Anda di halaman 1dari 41

Adendum ANDAL RKL RPL

Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

BAB 6
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN


6.1 Pendahuluan
6.1.1 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL RPL
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Pembangunan biomass
boiler PT. Nestlé Indonesia Kejayan Factory merupakan uraian rencana
yang memuat upaya-upaya mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi
dampak besar dan penting lingkungan hidup yang bersifat negatif dan
meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari rencana
kegiatan. Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan merupakan upaya
peduli serta rasa tanggung – jawab pemrakarsa untuk mengupayakan
pelestarian lingkungan dan mengembangkan konsep pembangunan
berwawasan lingkungan.
Sedangkan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL). RPL ini adalah bagian dari
dokumen ANDAL yang disusun dan dipersiapkan sebagai salah satu syarat
bagi kelangsungan kegiatan pembangunan biomass boiler PT.Nestle
Indonesia serta digunakan sebagai pedoman dasar bagi pelaksanaan
pemantauan lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
merupakan kegiatan yang dipersiapkan untuk menilai efisiensi dan
efektivitas dari kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan.
RPL sebagai salah satu studi AMDAL merupakan kesinambungan dari
studi ANDAL

VI-1
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

dan studi RKL yang dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi


penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan.
Penetapan dampak besar dan penting dari keseluruhan Pembangunan
biomass boiler PT. Nestlé Indonesia Kejayan Factory tersebut didasarkan
pada kajian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dampak – dampak
besar dan penting yang muncul tersebut perlu dikelola oleh pemrakarsa
sehingga keseimbangan ekosistem lingkungan tetap terjaga dan kualitas
daya dukung lingkungan akan meningkat. Maksud pelaksanaan RKL
adalah:
1. Inventarisasi terhadap semua dampak penting yang mungkin terjadi
pada lingkungan oleh kegiatan pembangunan biomass boiler PT. Nestlé
Indonesia Kejayan Factory
2. Untuk dapat memberi pedoman dan arah bagi semua pihak yang
berkepentingan untuk mencegah dan menanggulangi dampak negatif
penting, serta mengembangkan dampak positif penting dari kegiatan
pembangunan biomass boiler. PT. Nestlé Indonesia Kejayan Factory
Tujuan pelaksanaan RKL adalah:
1. Mencegah penurunan kualitas lingkungan fisik-kimia, hayati dan sosial
ekonomi serta budaya dan kesehatan masyarakat yang terkena dampak
besar dan penting, sedemikian rupa sehingga kelestarian dan
keseimbangan lingkungan tidak terganggu.
2. Merumuskan tugas dan wewenang pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan, pengawasan, pembinaan teknis serta pelaporan, sehingga
upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan menjadi efektif dan
efisien.
3. Tersajinya rumusan-rumusan pengelolaan lingkungan yang dapat
digunakan sebagai pertimbangan untuk penetapan rencana rinci
teknologi dan dasar pelaksanaan pengelolaan lingkungan.
4. Terciptanya kerjasama antara masyarakat dan instansi terkait serta
pemrakarsa sebagai pemrakarsa kegiatan, untuk menanggulangi
terjadinya dampak negatif dan bersama meningkatkan dampak positif.
Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup untuk :
1. Memantau komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami
VI-2
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

perubahan mendasar, atau terkena dampak besar dan penting.


2. Memantau aspek-aspek dampak besar dan penting yang dinyatakan
dalam ANDAL dan RKL.
3. Memantau komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena
dampak, untuk menguji efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan
hidup yang dijalankan.
4. Memantau aspek-aspek yang mencakup metode dan analisis data,
lokasi pemantauan, waktu dan frekuensi pemantauan.
Merumuskan kelembagaan pemantauan lingkungan hidup yang mencakup
pelaksana pemantauan, pengawas kegiatan pemantauan serta pelaporannya.
Dengan demikian RPL digunakan sebagai:
1. Masukan bagi pemrakarsa kegiatan pembangunan biomass boiler PT.
Nestlé Indonesia Kejayan Factory dalam melaksanakan pengelolaan
lingkungan hidup.
2. Mengetahui sedini mungkin apabila akan terjadi penurunan kualitas
komponen lingkungan hidup dan akan terjadi dampak lingkungan
akibat kegiatan pembangunan biomass boiler PT. Nestlé Indonesia
Kejayan Factory sehingga dapat dikendalikan, dicegah dan
ditanggulangi dengan cepat dan tepat.
3. Memberi rekomendasi (masukan) dan petunjuk teknis kepada
pelaksana pengelolaan kegiatan pembangunan biomass boiler PT.
Nestlé Indonesia Kejayan Factory tentang hasil dari pengelolaan dan
pengendalian dampak Lingkungan.
4. Memberi masukan pada instansi yang berkepentingan di Kabupaten
Pasuruan dan Provinsi Jawa Timur yang akan melaksanakan RPL.
6.1.2 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan
Dalam penyusunan RKL - RPL, Pembangunan biomass boiler PT. Nestlé
Indonesia Kejayan Factory berkomitmen untuk memenuhi ketentuan
peraturan dan perundangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup yang
relevan dengan kegiatan RKL - RPL, serta melakukan penyempurnaan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup secara berkelanjutan dalam
bentuk mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak lingkungan

