BAB IV
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
1. Aspek Fisik-Kimia
Kegiatan Pengangkutan Sampah, Kegiatan Daur Ulang, Kegiatan
Penimbunan, dan Pengoperasian Sarana Pengolahan Lindi pada tahap
operasional memberikan dampak negatif terhadap kualitas udara, bising
dan getaran, kualitas air dan transportasi dan prasarana jalan. Untuk
memaksimalkan dampak positif dilakukan dengan pendekatan teknologi
yaitu:
- Kendaraan pengangkut sampak tidak terlalu penuh
- Kendaraan pengangkut material menggunakan knalpot yang standar
- Melakukan penutupan dengan tanah setiap hari pada area penimbunan
terutama pada musim hujan
- Membuat sistem ventilasi gas di lokasi proyek
2. Aspek Biologi
Kegiatan yang memberikan dampak negatif terhadap biota perairan pada
tahap pasca operasional adalah kegiatan reklamasi. Dampak negatif
tersebut dikelola melalui pendekatan teknologi sebagai berikut:
- Pembuatan tanggul pada tapak proyek sebagai pengendali sedimen
gagar tidak mengalir ke badan air
- Kegiatan reklamasi dilakukan pada musim kemarau
3. Aspek Sosekbud-Kesmas
Dampak penting yang timbul akibat operasional TPA dapat dikelola secara
institusi/kelembagaan. Pendekatan tersebut dilakukan dengan cara
meningkatkan koordinasi antara pemrakarsa dengan instansi terkait
dan/atau pemerintah. Melibatkan pemerintah dan masyarakat dalam
pengawasan pengelolaan lingkungan hidup. Pemrakarsa wajib
menyiapkan dana pengelolaan lingkungan hidup, meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan staf yang bertugas pada unit pengelolaan
lingkungan
a. Tahap Operasional :
- Fisik Kimia
kualitas udara, bising, kualitas air, transportasi dan prasarana
jalan
- Biologi
Biota air
- Sosekbud-Kesmas
Kesempatan kerja, kesempatan berusaha, pendapatan, persepsi
dan kesehatan masyarakat
b. Tahap Pasca Operasional :
- Fisik Kimia
Kualitas udara, kualitas air, transportasi dan prasarana jalan
- Biologi
Biota darat dan biota air
- Sosekbud-Kesmas
Persepsi dan kesehatan masyarakat.
B Penurunan Berasal dari air Nilai BOD dan COD Meminimalkan Pendekatan teknologi : Tapak TPA Selama kegiatan - Instansi Pelaksana
kualitas air lindi yang yang tidak optimum peningkatan Mancani penimbunan
o Menjaga agar lindi tidak o Dinas Kebersihan, Pertamanan,
berasal dari serta peningkatan kandungan dilakukan
merembes keluar dari dan Pemakaman Kota Palopo
kegiatan kandungan pencemar
tempat penimbunan. - Instansi Pengawas
penimbunan pencemar seperti agar tidak
masuk pada air bakteri patogen melampaui o Mengalirkan lindi ke o BLHD Kota Palopo
permukaan dan pada badan air. ambang batas fasilitas pengolahan lindi. o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
air tanah. yang telah o Mengoperasikan fasilitas
o Pemerintah Wilayah Kelurahan
ditetapkan pengolahan lindi dengan Batu Walenrang dan Maroangin
tepat dan senambung. dan Kec Telluwanua
o Pembuatan sumur pantau o LSM
dalam tanah. - Instansi Penerima Laporan
Pendekatan institusi :
o BLHD Kota Palopo
Meningkatkan koordinasi o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
antara pemrakarsa dengan
o Kelurahan Batu Walenrang dan
instansi terkait utamanya
Maroangin dan Kec Telluwanua
Dinas Kesehatan Kota Palopo
C Gangguan Dampak turunan Nilai BOD dan COD Meminimalkan Pendekatan teknologi : Tapak TPA Selama kegiatan - Instansi Pelaksana
kehidupan dari penurunan yang tidak optimum gangguan Mancani penimbunan
o Menjaga agar lindi tidak o Dinas Kebersihan, Pertamanan,
biota perairan kualitas air dan penurunan kehidupan dilakukan
merembes keluar dari dan Pemakaman Kota Palopo
akibat kegiatan populasi dan biota perairan
tempat penimbunan. - Instansi Pengawas
keragaman jenis pada S.
