1. LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap usaha atau kegiatan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal
perencanaannya sampai pada saat operasional usaha atau kegiatan,
sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan
dampak positif dapat disiapkan sedini mungkin, untuk pencegahan
kerusakan lingkungan. Adapun salah satu upaya pencegahan
kerusakan lingkungan atau perlindungan/ penyelamatan lingkungan
secara dini sebelum suatu kegiatan dimulai dengan
menerapkan/meningkatkan efektifitas kegiatan dan atau jenis usaha
yang akan berdiri untuk melengkapi upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dinyatakan bahwa setiap rencana dan /atau kegiatan
yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
Daftar kegiatan yang wajib melakukan studi AMDAL tertera dalam
PerMenLH No 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Dalam daftar tersebut, tercantum untuk kegiatan pembangunan TPA
sampah domestik dengan luas lahan lebih dari 10 Ha dan kapasitas lebih
dari 100.000 ton wajib memiliki AMDAL. AMDAL pun menjadi salah satu
dokumen yang penting untuk mendapatkan izin lingkungan sehingga
suatu usaha dapat melanjutkan proses konstruksi dan operasionalnya
setelah melakukan analisis serta rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan di area kerja yang akan terpengaruhi dari kegiatan yang akan
dilakukan. Dokumen AMDAL mencakup penjelasan-penjelasan
mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan, rona lingkungan yang
akan terkena dampak, prakiraan dampak, evaluasi dampak, serta
rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang adalah
tempat pemrosesan sampah untuk sampah yang bersumber dari DKI
Jakarta, dan satu-satunya tempat pemrosesan akhir yang dimiliki. TPST
Bantargebang telah beroperasi sejak tahun 1985 dan saat ini masih
terus digunakan sebagai tujuan akhir pemrosesan sampah DKI Jakarta.
Kegiatan yang dilakukan di TPST Bantargebang terdiri dari
penimbangan sampah masuk, penimbunan sampah dengan metode
sanitary landfill, pengomposan sampah organik, pengolahan air lindi,
penangkapan gas landfill, dan lain-lain. Kegiatan yang dilakukan di
TPST Bantargebang pun menghasilkan berbagai macam polutan yang
dapat membahayakan lingkungan dan mengubah kualitas lingkungan.
Hal ini terbukti dengan adanya penurunan kualitas beberapa elemen
lingkungan seperti kualitas tanah, kualitas air permukaan, timbulnya bau
dan lain-lain.
1
TPST Bantargebang memilki AMDAL yang disusun pada tahun 2009
oleh badan yang bertanggung jawab untuk pengelolaan sampah. Pada
tahun 2009, penanggung jawab dari pengelolaan sampah TPST
Bantargebang adalah PT Godang Tua Jaya Jo. PT Navigat Organic
Energy Indonesia. Namun sejak tahun 2016, pengelolaan sampah di
TPST Bantargebang mulai diambil alih oleh pemerintah DKI Jakarta
sehingga TPST Bantargebang menggunakan sistem swakelola.
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dalam AMDAL yang sudah
disusun pun perlu diimplementasikan sebagai bentuk tanggung jawab
pelaku usaha dalam menjaga kelestarian lingkungan. Implementasi
dilakukan secara berkala sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah
ditetapkan yang kemudian dilakukan pelaporan hasil implementasi
kegiatannya. Laporan hasil pelaksanaan RKL RPL ditetapkan dalam
KepMen LH No 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup,yang selanjutnya disebut RKL
adalah upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan. Sedangkan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut RPL
adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena
dampak akibat rencana Usaha dan/atau kegiatan. Hasil laporan ini dapat
menggambarkan kecenderungan kualitas lingkungan hidup setelah
dilakukan upaya-upaya yang sudah direncanakan sehingga dapat
menjadi dasar pelaku usaha untuk menentukan apakah kegiatan yang
direncanakan berhasil dalam upaya menjaga lingkungan sekitar lokasi
TPST Bantargebang. Untuk penyusunan RKL RPL ini membutuhkan
analisis yang mendalam, ilmiah, dan akurat sehingga hasilnya dapat
menjelaskan kinerja pelaksanaan kegiatan atau hal-hal anomali yang
terjadi di lingkungan TPST Bantargebang. Oleh sebab itu, penyusunan
laporan pelaksanaan RKL RPL disusun oleh tenaga ahli yang
berpengalaman dan memiliki latar belakang keilmuan yang kuat.
2. MAKSUD DAN Maksud dari pekerjaan ini adalah penyusunan laporan pelaksanaan RKL
TUJUAN RPL dalam pengelolaan TPST Bantargebang.