VI-3
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

yang disebabkan oleh kegiatan- kegiatannya serta melakukan pelatihan


bagi karyawannya dibidang pengelolaan lingkungan hidup. PT. Nestlé
Indonesia Kejayan Factory juga berkomitmen menggunakan sumber daya
alam secara optimal dalam konteks konservasi dan CSR. Hal ini
ditunjukkan dengan mengolah effluen IPAL dan tidak membuang ke
badan air sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.Pemrakarsa mengimplementasikan RKL RPL dalam semua
tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasional
6.2 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) merupakan kegiatan yang
sangat penting di dalam perencanaan pengelolaan lingkungan hidup.
Keberhasilan suatu rencana pengelolaan lingkungan sangat tergantung
dalam perencanaannya sehingga dalam tahap ini dapat dikatakan sebagai
tahapan yang sangat strategis di dalam implementasi penanganan atau
pengelolaan lingkungan. Hal ini dikarenakan komitmen pelaksanaan
pengelolaan lingkungan sebagai tolak ukurnya adalah dokumen
perencanaan yang tertuang dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dari dampak- dampak yang mungkin akan terjadi, maka kegiatan upaya
pengelolaan lingkungan disusun dengan maksud agar dapat digunakan
sebagai acuan atau pedoman oleh pemerintah, pemrakarsa maupun oleh
masyarakat sekitar proyek untuk merumuskan dan melakukan tindakan
pencegahan, penanggulangan, dan pengendalian dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif terhadap lingkungan di wilayah sekitar.
Rincian rencana pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan oleh
pemrakarsa yang dibahas dalam dokumen RKL tersebut dimulai dari tahap
pra konstruksi, konstruksi sampai tahap operasional. Komponen
lingkungan hidup yang akan dikelola hanya komponen yang merupakan
dampak besar dan penting saja, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Dampak besar dan penting yang dikelola terutama ditujukan pada
komponen lingkungan hidup, dimana menurut hasil evaluasi, dampak
besar dan penting merupakan dampak besar dan penting yang
disebabkan oleh adanya rencana usaha dan atau kegiatan;

VI-4
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

2. Dampak besar dan penting yang dikelola adalah dampak yang


tergolong banyak menimbulkan dampak besar dan penting turunan
(dampak sekunder, tersier dan selanjutnya);
3. Dampak besar dan penting yang dikelola adalah dampak besar yang
bila dicegah/ ditanggulangi akan membawa pengaruh lanjutan pada
dampak besar dan penting turunannya.
Selengkapnya uraian kegiatan rencana pengelolaan lingkungan hidup
kegiatan, PT. Nestlé Indonesia Kejayan Factory akan dijelaskan sebagai
berikut

VI-5
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

Tabel 6.1 Matrik Rencana Pengelelolaan Lingkungan Hidup

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan Adendum ANDAL)
Tahap Kontruksi
1 Kerusakan Mobilisasi Kerusakan jalan dan Pendekatan Teknologi : Lokasi Periode Pelaksana :
Jalan peralatan dan persentase nilai permukaan pengelolaan pengelolaan PT. Nestlé
- Penyesuaian beban
material jalan yang rusak dan juga adalah di jalan adalah Indonesia
muatan truk
bentuk kerusakan jalan desa/lingkungan Selama Kejayan Factory
pengangkut dan kelas
yang terjadi dan jalan Raya masa Pengawas :
jalan yang dilalui
(lubang,ambles,dll) sekecil Pasuruan- konstruksi - Dinas Bina
agar tidak
mungkin Malang yang berlangsung Marga Prov.Jawa
menimbulkan
berada di sekitar Timur
kerusakan jalan.
PT. Nestle - Dinas Perhubungan
Berdasarkan kelas
Indonesia Provinsi Jawa
jalan.
Timur
- Pemilihan kendaraan - Kementerian
pengangkut yang layak Lingkungan Hidup
jalan sesuai PP No.55 dan Kehutanan,
tahun 2012 tentang
kendaraan dengan - Pelaporan :

VI-6
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
-DLH Kab.
kondisi mesin yang
memadai maupun Pasuruan,
rangka kendaraan yang -DLH Provinsi
layak sehingga tidak Jawa Timur
mengalami kondisi as -Kementerian
patah dll. Lingkungan Hidup
dan Kehutanan,
- Perbaikan pada jalan
yang rusak akibat
kegiatan konstruksi.
Perbaikan jalan harus
ditentukan metode
perbaikan kerusakan
sesuai peraturan yang
berlaku.
- wajib berpartisipasi
dalam program
pelaksanaan perbaikan
jalan di sekitar lokasi
proyek. di nestle jalan
yang dilewati ada 2

VI-7
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
jenis, jalan dari pabrik
menuju mulut jalan
provinsi (jalan desa),
jalan inilah memerlukan
perhatian khusus
sehingga perlu
partisipasi perbaikan
oleh PT. Nestle dan
berkoordinasi dengan
desa setempat
- Pendekatan Sosial
Ekonomi Budaya
Pendekatan Institusi :
- Berkordinasi dengan
Dinas Bina Marga
Prov.Jawa Timur, DLH
Kab.Pasuruan, Dinas
Perhubungan Provinsi
Jawa Timur , dan
Pemerintah Desa

VI-8
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
Tanggulangin
Penurunan - Mobilisasi Tidak terjadi kemacetan Pendekatan Teknologi : Lokasi Periode Pelaksana : PT.
tingkat peralatan dan di jalan raya Pasuruan- - Pemberian rambu- pengelolaan pengelolaan Nestlé Indonesia
pelayanan material malang, jalan desa rambu (lampu adalah adalah Kejayan Factory
jalan menuju lokasi kegiatan flash,rambu tanda sepanjang jalan selama Pengawas :
adanya kegiatan akses keluar kegiatan - Dinas
proyek,zebra cross) masuk PT. mobilisasi Perhubungan
pada area masuk dan Nestlé Indonesia alat berat Provinsi Jawa
keluar lokasi proyek Kejayan Factory dan material Timur
- Menyediakan petugas dan Jalan Raya - Polsek Kejayan
untuk mengatur arus Pasuruan- - Kementerian
lalu lintas di depan Malang Lingkungan Hidup
pintu masuk lokasi dan Kehutanan,
proyek
- Mobilisasi kendaraan Pelaporan :
berat diutamakan -DLH Kab.
untuk dilaksanakan Pasuruan
diluar jam-jam sibuk, -DLH Provinsi
diusahakan pada Jawa Timur
malam hari Kementerian

VI-9
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
- Pengaturan interval Lingkungan Hidup
kedatangan kendaraan dan Kehutanan,
pengangkut/truk yang
masuk/keluar lokasi
proyek sehingga tidak
mengganggu arus lalu
lintas
Pendekatan Sosial
Ekonomi Budaya :
Pendekatan Institusi:
- Berkoordinasi dengan
Dinas Perhubungan
Prov.Jawa Timur
- Berkoordinasi dengan
Polsek kejayan dalam
pengaturan arus lalu
lintas

2 Penurunan Mobilisasi semua parameter udara Pendekatan Teknologi : Lokasi Periode Pelaksana : PT.
kualitas peralatan dan (debu,gas,dll) yang - Pemilihan kendaraan pengelolaan pengelolaan Nestlé Indonesia

VI-10
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
udara material timbul tidak melebihi pengangkut alat berat adalah di area adalah Kejayan Factory
baku mutu udara dan material yang masih PT. Nestlé Selama Pengawas :
ambien untuk layak pakai dengan Indonesia kegiatan - DLH
parameter debu kondisi mesin yang Kejayan Factory konstruksi Kab.Pasuruan
berdasarkan pada masih memadai dan berlangsung DLH Provinsi
kendaraan dengan emisi
Peraturan Pemerintah jawa Timur
dan layak uji emisi
Republik Indonesia - Kementerian
- Melakukan perawatan
Nomor 22 tahun 2021 kendaraan yang Lingkungan
tentang berpotensi menimbulkan Hidup dan
penyelenggaraan emisi gas buang secara Kehutanan
perlindungan dan berkala. Pelaporan :
pengelolaan - Membersihkan jalan di - DLH Kab.
lingkungan hidup sekitar lokasi tapak Pasuruan
proyek yang terdapat
- DLH Provinsi
ceceran material akibat
pergerakan roda Jawa Timur
kendaraan proyek Kementerian
- Mengatur jam Lingkungan Hidup
operasiona alat berat dan Kehutanan
tidak pada saat jam sibuk
kegiatan masyarakat.

VI-11
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
- Penyiraman rutin
di area yang
berpotensi debu
- Memberi penutup
terpal pada kendaraan
angkut material
- Pendekatan Sosial
Ekonomi Budaya :
Pendekatan Institusi
3 Peningkata Mobilisasi Tidak terjadi Pendekatan Teknologi :. Lokasi Periode Pelaksana :
n peralatan dan peningkatan - Melakukan perawatan pengelolaan pengelolaan PT. Nestlé
kebisingan material kebisingan melebihi berkala pada peralatan adalah lokasi adalah Indonesia
nilai ambang batas dan kendaraan pembangunan Selama Kejayan Factory
sesuai dengan pengangkut material dan PT. Nestlé masa Pengawas :
parameter Kebisingan kendaraan proyek Indonesia konstruksi - DLH Kab.Pasuruan
lainnya untuk
menurut Keputusan Kejayan Factory berlangsung - DLH Provinsi
mengurangi kebisingan
Menteri Negara Jawa Timur
mesin peralatan dan
Lingkungan Hidup RI kendaraan. - Kementerian
Nomor KEP- - Membatasi jadwal Lingkungan
48/MENLH/11/1996 mobilisasi hingga sore Hidup dan

VI-12
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
tentang Baku Mutu hari untuk mencegah Kehutanan
Kebisingan yaitu 70 kebisingan di malam Pelaporan :
dBA hari di lingkungan DLH Kab.
pemukiman pada saat Pasuruan, DLH
waktu istirahat Provinsi Jawa
- Pendekatan Sosial Timur,
Ekonomi Budaya : Kementerian
- Pendekatan Institusi Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
6 potensi -Pembangunan Tidak terjadi bencana Pendekatan Teknologi : - Lokasi Periode Pelaksana : PT.
kebakaran Dan kebakaran maupun pengelolaan pengelolaan Nestlé Indonesia
- Menyediakan hydrant
pemasangan ledakan dalam lokasi adalah area adalah Kejayan Factory
serta APAR di sekitar
instalasi kegiatan konstruksi Pembangunan Selama Pengawas :
area pabrik dan sarana
biomass boiler terutama saat proses dan pemasangan kegiatan - DLH
penanggulangan
pemasangan alat instalasi konstruksi Kab.Pasuruan
bahaya kebakaran
biomass boiler berlangsung - DLH Provinsi
lainnya
- Menempatkan alat Jawa Timur
pemadam kebakaran di Kementerian
tempat-tempat strategis Lingkungan

