Disusun oleh :
KELOMPOK 7
Giovanni .R. Papilaya – 2321004
Eugenia Ginting – 2321009
Kanamian Medalditihima – 2321012
Peter Mazmur Hiu - 2321015
Katharina Cindy A – 2321024
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat
Dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “CAMPURAN SEMEN DALAM PEMBENTUKAN BETON” ini dengan baik
meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Maria Inggrid yang telah membimbing kami
baik secara moral maupun materi. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai campuran
beton. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai
dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam
pelaksanaannya membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi.
Namun selain keuntungan yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa
kekurangan seperti tegangan tarik yang rendah, daktibilitas rendah, dan
keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka
diperluakan variansi cara pembuatannya, cara evaluasi, dan bahan tambahnya agar
dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.
Penambahan zat kimia ini ditujukan untuk mengurangi penggunaan air pada beton
(water reduction). Hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan dengan nilai fas yang
tetap dengan kekentalan yang sama atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan
beton yang lebih encer. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang lebih
tinggi, dengan tidak mengurangi kekentalannya, atau diperoleh beton dengan kuat
tekan yang sama, tapi adukan dibuat menjadi lebih encer agar lebih memudahkan
dalam penuangan.
Menurut ASTM C.494 dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989, jenis bahan
tambah kimia dibedakan menjadi tujuh tipe bahan tambah. Pada dasarnya suatu
bahan tambah harus mampu memperlihatkan komposisi dan unjuk kerja yang sama
sepanjang waktu pengerjaan selama bahan tersebut digunakan dalam campuran
beton sesuai dengan pemilihan proporsi betonnya (PB,1989 :12).
PEMBAHASAN
1. Beton Biasa
Beton biasa atau polos tidak akan memiliki tulangan di dalamnya. Campuran
yang digunakan pada beton ini adalah semen, agregat kasar seperti pasir
atau kerikil, dan air dengan ukuran 1:2:4. Berat dari jenis beton ini akan
bervariasi karena adanya campuran celah kerikil sehingga total berat antara
2200 dan 2500 kg per meter kubus dengan kekuatan tekanan mencapai 200
sampai 500 kg per cm2. Beton jenis ini biasanya digunakan dalam
konstruksi pavement dan bangunan seperti rumah, gedung, perumahan, dan
lain sebagainya.
2. Beton Non-Pasir
Seperti namanya, beton non-pasir tidak menggunakan pasir sebagai salah
satu campurannya. Sebenarnya, campuran dari pembuatan beton non-pasir
sangat mirip dengan beton normal, yaitu kerikil, semen, dan air, serta agregat
(kecuali pasir, dan biasanya kerikil), serta air. Karena tidak menggunakan
pasir, biasanya beton non-pasir akan memiliki tekstur berongga yang berisi
udara di celah-celah kerikil. Hal tersebut membuat berat dari beton non-pasir
lebih ringan daripada beton normal. Penggunaan beton non pasir biasa
digunakan untuk struktur ringan, kolom, atau dinding sederhana.
3. Beton Ringan
Beton yang memiliki berat kurang dari 1920 kg per m3 dapat dikategorikan
sebagai beton ringan. Penggunaan agregat yang ringan dalam campuran
beton akan memberikan bobot yang ringan pada hasil akhir beton. Beberapa
contoh agregat yang ringan adalah batu apung, perlit, dan skoria. Beton
ringan biasanya diterapkan untuk perlindungan struktur baja dan juga
digunakan untuk konstruksi dek jembatan bentang panjang dan konstruksi
blok bangunan.
4. Beton Pracetak
Beton pracetak adalah beton yang dibuat dan dicor di luar area
pembangunan, biasanya di pabrik atau pembuatnya, sesuai dengan
spesifikasi yang sudah tersedia atau yang diinginkan. Beton tersebut
kemudian akan menjalani perawatan (curing) terlebih dahulu di lingkungan
terkontrol sebelum dikirimkan menuju lokasi konstruksi.
