Anda di halaman 1dari 5

Resume Studium Generale (SG) Program Studi Teknik Sipil

Institut Teknologi Sumatera (ITERA)

Nama Zulvian Putra Emanuel Duha Judul SG : Penerapan Material Beton


beserta material pendukungnya pada
struktur bangunan gedung
NIM 122210009 Pembicara : A. Komarudin ST.MT dkk

Tangga 27 September 2023 Penyelenggara : ITS & PII


l

Resume
Beton adalah material yang diperoleh dari komposisi campuran semen portland/ hidrolik
yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
membentuk masa padat. (SNI 03 – 2847, 2013). Teknologi yang digunakan pada pembuatan
beton adalah sangat sederhana, namun pemahaman pengetahuan yang komplek terhadap
bahan penyusunnya akan memberikan pengalaman membuat kinerja beton sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan dalam pelaksanaan pekerjaan sipil. (Ridho 2010).
Proses pembuatannya, beton memiliki beberapa fase (i) beton segar/fase basah, (ii) fase
transisi (setting), (iii) fase mengeras.
Pada fase basah, beton dapat dibentuk sesuai dengan desain cetakan yang direncanakan,
namun mesti teliti terhadap waktu pelaksanaan yang akan memberikan resiko terhadap fase
yang kedua, fase transisi yang berdampak terhadap mutu beton itu sendiri. Tahapan proses
pembuatan beton ini memberikan ide inovasi bahan tambahan pada beton dan teknologi
beton pracetak.

Persyaratan Umum Beton (SNI 2834-2000)


Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton yang memenuhi persyaratan berikut:
(i) Workability, kekentalan yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan,
pemadatan dan perataan) dengan mudah dapat mengisi acuan dan menutup
permukaan secara serba sama (homogeny)
(ii) Keawetan (durabilitas)
(iii) Kekuatan (kuat tekan)
(iv) Ekonomis

Kuat tekan beton menurut (SNI 03-6468-2000, ACI 318, ACI 363R-92) dengan benda uji
silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm memiliki klasifikasi:
(i) Beton mutu rendah, fc’ < 20 MPa,
(ii) Beton mutu sedang, fc’ = 20 – 40 MPa,
(iii) Beton mutu tinggi, fc’> 40 MPa

Literasi Penelitian Beton


Penelitian bahan penyusun dan karakter beton itu sendiri sampai saat ini terus dilaksanakan
dengan tujuan keberlanjutan memanfaatkan beton dalam kelangsungan hidup masyarakat.
Gambar 3 menjelaskan publikasi sejumlah 2044 sumber (de Brito and Kurda, 2020)
menjelaskan perkembangan riset beton.
Studi literatur de Brito ini memberi masukan perbaikan riset beton dengan isu:
(1) durabilitas,
(2) pengurangan dampak terhadap lingkungan,
(3) pengurangan bahan pengikat,
(4) hemat energi.

 Material penyusun beton, selain air adalah termasuk material yang tidak dapat
diperbarui.
 Industri beton terus bertumbuh, prediksi pada tahun 2030 produksi semen global
4,83 milyar ton (M Garside, 2020) dan beton sebesar 21,8 milyar m3.
 Kebutuhan infrastruktur secara tidak langsung akan memberi dampak terhadap
lingkungan (Enviromental Impact, EI).

Tantangan Industri Semen (Hidrasi)


Dalam proses produksi semen, karbon dioksida berasal dari dua sumber utama, yaitu
pembakaran bahan bakar fosil. Batu bara digunakan dalam proses pemanasan raw meal,
campuran batu kapur material utama semen beserta pasir besi dan silika, dalam kiln pada
temperatur sangat tinggi, menghasilkan terak. Selama proses ini berlangsung, batu kapur
mengalami kalsinasi, menghasilkan kalsium oksida (CaO), yang berperan dalam proses
hidrasi semen, dan melepaskan karbon dioksida ke udara.