VI-13
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
yang mudah dijangkau Hidup dan
dan dekat dengan Kehutanan
sumber potensi adanya Pelaporan :
kebakaran DLH Kab.
- Melakukan perawatan Pasuruan, DLH
secara rutin terhadap Provinsi Jawa
peralatan pemadam Timur,
kebakaran baik Kementerian
digunakan maupun Lingkungan
tidak Hidup dan
- Mengontrol secara Kehutanan
periodik kondisi
pompa PMK dapat
berfungsi dengan baik
Monitoring
ketersediaan tandon
air PMK
- Melakukan pelatihan
secara periodik
terhadap penggunaan

VI-14
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
alat-alat pemadam
kebakaran yang
diberikan kepada
seluruh karyawan
- Melakukan simulasi
tanggap darurat bahaya
kebakaran
- Membuat sistem
manajemen
keselamatan kerja
(SMK3)
- Pendekatan Sosial
Ekonomi Budaya:-
Pendekatan Institusi:-
Berkoordinasi dengan
PMK Kab. Pasuruan

Tahap Operasional

VI-15
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
1 Penuruna n Operasional semua parameter udara Pendekatan Teknologi : Lokasi Periode Pelaksana : PT.
kualitas biomass boiler (debu,gas,dll) yang timbul Pengelolaan penurunan pengelolaan pengelolaan Nestlé Indonesia
udara (emisi) tidak melebihi baku mutu kualitas udara emisi adalah di area adalah Kejayan Factory
udara untuk parameter - Memasang alat biomass boiler Selama Pengawas :
debu sesuai dengan pengendali kegiatan - DLH
rujukan baku mutu pencemaran udara operasional Kab.Pasuruan
Persetujuan teknis didalam pabrik berlangsung - DLH Provinsi
pemenuhan baku mutu (ESP) Jawa Timur
emisi. - Pengaliran ke udara - Kementerian
(Boiler biomas) dengan pengaturan Lingkungan
Bukan logam: rasio bahan bakar dan Hidup dan
1.partikulat : 150 mg/m3 udara Kehutanan
2. sulfur dioksida (SO2) : - Pemasangan Pelaporan :
460 mg/m3 cerobong dengan DLH Kab.
3. Nitrogen oksida (NO2): spek dan ketinggian Pasuruan, DLH
634 mg/m3 sesuai peraturan Provinsi Jawa
4.hidrogen klorida - Pada saat shut down, Timur,
(HCL) : 5 mg/m3 semua peralatan Kementerian
5.Carbon monoxide dilakukan perawatan Lingkungan
(CO) : 148 mg/nm3 - Melakukan Hidup dan

VI-16
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
6.Opasitas : 30% pemeriksaan dan Kehutanan
7.oksigen terkoreksi : 6% maintenance rutin
secara berkala kepada
mesin yang
digunakan

Pendekatan Sosial
Ekonomi Budaya :
menyediakan kotak
saran dan menampung
laporan masyarakat
apabila adanya
gangguan penurunan
kualitas udara diarea
pemukiman sekitar
Pendekatan Institusi :
Bekerjasama dengan
instansi/ lab yang
ditunjuk untuk
pengukuran dan

VI-17
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
pengamatan kualitas
udara

Penuruna n Operasional semua parameter udara Pendekatan Teknologi : Lokasi Periode Pelaksana : PT.
kualitas biomass boiler (debu,gas,dll) yang timbul Pengelolaan penurunan pengelolaan pengelolaan Nestlé Indonesia
udara tidak melebihi baku mutu kualitas udara adalah di area adalah Kejayan Factory
(ambien) udara ambien untuk lingkungan kerja : biomass boiler Selama Pengawas :
parameter debu sesuai - Melakukan kegiatan - DLH
dengan maintenance mesin dan operasional Kab.Pasuruan
peralatan secara rutin berlangsung - DLH Provinsi
(Udara ambien) sesuai spesifikasi mesin Jawa Timur
PP 22 tahun 2021 - Melengkapi setiap - Kementerian
lampiran VII tentang ruang yang berpotensi Lingkungan
baku mutu udara ambien menghasilkan debu Hidup dan
1.SO2: 24 jam 75 µg/m3 (partikel produk) Kehutanan
2.CO:;24 jam 4000 µg/m3 dengan peralatan Pelaporan :
3.NO2; 24 jam 65 µg/m3 penyedot dan DLH Kab.
4.Ox sebagai (O3): pengumpul debu (dust Pasuruan, DLH
24 jam 100µg/m3 collecting system) Provinsi Jawa
5.NMHC: 3 jam 160µg/m3 - Setiap ruangan Timur,
6.TSP: 24 jam 230µg/m3 memiliki exhaust fan

VI-18
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
PM10: 24 jam 75 µg/m3 atau ventilasi yang Kementerian
PM2,5: 24 jam 55µg/m3 cukup agar kualitas Lingkungan
7.Timbal (Pb) : 24 jam 2 udara dilingkungan Hidup dan
µg/m3 kerja terjaga Kehutanan
Pengelolaan penurunan
kualitas udara ambien
- Pengaturan lokasi
parkir dan mematikan
mesin kendaraan
didalam lokasi pabrik
- Pemilihan kendaraan
pada lingkungan
pabrik
- Penanaman pohon
(green belt)

Pendekatan Sosial
Ekonomi Budaya :
menyediakan kotak saran
dan menampung laporan

VI-19
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
masyarakat apabila
adanya gangguan
penurunan kualitas
udara diarea pemukiman
sekitar
Pendekatan Institusi :
Bekerjasama dengan
instansi/ lab yang
ditunjuk untuk
pengukuran dan
pengamatan kualitas
udara

2 peningkat Operasional Tidak terjadi peningkatan Pendekatan Teknologi : Lokasi Periode Pelaksana
an kebisinga biomass boiler kebisingan - Melakukan pengelolaan pengelolaa : PT.Nestle
n melebihi nilai ambang perawatan mesin adalah di area n adalah Indonesia
batas sesuai dengan secara berkala biomass boiler Selama Pengawas :
parameter Kebisingan Penanaman pohon kegiatan - DLH Kab.Pasuruan
menurut Keputusan sebagai buffer operasional - DLH Provinsi
Menteri Negara zone dalam area berlangsung Jawa Timur
Lingkungan Hidup RI pabrik untuk - Kementerian

VI-20
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
Nomor KEP meminimalisasi Lingkungan
48/MENLH/11/1996 tingkat kebisingan. Hidup dan
tentang Baku Mutu Tanaman yang telah Kehutanan
Kebisingan yaitu 70 ditanam sejumlah Pelaporan :
dBA 2913 pohon dan DLH Kab.
telah memenuhi Pasuruan , DLH
kewajiban untuk Provinsi Jawa
penanaman Timur,
sebanyak 1.486 Kementerian
pohon Lingkungan
- Menjalankan Hidup dan
program SHE Kehutanan
(safety,health,and
environment)
induction
- Pemilihan
kendaraan
pengangkut material
yang masih layak
pakai dengan
kondisi mesin yang

VI-21
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
masih memadai
untuk mengurangi
getaran dari suara-
suara mesin
Pendekatan Sosial
Ekonomi Budaya :
Pendekatan Institusi :
3 Potensi operasional Tidak terjadi bencana Pendekatan Teknologi : area lokasi Selama Pelaksana : PT.
kebakara n biomass boiler kebakaran maupun kegiatan di area kegiatan Nestlé Indonesia
- Menyediakan sistem
ledakan dalam lokasi biomass boiler operasional Kejayan Factory
hydrant dan APAR
kegiatan operasional berlangsung Pengawas :
serta sarana
terutama saat operasi - DLH
penanggulangan
bahaya kebakaran Kab.Pasuruan
lainnya - DLH Provinsi
- Menempatkan alat Jawa Timur
pemadam kebakaran di - Kementerian
tempat-tempat strategis Lingkungan
yang mudah dijangkau Hidup dan
dan dekat dengan Kehutanan
sumber potensi adanya Pelaporan :

VI-22
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
kebakaran DLH Kab.
- Melakukan perawatan Pasuruan,
secara rutin terhadap DLH Provinsi
peralatan pemadam Jawa Timur,
kebakaran baik Kementerian
digunakan maupun Lingkungan
tidak Hidup dan
- Mengontrol secara Kehutanan
periodik kondisi
pompa PMK dapat
berfungsi dengan baik
- Monitoring
ketersediaan tandon
air PMK
- Melakukan pelatihan
secara periodik
terhadap penggunaan
alat-alat pemadam
kebakaran yang
diberikan kepada

VI-23
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
seluruh karyawan
- Melakukan simulasi
tanggap darurat bahaya
kebakaran
- Membuat sistem
manajemen
keselamatan kerja
(SMK3)
- Pendekatan
Sosial
Ekonomi Budaya:-
Pendekatan Institusi:-
Berkoordinasi dengan
PMK Kab. Pasuruan
Penurunan - operasional Tidak terjadi kemacetan Pendekatan Teknologi : Lokasi Periode Pelaksana : PT.
tingkat biomass boiler di jalan raya Pasuruan- - Pemberian rambu- pengelolaan pengelolaan Nestlé Indonesia
pelayanan malang, jalan desa rambu (lampu adalah adalah Kejayan Factory
jalan menuju lokasi kegiatan flash,rambu tanda sepanjang jalan selama Pengawas :
adanya kegiatan akses keluar kegiatan - Dinas
proyek,zebra cross) masuk PT. operasional Perhubungan
Nestlé Indonesia biomass Provinsi Jawa

VI-24
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
pada area masuk dan Kejayan Factory boiler Timur
keluar lokasi proyek dan Jalan Raya - Polsek Kejayan
- Menyediakan petugas Pasuruan- - Kementerian
untuk mengatur arus Malang Lingkungan Hidup
lalu lintas di depan dan Kehutanan,
pintu masuk lokasi
proyek Pelaporan :
- Mobilisasi kendaraan -DLH Kab.
berat diutamakan Pasuruan
untuk dilaksanakan -DLH Provinsi
diluar jam-jam sibuk, Jawa Timur
diusahakan pada Kementerian
malam hari Lingkungan Hidup
- Pengaturan interval dan Kehutanan,
kedatangan kendaraan
pengangkut/truk yang
masuk/keluar lokasi
proyek sehingga tidak
mengganggu arus lalu
lintas

VI-25
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

n Dampak Sumber Indikator Lokasi Periode Institusi


o lingkungan dampak keberhasilan Bentuk Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan
dikelola lingkungan hidup Hidup Hidup Hidup
Pendekatan Sosial
Ekonomi Budaya :
Pendekatan Institusi:
- Berkoordinasi dengan
Dinas Perhubungan
Prov.Jawa Timur
- Berkoordinasi dengan
Polsek kejayan dalam
pengaturan arus lalu
lintas