Beberapa contoh unit beton pracetak adalah balok beton, unit tangga, dinding
dan tiang pracetak, ambang beton, dan masih banyak lagi. Unit-unit ini
memiliki keuntungannya tersendiri, yaitu dapat mempercepat proses
konstruksi yang dilakukan karena Anda tinggal memasangnya saja, tanpa
perlu membuatnya terlebih dahulu. Karena pembuatannya biasanya dilakukan
oleh ahlinya, jadi kualitasnya sudah terjamin. Satu-satunya kekurangan dari
beton pracetak adalah proses pengirimannya yang harus sangat hati-hati
agar beton pra cetak ini tidak rusak di jalan.
5. Beton Prategang
Beton pra tegang adalah beton yang dibuat dengan cara memberikan
tulangan yang akan digunakan tekanan atau tegangan terlebih dahulu
sebelum akhirnya dicor. Selama pencampuran dan penempatan beton,
tulangan yang dikencangkan ini ditempatkan dengan kuat dan ditahan dari
setiap ujung unit struktural. Setelah beton mengeras, unit struktural beton
akan dipadatkan. Fenomena beton prategang ini akan membuat bagian
bawah dari komponen struktur beton menjadi lebih kuat terhadap daya tarik.
6. Beton Hampa
Beton hampa merupakan salah satu jenis beton yang sangat unik. Pada
proses pembuatannya, biasanya air yang ada di dalam campuran beton akan
disedot menggunakan vakum khusus dan hanya akan menyisakan campuran
beton yang benar-benar sudah tercampur rata. Jadi, kekuatan dari beton
hampa akan sangat kuat, dan merupakan salah satu jenis beton dengan
kekuatan yang paling tinggi. Beton hampa biasanya digunakan pada
konstruksi bangunan pencakar langit atau bangunan besar dan tinggi lainnya.
7. Beton Bertulang
Beton tulangan baja adalah jenis beton normal yang diberi tulangan agar
dapat lebih menahan kekuatan tarik. Beton normal biasanya akan lemah
dalam menahan kekuatan tarik, dan hanya baik dalam menahan tekanan.
Oleh karena itu, untuk menanggulangi masalah tersebut, tulangan diberikan
pada beton normal agar beton lebih kuat baik dalam menahan tarikan
maupun tekanan.
8. Beton Mortan
Beton yang dihasilkan dari adukan semen, pasir, dan air dalam proporsi
tertentu dikenal dengan nama beton mortar. Akibatnya, beton semen adalah
nama lain dari beton mortar. Pasir, semen, dan air merupakan komponen
utama bahan baku yang digunakan untuk membuat beton mortar. Semen,
kapur, dan lumpur adalah tiga bentuk mortar yang paling sering digunakan.
Semen ferro adalah jenis mortar semen yang mencakup jaring penguat baja.
Beton ini ulet dan memiliki kekuatan tarik yang kuat.
9. Beton Massa
10.Beton Siklop
Beton yang menggunakan bahan pengisi tambahan yang cukup besar disebut
beton siklop. Dimensi penampang agregat adalah antara 15 dan 20 cm.
Campuran beton biasa kemudian ditambah dengan bahan ini untuk
memperkuatnya. Bendungan, jembatan, dan infrastruktur air lainnya sering
menggunakan beton siklop dalam konstruksinya. Untuk beberapa jenis
struktur, penggunaan beton siklop dapat mengurangi biaya konstruksi secara
drastis tanpa mengorbankan kualitas.
11.Beton Serat
Abu terbang atau fly ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari
pembakaran batu bara. Proses tersebut bisa menimbulkan masalah
lingkungan meliputi pencemaran tanah, udara, dan air setempat karena fly
ash merupakan hasil dari tempat pembakaran batu bara yang dibuang
sebagai timbunan. Adapun keuntungan penggunaan fly ash sebagai bahan
campuran beton yaitu ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah batu
bara yang jumlah timbunannya hingga ribuan ton dalam satu Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), proses produksi menjadi lebih ekonomis karena
menggunakan limbah yang sudah tidak terpakai sebagai bahan baku serta
mutu yang dihasilkan juga baik.