Tujuan dari penyusunan laporan pelaksanaan RKL RPL adalah:
1. Memenuhi kewajiban pelaksanan kegiatan untuk mengelola dan
memantau kualitas lingkungan;
2. Mengetahui kecenderungan kualitas lingkungan sekitar TPST
Bantargebang;
3. Mengidentifikasi potensi dan kendala yang ada pada lokasi
pembangunan terdiri dari aspek teknis, transportasi, sosial ekonomi
dan lingkungan;
4. Mengevaluasi RKL dan RPL yang sudah dilakukan;
5. Merekomendasikan beberapa alternatif upaya pengelolaan yang
perlu dilaksanakan;
6. Menggambarkan kinerja lingkungan dari suatu kegiatan dalam hal
ini Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Bantargebang.
2
3. DATA DASAR - Nama TPST : TPST Bantargebang
- Provinsi : Jawa Barat
- Kota : Bekasi
- Pengguna : Umum
- Klasifikasi Operasi : Non Precision
- Penyelenggara/Pengelola : Unit Pengelola Sampah Terpadu
Dinas Lingkungan Hidup Prov. DKI
Jakarta
- Jam Operasi : 24 jam (00:00 - 24:00 WIT)
- Koordinat Lokasi : -6.3482596, 106.9976916
- Jarak TPST dari kota terdekat : 13 km (Kota Bekasi)
3
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
10. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 45 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Hidup (RPL)
7. SUMBER DANA Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan Review
DAN PERKIRAAN AMDAL TPST Bantargebang (Penyusunan Laporan
BIAYA Pelaksanaan/Implementasi RKL-RPL TPST Bantargebang) ini
dibebankan kepada DPA - SKPD Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Nomor 811/DPA/2018 Tanggal :
02 Januari 2018 Tahun Anggaran 2018.
4
dengan: Metode evaluasi Kualitas dan Biaya digunakan untuk
pekerjaan yang ruang lingkup pekerjaan, jenis tenaga ahli, dan
waktu penyelesaian pekerjaan dapat diuraikan dengan pasti dalam
KAK.
3. Metode penyampaian dokumen penawaran pada pemilihan
Penyedia Jasa Konsultansi melalui Seleksi menggunakan metode
dua file.
4. Kualifikasi pada prakualifikasi dilakukan sebelum pemasukan
penawaran dengan menggunakan metode: sistem pembobotan
dengan ambang batas untuk Penyedia Jasa Konsultansi.
5. Hasil prakualifikasi menghasilkan: daftar pendek peserta Seleksi
Jasa Konsultansi.
10. WAKTU Waktu pelaksanaan adalah 3 (empat) bulan terhitung sejak SPMK
PELAKSANAAN dikeluarkan.
11. RUANG LINGKUP Secara garis besar ruang lingkup pekerjaan Review AMDAL TPST
Bantargebang (Penyusunan Laporan Pelaksanaan/Implementasi RKL-
RPL TPST Bantargebang) meliputi :
a. Menyusun rencana kerja pemantauan lingkungan;
b. Menentukan aspek, komponen, dampak, dan parameter
lingkungan yang akan dipantau
c. Menyusun prosedur pelaksanaan pemantuan yang sesuai dengan
SOP/SNI/standar lain yang berlaku dan melakukan pemantauan;
d. Melakukan pemantauan sesuai dokumen RKL/RPL yang
mencakup: jenis dampak dan sumber dampak yang dikelola, tolak
ukur dampak, pengelolaan lingkungan hidup, lokasi dan periode
pengelolaan, dan institusi pengelolaan lingkungan, parameter
lingungan yang dipantau, metode pemantauan yang mencakup
metode pengumpulan dan analisa data, lokasi dan jangka waktu
dan frekuensi pemantauan, serta institusi pemantau lingkungan;
e. Melakukan pengumpulan data primer/sekunder tentang kualitas
lingkungan berdasarkan peraturan yang berlaku dengan data
fisika, kimiawi, biologis.
f. Melakukan pengumpulan data sekunder yang meliputi data: Studi
Literatur dan Data Pendukung lainnya.
g. Membuat trend untuk data-data kualitas komponen lingkungan
hidup;
h. Mengelola dan menganalisis data kondisi eksisting;
i. Mengevaluasi kinerja kegiatan RKL RPL yang sudah dirancang;
j. Memberikan rekomendasi kegiatan yang perlu dilakukan untuk
mengelola lingkungan hidup di sekitar TPST Bantargebang.
12. KELUARAN YANG Kegiatan ini diharapkan menghasilkan laporan pelaksanaan RKL RPL
DIINGINKAN yang menyeluruh serta menggambarkan kecenderungan kualitas
lingkungan di sekitar TPST Bantargebang yang didalamnya terdapat
analisis secara ilmiah dan rekomendasi yang dapat diterapkan untuk
peningkatan kualitas lingkungan TPST Bantargebang.