VI-26
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

Gambar 6.1 Peta Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

VI-27
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

6.3 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Dari hasil Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), maka untuk
mengetahui efektivitas dan effesiensi disusun Rencana Pemantauan Lingkungan
Hidup (RPL). Maksud dan tujuan pemantauan lingkungan kegiatan
Pembangunan biomass boiler PT. Nestlé Indonesia Kejayan Factory adalah
untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan
terhadap setiap kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi sampai dengan
operasional. Kegiatan pemantauan lingkungan dilakukan secara periodik dan
kontinyu menurut tingkat kecenderungan dampak yang timbul.
Pada dasarnya kegiatan RPL ini dilakukan setelah kegiatan pada RKL
dilakukan. Apabila terjadi penyimpangan dan tidak sesuai dengan
Indikator/parameter keberhasilan yang telah ditetapkan maka dipertimbangkan
upaya-upaya perbaikan berupa mitigasi atau pengelolaan lebih lanjut. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa pemantauan adalah alat managemen atau alat
pengambilan keputusan. Pemantauan sendiri bukanlah sasaran akhir tetapi
merupakan masukan bagi pengambilan keputusan pengelolaan lingkungan
untuk perbaikan berkelanjutan. Dalam pemantauan lingkungan perlu
diperhatikan prinsip-prinsip pemantauan sebagai berikut:
a. Komponen lingkungan yang dipantau adalah yang diperkirakan mengalami
perubahan mendasar atau terkena dampak penting.
b. Aspek-aspek yang dipantau perlu mengacu pada dampak besar dan penting
yang dinyatakan dalam ANDAL serta pengelolaan dampak lingkungan
yang telah dirumuskan dalam RKL.
c. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak atau pada
komponen/parameter lingkungan yang terkena dampak. Dengan memantau
kedua hal tersebut maka dapat dinilai/ diuji efektivitas kegiatan
pengelolaan lingkungan.
d. Pemantauan lingkungan harus layak secara ekonomi. Rancangan
manajemen pengumpulan data dan informasi dari aspek-aspek yang perlu
dipantau, yang mencakup antara lain adalah

 Lokasi pemantauan.

VI-28
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

 Frekuensi atau jangka waktu pemantauan.

 Metode pengumpulan data dan informasi.

 Metode analitik data

 Kelembagaan pemantau lingkungan atau instansi yang bertanggung-


jawab sebagai penyandang dana pemantauan

VI-29
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

Tabel 6.2 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
Tahap konstruksi
1 Kerusakan Kerusakan jalan mobilisasi Pengumpulan data Lokasi pantau 6 bulan sekali PT. Nestlé - Dinas Bina
DLH Kab.
jalan dan persentase peralatan dan dengan adalah sepanjang selama kegiatan Indonesia Marga
Nilai permukaan jalan akses menuju konstruksi Kejayan Pasuruan
material pengamatan langsung Prov.Jaw a
jalan yang rusak lokasi PT. Nestlé Factory
di lapangan terhadap Timur DLH Provinsi
dan juga bentuk Indonesia Kejayan
kerusakan jalan kerusakan Factory ( Pintu - Dinas Jawa Timur
yang terjadi jalan (data ledger). masuk PT. Nestle Perhubunga Kementeria n
(lubang,ambles,dll Metode analisa Indonesia Kejayan n Provinsi Lingkungan
) sekecil mungkin dilakukan secara Factory yang Hidup dan
Jawa Timur
kualitatif dan kuantitatif termasuk jalan desa Kehutanan
berdasarkan hasil - Kementerian
hingga jalan masuk
perhitungan nilai jalan raya Pasuruan- Lingkungan
gabungan kerusakan Malang yang Hidup dan
jalan termasuk jalan Kehutanan
provinsi)

2 penurunan Tidak terjadi - mobilisasi Pengumpulan data Lokasi pantau 6 bulan sekali PT. Nestlé
- Dinas DLH Kab.
tingkat kemacetan di jalan peralatan dan dengan pengamatan adalah sepanjang selama Indonesia
pelayanan raya pasuruan material lapangan dan traffic jalan akses keluar kegiatan Kejayan Perhubunga n Pasuruan
jalan malang desa counting serta masuk PT. Nestlé konstruksi Factory Provinsi
DLH
tanggulangin perhitungan derajat Indonesia Kejayan berlangsung Jawa Timur
Provinsi Jawa
kecamatan kejayan kejenuhan (DS) dan Factory dan jalan - Polsek

VI-30
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
kabupaten tingkat pelayanan jalan raya Pasuruan- Timur
Kejayan
Pasuruan (LOS). Metode analisa malang.
dilakukan secara Kementeria
- Kementerian
kualitatif dan kuantitatif n
Lingkungan
berdasarkan hasil Lingkungan
pengukuran dan Hidup dan
Hidup dan
pengamatan lapangan Kehutanan
Kehutanan

