegangan bidang , tegangan ruang dan kajian konservasi
tegangan secara khusus akibat perubahan -perubahan geometric dalam
system .
2. Tekuk (buckling)
3. Analisa getraran
Untuk non struktural termasuk :
1. Transfer panas
2. Aliran fluida , see-page poros
3. Distribusi listrik atau potensial magnetik
Rekayasa biomekanikal berupa analisis tegangan secara khusus mencakup
analisis organ manusia :
1. Tulang Belakang
2. Tengkorak
3. Sambungan pinggul
4. Rahang dan Gigi
5. Jantung
6. Mata
Penyelesaian persamaan aljabar dari metode elemen hingga dimungkinkan
dengan merancang program computer yang umum untuk berbagai masalah
mekanika struktur. Tujuan dari pengembangan computer yang umum (general
purpose program) tidak hanya jangkauan kapasitas eksekusi , tetapi juga untuk
84
kesamaan proses bagi pengguna , bagi prosedur in put dan out put , serta untuk
dokumentasi laporan . Secara umum ada tiga komponen pemeograman seperti
pada bagan alir gambar 3.8. Tahap input berupa parameterterkait material ,
geometric system elemen hingga (perletakan sub elemen) dalam kondisi
pembebanan . Kecanggihan dari fasilitas input program termasuk proses input
dengan proses program verifikasi untuk menghindari kekeliruan data eksekusi .
MULAI
1. Data Input
3. Keluaran
SELESAI
85
Gambar 3. 8 Bagan Alir Program Metoda Elemen Hingga
Pada tahap eksekusi , data input dan penetapan hubungan aljabar elemen
dilakukan dalam proses berdasarkan formulasi metode analisis . Termasuk proses
eksekusi program . Semua yang diperlukan untuk penempatan hubungan aljabar
elemen pada elemen lainnya membentuk matrik kekakuan global , yang
menghasilkan solusi utuh struktur .
Keluaran dari proses ekesekusi merupakan catatan penyelesaian analisis
system struktur berupa tampilan gaya-gaya dalam dan deformasai . Penyajian
secara grafik dan keluaran ini dapat berupa plot trayektori tegangan , diagram
gaya dalam deformasi atau mode dari tekuk dan getaran.
86
3.6 Bagan Alir Penelitian
MULAI
Permodelan Pembebanan
Bangunan
Analisis Static
Linear
Kondisi Batas
Ultimate
Analisis Pushover
Menentukan
performance point:
Pembahasan dan
Kesimpulan
87
Selesai
Gambar 3. 9. Bagan Alir Program Metoda Permodelan
88
Contents
BAB III....................................................................................................................72
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................72
A. Material....................................................................................................80
B. Alternatif..................................................................................................80
C. Penampang...............................................................................................80
90