Anda di halaman 1dari 18

Materi

Teknologi Bahan Bangunan Gedung


Oleh :
Dedi Enda
Silabus
Mata kuliah : Teknologi Bahan Bangunan Gedung
Kode mata kuliah : TS21106
Jumlah sks/jam per : 2 SKS Teori / 2 jam per minggu
minggu
Semester : 1 (satu)
Capaian pembelajaran : Mampu mengerti jenis-jenis bahan kontruksi, sifat-sifat fisik dan spesifikasi
yang dibebankan bahan pembentuk beton, teknik pengecoran dan perawatan serta sifat-sifat
pada mata kuliah beton normal dan beton mutu tinggi dan berkinerja tinggi
Pokok bahasan : 1. Bahan-Bahan Konstruksi Bangunan Gedung
2. Sifat-Sifat fisik bahan pembentuk beton
3. Spesifikasi bahan-bahan pembentuk beton konvensional dan Spesifikasi
bahan bahan pembentuk beton pracetak kawasan pesisir
4. Teknik Pengecoran Beton
5. Teknik Perawatan Beton
6. Sifat - sifat beton segar dan beton keras
7. Sifat - sifat mekanik beton
8. Beton mutu tinggi dan berkinerja tinggi
Referensi :
1. Mehta Kumar P, Monteire Paulo J.M., 2007, Concrete Microstructure, Propertis And Material, Mcgraw-Hil, International Edition.
2. SNI, 03-2834-2000,Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
3. SNI, 7656 -2012, Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal, beton berat dan beton massa
4. Armada, 2017, Modul Ajar Lab Uji Bahan, Politeknik Negeri Bengkalis, Bengkalis
5. Mulyono T., 2007, Teknologi Beton, Penerbit AndiYogyakarta.
Materi 5
Teknik Perawatan Beton

Oleh :
Dedi Enda
1
Kuat tekan beton akan semakin bertambah tinggi dengan
bertambahnya umur beton. Tau kah anda jika beton mencapai
kekuatannya dalam waktu hampir sebulan tepatnya semasa 28
hari, beton telah mencapai kekuatan yang telah dirancang.
Kenapa bisa begitu?
Seringkali kita melihat pada beberapa aturan untuk mengetahui
kekuatan beton dilakukan uji pada hari ke 7, 14, 21 dan hingga ke
28.
Mengapa beton memperoleh kekuatan selama 28 hari?

Yang dimaksudkan disini adalah sejak beton mulai dicetak, laju


kenaikan kuat tekan beton mula-mula cepat, namun seiring
berjalanya waktu, laju kenaikannya melambat.

Sehingga sebagai standar kuat tekat beton adalah kuat tekan beton
pada umur 28 hari
Dalam PBI 1971 telah tercantum mengenai perbandingan kekuatan
tekan beton normal pada umur beton tertentu.

Tabel Perbandingan Tekanan Kekuatan Beton Pada Berbagai Umur


Curing secara umum dipahami sebagai perawatan beton.
Beberapa peraturan menetapkan acuan pelaksanaan untuk
curing/perawatan beton selain SNI seperti ASTM C-150, ACI 318,
SNI 03-2847-2002, yang sama-sama bertujuan untuk menjaga dan
menjamin mutu pelaksanaan pembetonan.

ASTM C-150 mensyaratkan:


- semen tipe I, waktu minimum curing 7 hari
- semen tipe II, waktu minimum curing 10 hari
- semen tipe III, waktu minimum curing 3 hari
- semen tipe IV atau V minimum curing 14 hari

ACI 318 mensyaratkan curing dilakukan :


- sampai tercapai min 70% kuat tekan beton yang disyaratkan
(fc’)

SNI 03-2847-2002 mensyaratkan curing selama:


- 7 hari untuk beton normal
- 3 hari untuk beton dengan kuat tekan awal tinggi.
Dari ketiga peraturan di atas, direkomendasikan untuk mengikuti
aturan yang paling umum dan dapat digunakan untuk berbagai
kondisi dan jenis beton yang diaplikasikan, yaitu :

memastikan proses curing dilakukan


sampai tercapainya
minimal 70% kuat tekan beton yang disyaratkan
oleh Konsultan Perencana/Desain
(= fc' atau kuat tekan karakteristik yang harus dicapai)
Kapankah curing beton dilakukan?

Curing atau perawatan beton dilakukan ketika beton telah


mencapai final seting atau mengeras atau fase hardening yaitu
setelah pembukaan cetakan bekisting.

Mengapa curing beton dilakukan?

Bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak cepat kehilangan air


dan sebagai tindakan menjaga kelembaban/suhu beton segera
setelah proses finishing beton selesai dan waktu total setting
tercapai sehingga dengan begitu beton dapat mencapai mutu
beton yang diinginkan dengan kata lain agar proses dehidrasi
pada beton tidak mengalami masalah seperti hal nya keretakan.

Metode Perawatan Curing

Beberapa metode perawatan (curing) diantaranya perawatan


dengan membran, perawatan dengan penguapan steam dan satu
lagi perawatan dengan pembasahan.
Tujuan pelaksanaan curing/perawatan beton adalah :
memastikan reaksi hidrasi senyawa semen termasuk bahan
tambahan atau pengganti supaya dapat berlangsung secara
optimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai, dan
menjaga supaya tidak terjadi susut yang berlebihan pada
beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau tidak
seragam, sehingga dapat menyebabkan retak.

Pelaksanaan curing/perawatan beton dilakukan segera setelah


beton mengalami atau memasuki fase hardening (untuk
permukaan beton yang terbuka) atau setelah pembukaan
cetakan/acuan/bekisting, selama durasi tertentu yang
dimaksudkan untuk memastikan terjaganya kondisi yang
diperlukan untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung
dalam campuran beton
1
Waktu dan Durasi Pelaksanaan Curing

Metoda dan lama pelaksanaan curing tergantung dari :


jenis atau tipe semen dan beton yang digunakan, termasuk bahan
tambahan atau pengganti yang dipakai
• jenis/tipe dan luasan elemen struktur yang dilaksanakan
• kondisi cuaca, suhu dan kelembaban di area atau lokasi
pekerjaan
• penetapan nilai dan waktu yang digunakan untuk kuat tekan
karakteristik beton (28 hari atau selain 28 hari, tergantung dari
spesifikasi yang ditentukan oleh Konsultan Perencana/Desain)

Kualitas dan durasi/lama pelaksanaan curing/perawatan beton


berpengaruh pada :
mutu/kekuatan beton (strength)
• keawetan struktur beton (durability)
• kekedapan air beton (water-tightness)
• ketahanan permukaan beton, misal terhadap keausan (wear
resistance)
• kestabilan volume, yang berhubungan dengan susut atau
pengembangan (volume stability : shrinkage and expansion)
Pengaruh suhu temperature terhadap curing
Metoda Perawatan Beton
Beberapa metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan
beton di lapangan, antara lain :
membasahi permukaan beton secara berkala dengan air supaya
selalu lembab selama perawatan (bisa dengan sistem sprinkler
supaya praktis)
• merendam beton dengan air (dengan penggenangan
permukaan beton)
• membungkus beton dengan bahan yang dapat menahan
penguapan air (misal plastik, dsb)
• menutup permukaan beton dengan bahan yang dapat
mengurangi penguapan air dan dibasahi secara berkala (misal
dengan plastik berpori atau non woven geotekstile dan disiram
secara berkala selama perawatan)
• menggunakan material khusus untuk perawatan beton (curing
compound)
Beberapa metoda lain seperti perawatan dengan uap air panas,
selimut (heating blanket) digunakan di daerah dingin atau yang
mengalami musim dingin.
1. Perawatan Dengan Pembasahan
Menyimpan beton segar di dalam genangan air atau dalam ruangan yang lembab
merupakan “perawatan dengan pembasahan”, begitu juga menyelimuti area
permukaan beton dengan air atau material khusus (curing compound), bisa juga
beton diselimuti dengan karung basah merupakan salah satu perawatan dengan
pembasahan.
2. Perawatan Dengan Membran
Perawatan dengan membran dapat dilakukan setelah atau sebelum perawatan
pembasahan. Membran sangat berguna untuk perawatan pada lapisan perkerasan
beton atau rigid pavement.
Membran akan melekat pada beton tetapi tidak selip dan tidak membahayakan
beton, ini merupakan penghalang fisik agar menghindari penguapan air.
Perawatan Dengan Penguapan Steam
Yang terakhir merupakan perawatan menggunakan penguapan steam. Perawatan
dengan metode seperti ini cocok untuk daerah musim dingin dengan suhu 10 derajat
sampai dengan 20 derajat celsius.
Perawatan dengan penguapan steam dilakukan dengan dua cara yaitu:
Perawatan dengan tekanan yang rendah berlangsung selama 10 hingga 12 jam
dengan tekanan berkisar antara 40 derajat sampai dengan 55 derajat celsius.
Perawatan dengan tekanan tinggi berlangsung selama 10 jam sampai dengan 16
jam dengan tekanan pada suhu 65 derajat samapi 95 derajat celsius dengan suhu
akhir yaitu 40 derajat celsius sampai dengan 55 derajat celsius.

Anda mungkin juga menyukai