Anda di halaman 1dari 11

Pemasangan Dinding Talud Penahan

Tanah di Samping Gedung SC

Disusun Oleh :

1. Galuh Purhandani Awonda (3.12.19.2.12)

2. Hariz Fardiaz Dwi Septiawan (3.12.19.2.13)

KELAS KS-1C

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PRODI D3-KONSTRUKSI SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2019/2020
ABSTRAK

Tanah merupakan material padat yang mudah bergerak apabila kandungan


air didalamnya terlalu banyak dan tidak ada yang mengikatnya. Tanah yang
bergerak dapat menyebabkan kelongsoran. Kelongsoran terjadi pada lereng atau
permukaan yang memiliki beda tinggi yang drastis. Longsor dapat menyebabkan
kerusakan pada bangunan dan kerugian material maupun nyawa. Di samping
Gedung SC terdapat lereng setinggi 2,5 meter yang berbahaya apabila tidak ada
konstruksi yang dapat menahan tanah. Talud merupakan konstruksi bangunan yang
berfungsi untuk menahan tekanan tanah yang menyebabkan longsor. Tidak sedikit
mahasiswa yang belum begitu memahami tentang apa itu talud,bagaimana proses
pengerjaannya, bagaimana manfaat, dan material yang di butuhkan dalam
pembuatan talud. Makalah ini ditujukan agar mahasiswa mengetahui pengertian
talud, proses pengerjaan talud, manfaat talud,dan material pada talud.

Kata kunci : Tanah, talud, gedung SC.

Abstract

Soil is a solid material that is easily moved when there is too much water in it
and there is no binding. The moving ground can cause landslides. Slides occur on
slopes or surfaces that have drastic height differences. Avalanches can cause
damage to buildings and loss of material and lives. To the south of the SC Building,
there is a slope as high as 2.5 meters which is dangerous if there is no construction
that can hold the ground. Talud is building construction that serves to withstand soil
pressure that causes landslides. Not a few students who do not really understand
what is talud, how the process is done, how the benefits, and materials needed in
making talud. This paper is intended so that students know the understanding of
talud, the process of working on talud, the benefits of talud, and material on talud.

Keywords: Land, talud, SC building.

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kelongsoran tanah merupakan bencana yang terjadi akibat
meningkatnya tegangan geser tanah atau menurunnya kekuatan geser suatu
massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan geser dari suatu massa tanah tidak
mampu memikul beban kerja yang terjadi. Di daerah dataran tinggi sering
terjadi kelongsoran tanah karena disamping menurunnya kekuatan geser
tanah, banyak tanah yang memiliki kemiringan lereng seperti lokasi pada
kampus Politeknik Negeri Semarang. Politeknik Negeri Semarang, khususnya
di samping gedung SC terdapat tanah yang memiliki kemiringan yang sangat
curam. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan faktor
kestabilan tanah. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melakukan
pengendalian kestabilan tanah agar tidak mengalami kelongsoran adalah
dengan membangun dinding penahan tanah.
Dinding penahan tanah adalah sebuah struktur yang dibangun dan
didesain untuk menahan tekanan tanah lateral ketika terdapat perubahan
dalam elevasi tanah yang melampaui sudut geser dalam tanah yang tidak
stabil akibat kondisi topografinya. Dinding penahan tanah dapat dikatakan
aman apabila penahan tersebut teah diperhitungkan faktor keamanannya, baik
terhadap bahaya pergeseran, penggulingan, penurunan daya dukung tanah,
maupun patahan. Pada dinding penahan, perhitungan stabilitas merupakan
salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan dan dikesampingkan karena
stabilitas dinding penahan sangat mempengaruhi usia desainnya sendiri.
Politeknik Negeri Semarang, khususnya samping gedung SC perlu
membangun dinding talud penahan tanah untuk mencegah tanah dari
meningkatnya tegangan geser yang berakibat pada kelongsoran tanah.
Pembangunan dinding penahan tanah harus berdasarkan perhitungan
kestabilan dan faktor keselamatan karena kesalahan yang terjadi dalam
pembangunan dinding penahan tanah dapat berakibat sangat fatal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang  dimaksud dengan dinding penahan tanah?
2. Apa fungsi dari pemasangan dinding talud penahan tanah di samping gedung
SC?
3. Apa kriteria perencanaan yang harus dipenuhi untuk pemasangan dinding
talud?
4. Bagaimana cara pemasangan dinding talud di samping gedung kampus?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dari dinding penahan tanah.
2. Mengetahui fungsi dari pemasangan dinding talud penahan tanah di samping
gedung SC.
3. Mengetahui kriteria perencanaan yang harus dipenuhi untuk pemasangan
dinding talud.
4. Mengetahui cara pemasangan dinding talud di samping gedung SC.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN DINDING PENAHAN TANAH


Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring
atau lereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu
sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara aktif pada struktur
dinding sehingga struktur cenderung akan terguling atau akan tergeser
(Tanjung, 2016).
Dinding penahan tanah (talud) adalah suatu konstruksi yang berfungsi
untuk menahan tanah lepas atau alami. Dinding penahan tanah mencegah
keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang kestabilannya tidak dapat
dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan
dorongan secara aktif pada struktur dinding sehingga struktur cenderung akan
terguling atau akan tergeser.
Bangunan dinding penahan tanah digunakan untuk menahan tekanan
tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urugan atau tanah asli yang labil.
Kebanyakan dinding penahan tanah terbuat dari pasangan batu kali yang
diperkuat semen, pasir, dan air. Selain itu, bahan baku untuk membuat
konstruksi ini juga dapat berasal dari mortar, beton, kayu, dsb.

1.2 FUNGSI PEMASANGAN DINDING TALUD


Pada dasarnya fungsi dari dinding talud penahan tanah adalah sebagai
berikut.
1. Menahan tekanan lateral tanah aktif yang dapat berpotensi menyebabkan
terjadinya keruntuhan lateral tanah, misalnya tanah longsor.
2. Menahan tekanan lateral air yang dapat berpotensi menyebabkan 
terjadinya keruntuhan tanah lateral akibat tekanan air yang besar. 
3. Mencegah terjadinya proses perembesan air secara lateral yang
diakibatkan oleh kondisi elevasi muka air tanah yang cukup tinggi. Dalam

1
hal ini juga berfungsi proses dewatering yaitu dengan memotong aliran air
pada tanah. 

1.3 PERENCANAAN PEMASANGAN DINDING TALUD


Dinding talud merupakan suatu struktur konstruksi yang dibangun
untuk menahan tanah yang mempunyai kemiringan lereng yang kemantapan
tanah tersebut tidak dapat dijamin oleh tanah itu sendiri. Bangunan dinding
talud digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan tanah
urugan atau tanah asli yang labil akibat kondisi topografinya.
Besaran tekanan lateral menjadi salah satu faktor utama yang
diperhitungkan untuk merencanakan dinding penahan tanah. Tekanan tanah
lateral yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya geser dan guling. Oleh
karena itu, kestabilan dinding penahan tanah yang harus diperhitungkan
antara lain kestabilan tanah terhadap bahaya guling, bahaya geser, serta
kapasitas daya dukung.
Menurut Hardiyatmo (2002), stabilitas terhadap guling merupakan
stabilitas yang ditinjau berdasarkan kondisi tanah yang terguling yang
diakibatkan oleh tekanan tanah lateral dari tanah urug di belakang dinding
penahan tanah. Penyebab utama bahaya guling ini adalah akibat terjadinya
momen, momen ini cenderung menggulingkan dinding dengan pusat rotasi
pada ujung kaki depan pelat pondasi. Gaya yang menahan guling adalah
momen gaya yang ditimbulkan karena adanya berat sendiri dinding penahan
serta momen akibat berat tanah yang ada di atas pelat pondasi.
Menurut Hardiyatmo (2002), stabilitas terhadap geser yaitu
perbandingan gaya-gaya yang menahan dan mendorong dinding penahan
tanah. Gaya-gaya yang menahan geser adalah gesekan antara tanah dengan
dasar pondasi serta tekanan tanah pasif di depan dinding penahan tanah akibat
tanah timbunan.
Menurut Isyraq Zakir (2017), Analisa stabilitas dinding penahan tanah
harus meninjau hal-hal sebagai berikut.
1. Faktor aman terhadap penggulingan dan pergeseran harus memenuhi
syarat.