Pasca Operasional
6 Kegiatan Reklamasi
N Tujuan
o Sumber Pengelola Periode
Jenis Tolak ukur Upaya Pengelolaan
an Lokasi Pelaksanaa Institusi Pengelola Lingkungan
Dampak Dampak Dampak Lingkungan
Lingkunga n
n
(1 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
)
A. Penurunan Erosi yang Peningkatan Meminimalkan Pendekatan Sungai Batangeng Selama - Instansi Pelaksana
kualitas air terjadi pada kandungan sedimen peningkatan teknologi : TPA Mancani kegiatan
o Dinas Kebersihan, Pertamanan,
pada badan lahan yang telah dan padatan kandungan reklamasi
dan Pemakaman Kota Palopo
air. direklamasi tersuspensi (TSS) sedimen dan o Melakukan reklamasi dilakukan.
- Instansi Pengawas
pada badan air S. padatan pada musim
Batangeng tersuspensi kemarau. o BLHD Kota Palopo
(TSS) agar o Memperhatikan o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
tidak stabilitas lereng. o Pemerintah Wilayah Kelurahan
melampaui o Membuat sistem Batu Walenrang dan Maroangin
ambang batas drainase sehingga dan Kec Telluwanua
yang telah mengurangi erosi. o LSM
ditetapkan o Segera melakukan - Instansi Penerima Laporan
penanaman pohon
o BLHD Kota Palopo
setelah melakukan
o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
reklamasi.
o Kelurahan Batu Walenrang dan
Maroangin dan Kec Telluwanua
Pendekatan
Institusional :
meningkatkan koordinasi
antara pemrakarsa
dengan instansi terkait
utamanya Dinas
Kesehatan Kota Palopo.
B. Gangguan Penurunan Penurunan populasi Meminimalka Pendekatan Sungai Batangeng Selama - Instansi Pelaksana
kehidupan kualitas air dan keragaman n gangguan teknologi TPA Mancani kegiatan
o Dinas Kebersihan, Pertamanan,
biota perairan akibat kegiatan jenis biota perairan kehidupan o Melakukan reklamasi reklamasi
dan Pemakaman Kota Palopo
raklamasi di S. Batangeng biota pada musim dilakukan.
- Instansi Pengawas
perairan di kemarau.
S. o Memperhatikan o BLHD Kota Palopo
Batangeng stabilitas lereng. o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
Pendekatan
B. Pertumbuhan Bersumber dari Jumlah dan Meningkatkan Pendekatan Tapak TPA Selama - Instansi Pelaksana
vegetasi kegiatan komposisi vegetasi jumlah dan teknologi : Mancani dilakukan
o Dinas Kebersihan, Pertamanan,
revegetasi yang yang tumbuh akibat struktur Tanaman yang ditanam kegiatan
dan Pemakaman Kota Palopo
dilakukan pada kegiatan revegetasi vegetasi pada adalah tanaman yang revegetasi.
- Instansi Pengawas
tapak proyek tapak proyek membutuhkan
perawatan sederhana, o BLHD Kota Palopo
cocok dengan daerah o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
setempat dan tidak o Pemerintah Wilayah Kelurahan
mempunyai potensi Batu Walenrang dan Maroangin
merusak lapisan di dan Kec Telluwanua
bawahnya. Pada o LSM
mulanya ditanam jenis - Instansi Penerima Laporan
tanaman perintis,
berupa jenis o BLHD Kota Palopo
rerumputan atau alang- o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
alang, dan setelah itu o Kelurahan Batu Walenrang dan
akan ditanam jenis yang Maroangin dan Kec Telluwanua
lebih permanen.
- Pendekatan
institusi :
Pengelolaan secara
institusional dilakukan
dengan cara
meningkatkan
koordinasi antara
pemrakarsa dengan
instansi terkait
utamanya Dinas
Pertanian Kota Palopo.
C. Persepsi positif Dampak turunan Jumlah masyarakat Meningkatkan Pendekatan Kelurahan Minimal sekali - Instansi Pelaksana
- Pendekatan
institusi :
Pengelolaan secara
institusional dilakukan
dengan cara
meningkatkan
koordinasi antara
pemrakarsa dengan
instansi terkait
utamanya Dinas
Pertanian Kota Palopo.