2 Penurunan semua parameter mobilisasi


Metode Titik pemantauan 6 bulan sekali PT. DLH Kab. DLH Kab.
kualitas udara peralatan dan ambien : selama Nestlé
pengumpulan data Indonesia Pasuruan
(debu,gas,dll) yang material Pasuruan
udara 1.upwind: kegiatan
timbul tidak dengan pengukuran DLH Provinsi
konstruksi Kejayan DLH
melebihi baku kualitas udara 7°42'23.65"S ; Jawa Timur
berlangsung Factory Provinsi Jawa
mutu udara ambien 112°51'52.95”T Kementerian
untuk parameter
emisi , ambien, dan Timur
lingkungan 2.downwind : Lingkungan
debu sesuai
dengan kerja yang ada di 7°42'30.28"S ; Hidup dan Kementeria n
112°51'34.33”T Kehutanan Lingkungan
lokasi kegiatan ke Hidup dan
PP 22 tahun laboratorium 3. Titik control
Kehutanan
2021 lampiran lingkungan 7°42'25.95"S;
VII tentang terakreditasi KAN 112°51'46.13"E
baku mutu dan untuk analisa
udara ambien: dengan
1.SO2: membandingkan

VI-31
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
24 jam 75 µg/m3 hasil pengukuran
2.CO: dengan baku mutu
24 jam 4000 µg/m3 sesuai dengan
3.NO2: rujukan baku mutu
24 jam 65µg/m3 sedangkan untuk
4.Ox sebagai kualitas udara
ambien sesuai
(O3):
dengan PP 22 tahun
24 jam 100µg/m3
2021 lampiran VII
5.NMHC: 3 jam
tentang baku mutu
160 µg/m3
udara ambien
6.TSP:
24 jam 230 µg/m3
PM10:
24 jam 75 µg/m3
PM2,5:
24 jam 55µg/m3
7.Timbal (Pb) :
24 jam 2 µg/m3

3 Peningkatan Tidak terjadi mobilisasi Metode Lokasi 6 bulan sekali PT. - DLH Kab. DLH Kab.
kebisingan peningkatan peralatan dan pengumpulan data pengelolaan selama Nestlé

VI-32
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
kebisingan material dengan pengukuran adalah lokasi kegiatan Indonesia Pasuruan Pasuruan
melebihi nilai kebisingan dengan pembangunan PT. konstruksi Kejayan DLH Provinsi DLH Provinsi
ambang batas alat sound level Nestlé Indonesia berlangsung Factory Jawa Timur, Jawa Timur
meter dan untuk Kejayan Factory Kementerian Kementeria
sesuai Lingkungan
analisa dengan n
dengan membandingkan Hidup dan
parameter Kehutanan Lingkungan
hasil pengukuran
Kebisingan dengan baku mutu Hidup dan
menurut tingkat kebisingan Kehutanan
Keputusan (Keputusan menteri
Menteri lingkungan hidup
no.KEP-
Negara
48/MENLH/11/1996
Lingkungan )
Hidup RI
Nomor KEP-
48/MENLH/
11/1996
tentang Baku
Mutu
Kebisingan
yaitu 85 dBA

VI-33
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
potensi Tidak terjadi Pembangunan Pengumpulan data Lokasi pantau 6 bulan sekali PT. - DLH Kab. DLH Kab.
kebakaran bencana dan dengan pengamatan adalah area selama Nestlé Pasuruan Pasuruan
kebakaran pemasangan lapangan Pembangunan dan kegiatan Indonesia
maupun ledakan instalasi daninventarisasi pemasangan konstruksi DLH Provinsi DLH
Kejayan
dalam lokasi biomass potensi/kejadian instalasi biomass berlangsung Jawa Timur, Provinsi Jawa
Factory
kegiatan boiler kebakaran dari HSE boiler Timur
Kementerian
Pembanguna n dari HSE dan Kementeria n
dan pemasangan efektivitas sarana Lingkungan Lingkungan
instalasi biomass prasarana pemadam Hidup dan Hidup dan
boiler kebakaran. Kehutanan Kehutanan
Pengecekan status
peringatan dini.
Metode analisa
dilakukan secara
kualitatif dan
kuantitatif
berdasarkan hasil
inventarisasi HSE

VI-34
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
Tahap Operasional
1 Penurunan semua parameter Operasional Lokasi pantau 6 bulan sekali PT.
Metode DLH Kab. DLH Kab.
kualitas udara biomass emisi cerobong selama Nestlé
(debu,gas,dll) yang boiler pengumpulan data Pasuruan Pasuruan
udara berada pada titik : kegiatan Indonesia
timbul tidak dengan pengukuran DLH Provinsi
(emisi) 7°42'27.3"S ; operasional Kejayan Jawa Timur DLH
melebihi baku kualitas udara
112°51'52.3”T berlangsung Factory Kementerian Provinsi Jawa
mutu udara ambien
untuk parameter
emisi , ambien, dan Lingkungan Timur
lingkungan Kementeria n
debu sesuai Hidup dan
dengan rujukan kerja yang ada di Lingkungan
Kehutanan
baku mutu Hidup dan
lokasi kegiatan ke
Persetujuan Kehutanan
laboratorium
teknis
lingkungan
pemenuhan baku
mutu emisi. terakreditasi KAN
Bukan logam: dan untuk analisa
1.partikulat : 150 dengan
mg/m3 membandingkan
2. sulfur dioksida
(SO2) : 460 mg/m3 hasil pengukuran
3. Nitrogen oksida dengan baku mutu
(NO2): 634 mg/m3 sesuai dengan
4.hidrogen klorida rujukan baku mutu
(HCL) : 5 mg/m3
Persetujuan teknis
5.Carbon
monoxide (CO) : pemenuhan baku

VI-35
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
148 mg/nm3 mutu emisi
6.Opasitas : 30%
7.oksigen
terkoreksi : 6%

Penurunan semua parameter Operasional Titik pemantauan 6 bulan sekali PT.