5
13. TENAGA AHLI Agar pekerjaan ini dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang
YANG diharapkan, serta waktu dan dana yang tersedia, tenaga ahli yang
DIPERLUKAN diperlukan adalah S1 sebanyak 4 (empat) orang.
2. Ahli Biologi
Sarjana (S1) Biologi yang berpengalaman minimum 6 tahun
sebagai penganalisis lingkungan biologi dalam penyusunan
AMDAL/ UKL – UPL dan/atau Penyusunan Laporan
Pelaksanaan/Implementasi RKL-RPL.
Tugas dan Tanggung jawabnya antara lain meliputi :
- Mengidentifikasi dan menganalisa data-data kondisi
lingkungan hayati dan non hayati kawasan yang
mempengaruhi skenario perencanaan kawasan
- Mengidentifikasi, menganalisis, merumuskan masalah yang
berkaitan dengan kenyamanan, keasrian, serta aspek-
aspek kesehatan lingkungan
- Melakukan analisa terhadap faktor-faktor biologi serta
pengelolaan sumber daya hayati.
7
- Mengumpulkan data dan informasi, identifikasi,
inventarisasi, review pada aspek- aspek sosial, ekonomi
dan demografi kependudukan, serta pemberdayaan
pemerintah setempat dan masyarakat, partisipasi
masyarakat, kinerja pelaku pembangunan, konsep
pembangunan dengan berbasis pada masyarakat sesuai
visi dan misi pembangunan, potensi dan peluang
pengembangan kelembagaan.
- Menyusun pelaporan tentang hasil dari upaya-upaya
pemerintah setempat dan pemberdayaan masyarakat,
partispasi masyarakat dan swasta, peranan dan kontribusi
dalam pembangunan TPST ini.
- Melakukan analisa ekonomi yang berpengaruh langsung
terhadap masyarakat terhadap keberadaan kawasan
TPST tersebut.
- Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan terkait aspek
kesehatan masyarakat baik teknis maupun administrasi.
- Melakukan interpretasi data kesehatan masyarakat.
- Mempersiapkan bahan-bahan untuk penyusunan laporan.
14. PERALATAN Peralatan yang harus dimiliki oleh Penyedia Jasa Konsultansi Kegiatan
Review AMDAL TPST Bantargebang (Penyusunan Laporan
Pelaksanaan/Implementasi RKL-RPL TPST Bantargebang) adalah:
a. Komputer PC/Laptop/Notebook
b. Printer
c. Infocus/proyektor
d. Fasilitas transportasi
e. Alat penunjang pekerjaan lainnya
8
3) Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
4) Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam angka 1), 2) dan
3) maka bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
7. Surat pernyataan yang ditandatangani Peserta yang berisi:
1) yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan;
2) yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak sedang
dikenakan sanksi daftar hitam;
3) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang
dalam menjalani sanksi pidana;
4) pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah atau pimpinan dan
pengurus badan usaha sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang sedang
mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
5) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum
dalam Dokumen Pemilihan; dan
6) data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran yang
disampaikan benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan
maka direktur utama/pimpinan perusahaan/pimpinan koperasi,
atau kepala cabang, dari seluruh anggota konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain bersedia dikenakan
sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam,
gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana
kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
8. Dalam hal Peserta akan melakukan konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain harus mempunyai perjanjian
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain.
9. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
10. Setiap tenaga ahli/personil harus dilengkapi dengan ijazah, sertifikat
keahlian yang dipersyaratkan, curriculum vitae (CV), referensi, Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP), SPT Tahunan tenaga ahli, dan KTP;
11. Menyampaikan Surat Pernyataan Tidak Menuntut apabila paket
pekerjaan dibatalkan.
16. JADWAL Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah:
PENUGASAN
9
17. PELAPORAN Sistematika Pelaporan disesuaikan dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
A. IDENTITAS PERUSAHAAN
B. LOKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
C. DESKRIPSI KEGIATAN
D. PERKEMBANGAN LINGKUNGAN SEKITAR
A. PELAKSANAAN
RKL
RPL
B. EVALUASI
Evaluasi Kecenderungan (trend evaluation)
Evaluasi Tingkat Kritis (criticial level evaluation)
Evaluasi Penaatan (compliance evaluation)
18. TATA CARA Pelaksanaan pembayaran untuk Pekerjaan Review AMDAL TPST
PEMBAYARAN Bantargebang (Penyusunan Laporan Pelaksanaan/Implementasi RKL-
RPL TPST Bantargebang) ini dilakukan dengan Lumpsum.
Jakarta, 2018
Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta,
Selaku,
Pejabat Pembuat Komitmen
TTD
10