Anda di halaman 1dari 5

Curing atau Perawatan Beton dilakukan saat beton sudah mulai mengeras yang bertujuan untuk menjaga agar

beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembaban/suhu beton sehingga beton dapat
mencapai mutu beton yang diinginkan. Pelaksanaan perawatan beton dilakukan setelah beton mengalami atau
memasuki fase hardening (untuk permukaan beton yang terbuka) atau setelah bekisting beton dilakukan
bongkaran dengan durasi tertentu yang dimaksudkan untuk memastikan terjaganya kondisi yang diperlukan
untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung dalam campuran beton. Proses curing pada beton
memainkan peran penting pada pengembangan kekuatan dan daya tahan beton. Proses curing ini meliputi
pemeliharaan kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam beton maupun di permukaan beton dalam periode
waktu tertentu.

Pelaksanaan curing/perawatan beton dilakukan segera setelah beton


mengalami atau memasuki fase hardening (untuk permukaan beton yang
terbuka) atau setelah pembukaan cetakan/acuan/bekisting, selama durasi
tertentu yang dimaksudkan untuk memastikan terjaganya kondisi yang
diperlukan untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung dalam
campuran beton

TUJUAN PERAWATAN BETON


 Menjaga beton dari kehilangan air semen yang banyak pada saat-saat setting time concrete.
 Menjaga perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar.
 Stabilitas dari dimensi struktur.
 Mendapatkan kekuatan beton yang tinggi.
 Menjaga beton dari kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari pertama
 Menjaga keretakan
Waktu dan Durasi Pelaksanaan Curing
Metoda dan lama pelaksanaan curing tergantung dari :

 jenis atau tipe semen dan beton yang digunakan, termasuk bahan tambahan
atau pengganti yang dipakai
 jenis/tipe dan luasan elemen struktur yang dilaksanakan
 kondisi cuaca, suhu dan kelembaban di area atau lokasi pekerjaan
 penetapan nilai dan waktu yang digunakan untuk kuat tekan karakteristik
beton (28 hari atau selain 28 hari, tergantung dari spesifikasi yang ditentukan
oleh Konsultan Perencana/Desain)

Kualitas dan durasi/lama pelaksanaan curing/perawatan beton berpengaruh pada :

 mutu/kekuatan beton (strength)


 keawetan struktur beton (durability)
 kekedapan air beton (water-tightness)
 ketahanan permukaan beton, misal terhadap keausan (wear resistance)
 kestabilan volume, yang berhubungan dengan susut atau pengembangan
(volume stability : shrinkage and expansion)
Beberapa peraturan menetapkan acuan pelaksanaan curing/perawatan
beton, yang sama-sama bertujuan untuk menjaga dan menjamin mutu
pelaksanaan pembetonan.
SNI 03-2847-2002 mensyaratkan curing selama :

 7 (tujuh) hari untuk beton normal


 3 (tiga) hari untuk beton dengan kuat tekan awal tinggi

ACI 318 mensyaratkan curing dilakukan :


sampai tercapai min 70% kuat tekan beton yang disyaratkan (fc’)

ASTM C-150 mensyaratkan :

 semen tipe I, waktu minimum curing 7 hari


 semen tipe II, waktu minimum curing 10 hari
 semen tipe III, waktu minimum curing 3 hari
 semen tipe IV atau V minimum curing 14 hari
 Tujuan Curing
 Tujuan pelaksanaan curing/perawatan beton adalah memastikan reaksi hidrasi senyawa semen
termasuk bahan tambahan atau pengganti supaya dapat berlangsung secara optimal sehingga mutu
beton yang diharapkan dapat tercapai, dan menjaga supaya tidak terjadi susut yang berlebihan pada
beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau tidak seragam, sehingga dapat
menyebabkan retak.

METODE PERAWATAN BETON


Terdapat berbagai macam metode curing beton yang umum dilakukan baik dengan pembasahaan sederhana,
penguapan dan menggunakan membran. Pemilihan cara yang tepat dalam melakukan pemeliharaan beton
merupakan hal yang harus diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap biaya yang akan dikeluarkan.

1. Perawatan Dengan Pembasahan


Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab (dilakukan pada beton uji).
Menaruh beton segar dalam genangan air (dilakukan pada beton uji).
Menyelimuti permukaan beton dengan air.
Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.
Menyirami permukaan beton secara continue.
Melapisi permukaan beton dengan material khusus (Curing Compound)
perawatan. Pelaksanaan Curing Compound, sesuai dengan ASTM C.309,
dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe I, Curing Compound tanpa Dye, biasanya terdiri dari paraffin sebagai selaput
lilin yang dicampur dengan air.
2. Tipe I-D, Curing Compound dengan Fugitive Dye (warna akan hilang selama
beberapa minggu).
3. Tipe II, Curing Compound dengan zat berwarna putih.
Di pasaran, kita dapat menjumpai beberapa merek sikament, misalnyaAntisol
Red (termasuk tipe I-D), Antisol White (termasuk tipe II) dan Antisol E (termasuk
Tipe I, Non Pigmented Curing Compound). Curing compound ini selain berguna
untuk perawatan pada daerah vertikal juga berguna untuk daerah yang mempunyai
temperature yang tinggi, karena bersifat memantulkan cahaya (terutama Tipe I).