Metode DLH Kab. DLH Kab.
kualitas udara biomass ambien : selama Nestlé
pengumpulan data Pasuruan Pasuruan
udara (debu,gas,dll) boiler 1. upwind: kegiatan Indonesia
dengan pengukuran DLH Provinsi
(ambien) yang timbul operasional Kejayan DLH
kualitas udara 7°42'23.65"S ; Jawa Timur
tidak melebihi berlangsung Factory Provinsi Jawa
emisi , ambien, dan 112°51'52.95”T Kementerian Timur
baku mutu udara
lingkungan 2.downwind : Lingkungan
ambien untuk Kementeria n
7°42'30.28"S ; Hidup dan
parameter debu kerja yang ada di Lingkungan
112°51'34.33”T Kehutanan
sesuai dengan lokasi kegiatan ke Hidup dan
PP 22 tahun laboratorium 3. Titik control Kehutanan
2021 lampiran lingkungan 7°42'25.95"S;
VII tentang terakreditasi KAN 112°51'46.13"E
baku mutu dan untuk analisa
udara ambien: dengan
1.SO2: membandingkan
24 jam 75 µg/m3 hasil pengukuran

VI-36
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
2.CO: dengan baku mutu
sesuai sesuai dengan
24 jam 4000 µg/m3 PP 22 tahun 2021
3.NO2: lampiran VII
24 jam 65µg/m3 tentang baku mutu
4.Ox sebagai udara ambien
(O3):
24 jam 100µg/m3
5.NMHC:
3 jam 160 µg/m3
6.TSP:
24 jam 230 µg/m3
PM10:
24 jam 75 µg/m3
PM2,5:
24 jam 55µg/m3
7.Timbal (Pb) :
24 jam 2 µg/m3

2 peningkatan Tidak terjadi - Operasional Metode Lokasi pantau 6 bulan sekali PT. - DLH Kab. DLH Kab.
kebisingan biomass adalah lokasi selama Nestlé
peningkatan pengumpulan data Pasuruan Pasuruan
boiler kegiatan PT. kegiatan Indonesia

VI-37
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
kebisingan dengan pengukuran Nestlé Indonesia operasional Kejayan
DLH Provinsi DLH
Kejayan Factory berlangsung Factory
melebihi nilai kebisingan dengan Jawa Timur Provinsi Jawa
ambang batas alat sound level Kementerian Timur
sesuai dengan meter dan untuk Lingkungan Kementeria
parameter analisa dengan Hidup dan n
Kebisingan membandingkan Kehutanan
Lingkungan
menurut hasil pengukuran Hidup dan
Keputusan dengan baku mutu Kehutanan
Menteri Negara tingkat kebisingan
Lingkungan (Keputusan menteri
Hidup RI lingkungan hidup
Nomor KEP-
no.KEP-
48/MENLH/1
48/MENLH/11/1996
1/1996
tentang Baku
Mutu Kebisingan
yaitu 70 dBA
3 Potensi Tidak terjadi Operasional Pengumpulan data area kegiatan 6 bulan sekali PT. - DLH Kab. - DLH Kab.
kebakaran bencana biomass PT.Nestle selama Nestlé
dengan pengamatan
kebakaran boiler Indonesia Kejayan kegiatan Indonesia Pasuruan Pasuruan
maupun ledakan lapangan dan Factory operasional Kejayan DLH Provinsi - DLH Provinsi
dalam lokasi inventarisasi berlangsung Factory Jawa Timur

VI-38
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
kegiatan potensi/kejadian Kementeria n
Jawa Timur
Operasional Lingkungan
kebakaran dari HSE
biomass boiler - Kementeria n Hidup dan
dari HSE dan
Lingkungan Kehutanan
efektivitas sarana
Hidup dan
prasarana pemadam
Kehutanan
kebakaran.
Pengecekan status
peringatan dini.
Metode analisa
dilakukan secara
kualitatif dan
kuantitatif
berdasarkan hasil
inventarisasi HSE
penurunan Tidak terjadi Operasional Lokasi pantau 6 bulan sekali PT. Nestlé
Pengumpulan data - Dinas DLH Kab.
tingkat kemacetan di jalan biomass adalah sepanjang selama Indonesia
pelayanan raya pasuruan dengan pengamatan jalan akses keluar kegiatan Kejayan Perhubunga n Pasuruan
boiler
jalan malang desa lapangan dan traffic masuk PT. Nestlé operasional Factory Provinsi Jawa
DLH
tanggulangin counting serta Indonesia Kejayan berlangsung Timur
Provinsi Jawa
kecamatan kejayan perhitungan derajat Factory dan jalan
kabupaten raya Pasuruan- - Polsek Timur
kejenuhan (DS) dan
Pasuruan malang. Kejayan Kementeria
tingkat pelayanan
jalan (LOS). Metode Kementerian n

VI-39
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
analisa dilakukan Lingkungan Lingkungan
secara kualitatif dan Hidup dan Hidup dan
kuantitatif Kehutanan - Kehutanan
berdasarkan hasil
pengukuran dan -
pengamatan lapangan

VI-40
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia

Gambar 6.2 Peta Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

VI-41

Anda mungkin juga menyukai