3. Air, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organik, garam-
garam, atau air yang dapat diminum (air bersih). Air yang terkandung di
dalam beton mempunyai komposisi +8%.
Tabel 2.1
2.3 Proses Pembuatan
1) Pencampuran atau Pengadukan Bahan-bahan Beton
Pada dasarnya beton dibuat dengan mencampurkan tiga bahan utama yakni
semen, agregat, air dan penambahan zat kimia Adapun komposisi material
adukan beton dalam setiap 1m3 telah diatur berdasarkan standar SNI 7394:
2008. Contohnya saja beton mutu K 125 komposisi materialnya terdiri dari
semen 276 kg, pasir 828 kg, kerikil 1.012 kg, dan air 215 kg. Beton mutu K
125 adalah beton klas E yang dipakai untuk konstruksi lantai dasar.
2) Pengangkutan atau Pemindahan Adukan Beton
Bila material-material beton sudah diaduk hingga rata sempurna, tahapan
selanjutnya adalah mengangkut adukan beton tersebut ke tempat
penuangannya. Proses ini harus dilakukan dengan cepat sebelum semen
bereaksi dengan air. Untuk skala kecil, adukan beton bisa diangkut dengan
menggunakan ember atau gerobak dorong. Sedangkan untuk skala besar,
adukan beton biasanya diangkut dengan menggunakan truk aduk beton,
pompa atau dengan menggunakan ban berjalan. Jika jarak antara lokasi
pengadukan beton dan menuangan cukup jauh, umumnya dipakai alat bantu
berupa truk aduk beton. Sementara itu bila tempat penuangan cukup tinggi,
dapat digunakan pompa. Pada pembangunan gedung bertingkat banyak,
adukan beton biasanya dipindahkan dengan bantuan crane.
2. Lantai: Beton juga sering digunakan untuk pembuatan lantai baik di dalam maupun di luar
ruangan. Kelebihannya sendiri adalah tahan terhadap getaran akibat aktivitas manusia atau
mesin, serta tahan air dan mudah dibersihkan.
3. Dinding: Beton juga sering digunakan untuk pembuatan dinding baik di dalam maupun di
luar ruangan. Kelebihannya adalah tahan terhadap perubahan cuaca, tahan air, dan mudah
dibersihkan.
4. Atap: Beton biasanya juga digunakan untuk pembuatan atap baik di dalam maupun di luar
ruangan. Kelebihannya adalah tahan panas, tahan air, dan mudah dipasang.
BAB III
KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan campuran semen dalam pembentukan beton terdiri atas
beberapa komposisi yakni semen, agregat, air, dan zat kimia tambahan yang dimana
zat kimia ini berperan untuk :
Adapun zat kimia tambahan ini terdiri atas beberapa tipe yakni dari tipe A – G yang
kemudian dimasukan Kembali ke kelompok spesifikasi bahan tambah sesuai dengan
karakteristiknya masing-masing yang sudah dijelaskan pada Tabel 2.1
Referensi
https://www.klopmart.com/article/detail/rumus-campuran-beton#rumus-campuran-beton-
yang-umum-digunakan
https://juraganmaterial.id/blog/tips-juragan/jenis-jenis-beton
https://sipil.ft.uns.ac.id/2012/05/02/bahan-tambah-pada-campuran-beton/
https://additon.co.id/bahan-tambah-untuk-beton/
https://simantu.pu.go.id/personal/img-post/autocover/
eda037500c4330d4e3955324da41b003.pdf https://mitrareadymix.com/langkah-
membuat-campuran-beton-untuk-pengecoran-skala-kecil/