1
2. Tekanan yang terjadi pada tanah dasar pondasi harus tidak boleh melebihi
kapasitas dukung izin.
Adapun kriteria perencanaan pemasangan dinding talud adalah
sebagai berikut.
b. Dapat memanfaatkan potensi sumber daya yang ada;
c. Konstruksi yang sederhana dan dapat dikerjakan oleh masyarakat;
d. Lokasi yang dipilih tepat dan memiliki manfaat yang besar baik sebagai
sarana prasarana penunjang maupun pencegah bahaya longsor, banjir, atau
erosi;
e. Sebagai alasan kemudahan pelaksanaan pembangunan, efisiensi waktu dan
biaya pelaksanaan terhadap kemampuan pekerjaan pada kondisi normal
serta tinggi maksimal untuk prasarana penahan tanah adalah 4,00 meter;
f. Kedalaman minimum prasarana tembok penahan dapat disesuaikan sampai
memenuhi kestabilan konstruksi penahan tanah;
g. Ukuran bagian lain dari prasarana dinding penahan memenuhi persyaratan
teknis dan memiliki persyaratan keamanan yang memadai;
h. Prasarana tembok penahan tanah untuk sarana dan prasarana irigasi atau
tanggul sedapat mungkin bersifat kedap air selain dari persyaratan teknis
dan persyaratan keamanan yang memadai. 

1.4 PEMASANGAN DINDING TALUD


Pemasangan dinding talud di samping Gedung SC Politeknik Negeri
Semarang (POLINES) membutuhkan desain penahan tanah dan persyaratan
yang harus dipenuhi. Pembuatan desain tanah biasanya membutuhkan data
sebagai berikut.
a. Potensi sarana dan prasarana yang sudah ada dan potensi sumber daya
alamnya, seperti jenis tanah, kedalaman tanah keras, dan lapisan air tanah;
b. Data kondisi lokasi, lingkungan, dan peruntukan konstruksi, seperti sungai
sebagai saluran irigasi, jalan sebagai pengaman tepi jalan, perlindungan
tebing untuk keamanan sarana dan prasarana (jalan, pemukiman, dll), dan
tanggul untuk pencegah banjir atau luapan air.

1
Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan
pelaksanaan pemasangan dinding penahan tanah yaitu sebagai berikut.

1
Di bawah ini merupakan gambar dinding penahan tanah sebagai berikut.

Gambar 1. Desain Dinding Penahan Tanah


Sumber : http://sml.sipil.ft.unand.ac.id/index.php/whats-new/tanding/62-tembok-penahan-
tanah-tpt

Gambar 2. Dinding Talud Penahan Tanah Tipe Gravitasi


Sumber : http://yusriadimappeasse.blogspot.com/2013/01/type-dinding-penahan-tanah.html

1
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dinding penahan tanah adalah sebuah struktur yang dibangun dan didesain
untuk menahan tekanan tanah lateral ketika terdapat perubahan dalam elevasi tanah
yang melampaui sudut geser dalam tanah yang tidak stabil akibat kondisi
topografinya.

Dinding talud merupakan suatu struktur konstruksi yang dibangun untuk


menahan tanah yang mempunyai kemiringan lereng yang kemantapan tanah tersebut
tidak dapat dijamin oleh tanah itu sendiri. Bangunan dinding talud digunakan untuk
menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan tanah urugan atau tanah asli yang
labil akibat kondisi topografinya.

Penggunaan talud di utara gedung SC menjadi penting karena perbedaan


tinggi permukaan tanah antara gedung SC dan Bengkel mesin., dapat menyebabkan
longsor apabila tidak ada konstruksi bangunan yang menahannya. Dengan adanya
talud tersebut meminimalisir terjadinya tanah longsor.

1
DAFTAR PUSTAKA

Das, B.M. 1998. Mekanika Tanah (Prinsip – prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 2
Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Das, Braja M. 1985. Principles of Geotechnical Engineering. Jakarta: Erlangga.
Hardiyatmo, H. C. 2014. Analisa dan Perencanaan Fondasi 2. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Hardiyatmo, H.C. 2002. Teknik Pondasi I, Edisi Kedua. Yogyakarta: Beta Offset.

Faradilla, Hatwan, Idharmahadi Adha, dan Nur Arifaini. 2018. “Perencanaan


Dinding Penahan sebagai Alternatif Pencegah Bahaya Longsor pada
Konstruksi Pangkal Jembatan”. Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain. 6 (1); 85-
98.

Zakir, Isyraq. 2017. Perencanaan Lereng Menggunakan Dinding Penahan Tipe


Kantilever di Desa Cisarua Nanggung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Tjokorda Gde Suwarsa Putra, Made Dodiek Wirya Ardana, dan Made Aryati. 2010.
ANALISIS STABILITAS LERENG PADA BADAN JALAN DAN
PERENCANAAN PERKUATAN DINDING PENAHAN TANAH (Studi
Kasus Jalan Raya Selemadeg, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur,
Kabupaten Tabanan).

Badan Standarisasi Nasional, 2013. Persyaratan beton struktural untuk bangunan


gedung (SNI 2847:2013).ICS 91.080.40

Anda mungkin juga menyukai