Tahap Operasional :
- Fisik Kimia
kualitas udara, bising, kualitas air, transportasi dan prasarana
jalan
- Biologi
Biota air
- Sosekbud-Kesmas
Kesempatan kerja, kesempatan berusaha, pendapatan, persepsi
dan kesehatan masyarakat
- Biologi
Biota darat dan biota air
- Sosekbud-Kesmas
Persepsi dan kesehatan masyarakat.
C. Gangguan Merupakan dampak Populasi dan Pemantauan Sungai Batangen di Setiap enam bulan - Instansi Pelaksana
kehidupan biota turunan dari keragaman jenis plankton : kelurahan selama kegiatan
o Dinas Kebersihan, Pertamanan,
perairan penurunan kualitas air biota perairan pengambilan sampel Maroangin dan Batu pengoperasian
dan Pemakaman Kota Palopo
akibat kegiatan menggunakan walenrang sarana lindi
- Instansi Pengawas
pengoperasian sarana plankton net No. 25
pengolahan lindi dan diawetkan dengan o BLHD Kota Palopo
formalin 4 %, o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
dianalisis di o Pemerintah Wilayah Kelurahan
Laboratorium dengan Batu Walenrang dan Maroangin
mikroskop dan Kec Telluwanua
Pemantauan benthos: o LSM
pengambilan sampel - Instansi Penerima Laporan
menggunakan Egman
Dradge. Benthos o BLHD Kota Palopo
diawetkan dengan o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
formalin 10 % dan o Kelurahan Batu Walenrang dan
dianalisis di Maroangin dan Kec Telluwanua
laboratorium
Pemantauan nekton:
pengamatan lapangan,
pengambilan sample
dengan jala dan jaring
dan wawancara
Data komposisi jenis dan
populasi plankton,
benthos dan nekton
dianalisis secara
deskriptif, sedang
keanekaragaman jenis
dianalisis dengan metoda
Shannon Wiener,
keseragaman dan
dominansi dianalisis
dengan metoda
Shimpson
D. Persepsi negatif Merupakan dampak Jumlah masyarakat Metode pemantauan Kelurahan Setiap enam bulan - Instansi Pelaksana
masyarakat turunan dari lokal yang dilakukan dengan Maroangin dan Batu selama kegiatan
7 Kegiatan Revegetasi
Parameter Metode
N Sumber
Jenis Dampak Lingkungan yang Pemantauan Lokasi Jangka Waktu Istitusi Pemantau Lingkungan
o Dampak
Dipantau Lingkungan
A. Peningkatan Dampak ini bersumber Kandungan Pengumpulan data Lokasi pelaksanaan Setiap enam bulan - Instansi Pelaksana
kualitas udara dari terciptanya partikel debu, komponen kualitas udara pemantauan adalah selama kegiatan
o Dinas Kebersihan, Pertamanan,
kesejukan pada tapak bau, methan dilakukan melalui pada tapak TPA revegetasi
dan Pemakaman Kota Palopo
proyek akibat kegiatan (CH4), CO, NO2, pengambilan sampel di Mancani
- Instansi Pengawas
revegetasi SO2. lapangan dengan
menggunakan air pump o BLHD Kota Palopo
sampler, dan selanjutnya o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
dianalisis di laboratorium o Pemerintah Wilayah Kelurahan
Batu Walenrang dan Maroangin
dan Kec Telluwanua
o LSM
- Instansi Penerima Laporan
o BLHD Kota Palopo
o BLHD Provinsi Sulawesi Selatan
o Kelurahan Batu Walenrang dan
Maroangin dan Kec Telluwanua
B. Pertumbuhan Dampak ini bersumber Peningkatan Pemantauan dilakukan Lokasi pelaksanaan Setiap enam bulan - Instansi Pelaksana
vegetasi dari kegiatan struktur dan dengan cara observasi pemantauan adalah selama kegiatan
o Dinas Kebersihan, Pertamanan,
revegetasi yang komposisi vegetasi lapangan dan pada tapak TPA revegetasi
dan Pemakaman Kota Palopo
dilakukan pada tapak pengukuran dengan plot Mancani
- Instansi Pengawas
proyek atau petak ukur. Analisis