Penelitian Beton Ramah Lingkungan


Kebijakan untuk tetap memenuhi kebutuhan beton dan keseimbangan dengan lingkungan
perlu tiga modal penting yang terkait dan tidak terpisahkan satu sama lain dalam
pembangunan nasional yang berkelanjutan yaitu sumber daya alam, sumber daya
manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Beberapa perkembangan konsep beton ramah lingkungan:
 Bahan penyusun beton yang memanfaatkan limbah bahan sekurang-kurangnya salah
satu komponennya,
 Proses produksi beton tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup,
 Beton mempunyai dampak tinggi kinerja dan keberlanjutan siklus hidup.

Perkembangan Penelitian Beton Ramah Lingkungan


1. Material Sementitious
Bahan pengganti sebagian semen tipe I, Ordinary Portland Cement (OPC). Riset ini
mempunyai tujuan mengurangi penggunaan OPC, dengan demikian akan memberi
dampak ramah terhadap emisi CO2 dan hemat konsumsi energi. Riset ini bisa
mensubtitusi OPC sebesar 10-50% (Juenger et al., 2011), sebagai contoh: abu sekam
padi, abu terbang, slag, silica-fume.

2. Semen Alumina
Calcium Alumina Cement (CAC). Temuan ini dirintis oleh Jules Bied dari Perancis
than 1900-an, kontribusi semen ini mengganti OPC dan memiliki keunggulan daya
tahan terhadap serangan sulfat, selain itu juga memiliki kuat tekan awal yang tinggi
3. Limbah untuk Agregat
Pemanfaatan limbah padatan sebagai agregat pada beton. Sebagai contoh: limbah
plastik, material limbah konstruksi, limbah kaca, limbah pertanian, slag, limbah
keramik.

4. Semen Geopolimer
Semen geopolimer, semen yang 100% tidak menggunakan OPC, bahan
penyusunnya adalah mineral reaktif alumina-silika dengan aktivator natrium
hidroksida (NaOH) dan natrium silikat (Na2SiO3).

Teori Reaksi Pozolan


▰ Definisi reaksi pozolan pada suatu komposisi proses hidrasi adalah reaksi kimia
antara pozolan (S) dan kalsium hidroksida (CH) dengan adanya air (H) yang
menghasilkan produk kalsium silikat hidrat (C-S-H) yang mempunyai sifat seperti
semen. Hal ini dapat digeneralisasi dengan persamaan yang disederhanakan pada
persamaan (1).
▰ Pozzolan + CH + H  C-S-H (1)

Pemanfaatan Material Lokal untuk Beton Ramah Lingkungan


▰ Potensi Geografi Indonesia dan hikmah bencana yang ada di sekitar kita
▰ Pemahaman karakteristik suatu material dengan teliti, akan memberikan manfaat
yang maksimal.
▰ Eksplorasi bahan pozolan untuk subtitusi semen dan beton geopolimer

Potensi bahan local untuk beton :


1. Potensi Pozzolan Abu Terbang
2. Potensi Pozzolan Abu Gunung Bromo
3. Potensi Pozzolan Abu Sekam Padi
4. Potensi Pozzolan Lumpur Lapindo Sidoarjo
5. Potensi Pozzolan Limbah Karbit dan Abu Terbang
6. Potensi Sandblasting dan Fly Ash

Konsep Beton Geopolimer


▰ Istilah geopolimer diperkenalkan insinyur kimia dan seorang arkeolog dari Perancis,
Profesor Joseph Davidovits tahun 1979.
▰ Geopolimer terdiri dari kata geo dan polimer, geo adalah material yang terbuat dari
alam seperti abu terbang (limbah pembakaran batu bara), tanah liat, abu sekam dan
material yang kaya akan oksida aluminium dan silikat termasuk sisa hasil buangan
dari industri.
▰ Komposisi pengikat pada beton geopolimer tersusun konsep proses polimerisasi,
mekanisme reaksi antara mineral alumina-silikat reaktif seperti metakaolin (tanah
liat kaolinit terkalsinasi) atau abu terbang dengan prekursor alkali aktivator dan
membentuk 3D Polisialat (Davidovits, 2013).
▰ Proses ini menghasilkan pembentukan fase gel alkali aluminosilikat, senyawa yang
memiliki kekuatan mekanik tinggi.
▰ Reaksi ini memegang peranan penting dalam membangun kekuatan dan keawetan
mikro-struktur beton geopolimer.
Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai