OLEH:
Salfator Moda
2123716368
D3 TEKNIK SIPIL
i| P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadiat Tuhan yang esa atas
berkat Rahmat dan rahmatnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
laporan ini, tidak akan sempurna tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
mata kuliah ilmu ukur tanah dan Asisten pembimbing, dan teman-teman yang penulis
hormati.
Dengan segala kerendahan hati dan senantiasa mengharapkan berkat dan rahmat-
Nya, karena kepada-Nya jugalah tempat kembali segala sesuatu, penulis terbuka bagi
saran dan kritik yang konstruktif demi kebaikan ke arah yang baik.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kupang, juni 2022
Penulis
ii| P a g e
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................................................................. ii
Daftar isi.......................................................................................................................iii
Daftar gambar...............................................................................................................iv
Daftar tabel....................................................................................................................v
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................1
Latar belakang......................................................................................................A
Maksud dan tujuan................................................................................................2
Waktu dan tempat.................................................................................................
iii| P a g e
Daftar Gambar
iv| P a g e
Daftar tabel
v| P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Ukur Tanah adalah bagian rendah dari ilmu yang lebih luas yang dinamakan
b.maksud praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar atau
Di dalam Ilmu Ukur Tanah yang dipelajari adalah maksud yang kedua yaitu maksud
praktis, jadi maksud untuk membuat peta ataupun cara-cara pengukuran di bumi untuk
berbagai keperluan seperti halnya pemetaan, penentuan posisi relatif dan sebagainya
yang
dilakukan pada daerah yang relatif sempit sehingga untuk kelengkungan permukaan
bumi
permukaan bumi yang mempunyai bentuk ti dak beraturan, karena adanya gunung-
gunung
Untuk memindahkan keadaan dari permukaan bumi yang tidak beraturan dan yang
1| P a g e
melengkung pula ke bidang peta yang datar, diperlukan bidang perantara yang dipilih
Dari situlah kami bermaksud untuk melakukan suatu praktikum dan akhirnya selama
satu semester ini kami telah melakukan praktikum tersebut dan kami susun dalam
bentuk
laporan ini.
2| P a g e
BAB II
DASAR TEORI
Pengukuran waterpass atau sipat datar adalah suatu operasi untuk menentukan beda
tinggi antara dua titik diatas permukaan tanah. Pengukuran beda tinggi antara dua titik
di permukaan tanah merupakan bagian yang sangat penting dalam ilmu ukur tanah.
Beda tinggi ini bisa ditentukan dengan berbagai macam metode sipat datar.
Sipat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui beda
tinggi titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya digunakan sebagai
kerangka vertical bagi suatu daerah pemetaan. Dalam mencari beda tinggi ini bisa
ditentukan dengan berbagai macam metode pengukuran memanjang, salah satunya
adalah pengukuran waterpass memanjang berdiri antar slag metode pergi – pulang.
Pengukuran sipat datar memanjang pergi – pulang merupakan salah satu jenis dari
sekian banyak macam pengukuran sipat datar memanjang. Pengukuran ini digunakan
apabila jarak antara dua titik/patok yang akan ditentukan beda tinggi yang berjauhan
letaknya. Jarak-jarak titik/patok diambil antara 15-25 m yang disesuaikakn dengan
keadaan lapangan. Pengukuran sipat datar memanjang pergi pulang dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang lebih teliti, karena dengan mengadakan dua kali pengukuran.
3| P a g e
Dalam praktikum kami memproses data dari hasil pengukuran tersebut menggunakan
beberapa rumus untuk mendapatkan hasilnya, berikut adalah perhitungan-perhitungan
yang kami gunakan:
BT = (BA+BB)÷2
∆h = BTb‒BTm
Keterangan :
BT = benang tengah
BA = benang atas
BB = benang bawah
∆h = beda tinggi
4| P a g e
C. Pengukuran Waterpass Melintang
Pengukuran sipat datar profil melintang adalah pengukuran yang dilakukan untuk
menentukan tinggi rendahnya tanah atau untuk mendapatkan bentuk permukaan titik
sepanjang garis tertentu.
Kegunaan dari pengukuran ini adalah sebagai dasar dalam menentukan volume galian
dan timbunan dalam perencanaan pembuatan jalan raya, jalan kereta api, saluran irigasi,
dsb. Pengukuran sipat datar profil melintang sendiri digunakan untuk menentukan tinggi
rendahnya tanah sepanjang garis melintang yang tegak lurus dengan garis sumbu
proyek.
BT = (BA+BB)÷2
∆h = Ti ‒BT
5| P a g e
c. Mencari jarak
D = (BA‒BB)×100
Keterangan :
BT : benang tengah
BA : benang atas
BB :benang bawah
∆h : beda tinggi
6| P a g e
BAB III
PERSIAPAN PRAKTIKUM
A. Persiapan Pratikum
Lokasi praktek yang digunakan pada saat praktek adalah Kampus II Politeknik Negeri
Kupang.
2. Jadwal praktikum
3. Survey Pendahuluan
B . Job
1. Tujuan job
Tujuan pengukuran sipat datar yaitu untuk menentukan ketinggian relatif dari titik
terhadap suatu bidang referensi atau acuan tertentu , job profil memanjang dan melintan.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui kemiringan tanah
1.) Waterpass
Waterpass adalah alat ukur menyipat datar dengan teropong dengan dilengkapi nivo dan
sumbu mekanis tegak sehingga teropong dapat berputar ke arah horizontal, karena alat
ini hanya dilengkapi dengan sumbu horizontal saja. Alat ini tergolong alat penyipat
7| P a g e
datar kaki tiga atau Tripod level, karena alat ini apabila digunakan harus dipasang diatas
kaki tiga atau statif. Waterpass sendiri berfungsi untuk mengukur jarak optis dan
mengukur beda tinggi. Bila kita mengukur dengan menggunakan alat waterpass, maka
kita akan mendapatkan hasil berupa data jarak mendatar.
Keterangan :
a. Lensa Objektif berfungsi sebagai penangkap bayangan objek yang kemudian
diteruskan menuju lensa okuler
b. Skala Piringan Horizontal berfungsi sebagai tempat pembacaan sudut pada
waterpass, akan tetapi sudut yang terbaca kurang teliti karena ketelitiannya hanya
mencapai derajat
d. Sekrup ABC berfungsi untuk menempatkan letak gelembung nivo agar sumbu
horizontal waterpass sejajar dengan garis arah nivo
e. Nivo Kotak berfungsi sebagai patokan agar sumbu I (vertikal) tetap tegak lurus
dengan bidang horizontal
f. Lensa Okuler berfungsi sebagai penangkap bayangan objek dari lensa objektif
dan diteruskan ke mata pembidik
8| P a g e
g. Sekrup Penjelas Benang Silang berfungsi sebagai penjelas bayangan benang silang
pada teropong
h. Visir berfungsi untuk membidik secara kasar ke titik objek, dalam hal ini rambu
ukur didirikan pada suatu titik
i. Sekrup Penjelas Bayangan Obyek berfungsi untuk memperjelas bayangan obyek,
dengan cara kerja mengubah jarak fokus pada lensa
a. Syarat Utama : garis bidik teropong harus sejajar dengan garis arah nivo
b. Syarat Kedua : garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu I
c. Syarat Ketiga : garis mendatar diafragma harus tegak lurus dengan sumbu I
Sebelum alat ukur waterpass digunakan untuk mengukur, maka syarat tersebut harus
dipenuhi terkebih dahulu dengan kata lain alat ukur waterpass tersebut harus diatur
dahulu supaya ketiga syarat tersebut terpenuhi.
2.) Statif
Statif merupakan alat bantu ukur tanah tempat kedudukan theodolit atau waterpass yang
diletakkan diatas kepala datar statif. Statif terdiri dari tiga buah kaki yang dapat
digerakkan dan diatur panjang-pendeknya dengan sekrup pengunci sehingga kedudukan
alat theodolit atau waterpass dapat sempurna.
9| P a g e
Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada statif sebagai berikut :
b. Sekrup Pengunci berfungsi untuk mengunci kaki statif dan sebagai media untuk
mengatur alat ukur agar berdiri tegak
d. Tali Pembawa berfungsi sebagai media pengangkut agar statif mudah dibawa
kemana-mana
f. Kaki Statif berfungsi sebagai penyokong utama alat ukur yang dasarnya
berbentuk lancip
10| P a g e
3. ) Rambu Ukur
Rambu Ukur Rambu ukur / bak ukur, merupakan alat bantu ukur pada pengukuran
penyipat datar untuk memperoleh beda tinggi antara dua titik, dan juga merupakan alat
bantu ukur untuk memperoleh jarak secara optis dengan menggunakan alat Theodolit.
Alat ini terbuat dari kayu atau alumunium dan anjangnya antara 2-5 meter. Skala rambu
dibuat dalam skala sentimeter (cm), tiap-tiap sentimeter adalah blok merah, putih, dan
hitam.
b. Setiap penambahan dari kotak garis lurus sampai huruf E pada rambu ukur
besarnya 10 cm
Roll meter alat bantu ukur untuk mengukur jarak antara dua buah titik atau lebih di
permukaan bumi secara langsung. Roll meter umumnya terbuat dari bahan baja, kain
11| P a g e
ataupun campuran baja dan kain dan disisipkan dalam suatu tempat penggulung.
Panjang dari roll meter bervariasi dari 30-50 meter. Kegunaan utama atau yang umum
dari roll meter adalah untuk mengukur jarak yang lumayan panjang.
5.) Meteran
Meteran adalah alat ukur yang biasanya terbuat dari besi dan memiliki panjang 3-5
meter digunakan untuk mengukur sesuatu dalam jarak pendek. Di dalam pengukuran
biasanya digunakan untuk mengukur tinggi alat.
6. ) Unting-unting
Unting-unting adalah alat bantu yang terbuat dari besi berbentuk seperti gansing dan
runcing yang digantung menggunakan benang kasur. Alat ini berfungsi sebagai alat
12| P a g e
bantu dalam menempatkan alat ukur Waterpass tepat diatas titik patok yang telah
ditentukan.
7.) Payung
Payung ini digunakan untuk melindungi pemakainya dari sengatan sinar matahari,
hujan, atau salju. Alat ini terdiri atas tiga bagian, yaitu atap, tangkai dan rusuk-rusuk
yang menghubungkan atap dan tangkai. Atap payung umumnya terbuat dari bahan
plastik, kertas minyak, atau kain kasa yang semuanya kedap air.
Di dalam pengukuran payung berfungsi sebagai pelindung alat dari sinar matahari dan
hujan.
13| P a g e
9.) Nivo Rambu
. Nivo adalah tabung kaca yang diisi dengan zat cair dan kedua ujungnya tertutup.untuk
menyeimbangkan whaterpass dalam proses pegukuran
10.) Palu
14| P a g e
3. Langkah Kerja
1. Melakukan survey lokasi, dan menentukan titik tempat berdirinya rambu ukur
dengan jarak per 10 meter sepanjang 60 meter.
2. Pada metode pergi pulang kita melakukan pengukuran dengan jumlah dua kali
pengukuran yaitu pergi dari titik P1 ke P6 dan pulang yang sebelumnya P6 menjadi titik
P1 dan titik P1 menjadi titik P6.
3. Setelah itu siapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengukuran seperti waterpass,
statif, rambu ukur, roll meter, meteran, unting-unting, payung, alat tulis, stipo, serta
kalkulator.
4. Berdirikan alat diantara titik (, mis Siapkan alat yang akan digunakan dan alat
pendukung lainnya
Cara mempersiapkan alat
1. Buka tali pengikat tripod ( statif ), lalu buka kunci setiap kaki statif
2. Injak sepatu statif agar tidak bergerak, tinggikan statif sesuai dengan
pengukur, dan permukaan kepala statif diusahakan relatif datar
3. Ambil pesawat waterpass dan letakkan pada plat statif, kemudian dikunci
tetapi tidak kunci mati ( kondisi waterpass dengan sekrup leveling dalam
keadaan normal )
4. Mengatur unting-unting agar posisi sumbu I diatas patok
15| P a g e
5. Kencangkan kunci plat dengan waterpass agar tidak goyang
6. Mengatur ketiga buah sekrup A, B, C
7. Sejajarkan teropong dengan dua buah sekrup A dan B ( kedudukan I ),
kemudian sekrup diputar searah ( jika masuk, masuk semua ; jika keluar,
keluar semua ) sambil dilihat kedudukan gelombang nivo tabung agar tepat
di tengah-tengah skala nivo
8. Putar teropong searah jarum jam hingga kedudukannya tegak lurus terhadap
dua sekrup A, B ( kedudukan II ), kemudian putar sekrup C ( tanpa memutar
sekrup A, B ) masuk atau keluar sambil dilihat kedudukan gelombang nivo
kotak agar tepat di tengah–tengah skala nivo.
5. Kemudian salah satu anggota kelompok mengukur tinggi pesawat dan ada yang
memegang rambu ukur di P1 sedangkan anggota lain ada yang memegang payung serta
menuliskan data yang akan diambil.
6. Lalu seorang anggota kelompok yang bertugas mengambil data membidik kearah P1
sebagai bacaan belakang, lalu mengambil data dengan cara membidik kearah rambu
ukur lalu mengambil data benang atas(BA),benang tengah(BT), benang bawah(BB).
7. Setelah selesai membidik di P1 biasanya agar lebih akurat pada selesai membaca
bisa langsung dikoreksi dengan cara mengoreksi hasil bacaan BT dengan rumus
(BA+BB)/2 dan cari jarak antara waterpass dengan titik dengan cara (BA-BB)×100.
8. Lalu setelah membidik P1 kita beralih membidik P2 sebagai bacaan muka lakukan
metode pengukuran sama seperti di P1. Dan lanjutkan metode pengukuran tersebut
sampai titik P11.
9. Setelah melakukan pengukuran pergi sampai P6 kita lanjutjan pengukuran pulang
dari titik P6. Namun P11 yang awalnya pada metode pergi disebut titik akhir,di metode
pulang P6 kita rubah menjadi P1 (titik awal). Lakukan pengukuran pulang dengan
metode sama persis metode pergi hingga pengukuran memanjang selesai.
16| P a g e
b. Pengukuran Waterpass Melintang
1. Membuat sket bentuk jalan di sebelah kiri dan kanan dengan pamjamg 5 m
2. Mendirikan alat di P1 (Tempat rambu ukur berdiri pada saat pengkuran
memanjang.). Lalu centering alat sesuai dengan prosedur dan pastikan unting-unting
berada tepat diatas titik.
3. Jika alat siap, dirikan rambu ukur di P2 sebagai acuan nolset. Setelah itu putar alat
kearah 90 derajat kearah kanan, lalu ambil data sesuai dengan sket bentuk jalan yang
kita buat, dengan cara mendirikan rambu ukur diatas titik detail yang telah dibuat, lalu
ambil bacaan BA, BT, BB setelah dibidik lalu tulis data di form melintang dan bisa
langsung di koreksi benang tengahnya.
4. Setelah selesai di sudut 90 derajat, putar arah ke 270 derajat dengan syarat P2 tepat
sebagai titik nolset atau acuan. Lakukan metode pengukuran sama persis seperti sudut
90 derajat.
17| P a g e
4. Lamgkah Perhitungan
Ket.
DO : Jarak Optis
BA : Benang Atas
BB : Benang Bawah
18| P a g e
Tp1kanan = tinggi titik awal + beda tinggi P1kanan
E.Langkah Penggambaran
1. Mengcopy data tinggi dan jarak pada excel ke autocad atau civil 3d
2. Gambarkan garis horizontal (jarak) dan vertical (tinggi) menggunakan
perintah Line atau Polyline sesuai data yang telah dicopy
3. Selanjutnya membuat kotak keterangan menggunakan perintah Rec. tepat
di bawah garis horizontal (jarak)
4. Masukan keterangan dan angka menggunakan perintah Mtext sesuai data
5. Lakukan cara yang sama untuk profil melintang/memanjang
6. Terakhir, buat kop menggunakan rec. dan mtext, lalu masukan gambar
profil
memanjang dan melintang ke dalam bingkai kop dengan rapi
19| P a g e
BAB IV
A.Hasil
Melintang,memanjang
Pergi
Tinggi Tempat pembacaan rambu ∆h
Target ∆h
pesawat Pesawat Belakang Muka Rata-rata
BA BT BB BA BT BB
P2 1530 1485 1435 -25 -28.5
1502 1479 1455 -19
1460 P1 KIRI
KANAN 1445 1432 1409 28
20| P a g e
memanjang
tinggi setelah Jarak setelah disesuaikan
nama tinggi jarak datum
dikurangi datum dengan skala
P1 68 66 2
P2 67,9715 9,6 1,9715 4,8
P3 68,023 9,9 2,023 4,95
P4 68,0745 10,05 2,0745 5,025
P5 68,034 9,95 2,034 4,975
P6 68,005 9,9 2,005 4,95
P7 67,9665 10 1,9665 5
Melintang
Pergi
Tinggi Tempat pembacaan rambu ∆h
Target ∆h
pesawat Pesawat Belakang Muka Rata-rata
BA BT BB BA BT BB
P2 1530 1485 1435 -25 -28.5
1502 1479 1455 -19
1460 P1 KIRI
KANAN 1445 1432 1409 28
21| P a g e
Pergi
pembacaan rambu Jarak
Tinggi Tempat ∆h Jarak
Target ∆h Optis Tinggi Keterangan
pesawat Pesawat Belakang Muka Rata-rata Optis
Rata-rata
BA BT BB BA BT BB
P2 1530 1485 1435 -25 -28.5 9500 68000 P1
1502 1479 1455 -19 4700 67971.5 P2
1460 P1 KIRI
KANAN 1445 1432 1409 28 3600 67981 KIRI
68028 KANAN
22| P a g e
B.Pembahasan
Tabel diatas adalah hsil pengukuran beda tinggi menggunakan alat waterpass yang
digunakan untuk alat uku rmenyipat datar dengan teropong yang dilengkapi dengan
nivo dan sumbu mekanis tegak sehingga teropong dapat berputar kearah horizontal
dengan ukuran yang sesuai dengan alat ukur di lab teknik sipil yang menunjukkan nilai
elevasi permukaan tanah.
23| P a g e
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ilmu Ukur Tanah sangatlah penting dalam dunia teknik sipil, dimana kita bisa
halnya kehidupan, dalam ilmu ukur tanah pun terdapat banyak rintangan untuk
mengukur dari
satu titik ke titik lainnya. Oleh karena itulah kita dituntut untuk dapat tetap
melansungkan
B. Saran
2. Pada saat melakukan kegiatan praktikum usahakan agar selalu berkosentrasi agar
data hasil pengukuran tepat dan dapat diolah dengan baik pada saat perhitungan.
3. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan maksimal perlu dilakukan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi.
24| P a g e
Daftar pustaka
Zojrysmart.blogspot.com
Academia.edu
Qdoc.tips
Aksanadiyansah.blogspot.com
Saig.upi.edu
Adhyaksapersada.co.id
Dokumentasi
25| P a g e
26| P a g e
27| P a g e