BAB 6
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
VI-1
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-3
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-4
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-5
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-6
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-7
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-8
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-9
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
2 Penurunan Mobilisasi semua parameter udara Pendekatan Teknologi : Lokasi Periode Pelaksana : PT.
kualitas peralatan dan (debu,gas,dll) yang - Pemilihan kendaraan pengelolaan pengelolaan Nestlé Indonesia
VI-10
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-11
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-12
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-13
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-14
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
Tahap Operasional
VI-15
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-16
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
Pendekatan Sosial
Ekonomi Budaya :
menyediakan kotak
saran dan menampung
laporan masyarakat
apabila adanya
gangguan penurunan
kualitas udara diarea
pemukiman sekitar
Pendekatan Institusi :
Bekerjasama dengan
instansi/ lab yang
ditunjuk untuk
pengukuran dan
VI-17
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
Penuruna n Operasional semua parameter udara Pendekatan Teknologi : Lokasi Periode Pelaksana : PT.
kualitas biomass boiler (debu,gas,dll) yang timbul Pengelolaan penurunan pengelolaan pengelolaan Nestlé Indonesia
udara tidak melebihi baku mutu kualitas udara adalah di area adalah Kejayan Factory
(ambien) udara ambien untuk lingkungan kerja : biomass boiler Selama Pengawas :
parameter debu sesuai - Melakukan kegiatan - DLH
dengan maintenance mesin dan operasional Kab.Pasuruan
peralatan secara rutin berlangsung - DLH Provinsi
(Udara ambien) sesuai spesifikasi mesin Jawa Timur
PP 22 tahun 2021 - Melengkapi setiap - Kementerian
lampiran VII tentang ruang yang berpotensi Lingkungan
baku mutu udara ambien menghasilkan debu Hidup dan
1.SO2: 24 jam 75 µg/m3 (partikel produk) Kehutanan
2.CO:;24 jam 4000 µg/m3 dengan peralatan Pelaporan :
3.NO2; 24 jam 65 µg/m3 penyedot dan DLH Kab.
4.Ox sebagai (O3): pengumpul debu (dust Pasuruan, DLH
24 jam 100µg/m3 collecting system) Provinsi Jawa
5.NMHC: 3 jam 160µg/m3 - Setiap ruangan Timur,
6.TSP: 24 jam 230µg/m3 memiliki exhaust fan
VI-18
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
Pendekatan Sosial
Ekonomi Budaya :
menyediakan kotak saran
dan menampung laporan
VI-19
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
2 peningkat Operasional Tidak terjadi peningkatan Pendekatan Teknologi : Lokasi Periode Pelaksana
an kebisinga biomass boiler kebisingan - Melakukan pengelolaan pengelolaa : PT.Nestle
n melebihi nilai ambang perawatan mesin adalah di area n adalah Indonesia
batas sesuai dengan secara berkala biomass boiler Selama Pengawas :
parameter Kebisingan Penanaman pohon kegiatan - DLH Kab.Pasuruan
menurut Keputusan sebagai buffer operasional - DLH Provinsi
Menteri Negara zone dalam area berlangsung Jawa Timur
Lingkungan Hidup RI pabrik untuk - Kementerian
VI-20
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-21
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-22
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-23
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-24
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-25
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-26
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-27
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
Lokasi pemantauan.
VI-28
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-29
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
Tahap konstruksi
1 Kerusakan Kerusakan jalan mobilisasi Pengumpulan data Lokasi pantau 6 bulan sekali PT. Nestlé - Dinas Bina
DLH Kab.
jalan dan persentase peralatan dan dengan adalah sepanjang selama kegiatan Indonesia Marga
Nilai permukaan jalan akses menuju konstruksi Kejayan Pasuruan
material pengamatan langsung Prov.Jaw a
jalan yang rusak lokasi PT. Nestlé Factory
di lapangan terhadap Timur DLH Provinsi
dan juga bentuk Indonesia Kejayan
kerusakan jalan kerusakan Factory ( Pintu - Dinas Jawa Timur
yang terjadi jalan (data ledger). masuk PT. Nestle Perhubunga Kementeria n
(lubang,ambles,dll Metode analisa Indonesia Kejayan n Provinsi Lingkungan
) sekecil mungkin dilakukan secara Factory yang Hidup dan
Jawa Timur
kualitatif dan kuantitatif termasuk jalan desa Kehutanan
berdasarkan hasil - Kementerian
hingga jalan masuk
perhitungan nilai jalan raya Pasuruan- Lingkungan
gabungan kerusakan Malang yang Hidup dan
jalan termasuk jalan Kehutanan
provinsi)
2 penurunan Tidak terjadi - mobilisasi Pengumpulan data Lokasi pantau 6 bulan sekali PT. Nestlé
- Dinas DLH Kab.
tingkat kemacetan di jalan peralatan dan dengan pengamatan adalah sepanjang selama Indonesia
pelayanan raya pasuruan material lapangan dan traffic jalan akses keluar kegiatan Kejayan Perhubunga n Pasuruan
jalan malang desa counting serta masuk PT. Nestlé konstruksi Factory Provinsi
DLH
tanggulangin perhitungan derajat Indonesia Kejayan berlangsung Jawa Timur
Provinsi Jawa
kecamatan kejayan kejenuhan (DS) dan Factory dan jalan - Polsek
VI-30
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
kabupaten tingkat pelayanan jalan raya Pasuruan- Timur
Kejayan
Pasuruan (LOS). Metode analisa malang.
dilakukan secara Kementeria
- Kementerian
kualitatif dan kuantitatif n
Lingkungan
berdasarkan hasil Lingkungan
pengukuran dan Hidup dan
Hidup dan
pengamatan lapangan Kehutanan
Kehutanan
VI-31
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
24 jam 75 µg/m3 hasil pengukuran
2.CO: dengan baku mutu
24 jam 4000 µg/m3 sesuai dengan
3.NO2: rujukan baku mutu
24 jam 65µg/m3 sedangkan untuk
4.Ox sebagai kualitas udara
ambien sesuai
(O3):
dengan PP 22 tahun
24 jam 100µg/m3
2021 lampiran VII
5.NMHC: 3 jam
tentang baku mutu
160 µg/m3
udara ambien
6.TSP:
24 jam 230 µg/m3
PM10:
24 jam 75 µg/m3
PM2,5:
24 jam 55µg/m3
7.Timbal (Pb) :
24 jam 2 µg/m3
3 Peningkatan Tidak terjadi mobilisasi Metode Lokasi 6 bulan sekali PT. - DLH Kab. DLH Kab.
kebisingan peningkatan peralatan dan pengumpulan data pengelolaan selama Nestlé
VI-32
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
kebisingan material dengan pengukuran adalah lokasi kegiatan Indonesia Pasuruan Pasuruan
melebihi nilai kebisingan dengan pembangunan PT. konstruksi Kejayan DLH Provinsi DLH Provinsi
ambang batas alat sound level Nestlé Indonesia berlangsung Factory Jawa Timur, Jawa Timur
meter dan untuk Kejayan Factory Kementerian Kementeria
sesuai Lingkungan
analisa dengan n
dengan membandingkan Hidup dan
parameter Kehutanan Lingkungan
hasil pengukuran
Kebisingan dengan baku mutu Hidup dan
menurut tingkat kebisingan Kehutanan
Keputusan (Keputusan menteri
Menteri lingkungan hidup
no.KEP-
Negara
48/MENLH/11/1996
Lingkungan )
Hidup RI
Nomor KEP-
48/MENLH/
11/1996
tentang Baku
Mutu
Kebisingan
yaitu 85 dBA
VI-33
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
potensi Tidak terjadi Pembangunan Pengumpulan data Lokasi pantau 6 bulan sekali PT. - DLH Kab. DLH Kab.
kebakaran bencana dan dengan pengamatan adalah area selama Nestlé Pasuruan Pasuruan
kebakaran pemasangan lapangan Pembangunan dan kegiatan Indonesia
maupun ledakan instalasi daninventarisasi pemasangan konstruksi DLH Provinsi DLH
Kejayan
dalam lokasi biomass potensi/kejadian instalasi biomass berlangsung Jawa Timur, Provinsi Jawa
Factory
kegiatan boiler kebakaran dari HSE boiler Timur
Kementerian
Pembanguna n dari HSE dan Kementeria n
dan pemasangan efektivitas sarana Lingkungan Lingkungan
instalasi biomass prasarana pemadam Hidup dan Hidup dan
boiler kebakaran. Kehutanan Kehutanan
Pengecekan status
peringatan dini.
Metode analisa
dilakukan secara
kualitatif dan
kuantitatif
berdasarkan hasil
inventarisasi HSE
VI-34
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
Tahap Operasional
1 Penurunan semua parameter Operasional Lokasi pantau 6 bulan sekali PT.
Metode DLH Kab. DLH Kab.