Akibat Beton Tidak Terawat

Penguapan mengakibatkan kehilangan air, sehingga proses hidrasi terhenti, dengan

konsekuensi :

 Berkurangnya peningkatan kekuatan.

 Penyusutan kering yg terlalu awal dan cepat, mengakibatkan timbulnya tegangan tarik yg

menyebabkan beton retak.

Perawatan Beton dengan Uap

Perawatan dengan penguapan berguna pada daerah yang mempunyai musim singin.
Perawatan ini harus diikuti dengan perawatan dengan pembahasan setelah lebih dari 24
jam, minimal selama umur 7 hari, agar kekuatan tekan dapat tercapai sesuai dengan
rencana pada umur 28 hari
 Beton yg dirawat dg uap untuk mendapatkan kekuatan awal yg tinggi, tidak diperkenankan

menggunakan bahan tambahan kecuali atas persetujuan direksi pekerjaan

 Perawatan dg uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana beton telah

mencapai 70% dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.

 Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi tekanan atmosphir

 Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton tidak boleh melebihi 38ºC selama beton

dalam proses pengikatan awal (minimal 2 jam setelah pengecoran selesai), kemudian

temperatur dinaikan berangsur-angsur sampai mencapai 65ºC dengan kenaikan temperatur

maksimum 14ºC perjam secara bertahap.

 Perbedaan temperatur pada dua tempat didalam ruangan uap tidak boleh melebihi 5,5ºC

 Penurunan temperatur selama pendinginan secara bertahap dan tidak boleh lebih dari 11ºC

per jam

 Perbedaan temperatur beton pada saat dikeluarkan dari ruang penguapan tidak boleh lebih

dari 11ºC dibanding udara luar

 Selama perawatan dg uap, ruangan harus selalu jenuh dg uap air.


 Semua bagian struktural yg mendapat perawatan dg uap harus dibasahi selama 4 hari

sesudah selesai perawatan dg uap tersebut.

 Pipa uap harus diatur atau beton harus dilindungi agar tidak terkena langsung semburan uap,

yg akan menyebabkan perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton.

perawatan dengan uap panas. Ada 2 jenis perawatan dengan uap panas:

a. Perawatan dengan uap panas tekanan rendah.

Pemeliharaan dengan cara ini adalah untuk mempercepat waktu pemeliharaan yang dapat

dilakukan pada tekanan atmosfir dan temperatur di bawah 100°C dan dimaksudkan untuk

menghasilkan siklus pekerjaan yang pendek pada industri komponen beton (beton

prefab/pracetak).

b. Perawatan dengan uap panas tekanan tinggi.

Metode ini sangat berbeda dengan metode pemeliharaan dengan uap bertekanan rendah dan

bertekanan atmosfir. Metode ini digunakan bila diperlukan pekerjaan beton yang memerlukan

persyaratan berikut:

 Diperlukan kekuatan awal tinggi dan kekuatan 28 hari dapat dicapai dalam waktu 24 jam.

 Diperlukan keawetan yang tinggi dengan ketahanan terhadap serangan sulfat atau bahan kimia

lainnya, juga terhadap pengaruh pembekuan (cold storage) atau temperatur yang tinggi.

 Diperlukan beton dengan susut dan rangkak rendah.

Kedua jenis perawatan tersebut memerlukan biaya dan waktu perawatan yang tidak sama.

Waktu perawatan dengan tekanan tinggi lebih cepat dari waktu perawatan dengan tekanan

rendah.

. Metode Perawatan Dengan Membran


Metode membran digunakan sebagai penghalang fisik untuk mengahalagi penguapan air. Bahan
yang digunakan harus kering dalam waktu kurang lebih 4 jam atau sesuai dengan batas akhir
waktu yang di tentukan dan kemudian akan membentuk selembar film yang continue, melekat,
tidak beracun, tidak selip, bebas dari lubang-lubang halus dan juga tidak membahayakan beton.
Selain itu, lembaran lain yang kedap air juga bisa digunakan dengan sangat baik dan efisien.
Perawatan dengan membrane ini sangat berguna untuk perawatan pada lapisan pengerasan
beton atau rigid pavement. Metode ini sendiri harus dilakukan sesegera mungkin atau setelah
waktu peningkatan beton. Dan perawatan dengan metode ini juga bisa dilakukan setelah
maupun sebelum perawatan dengan pembasahan

Metode perawatan dengan mempercepat penguapan air


Perawatan dipercepat bertujuan untuk menghasilkan beton yang memiliki kekuatan
tekan yang sesuai rencana dengan waktu perawatan yang relatif lebih cepat daripada
perawatan normal

Yaitu dengan menggunakan penyinaran inframerah yang dilakukan selama 2-4 jam pada suhu
90°c .hal tersebut dilakukan agar mempercepat penguapan pada beton mutu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai