Anda di halaman 1dari 31

TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI & PERENCANAAN

Bahan kuliah Untuk Teknik Sipil Universitas Islam Indragiri Tahun 2009 Yang Dissusun oleh dosen pengasuh Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.

REFERENSI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Amri, S., 2006, Teknologi Audit Forensik, Repair dan Retrofit untuk Rumah & bangunan Gedung, Cetakan Pertama, Yayasan John Hi-Tech Idetama, Jakarta. Amri, S., 2005, Teknologi Beton A-Z, Cetakan Pertama, Yayasan John Hi-Tech Idetama, Jakarta. Depertemen Pekerjaan Umum, 1989, Pedoman Beton 1989, SKBI-1.4.53.1988, UDC:693.5, Draft Konsensus, Jakarta. Depertemen Pekerjaan Umum, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-71) N.I. 2, UDC 35 (910) : 693.55, Bandung. Ilham, A., 2005, Teknologi Bahan Konstruksi (Beton Kinerja Tinggi) Mulyono, T., 2004, Teknologi Beton, Edisi Pertama, ANDI, Yogyakarta. Munaf.D.R, dkk, 2003, Concrete Repair & Maintenance, Edisi Pertama, Yayasan John Hi-Tech Idetama, Jakarta. Nawy, E.G., 1990, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, Terjemahan oleh Bambang Suryoatmono, Cetakan pertama, PT Erisco. Nugraha. Paul, dkk, 2007, Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi, Edisi Pertama, ANDI Yogyakarta. Robin Kerrod, 2000, Batuan dan Mineral (Rocks and Minerals), Alih Bahasa Ir. P.E. Hehanussa, M.Sc., PT. Widyadara, Jakarta. Soedarsona, Djoko Untung, 1985, Konstruksi Jalan Raya, Cetkan Ketiga, Pekerjaan Umum, Jakarta. Subakti,A., 1995, Teknologi Beton Dalam Praktek, FTSP-ITS, institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Suriawan, Ari, 2005, Perkerasan Jalan Beton Semen Potland (Rigid Pavement), Beta offset, Triwiyono. Andreas, 2001, Perbaikan dan Perkuatan Struktur Beton (Special Topic 2001/2002), Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Warta, 2006, Semen dan Beton Indonesia, Asosiasi Semen Indonesia & Institut Semen dan Beton Indonesia, Jakarta.

10.
11. 12. 13. 14. 15.

Arti Kata Beton


Matriks komposisi Semen + Air + Pasta Semen /grout Mortal Beton

Agregat halus, misalnya pasir


+ Agregat kasar, misalnya krikil/BPc

Kadang kala beton masih ditambah lagi dengan bahan kimia pembantu (admixture) untuk mengubah sifat-sifatnya ketika masih berupa beton segar (fresh concrete) atau beton keras.
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda. Kata Concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus yang berarti tumbuh bersama Atau menggabung menjadi satu. Dalam bahasa Jepang digunakan kata katau-zai, yang arti harafiahnya material-material seperti tulang; 3 mungkin karena agregat mirip tulang-tulang hewan.

Tidak ada beban Beton bertulang

Terbeban

Tidak ada beban

Beton Prestress

Terbeban

Beton Bertulang (reinforced concrete)=

Beton

Baja tulangan

Beton Pratekan(presstressed concrete) = Beton bertulang + Baja prategang


4

Gambar lanjut & Ilmu Bangunan


Pracetak dapat diartikan sebagai suatu proses produksi elemen struktur/arsitektur bangunan pada suatu tempat/lokasi yang berbeda
Keunggulan pracetak: 1. Kecepatan dalam pelaksanaan 2. Pekerjaan di lokasi lebih sederhana 3. Pihak yang bertanggungjawab lebih sedikit. 4. Waktu konstruksi relatif singkat

Konstruksi Preecast

Aspek kulitas, dimana beton dengan mutu prima dapat lebih mudah dihasilkan di job site

PERSENTASE KOMPOSISI

Beton yang baik: setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan mortal Ruang antar agregat harus terisi oleh mortal. Jadi: kualitas pasta atau mortal menentukan kualiatas beton. Semen adalah unsur kunci dalam beton, jumlahnya 7-15 % dari camp. Beton Beton kurus/ lean concrete: beton yang jumlah semennya sedikit (sampai 7%) Beton Gemuk/rich concrete: beton dengan jumlah semen baanyak (sampai 15%)
6

KEUNGGULAN KEUNGGULANBETON BETON


1. Ketersediaannya (availability) meterial dasar. Biaya Relatif Murah, Agregat & air biasanya didapat dari lokal setempat, semen merupakan bahn termahal yang bisa diproduksi dalam negeri. Kemudahan untuk digunakan (versatility). Pengangkutan mudah karena masing-masing bisa diangkut secara terpisah. Beton bisa dipkai untuk berbagai struktur, seperti bendungan, jalan, landasan, dsb. Beton bertulang bisa untuk struktur yang lebih berat, seperti jembatan, gedung, bangunan air lainnya dsb. Kemampuan beradaptasi (adaptability). Beton bersifat monolit sehingga tidak memerlukan sambungan seperti baja. Beton dapat dicetak dengan bentul dan ukuran berapapun, misalnya pada struktur cangkang (shell) maupun bentuk-bentuk khusus 3 dimensi. Beton dapat diproduksi dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan situasi sekitarnya, Dari cara sederhana yang tidak memerlukan ahli khusus (kecuali beberapa pengawas yang sudah mempelajari teknologi beton), sampai alat modern di pabrik yang serba otomatis dan terkomputerisasi (industri beton yang profesional).

2.

3.

4. Kebutuhan pemeliharaan yang Minimal. Secara umum ke tahanan (durability) beton cukup tinggi, lebih tahan karat, sehingga tidak perlu dicat seperti baja, dan lebih tahan terhadap bahaya kebakaran

Kelemahan Beton & Cara Mengatasinya


1.

2.
3.

4.

5.

Berat sendiri beton besar, sekitar 2.400 kg/m3. Kekuatan tariknya rendh meskipun kekuatan tekannya besar. Beton cenderung untuk retak karena semen hidraulis. Baja tulangan bisa berkarat, meskipun tidak terekspose separah struktur baja. Kualitas sangat tergantung cara pelaksanaan di lapangan. Beton yang baik maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus dan campuran yang sama. Struktur beton sulit untuk dipindahkan. Pemakaian kembali atau daur ulang sulit dan tidak ekonomis. Dalam hal ini struktur baja lebih unggul, misalnya tinggal melepas sambungannya saja.

1.

2. 3.

4.

5.

Untuk elemen struktur: membuat beton mutu tinggi, beton pratekan, atau keduanya, sedangkan untuk elemen non-struktur dapat memakai beton ringan. Memakai beton bertulang atau pratekan. Melakukan perawatan (curing) yang baik untuk mencegah terjadinya retak, memakai beton pratekan, atau memakai bahan tambahan yang mengembang (expansive admixture) Mempelajari teknologi beton dan melakukan pengawasan dan kontrol kualitas yang baik. Bila perlu bisa memakai beton jadi (ready mix) atau beton pracetak. Beberapa elemen struktur dibuat pracetak (precast) sehingga dapat dilepas per elemen seperti baja. Kemungkinan untuk melakukan beton recycle sedang dioptimasikan.

Semen dicampur air akan menghasilkan pasta yang plastis dan lecak (workable). Namun setelah slang beberapa waktu, pasta akan muli menjadi kaku dan sukar dikerjakan. Inilah yang disebut dengan (initial set). Selanjutnya pasta akan mengikat kekauannya sehingga didapatkan padatan yang utuh. Ini disebut (final set). Proses berlanjut hingga pasta mempunyai kekuatan, disebut (hardening). Pada umumnya waktu pengikatan awal minimum adalah 45 menit, sedangkan waktu pengikatan akhir adalah 6-10 jam.

Pengikatan (set) adalah perubahan bentuk dari bentuk cair menjadi padat, tetapi masih belum mempunyai kekuatan. Pengerasan (hardening) adalah pertumbuhan kekuatan dari beton atau mortal setelah bentuknya menjadi padat.

10

11

Dari pengamatan kecepatan evolusi panas hidrasi, atau dari pengukuran kenaikan temperatur di bawah kondisi isotermal, ada 5 tahapan yang dapat diindentifikasi: 1. Hidrolis awal yang berlangsung terjadi waktu semen kontak dengan air, semen beraksi cepat untuk beberapa menit. 2. Periode pasif (dorman period) di mana gypsum mencegah terjadinya flash set pada C3A karena butiran semen dilapisi gel. Periode reaksi lambat berlangsung sekitar setengah sampai 2 jam. Selama itu terjadi pemecahan dan pembentukan kembali lapisan coating gel yang semakin tebal. 3. Percepatan terjadi dengan pecahnya coating karena bertambahnya tekanan osmosis. Inilah waktu inisial set. Kecepatan reaksi bertambah sampai final set. 4. Perlambatan. Proses menjadi kaku berlanjut sampai tercapainya pengerasan. 5. Kondisi stabil di mana difusi lambat mengendalikan proses hidrasi yang lama.

PANAS HIDRASI

Panas hidrasi (cal/g.h)

12

13

14

Tabel Statistik Semen Asia tahun 1996, (ribu ton)


Negara Kapasitas produksi Produksi Semen Konsumsi Ekspor Impor Per Capita (Kg) Korea 56.894 Jepang 97.032 Taiwan Filipina 24.365 11.780 Thailand Indonesia 33.746 24.995 Malaysia 10.600

58.716 59.544 2.516 3.596 1.316

97.900 82.000 12.500 600 653

21.600 22.415 1.484 3.245 1.170

12.084 12.750 1.900 177

44.676 37.890 3.400 228 620

25.045 25.866 323 2.286 140

12.700 14.100 4.100 684

Konsumsi per kapita rangkin terbesar di dunia adalah Korea selatan dan Taiwan Yaitu 1.316 dan 1170 kg.
15

PERSENTASE NEGARA PRODUSEN TERHADAP PRODUKSI SEMEN DUNIA TAHUN 2004


Beton adalah bahan bangunan yang paling luas dipakai di dunia. Produksi beton secara global setahunnya berkisar antara 4 milyar meter kubik, Atau kalau dikonversikan akan menjadi sekitar 1,25 milyar ton semen setahun
Oceania. 0.5% Africa. 4.1% European Union. 9.8% Other CEMBUREAU. 3.4% Other Europe. 0.7% CIS. 3.2% USA. 4.5% Other America. 6.2% Other Asia. 14.4% Asia. 67.6% India. 6.1% China. 43.9% Japan. 3.2%

Data dari: Portland Semen Association


16

Distribusi Produksi Industri Semen Indonesia Tahun 2005 yang Mencapai 33,92 Juta Ton

17

PROSES PEMBUATAN SEMENT PORTLAND


Batu kapur = 70% Tanah liat = 15% Quartzite (silika) Oksida besi

Pengeringan Pencampuran

Penggilingan dihaluskan diproporsikan

SEMENT PORTLAND

Suspensi Pra-pemanasan Dipanaskan hingga 800-900 0C Gypsum

Penggilingan dihaluskan

Klinker didinginkan

Rotary Kiln Dibakar pada 14500C

18

SIFAT MASING-MASING KOMPOSISI UTAMA SEMEN


Kecepatan hidrasi Cepat Lambat Sangat cepat Panas hidrasi (Joule/gram) 503-tinggi 260-rendah Andil terhadap kekuatan >> dalam 28 hari > setelah 28 hari

Bahan C 3S C 2S C 3A

Susut Sedang Sedang Besar

867-sangat tinggi > dalam 1 hari

C4AF

Cepat

419-sedang

sedikit

Kecil

C3S (alite) dan C2S (belite) adalah senyawa yang memiliki sifat perekat. C3A adalah senyawa yang paling reaktif. C4AF dan lainnya (dari oksida alumina dan besi) berfungsi sebagi katalisator (fluxing agents) yang menurunkan temperatur pembakaran dalam klin untuk pembentukan calsium silikat.
19

KECEPATAN HIDRASI SENYAWA SEMEN


100 C3A 80 60 40 20 0 2 4 6 Waktu (jam) 8 10 C3S C4AF

Reaksi hidrasi (%)

C2S

Senyawa C2S mempunyai kecepatan hidrasi yang paling lambat sehingga semen Yang proporsi C2S yang tinggi sering digunakan untuk pengecoran beton masif Dengan skala besar, misalnya untuk dam atau pondasi rakit.
20

21

22

23

24

Dalam Praktek di lapangan, pengindikasian initial setting time pada beton dilakukan dengan cara menusuk beton tersebut dengan tongkat tanpa kekuatan. Jika masih dapat ditusuk sedalam 10 cm, berarti setting time belum tercapai.
Tri Mulyono,2004:226

25

26

27

28

29

30

31

Anda mungkin juga menyukai