kualitas udara biomass emisi cerobong selama Nestlé
(debu,gas,dll) yang boiler pengumpulan data Pasuruan Pasuruan
udara berada pada titik : kegiatan Indonesia
timbul tidak dengan pengukuran DLH Provinsi
(emisi) 7°42'27.3"S ; operasional Kejayan Jawa Timur DLH
melebihi baku kualitas udara
112°51'52.3”T berlangsung Factory Kementerian Provinsi Jawa
mutu udara ambien
untuk parameter
emisi , ambien, dan Lingkungan Timur
lingkungan Kementeria n
debu sesuai Hidup dan
dengan rujukan kerja yang ada di Lingkungan
Kehutanan
baku mutu Hidup dan
lokasi kegiatan ke
Persetujuan Kehutanan
laboratorium
teknis
lingkungan
pemenuhan baku
mutu emisi. terakreditasi KAN
Bukan logam: dan untuk analisa
1.partikulat : 150 dengan
mg/m3 membandingkan
2. sulfur dioksida
(SO2) : 460 mg/m3 hasil pengukuran
3. Nitrogen oksida dengan baku mutu
(NO2): 634 mg/m3 sesuai dengan
4.hidrogen klorida rujukan baku mutu
(HCL) : 5 mg/m3
Persetujuan teknis
5.Carbon
monoxide (CO) : pemenuhan baku
VI-35
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
148 mg/nm3 mutu emisi
6.Opasitas : 30%
7.oksigen
terkoreksi : 6%
VI-36
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
2.CO: dengan baku mutu
sesuai sesuai dengan
24 jam 4000 µg/m3 PP 22 tahun 2021
3.NO2: lampiran VII
24 jam 65µg/m3 tentang baku mutu
4.Ox sebagai udara ambien
(O3):
24 jam 100µg/m3
5.NMHC:
3 jam 160 µg/m3
6.TSP:
24 jam 230 µg/m3
PM10:
24 jam 75 µg/m3
PM2,5:
24 jam 55µg/m3
7.Timbal (Pb) :
24 jam 2 µg/m3
2 peningkatan Tidak terjadi - Operasional Metode Lokasi pantau 6 bulan sekali PT. - DLH Kab. DLH Kab.
kebisingan biomass adalah lokasi selama Nestlé
peningkatan pengumpulan data Pasuruan Pasuruan
boiler kegiatan PT. kegiatan Indonesia
VI-37
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
kebisingan dengan pengukuran Nestlé Indonesia operasional Kejayan
DLH Provinsi DLH
Kejayan Factory berlangsung Factory
melebihi nilai kebisingan dengan Jawa Timur Provinsi Jawa
ambang batas alat sound level Kementerian Timur
sesuai dengan meter dan untuk Lingkungan Kementeria
parameter analisa dengan Hidup dan n
Kebisingan membandingkan Kehutanan
Lingkungan
menurut hasil pengukuran Hidup dan
Keputusan dengan baku mutu Kehutanan
Menteri Negara tingkat kebisingan
Lingkungan (Keputusan menteri
Hidup RI lingkungan hidup
Nomor KEP-
no.KEP-
48/MENLH/1
48/MENLH/11/1996
1/1996
tentang Baku
Mutu Kebisingan
yaitu 70 dBA
3 Potensi Tidak terjadi Operasional Pengumpulan data area kegiatan 6 bulan sekali PT. - DLH Kab. - DLH Kab.
kebakaran bencana biomass PT.Nestle selama Nestlé
dengan pengamatan
kebakaran boiler Indonesia Kejayan kegiatan Indonesia Pasuruan Pasuruan
maupun ledakan lapangan dan Factory operasional Kejayan DLH Provinsi - DLH Provinsi
dalam lokasi inventarisasi berlangsung Factory Jawa Timur
VI-38
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
kegiatan potensi/kejadian Kementeria n
Jawa Timur
Operasional Lingkungan
kebakaran dari HSE
biomass boiler - Kementeria n Hidup dan
dari HSE dan
Lingkungan Kehutanan
efektivitas sarana
Hidup dan
prasarana pemadam
Kehutanan
kebakaran.
Pengecekan status
peringatan dini.
Metode analisa
dilakukan secara
kualitatif dan
kuantitatif
berdasarkan hasil
inventarisasi HSE
penurunan Tidak terjadi Operasional Lokasi pantau 6 bulan sekali PT. Nestlé
Pengumpulan data - Dinas DLH Kab.
tingkat kemacetan di jalan biomass adalah sepanjang selama Indonesia
pelayanan raya pasuruan dengan pengamatan jalan akses keluar kegiatan Kejayan Perhubunga n Pasuruan
boiler
jalan malang desa lapangan dan traffic masuk PT. Nestlé operasional Factory Provinsi Jawa
DLH
tanggulangin counting serta Indonesia Kejayan berlangsung Timur
Provinsi Jawa
kecamatan kejayan perhitungan derajat Factory dan jalan
kabupaten raya Pasuruan- - Polsek Timur
kejenuhan (DS) dan
Pasuruan malang. Kejayan Kementeria
tingkat pelayanan
jalan (LOS). Metode Kementerian n
VI-39
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
no Dampak lingkungan yang dipantau Bentuk pemantauan lingkungan hidup Institusi pemantauan lingkungan hidup
Jenis Indikator Sumber Metode pengumpulan Lokasi Waktu dan pelaksana pengawas Penerima
dampak /parameter yang dampak dan analisis data pemantauan frekuensi laporan
yang timbul dipantau lingkungan hidup
analisa dilakukan Lingkungan Lingkungan
secara kualitatif dan Hidup dan Hidup dan
kuantitatif Kehutanan - Kehutanan
berdasarkan hasil
pengukuran dan -
pengamatan lapangan
VI-40
Adendum ANDAL RKL RPL
Pembangunan biomass boiler PT. Nestle Indonesia
VI-41